Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalamp raktikum ini adalah bagaimana
mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.
1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik inokulasi biakan
mikroorganisme pada medium steril
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Inokulasi
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar
semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar
menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan
serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca
(encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan
agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila
dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang
berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006)
c. Goresan Radian
d. Goresan Sinambung
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu
disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan
pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada
beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah (Winarni, 1997).
…………
…
…………
…………
…………
2.3.3 Metode tuang
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni,
1997).
1. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti
benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam
suatu media.
2. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang
berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak
(Rohimat, 2002).
3. Dengan Penggesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya
sayang, dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat rumbuh. Jika ujung kawat
inokulasi dibengkokan, kemudian ujung kawat inokulasi itu setelah disentuhkan suatu
koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat, maka beberapa waktu kemudian
(kurang lebih 12 jam) akan nampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan
medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil,
maka akan diperoleh suatu piaraan murni (Waluyo, 2005).
3.1.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan daalm praktikum ini yaitu kapas lemak dan media agar
yanng telah disterilkan.
Hasil
3.2.2 Metode Gores (Streak Plate Method) pada Media Agar Datar
Tabung Reaksi
Hasil
3.2.3 Metode taburan (Pour Plate Method)
Medium Biakan
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Disediakan dua buah cawan petri dan - berfungsi untuk mensterilisasi cawan
sekeliling pinggirnya dipanaskan dekat petri dari kontaminan
api bunsen mikroorganisme yang lain
4. Dituangkan Medium NA panas ke - berfungsi sebagai tempat
dalam cawan petri steril menggoreskan bakteri dan tempat
pertumbuhan koloni bakteri
10. Setiap perlakuan di usahakan dilakukan - berfungsi agar saat inokulasi, bahan
secara aseptis (di dekat api bunsen) serta alat gelas yang digunakan tetap
steril
11. Digoreskan inokulum di permukaan - Media agar untuk bakteri digunakan
media agar di dalam cawan petri yang media NA (Nutrien Agar), fungsi
telah disediakan menggunakan metode penggunaan medium NA karena
gores mulai dari sisi samping secara komposisinya yang terdiri dari
merata. Metode gores yang dipakai ekstrak daging sapi didalamnya yang
meode T dan kuadran mengandung protein, karbohidrat,
vitamin, dan sedikit lemak, juga
terdapat adanya faktor pertumbuhan
yang tidak mampu disintesis
mikroorganisme
- Agar koloni yang terbentuk tersebar
merata, tampak jelas dan tidak
bertumpukan
12. Ditutup cawan petri dan dipanaskan - berfungsi untuk mensterilisasi cawan
kembali sekeliling cawan petri dan petri dan biakan dari
diisolasi dengan selotip bening mikroorganisme lain
13. Inokulum cawan petri diinkubasi di - sebagai tempat penyimpanan steril
inkubator pada suhu 370C cawan petri dengan menyeting suhu
optimum bakteri untuk tumbuh
14. Disimpan inokulum ke dalam inkubator Posisi cawan petri terbalik untuk
dengan posisi terbalik, diamati dan menghindari uap air hasil metabolisme
difoto bentuk koloni yang terbentuk bakteri akan menetes dari tutup cawan
setelah diinkubasi selama 2 x 24 jam ke permukaan media. Hal ini akan
dan 4 x 24 jam menghasilkan suatu masa pertumbuhan
yang menganak sungai dan
menghancurkan pembentukan koloni
secara individu. Sehingga untuk
menghindari hal ini, maka ketika
diinkubasi, bagian bawah cawan petri
diletakkan di atas atau terbalik
b. Sample 2:
- tidak terbentuk koloni bakteri karena
tidak nampak goresan putih menyebar
16. Setelah diinkubasi selama 4x 24 jam
a. Sampel 1: - belum terbentuk koloni bakteri
dengan jumlah lebih banyak karena
belum terdapat goresan yang
nampak jelas
b. Sampel 2:
- belum terbentuk koloni bakteri
dengan jumlah lebih banyak karena
belum terdapat goresan yang
nampak jelas
b. Sampel 2:
c. Sampel 3:
b. Sampel 2:
4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan inokulasi bakteri Escherichia coli pada medium agar
datar dan medium agar miring.
-Terbentuk koloni (Anonim, 2008) -Hasil pengamatan 96 jam (tidak terbentuk koloni)
Dari hasil pengamatan, pada kedua perlakuan dengan waktu yang berbeda, tidak
ditemukan koloni yang terbentuk. Tidak terbentuk koloni bakteri bisa disebabkan adanya
bahan kontaminan yang masuk saat inokulasi, penggunaan jarum ose belum benar – benar
steril / belum tersterilisasi secara keseluruhan.
Metode gores yang dilakukan pada percobaan ini dengan menggunakan cawan petri.
Cawan petri ini berfungsi berfungsi sebagai tempat madium agar datar untuk penanaman
mikroorganisme dan tempat isolasi. Keuntungan penggunaan cawan petri adalah untuk
memperoleh biakan dengan jumlah yang banyak dan lebih mudah untuk melihat morfologi
biakan.
Medium yang digunakan adalah Nutrient Agar yang sebelumnya dipanaskan agar
bisa membentuk medium. Agar lalu didinginkan dalam tabung reaksi hingga memadat dan
berwarna kuning muda sehinnga membentuk agar tegak. Medium agar tegak adalah
medium yang dibuat dalam tabung reaksi yang diletakkan tegak pada waktu pendinginan.
Keuntungan dari media agar tegak ini adalah luas permukaan besar sehingga memudahkan
untuk identifikasi sedangkan kerugiannya adalah peluang kontaminasi yang besar karena
luas permukaan yang lebar.
(Wikipedia, 2008)
Escherichia coli merupakan mikroorganisme normal yang berasal dari kotoran
hewan atau manusia baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Oleh karena itu, dikenal juga
dengan istilah koli tinja. Morfologi sel bakteri Escherechia coli berupa batang pendek (0,5-
1,0 X 1,0-3,0 µm), serta motil (sel-selnya peritrikus, yaitu flagela secara merata tersebar
diseluruh permukaan sel) dan ada juga yang non motil. Ciri-ciri biokimiawinya adalah
banyak sekali terjadi perubahan pada substrat. Keterangan ini memberikan cara-cara dasar
untuk membedakannya dengan yang lain. Habitatnya pada lingkungan aquatik, tanah,
makanan, air seni dan tinja (Pelczar, 1986).
Pada jurnal imiah analisa bakteri kloriform jenis E.coli pada air minum dilakukan
tes pelengkap menggunakan metode medium agar miring NA dengan jarum inokulasi
secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif
terbentuk asam dan gas pada kaldu laktosa, maka sampel positif mengandung bakteri
Escherichia coli. Berdasarkan media agar miring NA, dibuat pewarnaan Gram dimana
bakteri Escherichia coli menunjukkan Gram negatif berbentuk batang pendek. Untuk
membedakan bakteri golongan koli dari bakteri golongan coli fekal (berasal dari tinja
hewan berdarah panas), pekerjaan dibuat Duplo, dimana satu seri diinkubasi pada suhu
370C (untuk golongan koli ) dan satu seri diinkubasi pada suhu 420C (untuk golongan koli
fekal). Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C, sedangkan
golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C (Widiyanti et al, 2004).
BAB V
KESIMPULAN
Anonim, 2008. www.wikipedia.com diakses pada tanggal 10 Nopember 2008 pukul 13.40
WIB
Buckle,K.A., J.A. Davey, M.J. Eyles, A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J. Stuttard.
1989. Foodborne Microorganisms of Public Health Significance. 4ed.. AIFST
(NSW Branch).Australia.
Rohimat, I. 2002. Teknik Inokulasi Mycorrhizae arbuscular pada Bibit Jambu Mente.
Buletin Teknik Pertanian Vol.7 Nomor 2. Hal : 80-83.
Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS :
Surabaya.
Widiyanti, Ni Luh Putu Manik, Ni Putu Ristianti. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform
Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 64 - 73
LAMPIRAN
Diskusi:
1. Mengapa pada saat dilakukan inokulasi bakteri pada media agar miring dimulai
dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung secara zig-zag?
2. Mengapa biakan yang baru diinokulasi harus disimpan dalam inkubator dalam suhu
tertentu?
Jawaban:
1. Supaya pertumbuhan bakteri tersebar pada seluruh bagian permukaan media dan
dilakukan secara zig-zag supaya pertumbuhan bakteri semakin banyak karena
penggoresan juga semakin banyak dan terjadi degradasi, pada akhir goresan akan
semakin jarang dan tampak bentukan koloninya.
2. Supaya biakan bakteri dapat tumbuh secara optimal sesuai dengan suhu yang
dibutuhkan. Karena tiap jenis bakteri membutuhkan suhu yang berbeda-beda dalam
pertumbuhannya, ada yang 1800C ada pula yang kurang dari 1000C.