You are on page 1of 3

Metode Pelaksanaan

204

10. 10.1

METODE PELAKSANAAN Umum

Besarnya pekerjaan untuk sebuah bendung dan bangunan-bangunan pelengkapnya, serta kenyataan bahwa bendung tersebut harus dibangun di sungai, memaksa kita untuk mempertimbangkan persyaratan-persyaratan yang diperlukan selama pelaksanaan. Metode pelaksanaan yang akan diterapkan harus diperikan (dideskripsikan) dengan jelas agar tidak menimbulkan masalah selama pelaksanaan. Ada dua metode yang dapat dipertimbangkan: pelaksanaan di dasar sungai dan pelaksanaan yang sama sekali ada di luar dasar sungai. 10.2 Pelaksanaan di Sungai

Sungai harus dibelokkan selama pelaksanaan berlangsung. Untuk ini sebagian dari sungai tersebut dikeringkan, atau seluruh aliran sungai dibelokkan melalui saluran atau terowongan pengelak. Untuk merencanakan elevasi tanggul pengelak (coffer dam) yang menutup sungai dan melindungi ruang kerja, maka kemungkinan melimpahnya banjir dan banjir rencana selama pelaksanaan berlangsung harus ditentukan. Untuk mengukur risiko ini dapat digunakan grafik pada Gambar 10.1 yang memberikan perhitungan risiko yang diterima selama umur bangunan. Umur sebuah saluran atau bendung pengelak biasanya dua sampai tiga tahun, bergantung kepada waktu pelaksanaan. Apakah risiko melimpahnya bendungan pengelak akan menjadi tanggungan pihak kontaktor atau perencana diputuskan dengan jelas dalam dokumen kontrak. Pada umumnya itu menjadi tanggung jawab kontraktor dengan pihak Pemberi Pekerjaan menunjukkan tinggi keamanan yang terendah. Selama perencanaan, pemilihan metode pelaksanaan harus juga didasarkan pada kelayakan dan biayanya. Dan tergantung pada keahlian Pelaksana Pekerjaan, harus diputuskan metode mana yang hendak diikuti.
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama

Metode Pelaksanaan

205

Hal-hal yang harus dicek dan dipersiapkan selama perencanaan pendahuluan adalah: - tanggul pengelak - saluran atau terowongan pengelak - pembuangan air (drainase).
(Pr = perhitungan risiko yang diterima) 1% 5% Pr dalam % 10% 20% 25% 30% 50% 100 80 60 40 30 20 10 8 6 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 8 10 20 30 40 50 60 80 100 umur bangunan yang diinginkan d dalam tahun

1000 800 600 400 300 periode ulang rencana yang diperlukan T tahun 200

Gambar 10.1

Grafik untuk menentukan perhitungan risiko yang diterima

- jadwal pelaksanaan - tersedianya bahan bangunan - debit maksimum sungai selama pelaksanaan - pengeringan (dewatering) lokasi pekerjaan Berkenaan dengan jadwal waktu, kadang-kadang orang bisa bekerja di dasar sungai tanpa memerlukan terlalu banyak perlindungan dengan merencanakan pekerjaan itu menurut musim: kebanyakan daerah di Indonesia mempunyai
Kriteria Perencanaan Bangunan Utama

Metode Pelaksanaan

206

musim kering dan penghujan yang berlainan dan dengan demikian terdapat perbedaan-perbedaan besar dalam hal ini debit sungai. 10.3 Pelaksanaan di tempat Kering

Dalam banyak hal, metode pelaksanaan ini akan lebih disukai. Bangunan dibuat di luar dasar sungai, kemudian sungai itu dielakkan sesudah pelaksanaan selesai. Metode ini disebut pelaksanaan pada sudetan (kopur). Risiko kerusakan yang diakibatkan oleh penggenaan ruang kerja, kecil saja dan dijumpai sedikit saja hambatan pelaksanaan. Jika ternyata layak, maka metode pelaksanaan ini akan dipilih, bahkan kalau biayanya mahal sekali pun. Baik risiko kerusakan bahan maupun kerusakankerusakan lain selama pelaksanaan harus sedapat mungkin dihindari. Hal ini hendaknya mendapat perhatian khusus. Pembelokan aliran sungai setelah pembuatan bendung atau bendung gerak selesai, dilakukan dengan tanggul penutup. Tanggul tersebut akan dibangun sedekat mungkin dengan mulut sodetan. Guna mengurangi beda muak air pada tanggul penutup selama pelaksanaan, muka air di depan bangunan utama yang baru harus dijaga agar tetap rendah, dengan cara membuka pintu pengambilan dan melewatkan air sebanyak mungkin melalui pintu-pintu itu. Tanggul penutup merupakan tanggul sementara saja, jika tanggul permanen akan dibuat di tempat lain mungkin lebih ekonomis.

Kriteria Perencanaan Bangunan Utama

You might also like