Professional Documents
Culture Documents
KERANGKA PAPARAN
1. Kondisi kemiskinan dan pengangguran. 2. Capaian prioritas penanggulangan kemiskinan (midterm review RPJMN 2010-2014). 3. Sasaran dan arah kebijakan Prioritas Nasional 4. 4. Rencana jangka panjang master plan percepatan penurunan kemiskinan indonesia (MP3KI)
11.96
11.37
Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun. Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2013 sebesar 11,37% atau 28,07 juta jiwa. Berkurang 0,59 juta jiwa dibandingkan tahun 2012 (target RKP 2014 sebesar 9,5%-10,5%)
4
2,000.00
4,000.00
6,000.00
1,000.00
3,000.00
5,000.00
Aceh
17.60
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu Lampung
5.21
Kepulauan Riau
6.46
DKI Jakarta
3.55 9.52
DI Yogyakarta
Jawa Timur
5.74
8.24
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
7.88
14.67
Sulawesi Selatan
9.54
12.83
17.51
Sulawesi Barat
Maluku
12.30
19.49
Maluku Utara
7.50
Papua Barat
26.67
Papua
31.13
5.00
-
35.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
3,000.00
3,500.00
500.00
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung Kepulauan Riau DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Banten
Bali
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Penduduk Miskin Per Provinsi masih didominasi di daerah Perdesaan dibandingkan di Perkotaan
Sulawesi Barat Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung
Persentase Penduduk Miskin Desa (%) Persentase Penduduk Miskin Kota (%)
Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
Penduduk Miskin Per Provinsi masih didominasi di daerah Perdesaan dibandingkan di Perkotaan
7
Kondisi Kemiskinan Saat Ini Jumlah Near Poor atau Kelompok Rentan Semakin Besar Tahun 2010 (%)
Miskin Miskin T a h u n 2 0 % 0 9 Hampir Miskin Hampir Tidak Miskin Tidak Miskin ( ) 44.30 21.52 11.54 2.94 Hampir Miskin 20.21 22.66 15.16 4.71 Hampir Tidak Tidak Miskin Miskin 15.14 21.76 23.90 9.74 20.34 34.06 49.41 82.61 Total 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS
Sekitar 55,7% penduduk miskin tahun 2009 keluar dari kemiskinan pada tahun 2010. Sebaliknya terdapat kelompok yang tidak tergolong miskin tahun 2009, yaitu 21,52% RTHM, 11,54%RTHTM, dan 2,94%RTTM jatuh kedalam kemiskinan pada tahun 2010.
Rumah Tangga
(%)
Rumah Tangga
(%)
Rumah Tangga
(%)
10.85 10.26
11.10 10.45
10.55 9.75 9.43 8.46 9.26 8.59 8.14 7.41 6.80 6.32 8.12 7.61
7.17 5.92
2005
2006
2007
2008
2009
2011
2012
2013
Tingkat pengangguran menurun dari 10,3% tahun 2005, menjadi 5,92% pada tahun 2013
Pasar tenaga kerja mengalami kemajuan yang berarti dari tahun ke tahun yang ditandai dengan perkembangan tiga indikator penting: a. Meningkatnya rasio kesempatan kerja terhadap angkatan kerja, baik pekerja usia muda dan pekerja di perkotaan dan perdesaan secara merata b. Meningkatnya struktur pekerja di sektor formal dan menurunnya tenaga kerja di sektor informal. c. Perkembangan upah dan produktivitas yang membaik.
11
Social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk: disable, lansia, berpenyakit kronis, non-ktp, dan kelompok rentan lainnya Kebijakan makro yang kurang optimal dalam mendukung upaya penanggulangan kemiskinan (stabilitas harga bahan pokok, dll.) Sebagian masyarakat masih memiliki kesadaran yang relatif masih rendah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, termasuk yang terkait dengan pendidikan dan kesehatan ibu dan anak.
13
TANTANGAN KE DEPAN
1. Mewujudkan Jaminan Perlindungan Sosial yang komprehensif
2.
3.
Partnerships
4. Semakin banyak penduduk miskin usia produktif sehingga perlu meningkatkan keahlian mereka dan menciptakan lapangan pekerjaan yang tepat 5. Globalisasi yang meningkatkan kerentanan masyarakat miskin:
Keterbukaan pasar kerentanan pasar domestik dan fluktuasi harga mempengaruhi daya beli kesejahteraan masyarakat miskin.
15
Jumlah RTSM yang mendapatkan Bantuan Tunai Bersyarat PKH (ribu) Jumlah RTS Penerima Raskin dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan (ribu) PNPM Inti (Kec)
RTSM
772,83
1.052
1.516
RTS
18.497,3
17.488
18.497,3
18.497,3
17.488
15.530.8
Kec
4.334
5.100
4.791
4.978
5.020
5.146
Dukungan Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan
n.A
100
100
100
100
100
48
100
59,07
63,1
64,58
64,60
Sudah tercapai
16
Klaster 2
Pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri
Klaster 3
Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Kredit Usaha Rakyat
Klaster 4
Program Murah untuk Rakyat Rumah Sangat Murah Kendaraan Angkutan Umum Murah Air Bersih untuk Rakyat Listrik Murah & Hemat Peningkatan Kehidupan Nelayan Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan
Jamkesmas Askesos Raskin PKH BLT* Beasiswa Siswa Miskin Tunjangan Lansia Tunjangan Difabel Tunjangan Anak Terlantar
* Bukan program reguler. Program ini hanya bersifat temporer saat diperlukan.
17
PKH: Coverage program pada daerah terpilih. (+) Berpengaruh pada tingkat kesejahteraan, meningkatkan kunjungan ke fasilitas kesehatan, menurunkan jumlah pekerja anak, biaya operasional turun. (-) Relatif kurang signifikan terhadap pendidikan, koordinasi antara stakeholder belum maksimal, masih terdapat kesalahan targeting
BSM: Coverage program nasional. (+) Bantuan mampu men-cover sekitar sepertiga biaya sekolah, terutama biaya transportasi sebagai salah satu komponen terbesar. (-) BSM kurang mampu membantu maksimal siswa saat transisi ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Jamkesmas: Coverage program nasional, penggunaan Jamkesmas tergantung ketersediaan fasilitas kesehatan. (+) Penggunaan Jamkesmas mampu meningkatkan kunjungan ke fasilitas kesehatan, coverage program nasional. (-) Masih terdapat kesalahan targeting.
Penyaluran bantuan BSM disesuaikan dengan jadwal akademik sekolah, terutama pada masa transisi sekolah dan awal semester.
Jamkesmas harus diberikan perhatian khusus karena asuransi kesehatan adalah kebutuhan dasar masyarakat. Perlu mekanisme evaluasi targeting agar Jamkesmas diterima sesuai dengan sasaran.
18
JSLU, JSPACA, dan PKSA: Coverage program masih terbatas. (+) Bantuan digunakan secara langsung oleh penerima untuk kebutuhan nutrisi, alat kesehatan, dan lain-lain.
BLT: Coverage program nasional, bersifat temporer (+) Meningkatkan kesejahteraan penerima bantuan. (-) Banyak memancing perdebatan publik, misalnya tentang kesalahan targeting dan mekanisme penyaluran.
19
Klaster 3 KUR
(+) Efek pada debitur: aset, modal, dan pendapatan meningkat. Debitur mampu merencanakan usaha lebih baik, pengangguran menurun, utilitas tenaga kerja meningkat. (+) KUR dianggap mampu meredam dampak krisis karena menolong kelompok unbankable, meningkatkan akses UMKM terhadap kredit bank, dan mendorong bank menyalurkan kredit. (+) Ibu rumah tangga punya peran strategis dalam financial planning, yang akhirnya berperan penting terhadap keberhasilan KUR. (-) Sebagian masyarakat menganggap KUR tidak berbeda dengan kredit komersial biasa karena bunga cukup tinggi dan pengajuan cukup sulit. (-) Pemahaman aparat/pemda masih kurang. (-) Sosialisasi kepada masyarakat masih kurang optimal
20
22
SASARAN 2014
2014
TARGET RPJM
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Pengangguran Kemiskinan 7,0%-7,7% 3,5 5,5 5%-6% 8%-10%
STATUS 2 1 1 2
23
TARGET RPJM
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Pengangguran Kemiskinan 7,0%-7,7% 3,5 5,5 5%-6% 8%-10%
STATUS 2
1
1 2
24
3. Memperkuat kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI.
25
4. Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan dasar dan pemberian akses modal yang mendukung peningkatan produktivitas usaha dan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat berpendapatan rendah;
6. Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan melalui sinergisitas pelaksanaan programprogram tersebut terutama di kantong-kantong kemiskinan yang telah ditentukan sebagai Quick Wins 2014 MP3KI
5. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memperkuat pembangunan yang inklusif dan berkeadilan;
26 26
27
17.000
Garis Kemiskinan (ribu rupiah)
11,66 12.000
853,111 9-10
Elastisitas
0,243 248,707
0,045
tahun
2012
2014
2020
VISI
MISI
STRATEGI UTAMA
MENGEMBANGKAN SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL NASIONAL MENINGKATKAN PELAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN MENGEMBANGKAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN
Pengembangan koridor pulau dan kawasan khusus di pusat pertumbuhan dan non pusat pertumbuhan
STRATEGI PELAKSANAA N
PRASYARAT INSITUSI PENDUKUNG DAN IMPLEMENTASI MP3KI PRASYARAT KONDISI EKONOMI: PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI
Peningkatan income generating activities (wirausaha, financial inclusion dan supply chain MP3EI) Data sasaran terintegrasi (PPLS), bertahap menuju social security number (e-KTP)
AGENDA TRANSFORMASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN MP3KI 2013-2025 dan RPJMN 2015 2019
Fase MP3KI
Rekonsiliasi 2013-2014
Keberlanjutan 2021-2025
31
TRANSFORMASI:
Perlindungan Sosial, Pelayanan Dasar dan Penghidupan Berkelanjutan
Bantuan Sosial KL A ST ER
1. Raskin 2. BLT (diperlukan saat krisis) 3. dll.
SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL YANG KOMPREHENSIF JAMINAN SOSIAL BANTUAN SOSIAL
Aset Manusia
ASURANSI SUKARELA
Pelayanan Dasar
1. Beasiswa Miskin 2. Jamkesmas 3. PKH
INFRASTRUKTUR DAN SARANA PELAYANAN PUBLIK PERLUASAN JANGKAUAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN
Aset fisik
1. 2. 3. 4. 5.
KL A ST ER IIIII IV
Beasiswa Miskin Rumah Layak Huni Sanitasi PKH Infrastruktur dasar lainnya
Aset SDA
Aset Sosial
Aset Finansial
SASARAN/ OUTCOME
Pengembangan koridor pulau dan kawasan khusus di pusat pertumbuhan dan non pusat pertumbuhan
Natural/Alam
Sosial
Penyiapan kelembagaan BPJS dan supply side pendukung
Manusia
Klaster I
Penanganan Kawasan Khusus Kawasan Perbatasan Lingkungan Hutan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Masyarakat Adat Terpencil Permukiman Kumuh dan Ilegal
# PERLINDUNGAN SOSIAL YANG MENYELURUH #PERLUASAN PELAYANAN DASAR # PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN
KORIDOR SUMATERA
Strategi Utama
Peningkatan penyerapan tenaga kerja miskin dan rentan produkif ke dalam sektor industri pengolahan unggulan
Pengembangan aktivitas rantai pengolahan yang bersifat penambahan nilai (value added) untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal dan komoditas unggulan berbasiskan agro industri
Perbaikan rantai distribusi komoditas unggulan yang berpihak kepada petani kecil Pengembangan ekonomi lokal di pulau-pulau terluar berbasis potensi alam daerah setempat
KORIDOR JAWA
Strategi Utama Meningkatkan penyerapan tenaga kerja miskin usia produktif ke sektor formal di wilayah perkotaan Penguatan dan pembinaan ekonomi informal perkotaan Penjaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan, khususnya di daerah terpencil Pengembangan ekonomi perdesaan sektor pertanian dan non-pertanian yang bersifat padat karya
KORIDOR KALIMANTAN
Strategi Utama
Peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia masyarakat miskin perdesaan dan perkotaan Pengembangan dan diversifikasi sumber usaha masyarakat miskin berbasis sumber daya alam Penyediaan dan pengembangan infrastruktur dasar terpadu, yaitu: listrik, saniti, air bersih, dan transportasi alternatif bagi masyarakat perdesaan Pemberian jaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial di wilayah perdeaan, terpencil dan perbatasan
KORIDOR SULAWESI
Strategi Utama Pemenuhan kebutuhan dasar Perlindungan sosial bagi kelmpok miskin dan rentan
Strategi Utama Pemenuhan kebutuhan dasar, difokuskan pada upaya untuk mengatasi kendala ketersebaran penduduk Perlindungan sosial yang lebih difokuskan pada peningkatan jangkauan penerima beasiswa miskin di wilayah terpencil Pengembangan penghidupan di daerah-daerah pertumbuhan dan nonpertumbuhan
KORIDOR JAWA
Strategi Utama Meningkatkan penyerapan tenaga kerja miskin usia produktif ke sektor formal di wilayah perkotaan Penguatan dan pembinaan ekonomi informal perkotaan Penjaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan, khususnya di daerah terpencil Pengembangan ekonomi perdesaan sektor pertanian dan non-pertanian yang bersifat padat karya
1.
Tata Kelola Ekonomi Secara makro: pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang terkendali, manajemen fiskal yang berorientasi pada pengurangan kemiskinan dan pemerataan pendapatan, kebijakan perdagangan luar negeri (eksim) yang memperhatikan kelompok miskin. Secara mikro: pengawasan terhadap persaingan usaha dan perburuhan, iklim usaha yang kondusif, aksesibilitas permodalan, kepastian usaha, dan investasi secara umum.
2.
Manajemen Demografi Peningakatan kualitas SDM dan pengendalian penduduk, pengelolaan mobilitas dan migrasi penduduk, penataan/penertiban administrasi kependudukan.
43
3.
Pengarusutamaan Gender
Posisi perempuan yang rentan terhadap resiko dan guncangan krisis ekonomi, konflik, dan kesehatan menyebabkan kondisi kemiskinan perempuan lebih buruk daripada laki-laki. Perlu kebijakan yang mendorong kesetaraan akses pelayanan dan komunikasi yang lebih terbuka dan efektif dalam mengatisipasi permasalahan individu dan rumah tangga.
4.
Pengarusutamaan Anak
Anak dengan persoalan kerentanan yang tinggi, karena sangat bergantung dari kondisi orang tuanya. Diperlukan kebijakan dan strategi pemenuhan hak-hak anak untuk menjadi kualitas generasi mendatang.
44
5.
Reforma Agraria
Perlunya kepastian terhadap lahan produksi dan lahan perumahan masyarakat miskin dan rentan. Kepastian menyangkut: penguasaan tanah, transparansi administrasi pertanahan, peluang warga untuk penggugatan hak tanah, eksitensi hal ulayat, mediasi pemerintah dalam penyelesaian konflik tanah.
6.
Tata Kelola Lingkungan Hidup Cara-cara peningkatan pendapatan masyarakat yang tidak bersahabat dengan lingkungan hidup secara jangka panjang akan menemui kegagalan. Perlu pertimbangan lingkungan hidup dalam seluruh aktifitas pembangunan, termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.
45
7.
Stabilitas sosial politik secara tidak langsung akan menjamin kelancaran pertumbuhan ekonomi dan berpengaruh pada penanggulangan kemiskinan. Mewujudkan pemerintahan yang transparan, akuntabel, partsipatif, responsif, antikorupsi, dan tanpa diskrimasi.
8.
46
TERIMA KASIH