Professional Documents
Culture Documents
RUU
OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN
LANDASAN PENGATURAN
KESEHATAN MERUPAKAN HAK AZASI MANUSIA DAN SALAH SATU UNSUR KESEJAHTERAAN YANG HARUS DIWUJUD- KAN SESUAI DENGAN CITA-CITA BAGSA INDONESIA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM UUDRI1945
DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESADARAN, KEAMAUAN, DAN KEMAMPUAN HIDUP SEHAT BAGI SETIAP ORANG DALAM RANGKA MEWUJUDKAN DERAJAT KESEHATAN YANG SETINGGI TINGGINYA, PERLU DILAKUKAN BER BAGAI UPAYA KESEHATAN YANG DIDUKUNG OLEH KETERSEDIAAN DAN KETERJANGKAUAN SEDIAAN FARMASI , ALAT KESEHATAN DAN PKRT YANG MEMENUHI STANDAR DAN PERSYARATAN
PENGATURAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN PKRT SAAT INI MASIH TERSEBAR DALAM BERBAGAI PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN
TUJUAN PENGATURAN
MELINDUNGI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR DAN PERSYARATAN
MENCEGAH DAN MENGATASI AKIBAT YANG MUNCUL DARI PENGGUNAAN YANG SALAH DAN PENYALAHGUNAAN
JUDUL : RUU TENTANG SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
BAB I KETENTUAN UMUM BAB II AZAS DAN TUJUAN BAB III RUANG LINGKUP BAB IV PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN PKRT
PENETAPAN STANDAR DAN PERSYARATAN PEMBUATAN PENANDAAN DAN INFORMASI PEREDARAN UMUM PENYALURAN DAN PENYERAHAN PEMASUKAN KE DALAM DAN PENGELUARAN DARI
WILAYAH INDONESIA
BAB I KETENTUAN UMUM BAB II ASAS DAN TUJUAN BAB III PENGGOLONGAN BAB IV STANDAR DAN PERSYARATAN BAB V PEMBUATAN DAN PEREDARAN Pembuatan Penandaan dan Informasi : Umum; Promosi dan Iklan Izin Edar Peredaran : Penyaluran; Penyerahan; Impor dan Ekspor BAB VI PENGUJIAN LABORATORIUM, PENARIKAN KEMBALI, DAN
PEMUSNAHAN Pengujian Laboratorium Evaluasi Kembali Penarikan Kembali dari Peredaran Ganti Rugi Pemusnahan BAB VII PENGADAAN DAN PEMERATAAN
DAN ALAT KESEHATAN Praktik Kefarmasian Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan BAB IX OBAT TRADISIONAL Obat Tradisional Indonesia Obat Tradisional Asing BAB X OBAT ESENSIAL NASIONAL DAN OBAT GENERIK Obat Esensial Nasional Obat Generik Harga Obat BAB XI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BAB XII PEMBINAAN BAB XIII PENGAWASAN BAB XIV PENYIDIKAN BAB XV PERAN SERTA MASYARAKAT BAB XVI KETENTUAN PIDANA BAB XVII KETENTUAN PERALIHAN
ASAS :
Kemanusiaan; Keamanan; Khasiat/Manfaat; Mutu dan Ketersediaan
TUJUAN :
Melindungi masy dari risiko pengadaan, pembuatan dan peredaran sediaan
farmasi, alkes dan PKRT yang tidak memenihi standar dan persyaratan Melindungi masyarakat dari penyalahgunaan dan/atau penggunaan yang salah
BAB I II PENGGOLONGAN
Bab ini dimaksudkan untuk mengklasifikasikan atau mengkualifikasikan berdasarkan pada aspek keamanan dan risiko kesehatan dalam rangka memudahkan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan untuk masingmasing komoditi. OBAT : Obat dengan Resep Dokter dan Obat Tanpa Resep Dokter OBAT TRADISIONAL : JAMU; Obat Herbal Terstandar; Fitofarmaka ALKES : Kelas A; Kelas B; Kelas C; dan Kelas D PKRT : Kelas I; Kelas II; dan Kelas III
BAB IV STANDAR DAN PERSYARATAN
BAB V PEMBUATAN DAN PEREDARAN Pembuatan : Badan Usaha yang akan membuat sediaan farmasi, alkes dan PKRT wajib
memiliki izin usaha Industri (kecuali jamu yang dibuat perorangan) Sediaan farmasi, alkes dan PKRT yang dibuat sesuai Cara Pembuatan yang Baik Penandaan dan Informasi : Umum; Promosi dan Iklan Obyektif, lengkap dan tidak menyesatkan Bahasan Indonesia, angka arab dan huruf latin Izin Edar Menkes : Alat Kesehatan dan PKRT Kepala Badan POM : Sediaan Farmasi Peredaran Penyaluran : Industri Farmasi; PBF; PAK dan IFK Penyerahan : atas dasar resep dokter atau tanpa resep dokter Impor dan Ekspor : Badan Usaha yang memiliki izin importir/eksportir Dikecualikan : utk uji klinik; donasi; terapi khusus; program pemerintah
PEMUSNAHAN Pengujian Laboratorium : Dilakukan oleh industri ybs dan/atau Badan Pengawas pada Laboratorium yang terakreditasi Evaluasi Kembali : Secara berkala; atau karena ada data/informasi baru berkenaan dengan efek samping Penarikan Kembali dari Peredaran : Tanggung jawab badan usaha yang membuat dan/atau mengedarkan Ganti Rugi : Hak mendapatkan ganti rugi Pemusnahan Diproduski tdk memenuhi persyaratan: kadaluwarsa; berhubungan dengan tindak pidana
BAB IX OBAT TRADISIONAL Obat Tradisional Indonesia harus didorong dan dikembangkan
sehingga dapat digunakan dalam berbagai penyelenggaraan upaya kesehatan Obat Tradisional Asing yang boleh diimpor dan beredar di Indonesia Obat Herbal Terstandar dan/atau Fitofarmaka
BAB X OBAT ESENSIAL NASIONAL DAN OBAT GENERIK Penerapan DOEN
lisensi wajib atas obat yang masih dilindungi paten Penetapan harga obat generik INN
kesehatan, diperlukan dukungan ilmu pengetahuan teknologi kesehatan (Iptek Kesehatan) yang sesuai dengan sistem, nilai dan budaya masyarakat Indonesia. Penelitian dan Pengembangan sangat diperlukan untuk mempertajam penentuan prioritas penyelenggaraan pembangunan kesehatan dalam rangka mendukung terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Dilaksanakan dengan menciptakan iklim usaha yang sehat; meningkatkan sumber daya nasional; memberikan insentif dan desinsentif; meningkatkan kemandirian bahan baku; memfasilitasi pemasaran dalam negeri maupun luar negeri; serta meningkatkan daya saing nasional dan global.
BAB XIII PENGAWASAN
Diatur tanggung jawab pengawasan, dan tindakan administratif yang menjadi kewenangan Kementerian Kesehatan dan Badan POM
Penyidikan, yang memberi kewenangan kepada pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Kementerian Kesehatan dan Badan POM, sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana yang berkaitan dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana maka dalam Bab ini juga diatur kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
BAB XV PERAN SERTA MASYARAKAT Peran serta masyarakat dapat dilakukan oleh orang perseorangan atau
korporasi untuk perlindungan masyarakat dari bahaya yang disebabka oleh sediaan farmasi, alat kesehatan dan PKRT Peran pelaku usaha di bidang farmasi, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan rumah tangga : pengawasan keamanan, mutu dan manfaat; perbaikan sistem internal; Cara pembuatan; Kemasan, label dan informasi; dan pembuatan iklan di media harus jujur, objektif dan tidak menyesatkan
BAB XVI KETENTUAN PIDANA BAB XVII KETENTUAN PERALIHAN BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP
PROSES PEMBAHASAN RUU PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN PKRT
Surat Ketua DPR RI Nomor : LG.01.04/04141/DPR RI/IV/2012 tanggal 20 April 2012 kepada Presiden RI, hal RUU tentang Pengawasan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
Ampres No. R.49/Pres/05/2012 tanggal 14 Mei 2012 menunjuk Menteri Kesehatan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dan Menteri Hukum dan HAM, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk mewakili Pemerintah
Tentang Panitia Antar Kementerian Penyusunan Daftar Inventarisasi Masalah RUU tentang Pengawasan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan PKRT PAK bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan
SUSUNAN KEANGGOTAAN : Pelindung : Menteri Kesehatan Pengarah : Sesjen Kemkes Ketua : Dirjen Binfar dan Alkes Sekretaris : SAM Mediko Legal Anggota : 30 orang terdiri dari * Dr. Faiq Bahfen * 6 Eselon I Kemkes * 6 Eselon II Kemkes * 2 Eselon II KemenkumHAM * Sestama Badan + 3 Eselon II + 1 Eselon IV BPOM * 3 Eselon II Kemendag * 3 Eselon II Kemenprind * 2 Eselon III BKKBN * Eselon III + IV Sekneg Sekretariat : - Rohukor Kemkes - Bag HOH Setditjen Binfar dan Alkes
RDP Dirjen Binfar & Alkes dan Kabadan POM dengan PANSUS RUU :24 September 2012
RAKER MENKES dengan PANSUS RUU : 11 Oktober 2012
5
6