Professional Documents
Culture Documents
Dr. Tatang A. Taufik Deputi Kepala BPPT Bidang PKT BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Forum Sosialisasi Kebijakan dan Program Pengembangan Perniagaan dan Kewirausahaan
Video http://www.youtube.com/user/GINBPPT
OUTLINE
PENDAHULUAN
PENUTUP
BEBERAPA CONTOH
OUTLINE
PENDAHULUAN
PENUTUP
BEBERAPA CONTOH
PELAYANAN TEKNOLOGI
1. Rekomendasi
VALUE PROPOSITIONS
Kesejahteraan, Kemandirian, Peradaban Tech State of the Art
Intermediasi
2. Advokasi
3. Alih Teknologi 4. Konsultansi 5. MSTQ 6. Jasa Operasi
Technology
Clearing House Pengkajian Audit Teknologi
Daya Saing
7. Percontohan (Pilot Project) 8. Pilot Plant 9. Prototype 10. Survey 11. Rujukan Teknis (Technical Reference) 12. Audit Teknologi 13. PPBT
Solusi Teknologi
Kemandirian
1. Tekn. Pangan 2. Tekn. Kesehatan & Obat 3. Tekn. Energi 4. Tekn. Kebumian & Lngkungan 5. Tekn. Kebencanaan (Disaster Early Warning & Mitigation Technology) 6. Tekn. Material Maju 7. TIK 8. Tekn. Transportasi 9. Tekn. Hankam 10.Tekn. Manufaktur 11.Sistem Inovasi
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR Negara Maju & Kekuatan 12 Besar Dunia
EKONOMI BERBASIS PENGETAHUAN MASYARAKAT BERBASIS PENGETAHUAN
Mewujudkan tujuan pembangunan semakin memerlukan pembangunan (nasional & daerah) yang lebih cerdas & bijaksana berbasis pengetahuan (knowledge-based development ~ knowledge-based economy & knowledgebased society) Kelemahan sistemis (systemic failures) ~ ekosistem BPPT berpartisipasi dalam penguatan sistemis & sistematis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (IPTEKIN) : Penguatan Sistem Inovasi (PSI) perkembangan inovasi, difusi & pembelajaran
Tujuan PSI : mendukung pembangunan yang progresif & berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
ARAH PROGRAM IPTEKIN Memperkuat basis IPTEKIN dan meningkatkan kontribusi IPTEKIN hijau/bersih (green/clean technology & innovation) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (green/sustainable development); Orientasi PSI : memperkuat daya dukung & jejaring IPTEKIN untuk 1. peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar & kepentingan publik; 2. peningkatan daya saing & penguatan kohesi sosial; serta 3. penguatan kemandirian Bangsa & NKRI.
OUTLINE
PENDAHULUAN
PENUTUP
BEBERAPA CONTOH
PEMBELAJARAN
DIFUSI
INOVASI
Sistem inovasi : suatu kesatuan (lembaga, SDM, infra & suprastrukur, jejaring, proses/interaksi) yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi, difusi, dan proses pembelajaran Penguatan sistem inovasi : membenahi sistem (holistik, serentak, isu-isu sistemik) secara bersistem : a. Dari perspektif kebijakan, langkah perbaikan perlu diarahkan untuk membenahi isu-isu kelemahan atau kegagalan sistemik (systemic failures); b. Strategi kebijakan perlu dikembangkan sebagai suatu kesatuan kerangka kebijakan inovasi/KKI (innovation policy framework).
Permintaan (Demand)
Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara)
Sistem Industri
Perusahaan Besar
Intermediaries
Lembaga Litbangyasa Brokers
Global
Framework Conditions Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Kebijakan Ekonomi Kebijakan ekonomi makro Kebijakan moneter Kebijakan fiskal Kebijakan pajak Kebijakan perdagangan Kebijakan persaingan Kebijakan Keuangan Kebijakan Promosi & Investasi Kebijakan Pendidikan Infrastruktur Umum/ Dasar SDA dan Lingkungan Budaya Sikap dan nilai Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan Mobilitas dan interaksi
Isu Kebijakan
4 Budaya Inovasi
1. IKLIM/LINGKUNGAN (bagi inovasi dan bisnis). 2. PENYEDIA (SUPPLY) & PENGGUNA (DEMAND). 3. KETERKAITAN/INTERAKSI, JARINGAN, PELAYANAN. 4. BUDAYA KREATIF-INOVATIF. 5. FOKUS - KETERPADUAN, KOORDINASI KOHERENSI. 6. DINAMIKA GLOBAL.
1.
2. 3. 4. 5.
Penguatan Sistem Inovasi Daerah : sebagai wahana untuk memperkuat pilar-pilar bagi penumbuhkembangan kreativitas-keinovasian di tingkat daerah, di mana penguatan sistem inovasi daerah merupakan bagian integral dari penguatan sistem inovasi nasional. Pengembangan Klaster Industri : sebagai wahana untuk mengembangkan potensi kolektif terbaik kewilayahan dan meningkatkan daya saing industrial. Pengembangan Jaringan Inovasi : sebagai wahana membangun keterkaitan dan kemitraan antar aktor utama, serta mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran. Pengembangan Teknoprener : sebagai wahana modernisasi bisnis/ekonomi & sosial, serta mengembangkan budaya inovasi. Penguatan Pilai-pilar Tematik SI : sebagai wahana memperbaiki elemen-elemen penguatan sistem yang bersifat tematik dan kontekstual.
SID
Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
Flagship Programs
MEKANISME TRANSAKSI (PELAYANAN TEKNOLOGI & DIFUSI) 1. Jual-beli konvensional (termasuk misalnya jasa sewa penggunaan fasilitas, jasa pengujian yang telah baku, dan sebagainya). 2. Jual-beli dengan value added fee (termasuk misalnya kombinasi pemanfaatan fasilitas dan keahlian/expertise tertentu; penyediaan faktor produksi yang memiliki keunggulan). 3. Lisensi. 4. Kontrak kerjasama :
Sharing pembiayaan (dan/atau sumber daya lain) untuk kolaborasi litbangyasa Waivers & Elections: Waivers: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna secara luas. Elections: pemerintah (pemberi biaya) menyerahkan haknya atas aset intelektual yang diperoleh kepada pihak pengguna tertentu yang dinilai berhak menurut peraturan perundangan yang berlaku, seperti misalnya organisasi pemerintah lain atau organisasi nirlaba. Kontrak litbangyasa independen ataupun sponsored R&D agreement. Turn-key project, BOT, dan sejenisnya. Marketing and Distribution Agreement.
OUTLINE
PENDAHULUAN
PENUTUP
BEBERAPA CONTOH
Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan (misalnya akademisi, praktisi, pembuat kebijakan). PORTER (1990): There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS. Whichever definition of competitiveness is adopted, an even more serious problem has been there is no generally accepted theory to explain it. Pembedaan pada beragam tingkatan:
Perusahaan (mikro) : definisi yang paling jelas. Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran perspektif pendekatan sektoral pendekatan klaster industri. Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik (latar belakang teori).
Kemampuan suatu perusahaan mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar, dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya) Kemampuan suatu industri (agregasi perusahaan ~ sektoral klaster industri) menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari industri pesaing asingnya Kemampuan/daya tarik (attractiveness); kemampuan membentuk/menawarkan lingkungan paling produktif bagi bisnis, menarik talented people, investasi, dan mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja berkelanjutan.
Negara / Daerah
Meso ~ Industri
Produk
SDM Kompetensi Spesialisasi
Organisasi/Perus. ~ Mikro
Himpunan SDM & Entitas Organisasi Hubungan - Jaringan - Interaksi Kolaborasi - Sinergi
Pengembangan Teknoprener
NA & RUU Sistem Pengkajian & Audit Teknologi; Climate Change; Biosecurity; Ren. Energy; Oceans; Biotech
Contoh
Teknopolitan/ Technopark
Contoh
Pengembangan Teknoprener
Khusus: Tertinggal
2 1 9
11 6 5 7 8 10
KE JAWA : 4. Kota Tangsel 5. Kota Cimahi 6. Kota Pekalongan 7. Kab. Banyumas 8. Kab. Ngawi
CONTOH PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH OTONOM : Penguatan Sistem Inovasi Kota Pekalongan
Penguatan SID Jaringan Inovasi (Teknopolitan Batik)
SID
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAM PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH: Klaster Industri Animasi & Film di Cimahi
Pendampingan pengembangan klaster industri di Cimahi dilakukan pada Industri Animasi & Film. Pemetaan awal teridentifikasi sekitar 60an pelaku usaha animasi dan film sebagai industri inti, tergabung dalam komunitas Cimahi Creative Association.
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAM PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH: Klaster Industri Minyak Atsiri, Produk Kelapa & Pangan di Kab.Blitar Klaster industri yang dikembangkan di Kab.Blitar: (1) Minyak Atsiri Java Atsiri menghasilkan produk minyak atsiri dari bahan baku lokal, seperti: cengkeh, nilam dan kenanga, (2) Produk Berbasis Kelapa Manggar Sari memproduksi produk-produk kreatif dari bahan baku pohon kelapa, (3) Pangan Olahan Berbahan Baku Lokal Sari Raos memproduksi pangan dari bahan baku tepung cassava premium/ Mocaf yang potensial sebagai substitusi gandum dan beras.
Pengembangan klaster di Kabupaten Blitar telah diawali sejak tahun 2009 melalui program Putri Kencana dari Pemkab Blitar. Saat ini pengembangan klaster telah mencapai tahap implementasi. Lembaga pendukung yang terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam pengembangan klaster industri di daerah ini antara lain: Kementerian Ristek, Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang.
CONTOH KLASTER INDUSTRI SARI RAOS MAKANAN BAHAN BAKU LOKAL KABUPATEN BLITAR
Kelompok Tani memproduksi chips ubikayu bahan baku tepung cassava premium/ MOCAF
Desain Logo dan Kemasan oleh Univ Negeri Malang untuk produk-produk Klaster Industri Sari Raos
SID
Sport Center
Research & Devt
Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (STTP) New smart & green city
SID
Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
PUSAT INOVASI (PI) adalah suatu organisasi atau unit organisasi yang berfungsi sebagai simpul, hub atau gateway dari jaringan kemitraan yang memberikan jasa layanan terpadu untuk menumbuhkembangkan bisnisbisnis yang inovatif, khususnya UMKM inovatif. PI diharapkan mampu berperan sebagai salah satu ujung tombak aktivitas penelitian, pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) atau aktivitas inovasi yang bermuara pada dampak ekonomi, sosial & budaya (inovasi & kewirausahaan, difusi & pembelajaran).
Bentuk PI standar sebagai awal pengembangan : 1. PI PJP/BDSP (Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis atau Business Development Service Provider) bisnis intinya adalah memberikan layanan terpadu pengembangan inovasi bisnis kepada UMKM yang sudah ada agar berkembang menjadi UMKM Inovatif 2. PI - Inkubator Bisnis bisnis inti-nya adalah memberikan layanan terpadu menginkubasikan para calon pewirausaha (tenant) agar menjadi Teknoprener Baru/Pemula (UMKM Inovatif Baru/Pemula) atau PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi).
Catatan : Variasi pengembangan PI dapat dilakukan sesuai dengan keadaan/konteks relevannya.
Siklus yang Makin Menguat (Dari vicious cycle menjadi virtuous cycle)
Penyediaan pengetahuan/ teknologi
PI UMKM
Investasi (&
perdagangan)
Ke Luar
Entitas Lain
Lembaga Litbangyasa
Stakeholders Kunci
Lembaga Pembiayaan
PELAYANAN MINIMUM SEBAGAI PI PI (PI UMKM) wajib memberikan layanan terpadu di bidang : 1. Jasa Layanan Berbasis Teknologi/Pengetahuan (mis. : desain, prototyping, pengujian, inkubasi bisnis berbasis teknologi, pengembangan bisnis, dsb.) 2. Pengembangan SDM UMKM. 3. Intermediasi/Jejaring Bisnis UMKM. 4. Fasilitasi Akses Pembiayaan.
Catatan : 1 & 2 : pelayanan teknis dari kompetensi inti PI UMKM 3 & 4 : peran intermediasi/fasilitasi PI UMKM
+++
PI Rp +
Pengembangan Iptek
KNOWLEDGE POOL
Solusi Pembangunan
Pengembangan SDM
Inkubasi Teknologi 2 (2009) & 3 (2010) Tenant Graduate : PT. Medixe Sekawan Utama (Alat alat Kesehatan rumah sakit ), PT. Imsatech Engineering (Mesin pengolah air dan limbah cair berbasis membran), CV. Bukit Organik (Sayuran dan peternakan organik). Advisory /konsultansi, memberikan bantuan & pendampingan (Balai Inkubator Teknologi)
ILUSTRASI LAYANAN PI UNTUK BISNIS YANG SUDAH ADA : IDENTIFIKASI FOKUS PADA 10 JENIS INOVASI DALAM BISNIS
Keuangan
1. Model Bisnis (Business Model) Bagaimana mendapatkan imbalan 2. Jaringan (Networking) Bagaimana membentuk kepemilikan .
Proses.
3. Proses Inti (Core Process) Bagaimana memberikan nilai tambah terhadap yang ditawarkan 4. Enabling Process Bagaimana mendukung porses inti
Penawaran (Offering)
5. Kinerja Produk (Product Performance) Bagaimana merancang penawaran inti 6. Sistem Porduk (Product System) Bagaimana meningkatkan penawaran inti 7. Layanan (Service) Bagaimana tetap berhubungan dengan pelanggan setelah pemeblian
Delivery
8. Channel Bagaimana menyampaikan penawaran ke pasar 9. Brand Bagaimana mengkomunikasikan penawaran
PERCONTOHAN BPPT 2012 - 2013 1. Balai Inkubator Teknologi (BIT) BPPT 2. FAKULTAS TEKNIK UNS ~ Kurikulum Teknoprener & Pusat Inovasi 3. Beberapa PI berbentuk Inkubator Bisnis & BDSP di Perguruan Tinggi dan Daerah Otonom:
Koridor Ekonomi (KE) Sumatera : Kab. Pelalawan Riau; KE Jawa : Kota Cimahi Jabar; Kota Pekalongan Jateng; KE Kalimantan : Kab. Kapuas Hulu Kalbar; KE Bali-NT : Kab. Bangli Bali.
TECHNOPRENEURSHIP CAMP
Menko Ekonomi
UNS Serang
Ka BPPT di PUSPIPTEK
Kapuas Hulu
Pelalawan
PENGEMBANGAN 1 : AMEDIC
Products : Neonatal Care Medical Fridge Hospital Furniture Disposal Medical Clinic in Container Engineering Design service in equipment customization
SID
Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
12
9 6
6 4 3
11
2004 2005 2006 2007
1
2009 2010
22
2000
2012
1996
1997
1998
1999
2001
2002
2003
2008
2011
Akumulasi penggunaan pupuk kimia menyebabkan kerusakan lahan sehingga penggunaan pupuk menjadi semakin boros. Pestisida kimia juga menimbulkan cemaran lahan.
Mikroba penambat nitrogen, pengurai fosfat dan pengurai sampah organik dapat digunakan untuk biofertilizer. Mikroba penghasil enzim yang toksin bagi hama dapat digunakan sebagai biopestisida. Mikroba pengurai organochlorin dapat digunakan untuk meremediasi lahan tercemar pestisida kimia. Mikroba dalam rumen dikembangkan untuk probiotik.
55
Merupakan pencapaian misi BPPT : 1. perekayasaan teknologi untuk peningkatan daya saing industri 2. perekayasaan teknologi untuk peningkatan pelayanan publik instansi pemerintah
DEMO PLANT SMART MICROGRID SI P. SUMBA UNTUK INTEGRASI ENERGI TERBARUKAN Demo Plant telah dibangun, dioperasikan, dan diresmikan oleh Menristek RI pada 2 Mei 2012 Diadopsi PT. PLN untuk peningkatan kapasitas dan kehandalan pembangkit Energi Terbarukan di dalam sistem kelistrikan
SISTEM MICROGRID PULAU SUMBA
SISTEM PV
57
AUDIT TEKNOLOGI
OUTLINE
PENDAHULUAN
PENUTUP
BEBERAPA CONTOH
Penjualan (Sales)
Semakin Penting
TETAPI . . . : TANTANGAN TERKAIT ASET INTELEKTUAL (HKI) DI LEMBAGA PEMERINTAH DAN/ATAU SDM IPTEKIN BERSTATUS PNS
1. Kepemilikan 2. Kelembagaan & Mekanisme Anggaran - Model bisnis ~ termasuk pelinsesian & royalty fee 3. Apresiasi bagi inventor (aktor IPTEKIN) : a. reward/insentif, b. pengakuan (acknowledgement), dsb. 4. Pembiayaan & pemeliharaan HKI 5. Aksesibilitas, afordabilitas & outreach difusi hasil litbangyasa, termasuk HKI kadaluarsa.
USULAN a. Pemungkinan pengalihan kepemilikan (hibah atau semi hibah) HKI hasil dari aktivitas litbangyasa yang didanai oleh APBN/APBD dari Negara kepada lembaga/organisasi pelaksana litbangyasa dan/atau pihak tertentu nasional. b. Perangkat-perangkat aturan penunjang untuk pemanfaatan royalty fee HKI yang didapat dari hasil pemanfaatan HKI tersebut dengan mitra kerjasama (dapat berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri Keuangan dan lainnya). c. Perangkat-perangkat peraturan untuk pembiayaan pemeliharaan HKI yang bersumber dari penerimaan PNBP atau BLU.
PSI : MEMBAWA PEMBANGUNAN DAERAH YANG PROGRESIF & BERKUALITAS, INKLUSIF, DAN BERKELANJUTAN
Gerakan Membangun Sistem Inovasi, Daya Saing dan Kohesi Sosial di seluruh Wilayah Nusantara
Terima Kasih
DB PKT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Gedung II BPPT, Lt 13 Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340 Telp. (021)-316 9441 Fax. (021)-319 24127 Gedung Pusat Inovasi & Bisnis Teknologi BPPT Kawasan PUSPIPTEK Tangerang Selatan Telp. (021)-7579 1349 Fax. (021)-7579 1348 http://www.bppt.go.id http://portal.gin.web.id
SID
SID
Sektor I
Daerah A
Daerah C
Sektor II
Sektor III
SID : Sistem Inovasi Daerah.
Akademia
Industri
Pemerintah mendominasi lingkaran/spiral lainnya Koordinasi birokratis top-down Mentalitas proyek besar Industri: national champion Perguruan tinggi: terutama berperan sebagai lembaga pengajaran
Pemerintah
Litbangyasa & PT
Akademia
Industri
Mentalitas individualistik Unit-unit antarmuka (interface) pada garis batas yang ketat.
Pemerintah
Bisnis
Industri Terkait
Industri Pemasok
Industri Inti
Pembeli
Industri Pendukung
Lembaga pendukung
Knowledge Economy
Knowledge Society
POTENSI EKONOMI
1. 2. 3. 4.
SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil Infrastruktur komunikasi yang dinamis Sistem inovasi yang efektif Pemerintahan, insentif ekonomi dan rejim kelembagaan yang mendukung
KONEKTIVITAS NASIONAL
MP3EI
1. 2. 3. 4. 5.
Sistem informasi dan komunikasi Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi Sistem inovasi yang efektif Modal sosial Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan sosial budaya masyarakat 6. Rejim kebijakan yang kondusif
Sistem Inovasi
Isu-isu Kontekstual
Ekonomi Pengetahuan Ekonomi Jaringan Faktor-faktor Lokalitas
1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis. 2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbangyasa dan mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM. 3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbangyasa serta meningkatkan pelayanan berbasis teknologi. 4. Mendorong budaya inovasi. 5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah. 6. Penyelarasan dengan perkembangan global.
Finance
Business model Networking
Process.
Enabling process Core process
Offering
Product performance Product system Service
Delivery
Channel Brand Customer experience
3. Enabling process assembled capabilities 4. Core process proprietary processes that add value
8. Channel how you connect your offerings to your customers 9. Brand how you express your offerings benefit to customers 10. Customer experience how you create an overall experience for customers
PEMILU ELEKTRONIK
CONTOH TEKNOLOGI MANUFAKTUR: REVITALISASI INDUSTRI PUPUK NASIONAL Program Pupuk SRF (Pupuk Berimbang)
Inovasi & Pengembangan teknologi produksi
Selesainya pilot project 10.000 tpy Optimasi proses dan peralatan Integrasi SRF dan pupuk mineral Mitra : PT. Pupuk Kujang Cikampek
Forum Team Kerja Industrialisasi (Dalam rangka mendapatkan SNI dan rekomendasi pupuk SRF) Kemenperind Kementan Asosiasi Pupuk Nasional Industri pupuk Sosialisasi Internasional : Negara D8
PENDAMPINGAN KUALITAS PERALATAN & DESAIN CRITICAL EQUIPMENT PADA UREA PLANT PABRIK PUPUK PKT -V
PERAN DESIGN INSTITUTE DALAM MEMBERI SOLUSI TERHADAP PENINGKATAN TKDN
79
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Penanganan Bencana Kebakaran, Banjir, dan Kekeringandi Riau, Sumsel, Kalteng, Jabar, Jakarta, Soroako Mitra: BNPB, Pemda, TNI AU, TNI AD, PLN, Jasa Tirta PNBP: Rp 15, 6 miliar
80