You are on page 1of 7

LAPORAN KEIKUTSERTAAN

PENANAMAN POHON (Banjir Kanal Timur, Jembatan Jalan Raya Bekasi) & SEMINAR KEADILAN EKOLOGIS (Gedung IASTH Lantai 3 Kampus UI, Salemba) Jakarta, Sabtu, 29 Oktober 2011

1. Nama Kegiatan : PENANAMAN POHON (Banjir Kanal Timur, Jembatan Jalan Raya Bekasi) & SEMINAR KEADILAN EKOLOGIS (Gedung IASTH Lantai 3 Kampus UI, Salemba) 2. Penyelenggara : Kerjasama antara PERWAKU (Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia), PSIL-UI (Pusat Studi Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia), ILUNI-PSIL (Ikatan Alumni Universitas Indonesia Pusat Studi Ilmu Lingkungan) dan PT PP (Perum Perumahan)

3. Kontribusi Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna : Dua (2) orang mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan STT-ST sebagai peserta 1. Mustopa Kamal 200911067 2. Parwoto 201111114

4. Undangan : Rekomendasi dari Ibu Ir. Sumingkrat (dosen AMDAL-AUDIT LINGKUNGAN STT-ST)

5. Sumber Pendanaan : Biaya keikutsertaan (akomodasi dan transportasi ke lokasi penanaman pohon) ditanggung oleh panitia (PERWAKU).

6. Waktu pelaksanaan : Sabtu, 29 Oktober 2011, jam 06.00 16.00

7. Tempat Pelaksanaan a. Penanaman Pohon

: Banjir Kanal Timur, Jembatan Jalan Raya Bekasi

b. Seminar Keadilan Ekologis : Gedung IASTH Lantai 3 Kampus UI, Salemba 8. Peserta - Pengurus Perwaku - ILUNI PSIL - Pejabat PU dan PP - Praktisi dan Pegiat Lingkungan - Mahasiswa berbagai perguruan tinggi: STT Sapta Taruna, UI, UNAS, STMI, URINDO 9. Pelaksanaan Kegiatan a. Sambutan Ketua ILUNI PSIL (DR Rudi P Tambunan) Tema-tema yang akan diseminarkan diantarannya adalah : Pengembangan wacana solusi pengelolaan lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan Perkembangan pemikiran pendiri Negara terhadap lingkungan Pengelolaan kota untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat Kedaulatan energi kelistrikan Pandangan masyarakat tentang pemberdayaan lingkungan hidup b. Sambutan Ketua PERWAKU (Ir. Yenel S Suzia, MSt. Kegiatan Penanaman pohon dan seminar Keadilan Ekologis merupakan rangkaian kegiatan memperingati 4 tahun Perwaku yang akan dilanjutkan penanaman pohon di Serang dan Sumedang; di sempurnakan dengan Konferensi di Bandung c. Sambutan Ketua PSIL UI (Prof. DR. Haryoto Kusnoputranto, MPH, DRPH) Untuk mendapatkan hasil yang sempurna tidak bisa mengandalkan dari usahausaha yang instan, harus seperti menanam pohon yang harus dirawat dan dipelihara terus menerus. Menuntut ilmu merupakan investasi dan harus dimulai dari sekarang. d. Sambutan Ketua Dewan Penasehat sekaligus membuka Seminar (Prof. Emil Salim) Perbedaan-perbedaan antara sarjana dan cendekiawan. Sarjana : Menggunakan brain power Ketika ditawarkan pekerjaan maka akan direspon dengan berapakah gaji yang didapat Pola kerja sarjana masih di dalam kotak, comfort zone, cari selamat, pola piker konservatif dan akhirnya membeku Cara berpikir yang pendek, hanya untuk beberapa tahun ke depan Cendekiawan : Mengutamakan kreativitas Berpola pikir out of the box, berani ambil resiko

Ketika ditawarkan pekerjaan, maka timbul pertanyaan pekerjaan untuk apa Frontier zone, batas pembaharuan, mencari yang baru, tidak konservatif, change agent Berpikir jangka panjang untuk minimql 1 generasi, long term survival Bila cendekiawan berdiam diri ketika melihat persoalan maka disebut pengkhianat intelektual. Tempatkan diri sebagai sebagai cendekiawan, jangan menggunakan bahasa normative, tetapi gunakan: what, who, when, how, where. Jangan berdiam diri saja melihat permasalahan-permasalahan yang ada. Berdasarkan penelitian, lubang ozon tidak hanya ditemukan di kutub Utara tetapi juga ditemukan di kutub Selatan. Pencairan gunung es di kutub Utara akan mengakibatkan Negara-negara kepulauan kecil akan tenggelam. Pembaharuan lingkungan yang berkelanjutan (alternatip pembangunan) bukan berdasarkan basis pembangunan yang monokultur dan pertambangan, tetapi yang berbasis multikultur. Blueprint PU 2007 : Salah satu dampak pembangunan yang melebihi daya dukung lingkungan adalah kondisi transportasi di DKI Jakarta tahun 2014 bump to bump.

10. Hasil Kegiatan a. Pemaparan SESI I 1. Prof. Asvi Warman Adam, Peneliti LIPI Berbicara tentang: Bung Karno dan Lingkungan (terlampir) 2. Ikang Fauzi, Musisi-Pengusaha-Pengurus Kadin Melihat permasalahan lingkungan, maka musisi yang merupakan bagian dari masyarakat ikut andil untuk mencari solusi permasalahan tersebut diantaranya : Membuat musik yang menyuarakan pelestarian lingkungan Menyadarkan masyarakat tentang gerakan green and clean Mengajak generasi muda untuk merebut peran peningkatan kepedulian lingkungan Membuat solusi-solusi yang inovatif melestarikan lingkungan Memberikan contoh nyata/keteladanan sehingga masyarakat tidak apatis b. Tanya jawab yang berkaitan dengan pemaparan 1. Ade, alumni S2 PSIL angkatan 10

Lagu-lagu anak yang baik seperti ciptaan Pak Kasur dan Bu Kasur tidak ada, padahal pendidikan anak yang baik bisa melalui lagu-lagu yang baik sejak dini. Bagaimana lagu-lagu yang baik buat anak? Jawab : Musik di Indonesia masih merupakan industri, sehingga penciptaan lagu-lagu masih mengikuti trend masyarakat. 2. Samsul, Urindo Bagaimana kontradiksi bahwa di satu sisi Bung Karno menegur anak buahnya yang memelihara burung padahal di sisi yang lain Bung Karno memelihara ikan di kolam ikan? 3. Sri Wijaya , STMI Sosok seperti apa yang dijadikan panutan supaya generasi ke depan lebih baik? Jawab : Sosok siapapun, bukan hanya pahlawan bisa dijadikan teladan atau panutan dalam kegiatan-kegiatan kita. Keteladanan yang tidak berpamrih. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa mengajarkan anak buahnya bisa memimpin dirinya sendiri SESI II (Menyikapi perubahan Iklim Global) 1. Ir. Yenel S. Suzia, MSt. Konsep Green Building pada Kampus Kementrian PU 2. Dr. M Hasroel Thayib, APU Poin-poin kesimpulan yang bisa diambil adalah: Degradasi lingkungan yang terjadi merupakan awalan dari ketidakadilan ekologis Kearifan masyarakat primitif : jangan melawan alam dan tunduk kepada kaidah-kaidah ekologis alam Kita harus mempersiapkan diri, jangan hanya bereaksi tetapi harus antisipasi. Berpikir untuk jangka panjang bukan hanya jangka pendek Untuk membangun butuh waktu yang sangat panjang tetapi hanya sesaat saja untuk menghancurkan Dalam melestarikan lingkungan juga harus membangun relasi ( kawan 1000 terlalu sedikit, musuh 1 terlalu banyak); diplomasi untuk meyakinkan orang lain Syarat-syarat mempersiapkan masyarakat industri 1. Menguasai ilmu 2. Disiplin dan cermat 3. Kreatip dan inovatip 4. Bisa bekerja sama 5. Memiliki mental yang tegar dan terbuka mendapat masukan dari luar

6. Keberuntungan 7. Berdoa

11. Kesimpulan Ajakan kepada masyarakat luas untuk mengadopsi pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup. Pohon-pohon yang ditanam merupakan kerjasama CSR dari Perum Perumahan yang dikelola oleh Perwaku (Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan) hanya bisa mendanai selama 3 bulan pertama setelah ditanam, setelah itu sampai dengan 3 tahun butuh biaya pemeliharaan. Dengan mendonasikan 1 hari 1000 rupiah, kita turut menjaga kelestarian bumi. Dokumentasi :

Setelah mencangkul, giliran Parwoto berfoto-foto bersama sang Pohon

Mustopa Kamal berfoto bersama pohon yang dicintai

Parwoto, Ibu Sumingkrat, Bapak Hasroel Thayib dan Mustofa berfoto bersama dengan latar belakang bantaran Banjir Kanal Timur (BKT) yang masih gersang

Prof. Emil Salim sedang memberikan sambutan pada seminar Keadilan Ekologis

Ikang Fauzi dan Asvi Warman Adam, dimoderatori Danang Priatmojo (dekan FT Untar)

You might also like