You are on page 1of 23

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN PRE DAN POS OPERATIF FRAKTUR

A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Smeltzer & Bare,2002:23 !". Fraktur adalah patah tulang, #iasanya dise#a#kan oleh trauma atau tenaga $isik. (%ri&e & 'ilson, 200(: )3( ". Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan * atau tulang ra+an yang umumnya dise#a#kan oleh rudapaksa. (,ri$ -ansjoer dkk,2000:3.(" 2. Klasifi asi a. Klasifi asi linis )" Fraktur tertutup (simple*&losed $ra&ture". Suatu $raktur yang tidak mempunyai hu#ungan dengan dunia luar (menye#a#kan ro#eknya kulit." 2" Fraktur ter#uka (&ompound*open $ra&ture". Fraktur yang mempunyai hu#ungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat #er#entuk $rom +ithin (dari dalam" atau $rom +ithout (dari luar". Fraktur ter#uka dapat di#agi atas tiga derajat yaitu a" /erajat 0 ). luka 1 ) &m 2. kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk 3. $raktur sederhana, trans2ersal, o#lik, atau koinuti$ ringan .. kontaminasi minimal #" /erajat 00 ). laserasi 3 ) &m

2. kerusakan jaringan lunak, tidak luas, $lap*a2ulse 3. $raktur kominuti$ sedang .. kontaminasi sedang &" /erajat 000 4erjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan neuro2as&ular serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat 000 ter#agi atas : ). 000, :Fragmen tulang masih di#ungkus jaringan lunak 2. 000B : Fragmen tulang tak di#ungkus jaringan lunak terdapat pelepasan lapisan periosteum,$raktur kontinuiti$ 3. 0005 : 4rauma pada arteri yang meme#utuhkan per#aikan agar #agia# distal dapat diperthankan ,terjadi kerusakan jaringan lunak he#at. 6 Fraktur dengan komplikasi (&ompi&ated $ra&ture". Fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya malunion, delayed union, in$eksi tulang (,ri$ -ansjoer dkk,2000:3.(" !. Klasifi asi "#$lit%ti&a "#$lit

)" Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan #iasanya mengalami pergeseran (#ergeser dari posisi normal" 2" Fraktur tidak komplit adalah patah hanya terjadi pada se#agian dari garis tengah tulang (Smeltzer & Bare,2002:23 !" '. Klasifi asi #en(r(t garis )(s(s fra t(r )" 7reensti&, $raktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya mem#engkok. 2" 4rans$ersal,$raktur sepanjang garis tengah tulang.

3" 8#lik, $raktur mem#entuk sudut dengan garis tengah tulang (le#ih tidak sta#il dis#anding trans$ersal". ." Spiral, $raktur memuntir seputar #atang tulang. " 9ominuti$, $raktur dengan tulang pe&ah menjadi #e#erapa $ragmen. (" /epresi, $raktur dengan $ragmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang +ajah". !" 9ompresi, $raktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang #elakang". :" ,2ulsi, tertariknya $ragmen tulang oleh ligament atau tendo pada perlekatannya. ;" <pi$iseal, $raktur melalui epi$isis. )0" 0mpaksi,$raktur dimana $ragmen tulang terdorong ke $ragmen tulang lainnya. (Smeltzer & Bare,2002:23 !". &. *en(r(t )(!(ngan antara frag#en &engan frag#en lainn+a ). 4idak #ergeser (undispla&ed", garis patah komplit tetapi kedua $ragmen tidak #ergeser, periosteumnya masih utuh 2. Bergeser (displa&ed", terjadi pergeseran $ragmen=$ragmen $raktur yang juga dise#ut lokasi $ragmen, ter#agi : a" dislokasi ad longitudinam &um &ontra&tionum (pergeseran searah sum#u dan o2erlapping" #" dislokasi ad a>im (pergeseran yang mem#entuk sudut" &" dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua $ragmen saling menjauhi" (,ri$ -ansjoer dkk,2000:3.(" ,. *anifestasi Klinis -ani$estasi klinis $raktur adalah nyeri, hilaangnya $ungsi, de$ormitas, pemendekan ekstremitas, krepitus, pem#engkakan lo&al, dan peru#ahan +arna. a. ?yeri terus menerus dan #ertam#ah #eratnya sampai $ragmen tulang diimo#ilisasi. Spasme otot yang menyertai $raktur merupakan #entuk

#idai alamiah yang diran&ang untuk meminimalkan gerakan antar $ragmen tulang. #. Setelah terjadi $raktur, #agian=#agian tak dapat digunakan dan &enderung #ergerak se&ara tidak alamiah (gerakan luar #iasa" #ukannya tetap rigid seperti normalnya. %ergeseran $ragmen pada $raktur lengan atau tungkai menye#a#kan de$ormitas (terlihat maupun tera#a" ekstremitas yang #isa diketahui dengan mem#andingkan dengan ekstremitas normal. <kstremitas tak dapat #er$ungsi dengan #aik karena $ungsi normal otot tergantung pada integritas tulang tempat melengketnya otot. &. %ada $raktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang se#enarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan #a+ah tempat $raktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2, sampai sampai 2 in&i". d. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, tera#a adanya derik tulang yang dinamakan krepitus yang tera#a aki#at gesekan antara $ragmen satu dengan lainnya. (uji krepitus dapat mengaki#atkan kerusakan jaringan lunak yang le#ih #erat". e. %em#engkakan dan peru#ahan +arna lo&al pada kulit terjadi se#agai aki#at trauma dan perdarahan yang mengikuti $raktur. 4anda ini #isa #aru terjadi setelah #e#erapa jam atau hari setelah &edera. (Smeltzer & Bare,2002:23 :". -. Pat"fisi"l"gi %atah tulang #iasanya terjadi karena #enturan tu#uh, jatuh atau trauma Baik itu karena trauma langsung misalnya: tulang kaki ter#entur #emper mo#il, atau tidak langsung misalnya: seseorang yang jatuh dengan telapak tangan menyangga. @uga #isa karena trauma aki#at tarikan otot misalnya: patah tulang patela dan olekranon, karena otot trisep dan #isep mendadak #erkontraksi. Se+aktu tulang patah perdarahan #iasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak sekitar tulang terse#ut, jaringan lunak juga #iasanya mengalami kerusakan. Aeaksi peradangan #iasanya tim#ul he#at &m ()

setelah $raktur. Sel=sel darah putih dan sel mast #erakumulasi menye#a#kan peningkatan aliran darah ketempat terse#ut. Fagositosis dan pem#ersihan sisa=sisa sel mati dimulai. /i tempat patah ter#entuk $i#rin (hematoma $raktur" dan #er$ungsi se#agai jala=jala untuk melekatkan sel=sel #aru. ,kti2itas osteo#last terangsang dan ter#entuk tulang #aru imatur yang dise#ut &allus. Bekuan $i#rin direa#sor#si dan sel=sel tulang #aru mengalami remodeling untuk mem#entuk tulang sejati. 0nsu$isiensi pem#uluh darah atau penekanan sera#ut sara$ yang #erkaitan dengan pem#engkakan yang tidak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstremitas dan mengaki#atkan kerusakan sara$ peri$er. Bila tidak terkontrol pem#engkakan dapat mengaki#atkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dapat #eraki#at anoksia jaringan yang mengaki#atkan rusaknya sera#ut sara$ maupun jaringan otot. 9omplikasi ini dinamakan sindrom kompartemen. 4ulang #ersi$at rapuh namun &ukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. 4api apa#ila tekanan eksternal yang datang le#ih #esar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengaki#atkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi $raktur, periosteum dan pem#uluh darah serta sara$ dalam korteks, marro+, dan jaringan lunak yang mem#ungkus tulang rusak. %erdarahan terjadi karena kerusakan terse#ut dan ter#entuklah hematoma di rongga medula tulang. @aringan tulang segera #erdekatan ke #agian tulang yang patah. @aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon in$lamasi yang ditandai denagn 2asodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan in$iltrasi sel darah putih. 9ejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyem#uhan tulang nantinya. Fraktur akan mempengaruhi jaringan sekitarnya yaitu perusakkan pada sara$ sensori, kerusakan jaringan lemak dapat menye#a#kan luka ter#uka sehingga memungkinkan terjadinya in$eksi. Bntuk kerusakkan pem#uluh darah dapat menye#a#kan perdarahan, in$lamasi, dan rupture tendon sehingga terjadinya penekanan sara$ akan menye#a#kan nyeri. Selain itu juga akan mempengaruhi korteks tulang dan periosteum sehingga akan

mengalami de$ormitas dan pemendekan tulang, hal itu menye#a#kan ekstrimitas terganggu.

.. Pe#eri saan Diagn"sti a" %emeriksaan rontgen: menentukan lokasi* luasnya $raktur* trauma #" S&an tulang, tomogram, s&an 54*-A0: memperlihatkan $rakturC juga dapat digunakan untuk mengidenti$ikasi kerusakan jaringan tulang. &" ,rteriogram: dilakukan #ila kerusakan 2as&ular di&urigai. d" Ditung darah lengkap: Dt mungkin meningkat (hemokonsentrasi" atau menurun (perdarahan #ermakna pada sisi $raktur atau organ jauh pada trauma multipel". %eningkatan jumlah S/% adalah respon stress normal setelah trauma. e" 9reatinin: trauma otot meningkatkan #e#an kreatinin untuk klirens ginjal. $" %ro$il koagulasi: peru#ahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tran$usi multiple atau &edera hati. (/oenges, 2000: !(2" /. Penatala sanaan *e&i a" Fraktur 4er#uka -erupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh #akteri dan disertai perdarahan yang he#at dalam +aktu (=: jam (golden period". 9uman #elum terlalu jauh meresap dilakukan: 1) %em#ersihan luka 2) <>i&i 3) De&ting situasi 4) ,nti#iotik #" Seluruh Fraktur ). Aekognisis*%engenalan Ai+ayat kejadian harus jelas untuk mentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya. 2. Aeduksi*-anipulasi*Aeposisi Bpaya untuk memanipulasi $ragmen tulang sehingga kem#ali seperti semula se&ara optimun. /apat juga diartikan

Aeduksi $raktur (setting tulang" adalah mengem#alikan $ragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis (#runner, 200)". Aeduksi tertutup, traksi, atau reduksi ter#uka dapat dilakukan untuk mereduksi $raktur. -etode tertentu yang dipilih #ergantung si$at $raktur, namun prinsip yang mendasarinya tetap, sama. Biasanya dokter melakukan reduksi $raktur sesegera mungkin untuk men&egah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya aki#at in$iltrasi karena edema dan perdarahan. %ada ke#anyakan kasus, roduksi $raktur menjadi semakin sulit #ila &edera sudah mulai mengalami penyem#uhan. Se#elum reduksi dan imo#ilisasi $raktur, pasien harus dipersiapkan untuk menjalani prosedurC harus diperoleh izin untuk melakukan prosedur, dan analgetika di#erikan sesuai ketentuan. -ungkin perlu dilakukan anastesia. <kstremitas yang akan dimanipulasi harus ditangani dengan lem#ut untuk men&egah kerusakan le#ih lanjut Reduksi tertutup. %ada ke#anyakan kasus, reduksi tertutup dilakukan dengan mengem#alikan $ragmen tulang keposisinya (ujung=ujungnya saling #erhu#ungan" dengan manipulasi dan traksi manual. <kstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan, sementara gips, #iadi dan alat lain dipasang oleh dokter. ,lat immo#ilisasi akan menjaga reduksi dan mensta#ilkan ekstremitas untuk penyem#uhan tulang. Sinar=> harus dilakukan untuk mengetahui apakah $ragmen tulang telah dalam kesejajaran yang #enar. Traksi. 4raksi dapat digunakan untuk mendapatkan e$ek reduksi dan imo#lisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Sinar=> digunakan untuk memantau reduksi $raktur dan aproksimasi $ragmen tulang. 9etika tulang sem#uh, akan terlihat pem#entukan kalus pada

sinar=>. 9etika kalus telah kuat dapat dipasang gips atau #idai untuk melanjutkan imo#ilisasi. Reduksi Terbuka. %ada $raktur tertentu memerlukan reduksi ter#uka. /engan pendekatan #edah, $ragmen tulang direduksi. ,lat $iksasi interna dalam #entuk pin, ka+at, sekrup, plat paku, atau #atangan logam digunakan untuk mempertahankan $ragmen tulang dalam posisnya sampai penyem#uhan tulang yang solid terjadi. ,lat ini dapat diletakkan di sisi tulang atau langsung ke rongga sumsum tulang, alat terse#ut menjaga aproksimasi dan $iksasi yang kuat #agi $ragmen tulang. 3. 8A<F %enanganan intraoperati$ pada $raktur ter#uka derajat 000 yaitu dengan &ara reduksi ter#uka diikuti $iksasi eksternal (open reduction and external fixation=8A<F" sehingga diperoleh sta#ilisasi $raktur yang #aik. 9euntungan $iksasi eksternal adalah memungkinkan sta#ilisasi $raktur sekaligus menilai jaringan lunak sekitar dalam masa penyem#uhan $raktur. %enanganan pas&aoperati$ yaitu pera+atan luka dan pem#erian anti#iotik untuk mengurangi risiko in$eksi, pemeriksaan radiologik serial, darah lengkap, serta reha#ilitasi #erupa latihan=latihan se&ara teratur dan #ertahap sehingga ketiga tujuan utama penanganan $raktur #isa ter&apai, yakni union (penyam#ungan tulang se&ara sempurna", sem#uh se&ara anatomis (penampakan $isik organ anggota gerakC #aik, proporsional", dan sem#uh se&ara $ungsional (tidak ada kekakuan dan ham#atan lain dalam melakukan gerakan" .. 8A0F 8A0F adalah suatu #entuk pem#edahan dengan pemasangan internal $iksasi pada tulang yang mengalami $raktur. Fungsi 8A0F untuk mempertahankan posisi $ragmen

tulang agar tetap menyatu dan tidak mengalami pergeseran. 0nternal $iksasi ini #erupa 0ntra -edullary ?ail #iasanya digunakan untuk $raktur tulang panjang dengan tipe $raktur tran2ers. Aeduksi ter#uka dengan $iksasi interna (8A0FEopen reduction and internal fixation" diindikasikan pada kegagalan reduksi tertutup, #ila di#utuhkan reduksi dan $iksasi yang le#ih #aik di#anding yang #isa di&apai dengan reduksi tertutup misalnya pada $raktur intra=artikuler, pada $raktur ter#uka, keadaan yang mem#utuhkan mo#ilisasi &epat, #ila diperlukan $iksasi rigid, dan se#againya. Sedangkan reduksi ter#uka dengan $iksasi eksterna (8A<FEopen reduction and external fixation" dilakukan pada $raktur ter#uka dengan kerusakan jaringan lunak yang mem#utuhkan per#aikan 2askuler, $asiotomi, $lap jaringan lunak, atau de#ridemen ulang. Fiksasi eksternal juga dilakukan pada politrauma, $raktur pada anak untuk menghindari $iksasi pin pada daerah lempeng pertum#uhan, $raktur dengan in$eksi atau pseudoarthrosis, $raktur kominuti$ yang he#at, $raktur yang disertai de$isit tulang, prosedur pemanjangan ekstremitas, dan pada keadaan malunion dan nonunion setelah $iksasi internal. ,lat=alat yang digunakan #erupa pin dan wire (S&hanz screw, Steinman pin, 9irs&hner +ire" yang kemudian dihu#ungkan dengan #atang untuk $iksasi. ,da 3 ma&am $iksasi eksternal yaitu monolateral*standar uniplanar, sirkuler*ring (0lizaro2 dan 4aylor Spatial Frame", dan $iksator hy#rid. 9euntungan $iksasi eksternal adalah mem#eri $iksasi yang rigid sehingga tindakan seperti skin graft/flap, bone graft, dan irigasi dapat dilakukan tanpa mengganggu posisi $raktur. Selain itu, memungkinkan pengamatan langsung mengenai kondisi luka, status neuro2askular, dan 2ia#ilitas $lap dalam masa

penyem#uhan $raktur. 9erugian tindakan ini adalah mudah terjadi in$eksi, dapat terjadi $raktur saat melepas $iksator, dan kurang #aik dari segi estetik%enanganan pas&aoperati$ meliputi pera+atan luka dan pem#erian anti#iotik untuk mengurangi risiko in$eksi, pemeriksaan radiologik serial, darah lengkap, serta reha#ilitasi. %enderita di#eri anti#iotik spektrum luas untuk men&egah in$eksi dan dilakukan kultur pus dan tes sensiti2itas. /iet yang dianjurkan tinggi kalori tinggi protein untuk menunjang proses penyem#uhan.Aa+at luka dilakukan setiap hari disertai nekrotomi untuk mem#uang jaringan nekrotik yang dapat menjadi sum#er in$eksi. %ada kasus ini selama follow-up ditemukan tanda= tanda in$eksi jaringan lunak dan tampak nekrosis pada ti#ia sehingga diren&anakan untuk de#ridemen ulang dan osteotomi. Bntuk pemantauan selanjutnya dilakukan pemeriksaan radiologis $oto $emur dan &ruris setelah reduksi dan imo#ilisasi untuk menilai reposisi yang dilakukan #erhasil atau tidak. %emeriksaan radiologis serial se#aiknya dilakukan ( minggu, 3 #ulan, ( #ulan, dan )2 #ulan sesudah operasi untuk melihat perkem#angan $raktur. Selain itu dilakukan pemeriksaan darah lengkap rutin . Aetensi*0mmo#ilisasi Bpaya yang dilakukan untuk menahan $ragmen tulang sehingga kem#ali seperti semula se&ara optimun. mobilisasi fraktur. Setelah $raktur direduksi, $ragmen tulang harus diimo#ilisasi, atau dipertahankan dalam posisi kesejajaran yang #enar sampai terjadi penyatuan. 0mo#ilisasi dapat dilakukan dengan $iksasi eksterna atau interna. -etode $iksasi eksterna meliputi pem#alutan, gips, #idai, traksi kontinu, pin dan teknik gips, atau $iksator eksterna. 0mplan logam dapat digunakan untuk $iksasi interna yang #erperan se#agai #idai interna untuk mengimo#ilisasi $raktur.

(. Aeha#ilitasi -enghindari atropi dan kontraktur dengan $isioterapi. Segala upaya diarahkan pada penyem#uhan tulang dan jaringan lunak. Aeduksi dan imo#ilisasi harus dipertahankan sesuai ke#utuhan. Status neuro2askuler (mis. pengkajian peredaran darah, nyeri, pera#aan, gerakan" dipantau, dan ahli #edah ortopedi di#eritahu segera #ila ada tanda gangguan neuro2askuler. 9egelisahan, ansietas dan ketidaknyamanan dikontrol dengan #er#agai pendekatan (mis. meyakinkan, peru#ahan posisi, strategi peredaan nyeri, termasuk analgetika". Fatihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atro$i disuse dan meningkatkan peredaran darah. %artisipasi dalam akti2itas hidup sehari=hari diusahakan untuk memper#aiki kemandirian $ungsi dan harga=diri. %engem#alian #ertahap pada akti2itas semula diusahakan sesuai #atasan terapeutika. Biasanya, $iksasi interna memungkinkan mo#ilisasi le#ih a+al. ,hli #edah yang memperkirakan sta#ilitas $iksasi $raktur, menentukan luasnya gerakan dan stres pada ekstrermitas yang diper#olehkan, dan menentukan tingkat akti2itas dan #e#an #erat #adan 0. K"#$li asi )" 9omplikasi a+al a" S!ok "ipo#olemik atau traumatik $#isa #eraki#at $atal dalam #e#erapa jam setelah &edera. S!ok "ipo#olemik atau traumatik dan kehilangan &airan ekstremitas, toraks, pel2is dan 2erte#ra. #" %mboli lemak $ dapat terjadi dalam .: jam atau le#ih &" Sindrom kompartemen $ #eraki#at kehilangan $ungsi ekstremitas permanen jika tidak ditangani segera. Sindrom kompartemen merupakan masalah yang terjadi saat per$usi jaringan dalam otor kurang dari yang di#utuhkan untuk kehidupan jaringan. Biasanya aki#at pendarahan ( #aik kehilangan darah eksternal maupu tak kelihatan"

pasien akan merasa nyeri pada saat #ergerak. ,da kompartemen: a. %ain: nyeri #. %allor: pu&at &. %ulsesness: tidak ada nadi d. %arestesia: rasa kesemutan e. %aralysis: d& nfeksi e& Tromboemboli ( emboli paru& kelemahan sekitar lokasi

tanda syndrome

terjadinya

syndrome

kompartemen.

$" 'oagulopati intra#askuler diseminata ( ' (& $ sekelompok kelainan pendarahan dengan #er#agai penye#a#, termasuk trauma massi$. -ani$estasi 90/ meliputi : ekimosis, pendarahan yang tidak terduga setelah pem#edahan, dan pendarahan dari mem#rane mukosa, tempat penusukan jarum in$us, saluran gastrointestinal dan kemih 2" 9omplikasi lam#at: a" %enyatuan terlam#at atau tidak ada penyatuan %enyatuan terlam#at terjsdi #ila penyem#uhan tidak terjadi dengan ke&epatan normal untuk jenis dan tempat $raktur tertentu .%enyatuan terlam#at distraksi mungkin #erhu#ungan dengan in$eksi sistemik dan ( tarikan jauh " $ragmen tulang.%ada akhirnya $raktur

menyem#uh.Dal ini dapat disema#uhkan dengan gra$t tulang./imana gra$t tulang mem#erikan kerangka untuk in2asi sel=sel tulang . #" ?ekrosis ,2askuler 4ulang ?ekrosis a2askuler terjadi #ila tulang kehilangan asupan darah dan mati. /apat terjadi setelah $raktur (khususnya kolum $emoris", dislokasi, terapi kortikosteroid dosis tinggi #erkepanjangan, penyakit ginjal kronik, anemia sel sa#it, dan penyakit lain. 4ulang yang mati mengalami tulang kolaps atau dia#sorpsi dan diganti dengan tulang yang #aru. &" Aeaksi terhadap alat $iksasi interna

,lat $iksasi interna #iasanya diam#il setelah penyatuan tulang telah terjadi, namun pada ke#anyakan pasien alat terse#ut tidak diangkat sampai menim#ulkan gejala. ?yeri dan penurunan $ungsi merupakan indi&ator utama telah terjadinya masalah. -asalah terse#ut meliputi kegagalan mekanis (pemasangan dan sta#ilisasi yang tak memadai", kegagalan material (alat yang &a&at atau rusak", #erkaratnya alat, menye#a#kan in$lamasi lo&al, respon alergi terhadap &ampuran logam yang digunakan, dan remodeling osteoporoti& di sekitar alat $iksasi (stress yang di#utuhkan untuk memperkuat tulang diredam oleh alat terse#ut, mengaki#atkan osteoporosis disuse". Bila angkat diangkat, tulang perlu dilindungi dari $raktur kem#ali sehu#ungan dengan osteoporosis, struktur tulang yang terganggu dan trauma. Aemodeling tulang akan mengem#alikan kekuatan stru&tural. (Smeltzer & Bare,2002:23 !". 1. Persia$an Pre O$erasi )" /iet : jam menjelang operasi pasien tidak diper#olehkan makan, . jam se#elum operasi pasien tidak diper#olehkan minum, (puasa" pada operasi dengan anaesthesi umum.%ada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan diper#olehkan.. 2" %emeriksaan penunjang -eliputi hasil la#oratorium, $oto roentgen, <57, BS7 dan lain= lain. 3" %ersetujuan operasi*in$ormed &onsent 0zin tertulis dari pasien * keluarga harus tersedia. %ersetujuan #isa didapat dari keluarga dekat yaitu suami * istri, anak tertua, orang tua dan kelurga terdekat. %ada kasus ga+at darurat ahli #edah mempunyai +e+enang untuk melaksanakan operasi tanpa surat izin tertulis dari pasien atau keluarga, setelah dilakukan #er#agai usaha untuk mendapat kontak dengan anggota keluarga pada sisa +aktu yang masih mungkin.

2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERA3ATAN 1. PENGKA4IAN Pre O$erasi a. %ola persepsi kesehatan=pemeliharaan kesehatan )" 9egiatan yang #eresiko &idera. 2" Ai+ayat penyakit yang menye#a#kan jatuh. 3" 9e#iasaan #erakti2itas tanpa pengamanan. #. %ola nutrisi meta#oli& )" ,danya gangguan pola na$su makan karena nyeri. 2" 8#ser2asi terjadinya perdarahan pada luka dan peru#ahan +arna kulit di sekitar luka, edema. &. %ola eliminasi )" 9onstipasi karena imo#ilisasi d. %ola akti2itas dan latihan )" 9esemutan, #aal 2" ,da ri+ayat jatuh atau ter#entur ketika sedang #erakti2itas 3" 4idak kuat menahan #e#an #erat ." 9eter#atasan mo#ilisasi " Berkurangnya atau tidak tera#anya denyut nadi pada daerah distal injury, lam#atnya kapiler re$ill tim e. %ola tidur dan istirahat )" 4idak #isa tidur karena kesakitan 2" Sering ter#angun karena kesakitan $. %ola persepsi kogniti$ )" ?yeri pada daerah $raktur 2" 9esemutan dan #aal pada #agian distal $raktur 3" %aresis, penurunan atau kehilangan sensasi g. %ola persepsi dan konsep diri )" Aasa kha+atir akan dirinya karena tidak dapat #erakti2itas seperti keadaan se#elumnya h. %ola peran dan hu#ungan dengan sesame )" -erasa tidak ditolong

2" 9e&emasan akan tidak melakukan peran seperti #iasanya P"st O$erasi a. %ola persepsi kesehatan=pemeliharaan kesehatan )" 9egiatan yang #eresiko &idera. 2" %engetahuan pasien tentang pera+atan luka di rumah #. %ola nutrisi meta#oli& )" ,danya gangguan pola na$su makan karena nyeri. &. %ola eliminasi )" 9onstipasi karena imo#ilisasi d. %ola akti2itas dan latihan )" 9eter#atasan #erakti2itas 2" Dilangnya gerakan atau sensasi spasme otot 3" Baal atau kesemutan ." %em#engkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi &edera " %erdarahan, peru#ahan +arna e. %ola tidur dan istirahat )" 4idak #isa tidur karena kesakitan luka operasi 2" Sering ter#angun karena kesakitan $. %ola persepsi kogniti$ )" 9eluhan lokasi, intensitas dan karakteristik nyeri 2" ?yeri pada luka operasi 3" 4idak adanya nyeri aki#at kerusakan sara$ ." %em#engkakan, perdarahan, peru#ahan +arna g. %ola persepsi dan konsep diri )" Aasa kha+atir akan dirinya 9arena tidak dapat #erakti2itas seperti keadaan se#elumnya h. %ola peran dan hu#ungan dengan sesama )" -erasa tidak tertolong 2" 9e&emasan akan tidak melakukan peran

II. DIAGNOSA KEPERA3ATAN Pre O$erasi ). ?yeri #erhu#ungan dengan spasme otot, kerusakan sekunder pada $raktur, edema. 2. 0mo#ilisasi $isik #erhu#ungan dengan &idera jaringan sekitar*$raktur. 3. Aesiko tinggi in$eksi #erhu#ungan dengan $raktur ter#uka dan kerusakan jaringan lunak. .. 5emas #erhu#ungan dengan prosedur pengo#atan. . 9erusakan integritas kulit #erhu#ungan dengan $raktur ter#uka. P"st O$erasi ). ?yeri #erhu#ungan dengan proses pem#edahan. 2. 9erusakan integritas kulit #erhu#ungan dengan trauma jaringan post pem#edahan. 3. 7angguan mo#ilisasi $isik #erhu#ungan dengan imo#ilisasi. .. Aesiko tinggi in$eksi #erhu#ungan dengan luka operasi. III. INTER5ENSI KEPERA3ATAN Pre O$erasi ). ?yeri #erhu#ungan dengan spasme otot, kerusakan sekunder pada $raktur, edema. 4ujuan 6?yeri #erkurang sampai hilang ditandai dengan: = 0ntensitas nyeri 2=3 = <kspresi +ajah rileks = 4idak merintih Aen&ana 4indakan: )" 9aji lokasi nyeri dan intensitas nyeri. Aasional: -engetahui tindakan yang dilakukan selanjutnya. 2" %ertahankan imo#ilisasi pada #agian yang sakitnya. Aasional: -engurangi nyeri 3" ,jarkan teknik relaksasi. Aasional: -engurangi nyeri pada saat nyeri tim#ul. ." @elaskan prosedur se#elum melakukan tindakan. Aasional: -empersiapkan pasien untuk le#ih kooperati$.

" Beri posisi yang tepat se&ara #erhati=hati pada area $raktur. Aasional: -eminimalkan nyeri, men&egah perpindahan tulang. (" Beri kesempatan untuk istirahat selama nyeri #erlangsung. Aasional: Bntuk mengurangi nyeri. !" 9ola#orasi dalam pem#erian terapi medik: analgetik. Aasional: -engatasi nyeri. 2. 0mo#ilisasi $isik #erhu#ungan dengan &idera jaringan sekitar*$raktur. 4ujuan : %asien dapat melakukan akti2itas se&ara mandiri dalam +aktu #ertahap ditandai dengan: higiene perseorangan, nutrisi dan eliminasi terpenuhi dengan #antuan. Aen&ana 4indakan: )" 9aji tingkat kemampuan akti2itas pasien. Aasional: -enentukan inter2ensi yang tepat sesuai dengan ke#utuhan pasien. 2" Bantu pasien untuk memenuhi ke#utuhannya yang tidak dapat dilakukan se&ara mandiri. Aasional: -engurangi nyeri dan semakin parahnya $raktur. 3" /ekatkan #arang=#arang yang di#utuhkan pasien. Aasional: -eningkatkan kemandirian pasien. ." %erhatian dan #antu personal higiene. Aasional: -en&egah komplikasi dan kerusakan integritas kulit. " B#ah posisi se&ara periodik sejak 2 jam sekali. Aasional: -en&egah komplikasi deku#itus. (" Fi#atkan keluarga dalam mem#erikan asuhan kepada pasien. Aasional: -em#eri moti2asi pada pasien. !" 9ola#orasi pem#erian analgetik. Aasional: -en&egah nyeri yang #erle#ihan. 3. Aesiko tinggi in$eksi #erhu#ungan dengan $raktur ter#uka dan kerusakan jaringan lunak. 4ujuan : 4idak ada tanda=tanda in$eksi ditandai dengan: = Suhu normal 3(=3!o5

4idak ada kemerahan, tidak ada edema, luka #ersih.

Aen&ana 4indakan: )" 8#ser2asi 44G terutama suhu. Aasional: %eningkatan suhu menunjukkan adanya in$eksi. 2" @aga daerah luka tetap #ersih dan kering. Aasional: Fuka yang kotor dan #asah merupakan media yang #aik untuk mikroorganisme #erkem#ang #iak. 3" 4utup daerah yang luka dengan kasa steril*#alutan #ersih. Aasional: -en&egah kuman*mikroorganisme masuk. ." Aa+at luka dengan teknik aseptik. Aasional: -en&egah mikroorganisme #erkem#ang #iak. " 9ola#orasi dengan medik untuk pem#erian anti#iotik. Aasional: -engham#at pertum#uhan mikroorganisme. .. 5emas #erhu#ungan dengan prosedur pengo#atan. 4ujuan : 5emas #erkurang ditandai dengan: = = = %asien mengerti penjelasan yang di#erikan oleh pera+at mengenai pengo#atan. %asien kooperati$ saat dilakukan pera+atan. %asien dapat mengungkapkan perasaan &emas.

Aen&ana 4indakan: )" 9aji tingkat ke&emasan. Aasional: -engidenti$ikasi inter2ensi selanjutnya. 2" 8#ser2asi tanda=tanda 2ital. Aasional: -engidenti$ikasi tingkat ke&emasan. 3" @elaskan pada pasien prosedur pengo#atan. Aasional: -engurangi tingkat ke&emasan pasien. ." Berikan lingkungan yang nyaman. Aasional: Fingkungan yang nyaman dapat mengurangi tingkat ke&emasan. " Fi#atkan keluarga dalam mem#erikan support. Aasional: -em#eri dukungan dan mengurangi rasa &emas pasien.

. 9erusakan integritas kulit #erhu#ungan dengan $raktur ter#uka. 4ujuan : -en&apai penyem#uhan luka sesuai +aktu*penyem#uhan lesi terjadi. Aen&ana 4indakan: )" 9aji kulit pada luka ter#uka, #enda asing, kemerahan, perdarahan, peru#ahan +arna, kela#u, memutih. Aasional: -em#erikan in$ormasi tentang sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin dise#a#kan oleh alat dan atau pemasangan gips*#e#at atau traksi. 2" 8#ser2asi tanda=tanda 2ital. Aasional: %eningkatan terutama suhu merupakan tanda=tanda in$eksi. 3" -asase kulit dan penonjolan tulang. %ertahankan tempat tidur kering dan #e#as kerutan. Aasional: -enurunkan tekanan pada area yang peka dan risiko a#rasi*kerusakan kulit. ." Fetakkan #antalan pelindung di #a+ah kaki dan di atas tonjolan tulang. Aasional: -eminimalkan tekanan pada area ini. " B#ah posisi tidur se&ara periodik tiap 2 jam. Aasional: -eminimalkan resiko kerusakan kulit. P"st O$erasi ). ?yeri #erhu#ungan dengan proses pem#edahan. 4ujuan : ?yeri #erkurang sampai hilang ditandai dengan: = = 0ntensitas nyeri 0=2. <kspresi +ajah rileks.

Aen&ana 4indakan: )" 9aji lokasi dan intensitas nyeri. Aasional: -engetahui inter2ensi yang dilakukan selanjutnya. 2" %ertahankan imo#ilisasi #agian yang sakit. Aasional: -enghilangkan nyeri. 3" 4inggikan ekstremitas yang $raktur. Aasional: -enurunkan rasa nyeri. ." ,njurkan teknik relaksasi na$as dalam. Aasional: -engurangi nyeri. " 8#ser2asi 44G tiap . jam.

Aasional: %eningkatan 44G menunjukkan adanya rasa nyeri. (" 9ola#orasi dalam mem#erikan terapi analgetik. Aasional: -engurangi nyeri. 2. 9erusakan integritas kulit #erhu#ungan dengan trauma jaringan post pem#edahan. 4ujuan : 9ulit kem#ali utuh ditandai dengan: Fuka jahitan dapat tertutup. Aen&ana 4indakan: )" 9aji kulit untuk luka ter#uka. Aasional: -engontrol perkem#angan mikroorganisme di daerah luka. 2" Bantu u#ah posisi. Aasional: -en&egah luka tekan. 3" -asase kulit dan penonjolan tulang. Aasional: -en&egah luka tekan. ." Bersihkan kulit dengan sa#un dan air #ila menggunakan traksi. Aasional: -engurangi perkem#angan mikroorganisme. 3. 7angguan mo#ilisasi $isik #erhu#ungan dengan imo#ilisasi. 4ujuan : -empertahankan mo#ilitas $isik ditandai dengan: %asien mau #erakti2itas se&ara perlahan. Aen&ana 4indakan: )" 9aji derajat mo#ilitas yang dapat dilakukan. Aasional: Bntuk menyusun ren&ana selanjutnya. 2" Bantu untuk mo#ilisasi menggunakan kursi roda*tongkat. Aasional: -emper&epat proses penyem#uhan. 3" Bantu dalam higiene perorangan. Aasional: -eningkatkan kesehatan diri. ." B#ah posisi se&ara periodik. Aasional: -enurunkan komplikasi lesi kulit. .. Aesiko tinggi in$eksi #erhu#ungan dengan luka operasi. 4ujuan : 0n$eksi tidak terjadi ditandai dengan: = = %asien tidak mengalami in$eksi tulang Suhu tu#uh normal antara 3(=3!o5

Aen&ana 4indakan: )" 8#ser2asi 44G. Aasional: %eningkatan 44G menunjukkan adanya in$eksi. 2" Aa+at luka operasi dengan teknik antiseptik. Aasional: -en&egah dan mengham#at #erkem#ang #iaknya #akteri. 3" 4utup daerah luka dengan kasa steril. Aasional: 9asa steril mengham#at masuknya kuman ke dalam tu#uh. ." @aga daerah luka operasi tetap #ersih dan kering. Aasional: Fuka yang kotor dan #asah menjadi media yang #aik #agi #erkem#ang #iaknya #akteri. " Beri terapi anti#iotik sesuai program medi& Aasional: ,nti#iotik mengham#at #erkem#ang #iaknya #akteri.

DAFTAR PUSTAKA 5arpenito,Fynda @uall.200(.)uku Saku (iagnosis 'eperawatan.@akarta:<75 /oenges, <. -arilynn. 2000. Rencana *su"an 'eperawatan %disi +. @akarta: ,es&ulapius %ri&e & 'ilson. 200 . ,atofisiologi 'onsep 'linis ,roses-proses ,en!akit %disi -. @akarta: <75 Smeltzer & Bare. 2002. 'eperawatan .edikal )eda" /ol. +. @akarta: <75 <75 -ansjoer, ari$ dkk.2000.9apita Selekta 9edokteran @ilid 2. @akarta : -edia

You might also like