Professional Documents
Culture Documents
Disampaikan dalam Workshop Integrasi Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
14 November 2013
RPJM 2 (2010-2014)
RPJM 1 (2005-2009)
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian
keunggulan kompetitif
perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek
Kehidupan bangsa yang lebih demokratis semakin terwujud ditandai dengan membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan dan akuntabel makin meningkat yang ditandai dengan terpenuhinya Standar Pelayanan Minimun (SPM) di semua tingkatan pemerintahan. Kesejahteraan rakyat terus meningkat ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator pembangunan, menurunnya kesenjangan kesejahteraan antar individu, antar kelompok masyarakat dan antar daerah, dipercepatnya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa Mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan Meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan Peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.
RPJMN (2010-2014)
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian
RPJMN (2015-2019)
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin mantap melalui daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA Diimbangi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang Mell berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien, serta mulai dimanfaatkannya tenaga nuklir untuk pembangkit listrik. Pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian
DESA
Arah Kebijakan Prinsip Kemandirian Desa
Pemberdayaan dan Pengembangan Kapasitas Masyarakat
Pening. SDM
Strategi
Memenuhi Basic Services (Daerah Transmigrasi, Daerah Tertinggal, Daerah Perbatasan, Daerah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Terluar, dan Daerah Hutan/Konservasi)
Desa Mandiri menuju Daya Saing Desa (Desa-Desa disekitar pusat ibukota Kecamatan/Kabupaten/Kota dan sudah berinteraksi dengan daerah perkotaan dan sekitarnya secara intensif)
5
PERDESAAN
Wilayah Produksi : Perluasan dan Diversifikasi Aktivitas Ekonomi dan Perdagangan
WILAYAH PRODUKSI
Fokus kepada Pengembangan Sistem Pasar
Fasilitasi PELD
Akses Infrastruktur
6
T R A N S M I G R A S I
Desa Mandiri
Fokus Prioritas Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah : 1. Tata Kelola Ekonomi Daerah. 2. Kapasitas SDM Pengelola Ekonomi Daerah. 3. Fasilitasi/ Pendampingan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah 4. Meningkatkan Kerjasama dalam PELD 5. Sarana Dan Prasarana Fisik Pendukung Kegiatan Ekonomi Lokal dan Daerah.
P2MKT
9
RPJMN 2010-2014
Jumlah kawasan yang dibangun transmigrasinya Jumlah kawasan yang dikembangkan transmigrasinya
Minimum Basic Services Penyiapan dan Pembangunan Infrastruktur Transmigrasi Lahan Permukiman dan Infrastruktur Partisipasi masyarakat Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Terluar Sarpras Kapasitas SDM Usaha Lingkungan
Kemandirian, Keterkaitan KotaDesa, dan Daya Saing Sarpras Kapasitas SDM Usaha Lingkungan Daerah Strategis dan Kawasan Perkotaan Baru yang Mandiri
10
PRIORITAS NASIONAL 5 Ketahanan Pangan PRIORITAS NASIONAL 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik (sebagai upaya pengurangan kesenjangan) Peningkatan Daya Saing Wilayah
Pembangunan Perdesaan
PRIORITAS BIDANG
11
OUTCOME
Terpenuhinya basic requirement/ basic services di wilayah perdesaan, daerah tertinggal, terdepan, dan terluar
DAMPAK
Berkurangnya kemiskinan di wilayah perdesaan, daerah tertinggal, terdepan, dan terluar
Pemenuhan sarana dan prasarana dasar, sarana produksi, sarana pengolahan hasil produksi, dan sarana pemasaran
Peningkatan pembinaan masyarakat (penduduk transmigran dan penduduk setempat) Penyerasian lingkungan kawasan transmigrasi Kemudahan akses pasar produk transmigran dalam rangka keterkaitan antara pusat pertumbuhan dengan wilayah produksi
Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kawasan transmigrasi
Meningkatnya keterkaitan dan kerjasama antar daerah dan antar kegiatan dalam mendorong berkembangnya kawasan transmigrasi
Berkurangnya kesenjangan antara wilayah pusat pertumbuhan (kota, wilayah strategis) dengan wilayah sekitar (desa, daerah tertinggal, terdepan, dan terluar)
13
http://infopublik.kominfo.go.id/read/52907/kemnakertrans-bertekad-jadikan-kawasan-transmigrasisebagai-pembangunan-kawasan.html
14
http://disnakertrans.lampungprov.go.id/pemukiman-transmigrasi-jadi-kawasan-wisata/
15
http://www.kaltimprov.go.id/berita-1843-program-transmigrasi-dukung-pembangunan-sektorpertanian.html
16
18
19
Pembangunan transmigrasi sebagai pembangunan wilayah dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Pemenuhan standar pelayanan minimum perdesaan Penanggulangan kemiskinan Pengurangan pengangguran Pembangunan kemandirian pangan Pengurangan kesenjangan antar wilayah dan meningkatkan keterkaitan desakota
Perencanaan kegiatan pembangunan transmigrasi dilakukan secara terintegrasi dengan memperhatikan tahapan pembangunan perdesaan. Pembangunan ketransmigrasian sebaiknya menentukan pilihan desa / kawasan yg akan dibangun (pilihan antara daerah tertinggal atau kawasan cepat tumbuh)
20
Pemenuhan tunggakan sarana dan prasarana, serta pertanahan, Peningkatan kualitas SDM, dan Pendampingan menuju desa administratif.
Terkait pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM), perlu ada refocusing lokasi dan kegiatan (kerja sama antara P2KT dan P2MKT dalam penentuan lokasi). Pemanfaatan teknologi dan inovasi yg berwawasan lingkungan perlu mulai diterapkan di 2014 sebagai starting point untuk menuju pembangunan desa yang berkelanjutan Data dan informasi yang terupdate secara reguler terutama terkait dengan Kimtrans Kawasan Transmigrasi sesuai dengan tahapan pembangunan untuk penentuan prioritas pembangunan dan pelibatan/ kerjasama dengan K/L dan pemerintah daerah dan swasta
21
22
Modernisasi, berorientasi pada pertumbuhan, technocratistic development Reformasi kelembagaan (pembangunan kelembagaan) Perubahan struktural/radikal Pembangunan perdesaan berkelanjutan
Kritik: Elite Bias, disparitas sosial ekonomi, eksklusifitas, keterisolisasian, ketidakterkaitan spasial Konsep pembangunan perdesaan untuk RPJMN adalah: Pembangunan pedesaan berkelanjutan yang mengintegrasikan modernisasi pertumbuhan, reformasi, dan perubahan struktural yang berkeadilan (pembangunan pedesaan yang berkelanjutan): desa yang lestari, memiliki ketahanan sosial ekonomi dan budaya.
23
24
Processing/Manufacturing
Informasi terkait ketenagakerjaan, produksi, harga dan welfare services (Information on employment, production, prices, welfare services)
INTERVENSI KEBIJAKAN
Reformasi Agraria Diversifikasi/Intensifikasi Pertanian Koperasi Program Lingkungan Irigasi, Fasilitas pergudangan dan Fasilitas Perdesaan lainnya
Jalan/Transportasi Listrik Komunikasi Pelabuhan dan Bandara Pusat Pasar Outlet komersial Pelayanan Perkotaan Kredit/Perbankan Infrastruktur Perkotaan Layanan Komunikasi
25
Perdesaan
Perkotaan
Wilayah j
Perdesaan
26
KETERKAITAN PERKOTAAN-PERDESAAN
Pusat pengolahan hasil pertanian, pusat pariwisata Pusat administrasi Pusat toserba Pasar Hasil Pertanian Kawasan Pertambangan Kawasan Pertanian
27
Pusat toserba
Klaster agrowisata
28
Perdesaan
Pertumbuhan Ketahanan ekonomi Keadilan / pemerataan Keterkaitan desa desa/ hulu - hilir/ desa kota Partisipasi dan keberdayaan masyarakat desa
Keterkaitan Desa-Kota
Daya saing Kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan Keterkaitan hulu hilir/ desa kota Networking / jejaring
Perkotaan
Produktivitas ekonomi Ketahanan budaya Keadilan sosial Keterkaitan antar kota dan desa - kota Partisipasi masyarakat kota
Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Kaitannya dengan Tata Ruang Wilayah Berdasarkan UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah Berdasarkan Pola Ruang
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Termasuk di dalamnya: - Lokasi transmigrasi (WPT, UPT) - Kota terpadu mandiri kawasan perkotaan baru
Catatan: Pada PP No 34/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan, istilah kawasan perkotaan baru didefinisikan sebagai kawasan perdesaan yg direncanakan sebagai kawasan perkotaan.
30
Kawasan Perkotaan
Kawasan Perdesaan
Kawasan agropolitan
2015-2019
Pemilihan lokasi baru sesuai kriteria 2C dan 4L Pembangunan sarpras sesuai SPM Fasilitasi fokus kepada penyiapan SDM dan kompetensi Pembinaan, pengembangan, dan pendampingan masyarakat dan kawasan transmigrasi (SDM dan kelembagaan) Introduksi teknologi dan inovasi yg berwawasan lingkungan Peningkatan kerjasama dgn swast dan pemda dlm pebngembangan kawasan menuju kawasan mandiri/swasembada Pengembangan kerjasama dgn K/L utk infrastruktur konektivitas, ekonomi dan sosbud
2013 2014
Pemenuhan target dan tunggakan sarpras Review dan identifikasi kawasan yang berpotensi maju, untuk percepatan pengembangan KTM menuju daya saing
31
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI PADA RPJMN 2015-2019
Pembangunan kaw transmigrasi baru di daerah tertinggal dan perbatasan
UPT
UPT
UPT
Desa Mandiri
T 0- T 5
T6-T10
T 11 T 15
1. 2. 3. 4.
TEKNOLOGI TERAPAN DAN INOVASI ENTREPRENEURSHIP PENERAPAN 3 R (REUSE, REDUCE, RECYCLE) KONSERVASI LINGKUNGAN
33
TERIMA KASIH
34
Masyarakat transmigrasi
Pemberian dukungan kehidupan layak (jadup dsj) Pelatihan dan orientasi lingkungan Sosialisasi dan integrasi dgn masyarakat desa sekitar Dukungan untuk kegiatan sosial baik utk masy transmigrasi ataupun dgn masy desa sekitarnya Dukungan pembentukan dan pembinaan lembagalembaga sosial ekonomi (subak, koperasi, lumbung desa, badan perwakilan desa) Penyediaan tenaga pengajar, tenaga kesehatan, fasilitator sosial, penyuluh pertanian dan perikanan
Lingkungan
Optimalisasi pemanfaatan lahan Penghijauan jalan2 permukiman Introduksi teknologi pertanian / perikanan yg ramah lingkungan tapi meningkatkan produktivitas
35
36
KRITERIA KAWASAN PERDESAAN / KAWASAN TRANSMIGRASI UNTUK MENJADI KAWASAN PERKOTAAN BARU BERDASARKAN PP NO. 34/ 2009
Sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang daerah kabupaten; Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten; Memiliki daya dukung lingkungan yang memungkinkan untuk pengembangan fungsi perkotaan; Bukan merupakan kawasan pertanian beririgasi teknis maupun yang direncanakan beririgasi teknis; dan Bukan merupakan kawasan lindung
37
PROSEDUR PENETAPAN KAWASAN PERKOTAAN BARU BERDASARKAN PP NO. 34/2009 (UNTUK KAWASAN YANG DIRENCANAKAN MENJADI KTM)
Usulan Lokasi rencana Kawasan Perkotaan Baru dapat diajukan oleh pihak swasta dan/atau unsur pemerintah daerah.
Usulan dilengkapi dengan: Hasil studi kelayakan; Rencana induk pembangunan perkotaan baru; dan Rencana pembebasan lahan.
Bupati melakukan kajian terhadap pengajuan usul lokasi rencana Kawasan Perkotaan Baru berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.
Penetapan lokasi Kawasan Perkotaan Baru harus mendapat persetujuan gubernur.
38