You are on page 1of 38

Direktur Perkotaan dan Perdesaan, Bappenas

Disampaikan dalam Workshop Integrasi Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

14 November 2013

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005-2025

RPJM 4 (2020-2024) RPJM 3 (2015-2019)


Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

RPJM 2 (2010-2014)
RPJM 1 (2005-2009)
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian

Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan

keunggulan kompetitif
perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek

Skala Prioritas RPJMN 2010-2014 dalam RPJPN 2005-2025


BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH

Kehidupan bangsa yang lebih demokratis semakin terwujud ditandai dengan membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan dan akuntabel makin meningkat yang ditandai dengan terpenuhinya Standar Pelayanan Minimun (SPM) di semua tingkatan pemerintahan. Kesejahteraan rakyat terus meningkat ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator pembangunan, menurunnya kesenjangan kesejahteraan antar individu, antar kelompok masyarakat dan antar daerah, dipercepatnya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa Mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan Meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan Peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.

RPJMN (2010-2014)
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian

Skala Prioritas RPJMN 2015-2019 DALAM RPJPN 2005-2025


BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH
Makin mantapnya pelembagaan nilai-nilai demokrasi dengan menitikberatkan pada prinsip toleransi, nondiskriminasi, dan kemitraan, semakin mantapnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.

RPJMN (2015-2019)
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek

Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin mantap melalui daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA Diimbangi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang Mell berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien, serta mulai dimanfaatkannya tenaga nuklir untuk pembangkit listrik. Pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian

ROAD MAP PEMBANGUNAN PERDESAAN TAHUN 2010-2014

DESA
Arah Kebijakan Prinsip Kemandirian Desa
Pemberdayaan dan Pengembangan Kapasitas Masyarakat

Ketahanan Desa Sebagai Wilayah Produksi


Pembangunan yang partisipatif, kepemimpinan lokal dan kelembagaan perdesaan

Daya Tarik Desa


Pembangunan Keberlanjutan

Pening. Kapasitas, Peran desa dan Tata Kelola Pemdes

Pening.Keberdayaan serta modal sosbud Pening. Ketahanan Pangan

Pening. SDM

Pening. Ekonomi Perdesaan

Strategi

Pening. Kualitas dan Ketersediaan Sarana Prasarana

Pengelolaan SDA&LH yang Selaras, Berkelanjutan, dan Berwawasan Mitigasi Bencana

Fokus Lokasi/ Pendekatan

Memenuhi Basic Services (Daerah Transmigrasi, Daerah Tertinggal, Daerah Perbatasan, Daerah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Terluar, dan Daerah Hutan/Konservasi)

Desa Mandiri menuju Daya Saing Desa (Desa-Desa disekitar pusat ibukota Kecamatan/Kabupaten/Kota dan sudah berinteraksi dengan daerah perkotaan dan sekitarnya secara intensif)
5

ROAD MAP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH TAHUN 2010-2014


RPJPN 2005-2025

EKONOMI LOKAL DAN DAERAH


PERKOTAAN
Pusat Pertumbuhan : Pasar

PERDESAAN
Wilayah Produksi : Perluasan dan Diversifikasi Aktivitas Ekonomi dan Perdagangan

RPJMN 2010-2014 Arah Kebijakan Prinsip

EKONOMI LOKAL DAN DAERAH


PUSAT PERTUMBUHAN/ PASAR
Fokus kepada Keunggulan Komparatif/ Kompetitif Daerah
Konsep Hulu ke Hilir (Rantai Nilai Agribisis)

WILAYAH PRODUKSI
Fokus kepada Pengembangan Sistem Pasar

Pengembangan Keterkaitan Antar Kawasan


Strategi

Tata Kelola Ekonomi Daerah

Kualitas/ Kompetensi SDM

Fasilitasi PELD

KAD dan KPS

Akses Infrastruktur
6

ARAH PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI TAHUN 2010-2014

PERAN TRANSMIGRASI DALAM PEMBANGUNAN DAERAH


Isu Pembangunan Daerah dalam RPJMN 2010-2014
Kesenjangan antardaerah Kemiskinan dan Pengangguran di Perdesaan
Kegiatan ekonomi masih terpusat di Pulau Jawa dan Bali.
Tingginya tingkat kemiskinan di desa : Rendahnya produktivitas dan kecilnya upah buruh di desa. Tingginya jumlah pekerja informal di desa. Tingginya jumlah pengangguran terbuka di desa. Peringkat indeks daya saing global Indonesia masih rendah Peningkatan daya saing Indonesia masih rendah pada aspek infrastruktur, kesiapan teknologi, pendidikan tinggi dan pelatihan, serta kelembagaan Frekuensi bencana tinggi (banjir, gempa bumi, gunung berapi, longsor, dan epidemi). Penurunan kualitas lingkungan (krisis air baku, sanitasi, energi, pangan, dan peningkatan banjir).

Memiliki kontribusi yang signifikan

Globalisasi dan daya saing

Lingkungan dan bencana alam

Berpotensi untuk berkontribusi

T R A N S M I G R A S I

TRANSMIGRASI SEBAGAI ALAT PENGEMBANGA N WILAYAH/ KAWASAN

TAHAPAN PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI Melalui Tahapan Pengembangan Perdesaan


Penyediaan Sarana & Prasarana Dasar Berproduksi untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri Berorientasi ke Luar untuk Meningkatkan Pendapatan

Desa Basic Services


Fokus Prioritas Perdesaan : 1. Kapasitas dan peran desa dan tata kelola kepemerintahan desa yang baik. 2. Kualitas dasar SDM perdesaan. 3. Keberdayaan masyarakat perdesaan. 4. Ekonomi perdesaan. 5. Sarana dan prasarana. 6. Ketahanan pangan. 7. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Desa Mandiri

Kawasan Perkotaan Baru

Fokus Prioritas Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah : 1. Tata Kelola Ekonomi Daerah. 2. Kapasitas SDM Pengelola Ekonomi Daerah. 3. Fasilitasi/ Pendampingan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah 4. Meningkatkan Kerjasama dalam PELD 5. Sarana Dan Prasarana Fisik Pendukung Kegiatan Ekonomi Lokal dan Daerah.

Peningkatan kesejahteraan dan daya saing wilayah

Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan PNPM-MP

Program Ketransmigrasian Program Sektoral Program PEMDA

P2KT DAN P2MKT

P2MKT
9

Data dan informasi + penelitian dan pengembangan ketransmigrasian

PERSANDINGAN TAHAPAN PROGRAM DAN KEGIATAN KETRANSMIGRASIAN


REVISI RENSTRA 2010-2014
Kebijakan Pengembangan kawasan untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah Indikator Jumlah permukiman transmigrasi yang dibangun dan transmigran yang tertata terintegrasi Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri dan kawasan transmigrasi yang berkembang Indikator Kebijakan Pengembangan kawasan untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah

RPJMN 2010-2014

Jumlah kawasan yang dibangun transmigrasinya Jumlah kawasan yang dikembangkan transmigrasinya

Minimum Basic Services Penyiapan dan Pembangunan Infrastruktur Transmigrasi Lahan Permukiman dan Infrastruktur Partisipasi masyarakat Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Terluar Sarpras Kapasitas SDM Usaha Lingkungan

Kemandirian, Keterkaitan KotaDesa, dan Daya Saing Sarpras Kapasitas SDM Usaha Lingkungan Daerah Strategis dan Kawasan Perkotaan Baru yang Mandiri

Berkurangnya kesenjangan antarwilayah Meningkatnya daya saing wilayah

10

PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI


Daerah Tertinggal/ Perbatasan
PRIORITAS NASIONAL 4 Penanggulangan Kemiskinan

Daerah Strategis dan Kawasan Perkotaan Baru


Keterkaitan Kota dan Desa

Transmigrasi sebagai Alat Pengembangan Wilayah/ Kawasan

PRIORITAS NASIONAL 5 Ketahanan Pangan PRIORITAS NASIONAL 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik (sebagai upaya pengurangan kesenjangan) Peningkatan Daya Saing Wilayah

Pembangunan Perdesaan

Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah

PRIORITAS BIDANG
11

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI

SASARAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI


OUTPUT
Penyelesaian sertifikasi tanah transmigrasi

OUTCOME
Terpenuhinya basic requirement/ basic services di wilayah perdesaan, daerah tertinggal, terdepan, dan terluar

DAMPAK
Berkurangnya kemiskinan di wilayah perdesaan, daerah tertinggal, terdepan, dan terluar

Pemenuhan sarana dan prasarana dasar, sarana produksi, sarana pengolahan hasil produksi, dan sarana pemasaran
Peningkatan pembinaan masyarakat (penduduk transmigran dan penduduk setempat) Penyerasian lingkungan kawasan transmigrasi Kemudahan akses pasar produk transmigran dalam rangka keterkaitan antara pusat pertumbuhan dengan wilayah produksi

Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kawasan transmigrasi
Meningkatnya keterkaitan dan kerjasama antar daerah dan antar kegiatan dalam mendorong berkembangnya kawasan transmigrasi

Berkurangnya kesenjangan antara wilayah pusat pertumbuhan (kota, wilayah strategis) dengan wilayah sekitar (desa, daerah tertinggal, terdepan, dan terluar)

Terciptanya keberlanjutan dan kemandirian kawasan

13

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI

Pembangunan Pusat-pusat Pertumbuhan : 103 ibukota kabupaten/ kota

http://infopublik.kominfo.go.id/read/52907/kemnakertrans-bertekad-jadikan-kawasan-transmigrasisebagai-pembangunan-kawasan.html

14

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI

http://disnakertrans.lampungprov.go.id/pemukiman-transmigrasi-jadi-kawasan-wisata/
15

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI

http://www.kaltimprov.go.id/berita-1843-program-transmigrasi-dukung-pembangunan-sektorpertanian.html

16

PERMASALAHAN BIDANG KETRANSMIGRASIAN (1)


Terbatasnya kualitas sarana dan prasarana di lokasi transmigrasi Belum memadainya sarana dan prasarana dasar (pendidikan dan kesehatan), sarana produksi pertanian (pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian), sarana pengolahan hasil dan pemasaran produksi, sarana prasarana sosial, sarana prasarana keamanan, dsb. Masih terbatasnya partisipasi pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur.

Masih banyaknya permasalahan terkait lahan transmigrasi


Belum memenuhi kriteria clear (mempunyai batas fisik yang jelas) dan clean (tidak tumpang tindih dengan penggunaan lahan lainnya dan mendapat dukungan masyarakat). Belum meratanya sertifikasi lahan transmigrasi, antara lain karena belum siapnya data lahan yang harus disertifikasi oleh dinas kabupaten. Masih adanya peralihan kepemilikan lahan. Kurangnya integrasi antara penduduk transmigran dengan penduduk asli setempat Belum kuatnya forum stakeholder yang mengintegrasikan penduduk transmigran dengan penduduk setempat.
17

PERMASALAHAN BIDANG KETRANSMIGRASIAN (2)


Belum optimalnya pengelolaan potensi di kawasan transmigrasi Masih terbatasnya akses transmigran terhadap pasar, modal dan sumber daya lainnya dalam pengembangan produk unggulan. Belum adanya kesepahaman yang solid mengenai pembangunan transmigrasi pada sektor-sektor terkait. Masih terbatasnya partisipasi swasta dalam mengembangkan ekonomi masyarakat pada pembangunan transmigrasi. Belum optimalnya persiapan Pemerintah Daerah asal dan Pemerintah Daerah tujuan Tingginya jumlah masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam transmigrasi di daerah asal, tidak seimbang dengan kesiapan lokasi transmigrasi yang memenuhi syarat di daerah tujuan. Kriteria SDM transmigran yang disiapkan daerah asal belum sesuai dengan SDM yang diperlukan daerah tujuan. Muatan perjanjian Kerjasama Antar Daerah (KSAD) masih cenderung bersifat makro (belum disusun berdasarkan rencana teknis : rencana fisik, rencana jadwal dan penempatan, serta rencana pembiayaan), kurang terukur, dan belum adanya ketentuan sanksi yang jelas bagi para pihak jika tidak memenuhi ketentuan.

18

CATATAN PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI

19

CATATAN PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI

Pembangunan transmigrasi sebagai pembangunan wilayah dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Pemenuhan standar pelayanan minimum perdesaan Penanggulangan kemiskinan Pengurangan pengangguran Pembangunan kemandirian pangan Pengurangan kesenjangan antar wilayah dan meningkatkan keterkaitan desakota

Perencanaan kegiatan pembangunan transmigrasi dilakukan secara terintegrasi dengan memperhatikan tahapan pembangunan perdesaan. Pembangunan ketransmigrasian sebaiknya menentukan pilihan desa / kawasan yg akan dibangun (pilihan antara daerah tertinggal atau kawasan cepat tumbuh)

20

CATATAN PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI


Pelaksanaan kegiatan 2014 diarahkan untuk :

Pemenuhan tunggakan sarana dan prasarana, serta pertanahan, Peningkatan kualitas SDM, dan Pendampingan menuju desa administratif.
Terkait pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM), perlu ada refocusing lokasi dan kegiatan (kerja sama antara P2KT dan P2MKT dalam penentuan lokasi). Pemanfaatan teknologi dan inovasi yg berwawasan lingkungan perlu mulai diterapkan di 2014 sebagai starting point untuk menuju pembangunan desa yang berkelanjutan Data dan informasi yang terupdate secara reguler terutama terkait dengan Kimtrans Kawasan Transmigrasi sesuai dengan tahapan pembangunan untuk penentuan prioritas pembangunan dan pelibatan/ kerjasama dengan K/L dan pemerintah daerah dan swasta
21

KONSEP PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI 2015-2019

22

KONSEP PEMBANGUNAN PERDESAAN


Perkembangan teori pembangunan perdesaan
1. 2. 3. 4.

Modernisasi, berorientasi pada pertumbuhan, technocratistic development Reformasi kelembagaan (pembangunan kelembagaan) Perubahan struktural/radikal Pembangunan perdesaan berkelanjutan

Kritik: Elite Bias, disparitas sosial ekonomi, eksklusifitas, keterisolisasian, ketidakterkaitan spasial Konsep pembangunan perdesaan untuk RPJMN adalah: Pembangunan pedesaan berkelanjutan yang mengintegrasikan modernisasi pertumbuhan, reformasi, dan perubahan struktural yang berkeadilan (pembangunan pedesaan yang berkelanjutan): desa yang lestari, memiliki ketahanan sosial ekonomi dan budaya.

23

KONSEP KETERKAITAN DESA - KOTA


Teori keterkaitan desa kota yang bersifat hierarkhial Teori konflik desa kota (desa dianggap sebagai little tradition dan kota dianggap sebagai great tradition) Teori daya saing yang berbasis pada inovasi dan kreatifitas Kritik: walaupun secara teori ada keterkaitan desa-kota, tapi pada praktiknya tidak terjadi Konsep keterkaitan desa-kota:
- Pengembangan ekonomi lokal & daerah yang berkelanjutan - Pengembangan klaster wilayah untuk meningkatkan daya saing

24

KETERKAITAN DESA - KOTA


STRUKTUR DESA/PERUBAHAN STRUKTURAL Relasi/struktur sosio-ekonomi (socio-economic structure/relations) 1. Masyarakat (People) Labor commuting/migration other migration (e.g. education) shopping/visiting/selling 2. Produksi upstream linkages (inputs) downstreanm linkages (processing, manufacturing) 3. Komoditas inputs consumer non-durable/durables rural products 4. Modal/Pendapatan value added saving/credit migrant remittances 5. Informasi production/sales/prices welfare/social/political employment 6. Kreativitas dan Inovasi PERAN/FUNGSI PERKOTAAN Ketenagakerjaan non-pertanian (non-agriculture employment) Layanan Perkotaan (urban services) Pasokan Produksi (production supplies) (Durable and non durable goods) Pasar tempat menjual hasil produksi perdesaan (market for selling rural products)

Ekonomi Perdesaan (sektor) (rural economy(Sectors)


Pengaturan Produksi Perdesaan (rural production regimes) Lingkungan Hidup dan Sumber Daya ( Natural Environment and Resources) Lingkungan dan infrastruktur terbangun (Infrastructure built environment)

Processing/Manufacturing
Informasi terkait ketenagakerjaan, produksi, harga dan welfare services (Information on employment, production, prices, welfare services)

INTERVENSI KEBIJAKAN
Reformasi Agraria Diversifikasi/Intensifikasi Pertanian Koperasi Program Lingkungan Irigasi, Fasilitas pergudangan dan Fasilitas Perdesaan lainnya
Jalan/Transportasi Listrik Komunikasi Pelabuhan dan Bandara Pusat Pasar Outlet komersial Pelayanan Perkotaan Kredit/Perbankan Infrastruktur Perkotaan Layanan Komunikasi

25

KERJASAMA ANTAR WILAYAH DAN PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH


Perkotaan
Wilayah i Peningkatan daya saing daerah
PELD Berkelanjutan
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan Penurunan kesenjangan antar wilayah

Perdesaan

Perkotaan
Wilayah j

Perdesaan
26

KETERKAITAN PERKOTAAN-PERDESAAN
Pusat pengolahan hasil pertanian, pusat pariwisata Pusat administrasi Pusat toserba Pasar Hasil Pertanian Kawasan Pertambangan Kawasan Pertanian

Kawasan industri, klaster industri, sentra industri

27

JEJARING KLASTER PERTANIAN


Pusat pengolahan hasil pertanian Pusat administrasi Pasar Hasil Pertanian Kawasan Pertanian

Pusat toserba

Kawasan industri, klaster industri, sentra industri


Pusat pariwisata

Klaster Pertanian Kehutanan

Klaster agrowisata

Klaster Pertanian Pangan

28

PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

Perdesaan
Pertumbuhan Ketahanan ekonomi Keadilan / pemerataan Keterkaitan desa desa/ hulu - hilir/ desa kota Partisipasi dan keberdayaan masyarakat desa

Keterkaitan Desa-Kota
Daya saing Kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan Keterkaitan hulu hilir/ desa kota Networking / jejaring

Perkotaan
Produktivitas ekonomi Ketahanan budaya Keadilan sosial Keterkaitan antar kota dan desa - kota Partisipasi masyarakat kota

Keberagaman, kemandirian, inklusivitas, partisipasi, dan keberlanjutan


29

Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Kaitannya dengan Tata Ruang Wilayah Berdasarkan UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah Berdasarkan Pola Ruang

Batasan Pembangunan kawasan transmigrasi

Kawasan Lindung

Kawasan Budidaya

Termasuk di dalamnya: - Lokasi transmigrasi (WPT, UPT) - Kota terpadu mandiri kawasan perkotaan baru
Catatan: Pada PP No 34/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan, istilah kawasan perkotaan baru didefinisikan sebagai kawasan perdesaan yg direncanakan sebagai kawasan perkotaan.
30

Kawasan Perkotaan

Kawasan Perdesaan

Melalui pengembangan kawasan perkotaan baru

Kawasan agropolitan

ARAHAN STRATEGI PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI 2015-2019


Isu Pembangunan Kawasan dan Masyarakat Transmigrasi: Terbatasnya sarana dan prasarana Minimnya keterlibatan Pemda dan swasta VS Tingginya keinginan masy utk bertransmigrasi

2015-2019
Pemilihan lokasi baru sesuai kriteria 2C dan 4L Pembangunan sarpras sesuai SPM Fasilitasi fokus kepada penyiapan SDM dan kompetensi Pembinaan, pengembangan, dan pendampingan masyarakat dan kawasan transmigrasi (SDM dan kelembagaan) Introduksi teknologi dan inovasi yg berwawasan lingkungan Peningkatan kerjasama dgn swast dan pemda dlm pebngembangan kawasan menuju kawasan mandiri/swasembada Pengembangan kerjasama dgn K/L utk infrastruktur konektivitas, ekonomi dan sosbud

2013 2014
Pemenuhan target dan tunggakan sarpras Review dan identifikasi kawasan yang berpotensi maju, untuk percepatan pengembangan KTM menuju daya saing

31

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI PADA RPJMN 2015-2019
Pembangunan kaw transmigrasi baru di daerah tertinggal dan perbatasan

Pengembangan desa tertinggal

Pembangunan Perdesaan Pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan menuju KPB

Pemenuhan ketahanan pangan

Pengembangan desa potensial

Pengembangan KTM menjadi kota kecil, kota menengah


32

KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI SEBAGAI EMBRIO PENGEMBANGAN KAWASAN


Desa KTM/ KPB Kota Kabupaten

UPT

UPT

UPT

Desa Basic Services

Desa Mandiri

Kawasan Perkotaan Baru Kota Kecil/Kota Kecamatan

Kota Menengah/ Kota Kabupaten

T 0- T 5

T6-T10

T 11 T 15

T 16 T 20 Sustainable Urban Development

Sustainable Rural Development

1. 2. 3. 4.

TEKNOLOGI TERAPAN DAN INOVASI ENTREPRENEURSHIP PENERAPAN 3 R (REUSE, REDUCE, RECYCLE) KONSERVASI LINGKUNGAN

33

TERIMA KASIH

34

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA TERTINGGAL


Tujuan: Membangun UPT dan desa di sekitarnya dengan memenuhi standar pelayanan minimum untuk desa mandiri
Prasarana
Pemenuhan kebutuhan sarpras dasar (kesehatan, pendidikan, sosial, permukiman, energi dan telekomunikasi) Pemenuhan sarpras untuk kegiatan ekonomi (gudang, lantai jemur, irigasi, embung, jalan desa, dermaga, pasar dsj) Pembukaan keterisolasian kawasan dan peningkatan konektivitas/keterkaitan dgn daerah / kota2 kecil sekitarnya Kepastian status tanah

Masyarakat transmigrasi
Pemberian dukungan kehidupan layak (jadup dsj) Pelatihan dan orientasi lingkungan Sosialisasi dan integrasi dgn masyarakat desa sekitar Dukungan untuk kegiatan sosial baik utk masy transmigrasi ataupun dgn masy desa sekitarnya Dukungan pembentukan dan pembinaan lembagalembaga sosial ekonomi (subak, koperasi, lumbung desa, badan perwakilan desa) Penyediaan tenaga pengajar, tenaga kesehatan, fasilitator sosial, penyuluh pertanian dan perikanan

Lingkungan
Optimalisasi pemanfaatan lahan Penghijauan jalan2 permukiman Introduksi teknologi pertanian / perikanan yg ramah lingkungan tapi meningkatkan produktivitas

35

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA POTENSIAL


Tujuan: mendorong kawasan transmigrasi menjadi kawasan perdesaan yang mandiri dan berdaya saing
Prasarana Peningkatan kualitas dan kuantitas sarpras pendukung kegiatan ekonomi (transportasi, pergudangan, pasar, energi, telekomunikasi Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana yg mendukung keterkaitan antara kawasan transmigrasi dengan pusat-pusat pertumbuhan Pengembangan akses terhadap modal Masyarakat transmigrasi Pendampingan di bidang produksi pertanian/perikanan, pasca panen, pengolahan, pengepakan dan pemasaran Pendampingan di bidang usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi Pembinaan masy di sekitar kaw transmigrasi sehingga terjadi pembauran masyarakat (asimilasi antar masy trans dan di luar kaw trans) Pengembangan branding kawasan untuk mendorong investasi Pembentukan dan penguatan lembaga pengelola kawasan (untuk KTM) Pembentukan dan pembinaan lembaga / asosiasi petani, asosiasi pedagang, asosiasi ukm dan sejenisnya Penetapan dan implementasi standar kualitas produk pertanian, perikanan termasuk hasil olahan dan turunannya Lingkungan Pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan nilai tambah dari produk sampingan (by product development) menurunkan tingkat limbah Optimalisasi lahan sesuai dgn tata ruang wilayah Penegakan hukum di bidang lingkungan (untuk mengatasi ilegal logging, ilegal fishing, perambahan hutan dan mangrove dan sejenisnya) Peningkatan kegiatan konservasi yg dilakukan oleh masyarakat Peningkatan kesadaran lingkungan Pengembangan kegiatan yg berorientasi mitigasi bencana

36

KRITERIA KAWASAN PERDESAAN / KAWASAN TRANSMIGRASI UNTUK MENJADI KAWASAN PERKOTAAN BARU BERDASARKAN PP NO. 34/ 2009

Sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang daerah kabupaten; Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten; Memiliki daya dukung lingkungan yang memungkinkan untuk pengembangan fungsi perkotaan; Bukan merupakan kawasan pertanian beririgasi teknis maupun yang direncanakan beririgasi teknis; dan Bukan merupakan kawasan lindung

37

PROSEDUR PENETAPAN KAWASAN PERKOTAAN BARU BERDASARKAN PP NO. 34/2009 (UNTUK KAWASAN YANG DIRENCANAKAN MENJADI KTM)
Usulan Lokasi rencana Kawasan Perkotaan Baru dapat diajukan oleh pihak swasta dan/atau unsur pemerintah daerah.

Usulan diajukan kepada bupati.

Usulan dilengkapi dengan: Hasil studi kelayakan; Rencana induk pembangunan perkotaan baru; dan Rencana pembebasan lahan.

Bupati melakukan kajian terhadap pengajuan usul lokasi rencana Kawasan Perkotaan Baru berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.
Penetapan lokasi Kawasan Perkotaan Baru harus mendapat persetujuan gubernur.
38

You might also like