You are on page 1of 101

FK 2102 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM KENDALI

SISTEM SARAF

Lia Amalia / SF ITB

Sistem saraf adalah pemula kegiatan otot tubuh & pengatur fungsi mental dan fisik Sistem saraf bekerja berdasarkan impuls elektrokimia

Lia Amalia / SF ITB

SISTEM SARAF

Termasuk sistem pengendali Merupakan rangkaian organ yang kompleks yg membentuk sistem, terdiri dr : jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh Sistem informasi yang terintegrasi, berfungsi menerima data, mengolahnya, menentukan respon dan memberi perintah ke setiap organ tubuh untuk melakukan tindakan yang penting demi keadaan homeostasis

Homeostasis : Pengaturan ketenangan internal dan pemeliharaan kondisi dalam tubuh meskipun terjadi perubahan pada lingkungan sekitarnya.
Lia Amalia / SF ITB 3

Tanpa sistem saraf manusia tidak mampu berkomunikasi, berinteraksi, beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (internal & eksternal)

Stimulus Setiap perubahan yang terjadi di luar dan di dalam tubuh yang memicu pengiriman pesan ke sistem saraf Mis: huruf mata

Lia Amalia / SF ITB

3 FUNGSI SISTEM SARAF


Fungsi kewaspadaan Membantu mengetahui perubahan2 yang terjadi di sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat indera terdapat saraf sensorik yg berfungsi khusus sebagai penginput data Fungsi integrasi Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar, interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon yang akan diberikan Fungsi koordinasi Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk mengirimkan pesan/perintah pada otot2 dan kelenjar2, menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi
Lia Amalia / SF ITB 5

SISTEM SARAF
Sistem saraf sebagai jalur utama informasi biologis, bertanggung jawab mengendalikan seluruh proses biologi dan gerakan tubuh dan dapat menerima informasi dan menginterpretasinya melalui sinyal elektrik di dalam sistem Terdiri atas sistem saraf pusat (CNS) dan sistem saraf perifer (PNS). CNS merupakan tempat proses berlangsung dan PNS bekerja mendeteksi dan mengirimkan impuls elektrokimia yang digunakan pada sistem saraf PNS terdiri dari saraf2 yang membawa impuls antara CNS dengan otot, kelenjar, kulit dan organ2 lain
Lia Amalia / SF ITB 6

SISTEM SARAF
CNS merupakan pusat sistem saraf, dimana bagiannya memproses informasi yang diterima oleh PNS CNS terdiri atas otak dan tulang belakang. Bertanggung jawab menerima dan menginterpretasi sinyal dari PNS dan dan mengirimkan sinyal itu kembali, baik sadar maupun tidak sadar. Otak dan sumsum tlg belakang merupakan CNS, sedangkan saraf sensorik dan saraf motorik membentuk PNS PNS terdiri dari organ indera (mata, telinga, saraf peraba, perasa, penciuman)

Lia Amalia / SF ITB

NERVOUS SYSTEM Central NS Brain Spinal cord Somatic NS Peripheral NS Autonomic NS

Forebrain

Hindbrain

Midbrain Reticular Formation (extend to midbrain)

Efferent nerves

Afferent nerves

Symphathetic

Parasymphahetic
Limbic system

Cerebrum

Medulla

Thalamus
Hypothalamus

Cerebelum Pons
Lia Amalia / SF ITB 8

SISTEM SARAF
Sistem saraf somatik dan otonomik merupakan bagian dari saraf motorik Sistem saraf berperan seperti sistem telepon. Informasi ditransmisikan dari dan ke otak, otak menerima informasi dari saraf sensorik dan dikirimkan ke saraf motorik. Informasi dari lingkungan sekeliling diterima oleh saraf sensorik lalu dikirimkan ke otak. Pada waktu yang sama informasi ttg tubuh kita (mis.lapar) diterima oleh saraf motorik dan dikirimkan ke otak
Informasi disampaikan oleh sel2 saraf: neuron
Lia Amalia / SF ITB 9

Lia Amalia / SF ITB

10

OTAK & SUMSUM TL BELAKANG


OTAK Merupakan pusat kendali tubuh Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg) Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh Terdiri dari batang otak, serebrum, serebelum Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white matter)
SUMSUM TL BELAKANG Panjang + 45 cm Garis tengah + 12 mm Terdapat jaringan kelabu dan putih
Lia Amalia / SF ITB 11

Gray Matter - White Matter


Gray Matter bagian SSP yang mengandung serabut saraf yang tidak bermyelin sel saraf korteks serebral, bag dalam sumsum tlg belakang White Matter bagian SSP yang mengandung serabut saraf (akson) yang bermyelin (warna putih) lapisan dalam serebrum

Lia Amalia / SF ITB

12

OTAK & SUMSUM TL BELAKANG


Tengkorak dan sumsum tulang belakang

Dilindungi oleh 3 lapisan : meninges 1. Duramater (lap. luar): terdiri atas jaringan penghubung, pembuluh darah, dan saraf 2. Lapisan arachnoid (lap. tengah): elastis 3. Piamater (lap.dalam): mengandung saraf & pembuluh darah

Lia Amalia / SF ITB

13

Lia Amalia / SF ITB

14

Lia Amalia / SF ITB

15

CAIRAN SEREBROSPINAL
Disekresi oleh pleksus khoroid ke ventrikel2 di otak
Cairan bening/seperti air Sebagai penahan goncangan Tempat pertukaran nutrien antara darah dan sistem saraf Digunakan untuk deteksi penyakit meningitis
Lia Amalia / SF ITB 16

Cerebrum

Section 35-3

Thalamus
Pineal gland

Hypothalamus Cerebellum Pituitary gland

Pons
Medulla oblongata Spinal cord

Lia Amalia / SF ITB

17

SEREBRUM (1)

Merupakan bagian terbesar otak


Fungsi : mengendalikan mental, tingkah laku, pikiran, kesadaran, kemauan, kecerdasan, kemampuan berbicara, bahasa Terdiri dari 2 hemisfer : kiri dan kanan Mengandung substansi/jaringan kelabu dan putih Hemisfer dipisahkan suatu celah yang dalam dan dihubungkan kembali oleh corpus callosum

Lia Amalia / SF ITB

18

SEREBRUM (2)

Sebelah kiri mengendalikan bagian sebelah kanan tubuh, begitu sebaliknya Bagian luar substansi kelabu : korteks

Korteks serebri bergulung2/berlipat tidak teratur luas permukaan >>


Lekukan diantaranya : sulkus

Sulkus yang terdalam membentuk fisura longitudinalis dan lateralis


Fisura dan sulkus membagi otak menjadi beberapa lobus, yg letaknya sesuai dengan tulang yang berada di atasnya
Lia Amalia / SF ITB 19

SEREBRUM (3)
Terbagi menjadi bagian2 : LOBUS

1. Lobus frontalis 2. Lobus parietalis 3. Lobus oksipitalis

4. Lobus temporalis
Substansi putih terletak lebih dalam Korteks serebri juga terbagi bagian yang memiliki fungsi sensorik dan sebagian fungsi sensorik

Lia Amalia / SF ITB

20

Lia Amalia / SF ITB

21

SEREBELUM
Bagian otak terbesar kedua bag otak belakang

Berada di bawah serebrum, pada belakang tengkorak Berperan dalam koordinasi otot & menjaga

keseimbangan sikap tubuh


Susunan substansi kelabu & putih = serebelum Hemisfer serebeli mengendalikan tonus otot dan

sikap pada sisinya sendiri >< korteks serebrum


Lia Amalia / SF ITB 22

BATANG OTAK
Menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang Terdiri dari 2 daerah :
Medulla Oblongata bag bawah batang otak, menghubungkan pons dg sumsum tlg blkg, mengendalikan denyut jantung , kecepatan bernafas dan aliran darah dalam pembuluh Pons menyampaikan sinyal dari serebrum ke serebelum
Lia Amalia / SF ITB 23

Bagian lain dalam otak


Thalamus menerima impuls dari reseptor sensorik menyampaikan informasinya ke bagian yang tepat di serebrum Hypothalamus mengatur suhu tubuh rasa lapar, haus, marah, lelah,dll Mengendalikan kelenjar pituitari untuk fungsi endokrin Keduanya berada di otak bagian depan
Lia Amalia / SF ITB 24

OTAK

Lia Amalia / SF ITB

25

Lia Amalia / SF ITB

26

Lia Amalia / SF ITB

27

OTAK
Otak mengendalikan bagaimana tubuh manusia bekerja. Gerakan sadar : Otak SS somatik (mengendalikan bisep, trisep dan otot2 sadar lainnya
Gerakan tidak sadar : mis detak jantung. Jika olah raga otak bekerja SS otonom meningkatkan detak jantung lebih cepat.

Lia Amalia / SF ITB

28

Sistem Limbik
= berarti : perbatasan Fungsi : mengatur perilaku, emosi, memori, motivasi, homeostasis Struktur limbik : hipotalamus, epithalamus, area paraolfaktoria, septum, nuklei anterior thalamus, ganglia basalis, hipokampus, amigdala

Lia Amalia / SF ITB

29

Lia Amalia / SF ITB

30

SUMSUM TULANG BELAKANG


= Medula spinalis Berawal dari medula oblongata ke arah kaudal mll foramen magnum, berakhir diantara vertebra L1 dan L2 Penghubung otak dengan seluruh tubuh/perifer (PNS) Berperan langsung dalam proses/ gerak refleks Mengandung 31 psg saraf spinal
Lia Amalia / SF ITB 31

SUMSUM TULANG BELAKANG


Serviks Thoraks Lumbal Sakral Koksigeal Penebalan serviks + lumbal Kauda equina Konus medullaris Filum terminale

Lengkung refleks
Refleks Cepat, otonom, respon yang tidak disadari Hasil dari reflex arcs/lengkung refleks jalur saraf terpendek

Lia Amalia / SF ITB

33

SUMSUM TULANG BELAKANG

Lia Amalia / SF ITB

34

Susunan sistem saraf


Sistem saraf terdiri dari neuron/sel saraf & sel glia
Sel saraf berfungsi menghantarkan impuls, dari lingkungan atau dalam tubuh, diolah & respon akan disampaikan ke sel saraf atau organ lainnya. Tidak dapat membelah Sel2 glia merupakan sel pendukung pada otak dan sumsum tulang belakang, mengisi ruangan di antara sel2 saraf, tidak mengkonduksi impuls listrik. Pada sel2 saraf, sel glia ini membentuk mielin bagi akson sehingga mempengaruhi kecepatan penghantaran impuls dari saraf. Dapat membelah.

Lia Amalia / SF ITB

35

NEURON/SEL SARAF
Merupakan satuan dasar sistem saraf
Mempunyai ciri struktur tertentu yang membedakan dengan sel tubuh lainnya Pada bagian tengah neuron ada serabut tipis menjulur : Akson melalui serabut inilah neuron melaksanakan fungsinya Fungsi serabut/akson : menyampaikan isyarat ke & dari otak, serta sumsum tlg belakang Isyarat disampaikan dari neuron ke neuron lain disebelahnya melalui sinapsis Pasokan energi untuk neuron berasal dari penguraian oksidatif glukosa dan benda2 keton
Lia Amalia / SF ITB 36

Akson
Serabut panjang pada sel saraf/neuron yang bekerja membawa keluar pesan (efferent)
Neuron2 mengirim impuls listrik dari dalam sel melalui akson ke sel sasaran/target Setiap sel saraf memiliki 1 akson, panjang + 20 cm

Struktur menyerupai tabung & bercabang di ujung akhir berhubungan dengan dendrit sel lain

Selaput myelin
Lapisan lemak berwarna putih melapisi akson Sebagai isolator elektrik
Tidak semua sel mengandung myelin

Fungsi : meningkatkan kecepatan sinyal saraf akson

NEURON
Jenis neuron

Sensorik/ aferen

Motorik/ eferen

Interneuron

NEURON
Interneuron/neuron penyambung neuron yang berada di dalam CNS menggerakkan isyarat antar neuron Neuron aferen = neuron sensorik, mengirim impuls dari sistem perifer ke dalam CNS
Neuron eferen = neuron motorik - sel saraf yang membawa sinyal dari CNS ke sel-sel dalam sistem perifer (otot, kelenjar)

Lia Amalia / SF ITB

40

Lia Amalia / SF ITB

41

NEURON
Jenis neuron
1. Neuron unipolar : mempunyai 1 kaki pada soma

berkembang menjadi bipolar dengan 2 kaki


2. Neuron bipolar : mempunyai 2 kaki (ada di retina,

mukosa penciuman, telinga dalam & alat pengecap)


3. Neuron multipolar : mempunyai 1 kaki panjang dan

banyak kaki pendek. Somanya terdapat di bagian tengan zat abu2 sistem saraf tulang belakang

Lia Amalia / SF ITB

42

Lia Amalia / SF ITB

43

4 jenis serabut saraf


Sensorik somatik body senses sentuhan, tekanan, suhu, keseimbangan Sensorik viseral organ senses Rasa sakit, suhu di dalam organ C/ mual, lapar, kram
Motorik somatik body movement Kontraksi tidak sadar otot rangka

Motorik viseral organ movement Kontraksi otot2 polos, kelenjar = sistem saraf otonom
Lia Amalia / SF ITB 44

Substansi abu2/gray matter (1)


Gray Matter Bentuk huruf H di lapisan dalam Kanal tengah = pada gray commissure Tanduk posterior/dorsal Tanduk anterior/ventral Terdiri atas Badan sel Akson tak bermyelin Dendrit Saraf glia
Lia Amalia / SF ITB 45

Substansi abu2/gray matter (2)


Tanduk posterior = mengandung interneuron, menghantarkan informasi dari badan sel di luar sumsum tulang ke sumsum tulang Akar dorsal mengandung serabut sensorik Sensorik somatik Sensorik viseral Ganglia akar dorsal - mengembang di akar dorsal, tempat interneuron melewatinya Tanduk anterior = mengandung badan sel saraf motorik yang mengirimkan impuls dari akson sumsum tulang ke otot dan kelenjar Akar ventral mengandung Motorik viseral Motorik somatik
Lia Amalia / SF ITB

46

Substansi putih/white matter (1)


Mengelilingi substansi kelabu/gray matter Membentuk kolom putih Funiculus posterior Funiculus anterior Funiculus lateral Terdiri atas Akson bermyelin Akson tanpa myelin
Lia Amalia / SF ITB 47

Substansi putih/white matter (2)


Fungsi : memungkinkan komunikasi diantara sumsum tulang dan antara otak + sumsum tulang 2 tipe utama serabut saraf : Serabut saraf menaik/ascending : membawa informasi sensorik dari tubuh ke otak c/ sentuhan, tekanan, rasa sakit dan suhu Serabut saraf menurun/descending: membawa informasi motorik dari otak ke sumsum tulang c/ mengendalikan ketelitian, gerakan terlatih = menulis, menjaga keseimbangan, melakukan gerakan
Lia Amalia / SF ITB 48

SISTEM SARAF PERIFER


31 pasang saraf spinal (serabut motorik, sensorik menyebar pada ekstremitas & dinding tubuh) 12 pasang saraf kranial (serabut motorik saja, sensorik saja, atau campuran keduanya menyebar di daerah leher & kepala)

Lia Amalia / SF ITB

49

Saraf Spinal
Tiap pasang saraf terletak pada segmen tertentu (serviks, toraks, lumbar, dll.) Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai tulang belakang di atasnya : 8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8 12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12 5 pasang saraf spinal lumbar; L1-L5 5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5 1 pasang saraf spinal koksigeal; C0
Lia Amalia / SF ITB 50

31 pasang saraf spinal (1)

Lia Amalia / SF ITB

51

31 pasang saraf spinal (2)

Lia Amalia / SF ITB

52

Saraf kranial (1)


Saraf kranial I: olfaktorius Saraf kranial II: optikus Saraf kranial III: okulomotorius Saraf kranial IV : trokhlearis Saraf kranial V: trigeminalis Saraf kranial VI: abdusens Saraf kranial VII: fasialis Saraf kranial VIII: vestibulokohlear Saraf kranial IX: glosofaringeal Saraf kranial X : vagus Saraf kranial XI : asesorius Saraf kranial XII: hipoglosus
Lia Amalia / SF ITB 53

Saraf kranial (2)


I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima & menghantar impuls pada sensasi penciuman II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina mata
III (okulomotorius), IV (trokhlearis), VI (abdusens) = serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata.

III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot siliaris intrinsik & otot sfingter iris
V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut campuran

VII (fasialis) = serabut motorik & sensorik mempersarafi otot wajah, kelenjar ludah & lakrimal
Lia Amalia / SF ITB 54

Saraf kranial (3)


VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di telinga dalam dan mempersarafi pendengaran & keseimbangan IX (glosofaringeal) = saraf campuran, mempersarafi lidah & farings
X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling luas, mensuplai farings, larings, organ dalaman di rongga leher, dada & abdomen XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan serabut vagus XII (hipoglosus) = saraf motorik, mensuplai otot intrinsil dan ekstrinsik lidah
Lia Amalia / SF ITB 55

Distribusi saraf2 kranial

Lia Amalia / SF ITB

56

Penghantaran impuls
Sinyal kimia neurotransmiter Adrenalin, noradrenalin, dopamin, asetilkolin Sinyal listrik Potensial aksi sel saraf untuk menghantarkan impuls sepanjang akson

Lia Amalia / SF ITB

57

Neuron sensorik/aferen
Input : Dari organ sensorik ke otak dan sumsum tl belakang Saraf penglihatan , pendengaran, rasa, bau adalah kranial, bukan spinal
Sensory Neuron

Brain

Spinal Cord

Neuron motorik/eferen
Output : dari otak dan sumsum tulang belakang ke otot dan kelenjar
Sensory Neuron Brain

Spinal Cord

Motor Neuron

Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (1)


Neuron2 berkomunikasi melalui sinyal : potensial aksi Potensial aksi : muatan listrik yang dihasilkan o/ perubahan keseimbangan kimia dari cairan di dalam & sekeliling neuron bergantung pada pergerakan ion2 bag luar dan bag dalam sel
Jika potensial aksi terjadi pada neuron pesan molekular dikirimkan ke neuron di sebelahnya

Lia Amalia / SF ITB

60

Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (2)


Terjadi jika impuls yang masuk adalah depolarisasi yang mencapai ambang tertentu pada pangkal akson timbul potensial aksi sel terstimulasi Potensial diteruskan ujung neuron membebaskan neurotransmiter

Lia Amalia / SF ITB

61

Bagaimana neuron2 berkomunikasi? (3)


Neuron membawa informasi ke neuron lain atau ke otot Terjadinya komunikasi antara sel-sel saraf dengan sel efektor diperantarai oleh sinaps (-is)
Sinaps terdiri atas: Ujung saraf Membran pasca-sinaptik sel yang kontak Celah sinapsis yang terletak di antara keduanya

Lia Amalia / SF ITB

62

Gerakan impuls

Lia Amalia / SF ITB

63

Membran sel semipermeabel


K+ Na+ ClOutside of Cell

Cell Membrane at rest


K+
Na+ ClInside of Cell
Potassium (K+) can pass through to equalize its concentration Sodium and Chloride cannot pass through
Lia Amalia / SF ITB

A-

- 70 mV

Result - inside is negative relative to outside

64

Potensial istirahat

Pada kondisi istirahat, akson mengandung cairan bermuatan negatif, sedangkan disekelilingnya ion positif polarisasi Potensial di bagian dalam -65 sampai -70 mV Muatan ke daerah dendrit lebih positif Jika potensial istirahat meningkat melampaui ambang suatu potensial aksi mulai berjalan dr badan sel ke akson

Depolarisasi mengawali PA

Jika terjadi stimulasi, PA membuka pintu aksonmembran ion muatan + (Na+) masuk ke akson depolarisasi Bagian dalam sel dg cepat berubah menjadi lebih positif dibandingkan bag. luar

Repolarisasi

Berlanjut sampai nilai ambang tercapai impuls dihantarkan dari akson ke dendrit neuron berikutnya kembali ke posisi istirahat Sth depolarisasi ion K+ bergerak keluar, menjaga kondisi di dalam menjadi bertegangan negatif repolarisasi

Hiperpolarisasi

Repolarisasi mengakibatkan tegangan di bawah potensial istirahat Sel saraf pada saat ini tidak menghasilkan potensial aksi lagi Disebut periode refraktori

Bagaimana jalannya impuls?


Impuls mencapai akson akhir/terminal prasinapsis akhir Potensial aksi mencapai terminal Neurotransmiter dilepaskan ke celah sinaps Neurotransmiter berikatan dengan membran pascasinaps

Impuls melintasi sinaps dengan bantuan neurotransmiter menuju reseptor di dendrit pintu/kanal terbuka
Lia Amalia / SF ITB 69

Apakah neurotransmiter ? (1)


Suatu senyawa kimia endogen yang menyampaikan, memperkuat, memodulasi sinyal antara neuron dengan sel lainnya Berada pada vesikel sinaps yang berkelompok di bawah membran presinaps dari sinaps & dilepaskan ke celah sinaps yang berikatan dg reseptor di bagian pascasinaps Pelepasannya biasanya diikuti dg sampainya potensial aksi pada sinaps
Lia Amalia / SF ITB 70

Apakah neurotransmiter ? (2)


Ujung saraf mensintesis neurotransmiter khas u/ neuron ybs disimpan dalam vesikel Pada saat potensial aksi terjadi, ion Ca2+ ekstrasel ke akson neurotransmiter dibebaskan ke celah sinapsis

Neurotransmiter berdifusi mengaktifkan reseptor neurotransmiter pd membran pascasinaps sel yang berkontak

Lia Amalia / SF ITB

71

Transmisi melalui celah sinapsis


Potensial aksi neuron prasinapsis mencapai ujung terminal vesikel bergerak ke ujung aksi (bantuan dari gerakan ion Ca2+) transmiter dibebaskan, kontak dengan membran pascasinapsis permeabilitas berubah Jika permeabilitas thdp ion Na+ meningkat, potensial istirahat menjadi kurang Jika nilai ambang tercapai terjadi potensial aksi pada neuron pascasinapsis impuls ditransmisikan

Lia Amalia / SF ITB

72

Transmisi melalui celah sinapsis

Lia Amalia / SF ITB

73

Penerimaan impuls oleh saraf aferen/sensorik


Neuron kolinergik Asetilkolin Berperan pada pengendalian sistem motorik Neuron dopaminergik Dopamin Berperan pada gerakan dan kerja obat antipsikotik Neuron nor adrenergik Nor adrenalin Berperan pada regulasi TD dan kerja obat antidepresan Neuron adrenergik Adrenalin Berperan = nor adrenergik
Lia Amalia / SF ITB 74

Penerimaan impuls impulsoleh olehsaraf sarafaferen/sensorik aferen/sensorik Penerimaan


Neuron gabaergik GABA (asam aminobutirat) Ada pada CNS, sebagai neuron inhibitorik Berperan pada regulasi motorik Neuron serotoninergik Serotonin Tidak banyak terdapat di CNS Serotonin dibentuk dari asam amino triptofan

Lia Amalia / SF ITB

75

Penerusan impuls melalui saraf efferen


Mengatur hubungan antara bagian dalam tubuh (tegangan otot, TD) dengan lingkungan (gerakan tertentu) melalui serabut motorik dan viseral
Yang berperan: Serabut eferen kolinergik Motoneuron mempersarafi otot skelet ( kontraksi) & mrp serabut kolinergik Neuron pasca-ganglion parasimpatis Mrp serabut kolinergik yang mempersarafi berbagai organ Neuron praganglion simpatis & parasimpatis Neuron eferen nor adrenergik merupakan serabut kolinergik. Reseptor asetilkolin merupakan reseptor nikotinik
Lia Amalia / SF ITB 76

Lia Amalia / SF ITB

77

Sinaps tereksitasi dan terinhibisi


Neurotransmiter pengeksitasi menyebabkan sel pascasinapsis membangkitkan potensial aksi Neurotransmiter penginhibisi mencegah sel pascasinapsis membangkitkan potensial aksi Neurotransmiter pengeksitasi (c/ asetilkolin, glutamin) bekerja pada reseptor kanal ion selektif Na+ and Ca2+ Neurotransmiter berikatan dengan reseptor kanal akan terbuka Na+ masuk depolarisasi membran pascasinaps nilai ambang potensial aksi Neurotransmiter penginhibisi (c/ asam -aminobutirat - GABA) bekerja pada kanal Cl Neurotransmiter berikatan dengan reseptor kanal akan terbuka Cl- masuk mencegah depolarisasi membran pascasinapsis tidak ada potensial aksi
Lia Amalia / SF ITB 78

Fast excitatory transmission


Na+ Ca2+

Na+
-70mV

Na+

Na+
Excitatory postsynaptic potential (EPSP)

Ca2+
Lia Amalia / SF ITB

79

Fast inhibitory transmission


Na+ Ca2+

Cl-70mV

Na+

ClInhibitory postsynaptic potential (IPSP)


Lia Amalia / SF ITB 80

Ca2+

Slow inhibitory transmission


Na+ Ca2+

K+
-70mV

Na+

K+
Slow IPSP Ca2+
Lia Amalia / SF ITB 81

Slow excitatory transmission


Na+ Ca2+

x
-70mV

Na+

x
Ca2+
Lia Amalia / SF ITB

Slow EPSP

82

SISTEM SARAF OTONOM


Memegang peran penting dalam pengaturan keadaan konstan dalam tubuh, memberikan perubahan dalam tubuh yang sesuai Kerja tidak sadar (berbeda dengan SS somatik) Menggunakan 2 kelompok neuron motorik untuk menstimulasi efektor.
Neuron preganglionik muncul dari CNS ke ganglion tubuh, bersinapsis dengan Neuron pascaganglionik menuju organ efektor (otot jantung, otot polos, atau kelenjar).

Lia Amalia / SF ITB

83

SISTEM SARAF OTONOM


Mengendalikan fungsi motorik viseral
Tidak dengan mudah dikendalikan dg kehendak Terdiri dari sistem saraf simpatis & parasimpatis berbeda anatomi maupun fungsinya

Lia Amalia / SF ITB

84

SISTEM SARAF OTONOM


Pada umumnya organ dalaman tubuh/viseral dipersarafi oleh kedua sistem saraf tsb. Stimulasi SS simpatis biasanya akan menghasilkan efek berlawanan dengan stimulasi SS parasimpatis. Bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, sistem lain justru menstimulasinya

Aktivasi simpatis : vasokonstriksi, naiknya kerja jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel, dilatasi pupil, bronkhus dan naiknya aktivitas mental

Lia Amalia / SF ITB

85

SISTEM SARAF OTONOM


Parasimpatis : berperan dalam pencernaan, eliminasi & pada pembaruan suplai energi Sistem simpatis = sistem adrenergik Stimulasi sistem ini akan menimbulkan reaksi yang meningkatkan penggunaan zat2 oleh tubuh (aktif & perlu energi)
Sistem parasimpatis = sistem asetilkolin Stimulasi pada sistem ini, timbul efek dengan tujuan menghemat penggunaan zat2 & mengumpulkan energi Ada keseimbangan antara keduanya
Lia Amalia / SF ITB 86

SISTEM SARAF OTONOM


CNS jalur efferen SS otonom pleksus otonom organ efektor Berperan 2 neuron : Neuron preganglionik : pada CNS Neuron pascaganglionik : di luar CNS (pada ganglion otonom)

Lia Amalia / SF ITB

87

Sistem saraf simpatis


Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut saraf Tersusun dari ganglion2 pada daerah : 3 psg ganglion servikal 11 psg ganglion torakal 4 psg ganglion lumbal 4 psg ganglion sakral 1 psg ganglion koksigen Sering disebut sistem saraf torakolumbar Fungsi : Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh darah, organ2 dalam (lambung, pankreas, usus), serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik otot tak sadar pada kulit Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar
Lia Amalia / SF ITB 88

Sistem saraf parasimpatis


Disebut sistem saraf kraniosakral Terbagi menjadi 2 bagian
Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7 (fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus) Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4 membentuk urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2 SS simpatis membentuk pleksus yang mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih

Lia Amalia / SF ITB

89

SISTEM SARAF OTONOM


Parasimpatis
Sistem asetilkolin
Rest, digest or repose

Simpatis
Sistem adrenergik
Fight, Flight or Fright

Saat tubuh tidak aktif Mis. Digesti, ekskresi, urinasi


Menyimpan energi Segmen spinal kraniosakral (CN III, VII, IX, X & S2-4)

Saat tubuh aktif Mis. Berkeringat, nafas dalam , peningkatan denyut jantung Menggunakan energi
Segmen spinal torakolumbal (T1-L2)

Lia Amalia / SF ITB

90

SISTEM SARAF OTONOM


Parasimpatis
Serabut preganglionik panjang/pascaganglionik pendek
D division : Digestion, defecation & diuresis

Simpatis
Serabut praganglionik pendek/ pasca ganglionik panjang E division : Exercise, excitement, emergency & embarrassment

Lia Amalia / SF ITB

91

Neurotransmiter pada SS Otonom


Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik : asetilkolin (Ach) menstimulasi potensial aksi neuron pascaganglionik Neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron simpatik pascaganglionik : noradrenalin/norepinefrin Neurotransmiter pada seluruh neuron praganglionik dan sebagian besar neuron pascaganglionik parasimpatik asetilkolin (ACh)

Lia Amalia / SF ITB

92

Lia Amalia / SF ITB

93

Lia Amalia / SF ITB

94

Target Organ

Parasympathetic Effects

Sympathetic Effects

Eye (Iris)

Stimulates constrictor muscles. Pupil constriction


Stimulates. Lens accommodates allows for close vision

Stimulates dilator muscles. Pupil dilates.


No innervation.

Eye (Ciliary muscle)

Salivary Glands Sweat Glands

Watery secretion No innervation

Mucous secretion Stimulates sweating in large amounts (Cholinergic)


Inhibits gallbladder smooth muscle

Gallbladder

Stimulates smooth muscle to contract and expel bile


Lia Amalia / SF ITB

95

Target Organ Cardiac Muscle Coronary Blood Vessels Urinary Bladder; Urethra

Parasympathetic Effects Decreases HR Constricts Contracts bladder smooth muscle; relaxes urethral sphincter Contracts bronchiole (small air passage) smooth muscle

Sympathetic Effects Increases HR and force of contraction Dilates Relaxes bladder smooth muscle; contracts urethral sphincter Dilates bronchioles

Lungs

Digestive Organs Liver

Increases peristalsis and enzyme/mucus secretion No innervation


Lia Amalia / SF ITB

Decreases glandular and muscular activity No innervation (indirect effect)


96

Target Organ Kidney

Parasympathetic Effects No innervation

Sympathetic Effects Releases the enzyme renin which acts to increase BP

Penis
Vagina; Clitoris Blood Coagulation

Vasodilates penile arteries. Erection


Vasodilation. Erection No effect

Smooth muscle contraction. Ejaculation.


Vaginal reverse peristalsis Increases coagulation rate

Cellular Metabolism
Adipose Tissue

No effect
No effect

Increases metabolic rate


Stimulates fat breakdown

Lia Amalia / SF ITB

97

Target Organ Mental Activity

Parasympathetic Effects No innervation

Sympathetic Effects Increases alertness

Blood Vessels

Little effect

Constricts most blood vessels and increases BP. Exception dilates blood vessels serving skeletal muscle fibers (cholinergic) Depends on stage of the cycle
Inhibits insulin secretion

Uterus
Endocrine Pancreas

Depends on stage of the cycle


Stimulates insulin secretion

Lia Amalia / SF ITB

98

Lia Amalia / SF ITB

99

Lia Amalia / SF ITB

100

Quiz
Pilih 10 soal untuk dijawab 1. Apakah yang dimaksud sistem saraf pusat? Sebutkan fungsinya 2. Apakah yang dimaksud dengan mielin? 3. Apakah fungsi hipotalamus? 4. Berapakah jumlah saraf spinal? Saraf kranial? 5. Apakah neurotransmiter ? Apakah peran/fungsinya? 6. Apa yang dimaksud sistem saraf otonom? 7. Apa peran sistem saraf otonom 8. Terbagi menjadi sistem saraf apa sajakah SS otonom? 9. Apakah yang dimaksud dengan potensial aksi? 10. Apakah yang dimaksud dengan gerak refleks ? 11. Apa yang dimaksud dengan sinaps ? 12. Apakah yang dimaksud dengan akson dan sel glia ?
Lia Amalia / SF ITB 101

You might also like