You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Epilepsi dikenal sebagai salah satu penyakit tertua di dunia dan menempati urutan kedua dari penyakit saraf setelah gangguan peredaran darah otak. Dengan tatalaksana yang baik sebagian besar penderita dapat terbebaskan dari penyakitnya, namun untuk ini ditemukan banyak kendala, di Indonesia di antaranya kurangnya dokter spesialis saraf, kurangnya keterampilan dokter umum dan paramedis dalam menanggulangi penyakit ini. salah satu penyebab dari kendala tadi adalah kurikulum yang minimal untuk penyakit ini. Walaupun penyakit ini telah dikenal lama dalam masyarakat, terbukti dengan adanya istilah-istilah bahasa dikenal untuk penyakit ini seperti sawan, tapi pengertian akan penyakit ini masih kurang bahkan salah sehingga penderita digolongkan dalam penyakit gila, kutukan dan turunan sehingga penderita tidak diobati atau bahkan disembunyikan. Akibatnya banyak penderita epilepsi yang tak terdiagnosis dan mendapat pengobatan yang tepat sehingga menimbulkan dampak klinik dan psikososial yang merugikan baik bagi penderita maupun keluarganya. 1 Di Indonesia belum ada data epidemiologis yang pasti tetapi diperkirakan ada 9 . -1.! . penderita, sedangkan penanggulangan penyakit ini belum merupakan prioritas dalam "istem #esehatan $asional. #arena %ukup banyaknya penderita epilepsi dan luasnya aspek medik dan psikososial, maka epilepsi tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat sehingga keterampilan para dokter dan paramedis lainnya dalam penatalaksanaan penyakit ini perlu ditingkatkan. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DEFINISI Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan %iri-%iri timbulnya ge&ala-ge&ala yang datang dalam serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf. ' Epilepsi merupakan suatu gangguan kronik yang tidak hanya ditandai oleh berulanya ke&ang, tetapi &uga berbagai implikasi medis dan psikososial. ( II.2 ETIOLOGI )angguan fungsi otak yang bisa menyebabkan lepasnya muatan listrik berlebihan di sel neuron saraf pusat, bisa disebabkan oleh adanya faktor fisiologis, biokimiawi, anatomis atau gabungan faktor tersebut. *iap-tiap penyakit atau kelainan yang dapat menganggu fungsi otak, dapat menyebabkan timbulnya bangkitan ke&ang. + ,ila ditin&au dari faktor etiologis, maka epilepsi dibagi men&adi ' kelompok - + 1. Epilepsi idiopatik "ebagian besar pasien, penyebab epilepsi tidak diketahui dan biasanya pasien tidak menun&ukkan manifestasi %a%at otak dan tidak bodoh. "ebagian dari &enis idiopatik disebabkan oleh interaksi beberapa faktor genetik. #ata idiopatik diperuntukkan bagi pasien epilepsi yang menun&ukkan bangkitan ke&ang umum se&ak dari permulaan serangan. Dengan bertambah ma&unya pengetahuan serta kemampuan diagnostik, maka golongan idiopatik makin berkurang. .mumnya faktor genetik lebih berperan pada epilepsi idiopatik . '. Epilepsi simtomatik /al ini dapat ter&adi bila fungsi otak terganggu oleh berbagai kelainan intrakranial dan ekstrakranial. 0enyebab intrakranial, misalnya anomali kongenital, trauma otak, '

neoplasma otak, lesi iskemia, ensefalopati, abses otak, &aringan parut. 0enyebab yang bermula ekstrakranial dan kemudian menganggu fungsi otak, misalnya- gagal &antung, gangguan pernafasan, gangguan metabolisme 1hipoglikemia, hiperglikemia, uremia2, gangguan keseimbangan elektrolit, intoksikasi obat, gangguan hidrasi 1dehidrasi, hidrasi lebih2. #elainan struktural tidak %ukup untuk menimbulkan bangkitan epilepsi, harus dila%ak faktor-faktor yang ikut berperan dalam men%etuskan bangkitan epilepsi, %ontohnya, yang mungkin berbeda pada tiap pasien adalah stress, demam, lapar, hipoglikemia, kurang tidur, alkalosis oleh hiper3entilasi, gangguan emosional. II.3 PATOGENESIS #onsep ter&adinya epilepsi telah dikemukakan satu abad yang lalu oleh 4ohn /ughlings 4a%kson, bapak epilepsi modern. 0ada fokus epilepsi di korteks serebri ter&adi letupan yang timbul kadang-kadang, se%ara tiba-tiba, berlebihan dan %epat5 letupan ini men&adi bangkitan umum bila neuron normal disekitarnya terkena pengaruh letupan tersebut. #onsep ini masih tetap dianut dengan beberapa perubahan ke%il. Adanya letupan depolarisasi abnormal yang men&adi dasar diagnosis diferensial epilepsi memang dapat dibuktikan. *er&adinya epilepsi sampai saat ini belum terungkap se%ara rin%i. ,eberapa faktor yang ikut berperan telah terungkap, misalnya - + )angguan pada membran sel neuron 0otensial sel membran neuron bergantung pada permeabilitas sel tersebut terhadap ion natrium dan kalium. 6embran neuron permeabel sekali terhadap ion kalium dan kurang permeabel terhadap ion natrium, sehingga didapatkan konsentrasi ion kalium yang tinggi dan konsentrasi ion natrium yang rendah di dalam sel pada keadaan normal. ,ila keseimbangan terganggu, sifat semipermeabel berubah, sehingga ion natrium dan kalium dapat berdifusi melalui membran dan mengakibatkan perubahan kadar ion dan perubahan kadar potensial yang menyertainya. "emua kon3ulsi, apapun pen%etus atau penyebabnya, disertai berkurangnya ion kalium dan meningkatnya konsentrasi ion natrium di dalam sel. )angguan pada mekanisme inhibisi presinap dan pas%asinap

*ransmiter eksitasi 1asetilkolin, asam glutamat2 mengakibatkan depolarisasi, 7at transmiter inhibisi 1)A,A, glisin2 menyebabkan hiperpolarisasi neuron penerimanya. 0ada keadaan normal didapatkan keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi. )angguan keseimbangan ini dapat mengakibatkan ter&adinya bangkitan ke&ang. )angguan sintesis )A,A menyebabkan eksitasi lebih unggul dan dapat menimbulkan bangkitan epilepsi Sel Glia "el glia diduga berfungsi untuk mengatur ion kalium ekstrasel disekitar neuron dan terminal presinap. 0ada keadaan %edera, fungsi glia yang mengatur konsentrasi ion kalium ekstrasel dapat terganggu dan mengakibatkan meningkatnya eksitabilitas sel neuron disekitarnya. 8asio yang tinggi antara kadar ion kalium ekstrasel dibanding intrasel dapat mendepolarisasi membran neuron. Astroglia berfungsi membuang ion kalium yang berlebihan sewaktu aktifnya sel neuron. ,ila sekelompok sel neuron ter%etus maka didapatkan ( kemungkinan - + 1. Akti3itas ini tidak men&alar ke sekitarnya melainkan terlokalisasi pada kelompok neuron tersebut, kemudian berhenti '. Akti3itas men&alar sampai &arak tertentu, tetapi tidak melibatkan seluruh otak kemudian men&umpai tahanan dan berhenti (. Akti3itas men&alar ke seluruh otak kemudian berhenti 0ada keadaan 1 dan ' didapatkan bangkitan epilepsi parsial, sedangkan pada keadaan ( didapatkan ke&ang umum. 4enis bangkitan epilepsi bergantung kepada letak serta fungsi sel neuron yang berlepas muatan listrik berlebih serta pen&alarannya. #ontraksi otot somatik ter&adi bila lepas muatan melibatkan daerah motor di lobus frontalis. )angguan sensori akan ter&adi bila struktur di lobus parietalis dan oksipitalis terlibat. #esadaran menghilang bila lepas muatan melibatkan batang otak dan talapus. "el neuron di serebelum, di bagian bawah batang otak dan di medula spinalis tidak mampu men%etuskan bangkitan epilepsi. + "aat ter&adi bangkitan ke&ang, akti3itas pemompaan natrium bertambah, dengan demikian kebutuhan akan senyawa A*0 bertambah, dengan kata lain kebutuhan oksigen dan glukosa meningkat, maka peningkatan kebutuhan ini masih dapat dipenuhi. $amun

bila ke&ang berlangsung lama, ada kemungkinan kebutuhan akan oksigen dan glukosa tidak terpenuhi, sehingga sel neuron dapat rusak atau mati. +

II.4 MENEGAKKAN DIAGNOSA a. ANAMNESIS 0ada anamnesis, yang pertama dilakukan adalah menga&ukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud mendapat gambaran yang setepat-tepatnya tentang sawan yang yang ter&asi. .saha untuk mendapatkan gambaran bangkitan ke&ang yang diuraikan berikut ini berdasarkan klasifikasi &enis bangkitan epilepsi Internasional 19!1. ! #9A"I:I#A"I ,A$)#I*A$ A*A. "E8A$)A$ #E4A$) 1International 9eague Againts Epilepsi2 1. #e&ang 0arsial #e&ang parsial merupakan ke&ang dengan onset lokal pada satu bagian tubuh dan biasanya disertai dengan aura. #e&ang parsial timbul akibat abnormalitas akti3itas elektrik otak yang ter&adi pada salah satu hemisfer otak atau salah satu bagian dari hemisfer otak. '. #e&ang parsial sederhana tidak disertai penurunan kesadaran #e&ang parsial kompleks disertai dengan penurunan kesadaran #e&ang .mum #e&ang umum timbul akibat abnormalitas akti3itas elektrik neuron yang ter&adi pada seluruh hemisfer otak se%ara simultan Absens ;iri khas serangan absens adalah durasi singkat, onset dan terminasi mendadak, frekuensi sangat sering, terkadang disertai gerakan klonik pada mata, dagu dan bibir. 6ioklonik

<

#e&ang mioklonik adalah kontraksi mendadak, sebentar yang dapat umum atau terbatas pada wa&ah, batang tubuh, satau atau lebih ekstremitas, atau satu grup otot. Dapat berulang atau tunggal. #lonik 0ada ke&ang tipe ini tidak ada komponen tonik, hanya ter&adi ke&ang kelo&ot. di&umpai terutama sekali pada anak. *onik 6erupakan kontraksi otot yang kaku, menyebabkan ekstremitas menetap dalam satu posisi. ,iasanya terdapat de3iasi bola mata dan kepala ke satu sisi, dapat disertai rotasi seluruh batang tubuh. Wa&ah men&adi pu%at kemudian merah dan kebiruan karena tidak dapat bernafas. 6ata terbuka atau tertutup, kon&ungti3a tidak sensitif, pupil dilatasi. *onik #lonik 6erupakan suatu ke&ang yang diawali dengan tonik, sesaat kemudian diikuti oleh gerakan klonik. Atonik ,erupa kehilangan tonus. Dapat ter&adi se%ara fragmentasi hanya kepala &atuh ke depan atau lengan &atuh tergantung atau menyeluruh sehingga pasien ter&atuh. (. #e&ang *idak Dapat Diklasifikasi "ebagian besar serangan yang ter&adi pada bayi baru lahir termasuk golongan ini.

b. PEMERIKSAAN FISIK 0emeriksaan umum dan neurologis dilakukan seperti biasanya. !

c. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

0erlu diperiksa kadar glukosa, kalsium,magnesium, natrium, bilirubin, ureum dalam darah. >ang memudahkan timbulnya ke&ang adalah keadaaan hipoglikemia, hipomagnesemia, hipo atau hipernatremia, hiperbilirubinemia, uremia. 0enting pula diperiksa p/ darah karena alkalosis mungkin pula disertai ke&ang. !

d. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS 0ada foto rontgen kepala sapat dilihat adanya kelainan-kelainan pada tengkorak. #alsifikasi abnormal dapat di&umpai pada toksoplasmosis, meningioma. "ken tomografik olahan komputer dapat lebih &elas menun&ukkan kelainan-kelainan pada tengkorak dan dalam rongga intrakranium. !

e. PEMERIKSAAN PENUNJANG < 0emeriksaan yang dilakukan untuk menun&ang diagnosis epilepsi adalah- ! 1. ;airan serebrospinalis ;airan serebrobrospinalis pada penderita epilepsi umumnya normal. 0ungsi lumbal dilakukan pada penderita yang di%urigai meningitis. '. Elektroensefalografi 1EE)2 0emeriksaan EE) harus dilakukan pada semua penderita epilepsi. EE) dapat mengkonfirmasi akti3itas epilepsi bahkan dapat menun&ang diagnosis klinis dengan baik, tetapi tidak dapat menegakkan diagnosis se%ara pasti. Adanya kelainan fokal pada EE) menun&ukan kemungkinan adanya lesi struktural di otak, sedangkan adanya kelainan umum pada EE) menun&ukkan kemungkinan adanya kelainan genetika atau metabolik. 0erlu diingat bahwa tidak selalu gangguan fungsi otak dapat ter%ermin dalam rekaman EE). EE) normal dapat di&umpai pada anak yang nyata-nyata menderita kelainan otak. #ira-kira 1 ? pasien epilepsi mempunyai EE) yang normal. 8ekaman EE) dikatakan abnormal apabila Asimetris irama dan 3oltage gelombang pada daerah yang sama dikedua hemisfer otak @

Irama gelombang tidak teratur Irama gelombang lebih lambat dibandingkan seharusnya Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak yang normal, seperti gelombang ta&am paku 1spike2, paku-ombak, paku ma&emuk. 0emeriksaan EE) berfungsi dalam mengklisifikasikan tipe ke&ang dan menentukan terapi yang tepat. EE) harus diulangi apabila ke&ang sering dan berat walaupun sedang dalam pengobatan, apabila ter&adi perubahan pola ke&ang yang berarti atau apabila timbul defisit neurologi yang progresif.

(.

0en%itraan 0emeriksaan pen%itraan yang dilakukan antara lain foto polos kepala, angiografi serebral, ;*-s%an, 68I. 0ada foto polos kepala dilihat adanya tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial, asimetris tengkorak, perkapuran abnormal tetapi pemeriksaan ini sudah banyak ditinggalkan. Angiogarafi dilakukan pada pasien yang akan dioperasi karena adanya fokus epilepsi berupa tumor. ;*-s%an dan 68I digunakan untuk mendeteksi adanya malformasi otak kongenital. Indikasi ;*-s%an dan 68I antara lain kesulitan dalam mengontrol ke&ang, ditemukannya kelainan neurologis yang progresif dalam pemeriksaan fisik, perburukan dalam hasil EE), %uriga terhadap peningkatan tekanan intrakranial dan pada kasus-kasus dimana dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan.

II.5 DIAGNOSIS BANDING 1. "inkope sinkope ialah keadaan kehilangan kesadaran sepintas akibat kekurangan aliran darah ke dalam otak dan anoksia. "ebabnya ialah tensi darah yang menurun mendadak, biasanya ketika penderita sedang berdiri. 0ada @<? kasus-kasus ter&adi akibat gangguan emosi. 0ada fase permulaan, penderita men&adi gelisah, tampak pu%at, berkeringat, merasa pusing, pandangan mengelam. #esadaran menurun se%ara berangsur, nadi melemah, tekanan dara rendah. Dengan diaringkan hori7ontal penderita segera membaik. @, !

'. /ipoglikemia /ipoglikemia didahului rasa lapar, berkeringat, palpitasi, tremor, mulut kering. #esadaran dapat menurun perlahan-lahan. !

(. /isteria #e&ang fungsional atau psikologis sering terdapat pada wanita terutama antara @-1< tahun. "erangan biasanya ter&adi di hadapan orang-orang yang hadir karena ingin menarik perhatian. 4arang ter&adi luka-luka akibat &atuh, mengompol atau perubahan pas%a serangan seperti terdapat pada epilepsi. )erakan-gerakan yang ter&adi tidak menyerupai ke&ang tonik-klonik, tetapi bisa menyerupai sindroma hiper3entilasi. *imbulnya serangan sering berhubungaAn dengan stress. !

II. PENGOBATAN EPILEPSI *u&uan pengobatan adalah untuk mengatasi ke&ang dengan dosis optimal terendah. >ang terpenting adalah kadar obat antiepilepsi bebas yang dapat menembus sawar darah otak dan men%apai reseptor susunan saraf pusat. 9 "erangan epilepsi dapat dihentikan oleh obat dan dapat pula di%egah agar tidak kambuh. Bbat tersebut disebut sebagai obat antikon3ulsi atau obat antiepilepsi. 9 0rinsip pengobatan epilepsi - 9 1. 6endiagnosis se%ara pasti, menentukan etiologi, &enis serangan dan sindrom epilepsi '. 6emulai pengobatan dengan satu &enis obat antiepilepsi (. 0enggantian obat antiepilepsi se%ara bertahap apabila obat antiepilepsi yang pertama gagal +. 0emberian obat antiepilepsi sampai 1-' tahun bebas ke&ang

BAE pilihan pertama dan kedua - 9, 1 1. "erangan parsial 1sederhana, kompleks dan umum sekunder2 BAE I - #arbama7epin, fenobarbital, primidon, fenitoin BAE II - ,en7odia7epin, asam 3alproat '. "erangn tonik klonik BAE I -#arbama7epin, fenobarbital, primidon, fenitoin, asam 3alproat BAE II - ,en7odia7epin, asam 3alproat (. "erangan absens BAE I - Etosuksimid, asam 3alproat BAE II - ,en7odia7epin +. "erangan mioklonik BAE I - ,en7odia7epin, asam 3alproat BAE II - Etosuksimid <. "erangan tonik, klonik, atonik "emua BAE ke%uali etosuksinid Pe!"#e!$%a! Oba$ A!$% E&%'e&(% 0enghentian pemberian obat pada penderita epilepsi, dilakukan pada keadaan C keadaan sebagai berrikut- 9 0ada epilepsi yang sulit diatasi lakukan pemantauan yang intensif untuk men%ari diagnosis yang sebenarnya dan pengobatan yang sesuai. "elain itu dipergunakan pemantauan EE) yang %ermat dan lebih lama dari ' menit. Epilepsi di%egah dengan perawatan pada masa prenatal dan perinatal. *indakan selan&utnya adalah diagnosis dan pengobatn dini semasa bayi dengan BAE yang tepat. ,ila pengobatan tidak memberikan efek sama sekali, dapat dipertimbangkan untuk pembedahan. ,ila pada pemeriksaan 0E* s%an pada anak dengan berbagai &enis epilepsi yang berat ditemukan adanya hipometabolisme unilateral yang difus, maka dapat dilakukan reseksi lokal sampai hemisferektomi. 0ertimbangan penghentian pengobatan didasarkan atas pertimbangan keseimbangan antara resiko penggunaan BAE yang terus menerus 1intoksikasi kronis, efek teratogenik2 dan resiko kemungkinan kambuh serangan 1%edera, peker&aan2. 0enghentian pengobatan dilakukan setelah bebas serangan selama ' tahun atau lebih, perlahan-lahan dalam waktu beberapa bulan 1+-= bulan atau '<? setiap '-+ minggu2, diskusikan kemungkinan 1

kekambuhan. 8isiko kambuh setelah penghentian obat dalam 1 tahun pertama '<? dan men&adi '9? dalam ' tahun. #ekambuhan ter&adi ! ? dalam tahun pertama. :aktor yang mempengaruhi risiko kekambuhan - masa bebas serangan sebelum penghentian obat singkat, banyak ma%am tipe serangan, ke&ang tonik-klonik, perlu waktu lama untuk men%apai bebas serangan, poloterapi, EE) abnormal, pemeriksaan neurologis abnormal, timbul serangan pada saat penghentian obat. II.) PROGNOSIS 0enderita epilepsi yang berobat teratur, 1D( akan bebas serangan paling sedikit ' tahun. ,ila lebih dari < tahun sesudah serangan terakhir, obat dihentikan dan penderita tidak mengalami ke&ang lagi, dapat dikatakan bahwa penderita telah mengalami remisi. ( ? penderita tidak akan mengalami remisi walau sudah minum obat teratur. 1 :aktor yang mempengaruhi remisi adalah lamanya ke&ang, etiologi, tipe ke&ang, umur awal ter&adi ke&ang, ke&ang tonik-klonik, ke&ang parsial kompleks akan mengalami remisi pada hampir lebih dari < ? penderita. 6akin muda usia awal ter&adinya ke&ang, remisi lebih sering ter&adi. 1 .mur onset yang relatif lambat sesudah usia ' atau ( tahun, &uga merupakan faktor yang menguntungkan. 8esiko kekambuhan setelah penghentian pengobatan tergantung pada faktor yang sama dengan remisi ke&ang. (

11

BAB III KESIMPULAN 0enyakit epilepsi pada anak sering kali ter&adi. Epilepsi adalah penyakit gangguan kronik pada otak akibat gangguan atau infeksi yang ter&adi pada otak sebelumnya. )angguan bersifat mendadak dan ter&adi sesaat. 0enyakit epilepsi pada anak ini mun%ul seperti suatu serangan dan ter&adi berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak yang bersifat re3ersibel dengan berbagai penyebab. )e&ala epilepsi yang timbul se%ara tiba-tiba dan menghilang se%ara tiba-tiba pula. Epilepsi pada anak &uga banyak ma%amnya penggolongan penyakit ini berdasarkan ge&ala yang timbul pada saat serangan. .ntuk lebih mengenal se%ara &elas, se%ara sederhana epilepsi dibagi dalam dua golongan besar yaitu epilepsi umum dan epilepsi parsial. 0etit 6all adalah ter&adi gangguan kesadaran se%ara mendadak 1absen%e2. 0ada &enis penyakit epilepsi ini penderita akan tampak diam tanpa reaksi 1bengong2 untuk beberapa saat, kemudian melan&utkan aktifitasnya semula setelah sadar. )rand 6all, Epilepsi &enis ini ditandai dengan kehilangan kesadaran, kemudian ter&adi ke&ang-ke&ang, keluar air liur yang berbusa dari mulut, sering disertai napas mengorok pada saat serangan. 6ioklonik 4u3enil, #ontraksi otot singkat ter&adi pada penderita epilepsi ini. #ontraksi ter&adi pada satu kelompok otot atau beberapa kelompok otot. #ekuatan kontraksi otot ber3ariasi dari yang lemah, yang tidak terlihat, sampai yang kuat hingga ter&adi sentakan hebat dan dapat mengakibatkan penyandang epilepsi ter&atuh atau melontarkan benda-benda yang sedang dipegang.

1'

DAFTAR PUSTAKA 1. *&ah&adi 0etrus, Dikot >ustiani, )unawan Dede. )ambaran .mum 6engenai Epilepsi. Dalam- /arsono, penyunting. #apita "elekta $eurologi. Edisi-'. >ogyakarta)a&ahmada .ni3ersity 0ress5 ' '. @- h.119-1((.

"yeban Eakiah, 6arkam ", /arahap *agor. Epilepsi. Dalam- 6arkam "oemarmo, penyunting. 0enuntun $eurologi. Edisi-1. *angerang- ,inarupa Akasara5 ' 1 '. 9- h. 1 -

(.

0assat 4immy. Epidemiologi Epilepsi. Dalam- "oetomenggolo *aslim, Ismael "ofyan, 0enyunting. $eurologi Anak. 4akarta- ,adan 0enerbit IDAI5 ' 9- h.19 -19@.

+.

9umbantobing "6. Etiologi Dan :aal "akitan Epilepsi. Dalam- "oetomenggolo *aslim, Ismael "ofyan, 0enyunting. $eurologi Anak. 4akarta- ,adan 0enerbit IDAI5 ' ' (. 9- h.19@-

<.

"oetomenggolo *aslim. 0emeriksaan 0enun&ang 0ada Epilepsi. Dalam- "oetomenggolo *aslim, Ismael "ofyan, 0enyunting. $eurologi Anak. 4akarta- ,adan 0enerbit IDAI5 ' 9- h.''(-''=.

=.

Ismael "ofyan. #lasifikasi ,angkitan Atau "erangan #e&ang 0ada Epilepsi. Dalam"oetomenggolo *aslim, Ismael "ofyan, 0enyunting. $eurologi Anak. 4akarta- ,adan 0enerbit IDAI5 ' 9- h.' +-' 9.

@.

"oetomenggolo *aslim. #elainan 6enyerupai Epilepsi. Dalam- "oetomenggolo *aslim, Ismael "ofyan, 0enyunting. $eurologi Anak. 4akarta- ,adan 0enerbit IDAI5 ' '1+ 9- h.' 9-

!.

6arkam ", )unawan ", Indrayana, 9a7uardi ". Diagnostik Epilepsi. Dalam- 6arkam "oemarmo, penyunting. 0enuntun $eurologi. Edisi-1. *angerang- ,inarupa Akasara5 ' 9- h. 1 (-11(.

9.

9a7uardi "amuel. 0engobatan Epilepsi. Dalam- "oetomenggolo *aslim, Ismael "ofyan, 0enyunting. $eurologi Anak. 4akarta- ,adan 0enerbit IDAI5 ' 9- h.''=-'+1.

1(

1 .

/aslam 8obert. "istem "araf5 ,ab <+( #e&ang-#e&ang 0ada 6asa Anak. Dalam- $elson Waldo E, penyunting. $elson Ilmu #esehatan Anak. Edisi-1<. Folume-(, diter&emahkan oleh Wahab "amik. 4akarta- E);5 ' 1 - h.' <=-' = .

1+

You might also like

  • Bab I
    Bab I
    Document12 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document12 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document14 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Impetigo
    Impetigo
    Document10 pages
    Impetigo
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • OPTIMASI STRUMA
    OPTIMASI STRUMA
    Document23 pages
    OPTIMASI STRUMA
    INDAH DWI MENTARI
    No ratings yet
  • Impetigo
    Impetigo
    Document10 pages
    Impetigo
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Status Anak Sakit
    Status Anak Sakit
    Document8 pages
    Status Anak Sakit
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document13 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document25 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • DBD
    DBD
    Document19 pages
    DBD
    Chandra Cuy
    0% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Document26 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document14 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document10 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document13 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Impetigo
    Impetigo
    Document10 pages
    Impetigo
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Polip Koanal
    Polip Koanal
    Document29 pages
    Polip Koanal
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Makalah Forensik
    Makalah Forensik
    Document1 page
    Makalah Forensik
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document10 pages
    Bab I
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Wanda Anak
    Wanda Anak
    Document14 pages
    Wanda Anak
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
    Document15 pages
    Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • KUHP_BAB
    KUHP_BAB
    Document10 pages
    KUHP_BAB
    Ilham rianda
    No ratings yet
  • Makalah Forensik
    Makalah Forensik
    Document1 page
    Makalah Forensik
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Skizo Neurotik
    Skizo Neurotik
    Document13 pages
    Skizo Neurotik
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Skizo Neurotik
    Skizo Neurotik
    Document13 pages
    Skizo Neurotik
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • KUHAP
    KUHAP
    Document4 pages
    KUHAP
    Dennis Martin
    No ratings yet
  • Makalah Forensik
    Makalah Forensik
    Document1 page
    Makalah Forensik
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Gangguan Waham
    Gangguan Waham
    Document13 pages
    Gangguan Waham
    Chandra Cuy
    100% (1)
  • Bell Palsy
    Bell Palsy
    Document9 pages
    Bell Palsy
    Chandra Cuy
    No ratings yet
  • Bell Palsy
    Bell Palsy
    Document9 pages
    Bell Palsy
    Chandra Cuy
    No ratings yet