Professional Documents
Culture Documents
Sutarto
Laboratorium Petrologi dan Bahan Galian Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Email : sutarto_upn@yahoo.co.id
Litosfer
Astenosfer
Mesosfer
Mantel Inti Luar
Kerak
Mining Grade(%)
0.000 1
Ag/Perak
Fe/Besi Cu/Tembaga Pb/Timbal Zn/Seng
0.000 0055
1.37 0.0013 0.0048 0.0045
0.000 008
7.76 0.0110 0.00078 0.0086
0.000 007
5 0.005 0.0013 0.007
0.008
25 0.4 4 4
Ni/Nikel
Cr/Krom Mn/Mangan Al/Aluminium Sn/Timah
0.0001
0.002 0.0195 7.43 0.00035
0.0076
0.0114 0.128 7.94 0.00032
0.0075
0.01 0.09 8.13 0.000 2
0.5
30 35 30 0.5
Hg/ Raksa
Mo/Molibdenum W/wolfram
0.000 01
0.000 65 0.000 04
0.000 02
0.000 057 0.000 05
0.000 008
0.000 15 0.000 15
0,2-8
0,01-0,6 0,3-6 WO3
Pt/Platina
Si/Silikon O/Oksigen
0.000 00019
33.96 48.5
0.000 00012
24.6 44.9
0.000 001
27.7 46.6
0,0003-0,0015
Litosfer bumi dibagi menjadi 8 lempeng besar serta sekitar 24 lempeng kecil, yang bergerak di atas lapisan Astenosfer.
Lempeng Eurasia
Lempeng Pasifik
Lempeng Afrika
Lempeng Antartik
BATUAN BEKU ULTRA BASA-BASA TERBENTUK PADA MID OCEANIC RIDGE, SERTA TRANSFORM FAULT, SEDANGKAN BATUAN BEKU INTERMEDIET TERBENTUK PADA MAGMATIC ARC YANG TERKAIT DENGAN SUBDUCTION ZONE SEBAGIAN BESAR BAHAN MAGMATISME-HIDROTERMAL GALIAN DIKONTROL OLEH
OLEH KARENA ITU TERDAPAT HUBUNGAN YANG KHAS ANTARA TYPE BATUAN BEKU DENGAN JENIS BAHAN GALIAN LOGAM
Batas-batas lempeng tektonik tersebut di atas, membentuk lingkungan tektonik yang beragam, secara umum dikenal sebagai
1. Mid-oceanic ridge dan back arc rifting dan transform faults, yang membentuk batas lempeng konstruktif 2. Subduction zone, yang merupakan batas lempeng destruktif, menghasilkan island arcs dan active continental margins 3. Oceanic intra-plate, menghasilkan oceanic island (hot spots) 4. Continental intra-plate, yang menghasilkan continental flood basalt dan continental rift zone
Gunungapi
Epitermal Au, Ag
Porfiri Cu, Au Kuroko Zn, Cu
Sn, W
F
Gambar 3. Proses magmatismehidrotermal-vulkanisme pada batas lempeng konvergen. Salah satu lempeng menyusup di bawah lempeng yang lain. Proses ini banyak bertanggung jawab terhadap pembentukan bahan galian.
Gabro
Moho Dunit Ni, Co, Pt, Fe Pyrhotoit, pendlandit Kromit Serpentinit
Harzburgit Lerzolit
Keberadaan endapan mineral yang signifikan di Indonesia, sebagian besar berasosianya atau berada pada jalur busur magmatic, seperti endapan porfir Cu-Au kompleks Grasberg-Ertzberg yang berada pada busur irian Jaya Tengah, Endapan Cu-Au Batuhijau Sumbawa dan Endapan Au-Ag Epitermal Pongkor yang berada pada busur Sunda-banda, Endapan Au Epitermal Kelian pada busur Kalimantan Tengah, Endapan Au Sedimen Hosted Messel di busur Sulawesi Mindanau, Endapan Au epitermal Gosowong yang berada pada busur Halmmahera, dan lain sebagainya.
Gambar 2.5 Penyebaran busur magmatic di Indonnesia, yang berperan terhadap keberadaan bijih (sumber : Carlile dan Michell, 1994)
KALIMANTAN
MINDANAO
Gosowang Mesel (Au)
Gebe (Ni)
SUMATERA
Logas Lebong Tandai (Au,Ag) Lebong Donok (Au,Ag) Lebong Simpang (Au,Ag) Endapan bijih utama Busur magmatik termineralisasi
( sumber: Carlile dan Mitchel, 1994 )
Kelian (Au)
Ampalit (Au)
Gag (Ni)
JAWA
Gunung Pongkor (Au,Ag)
SULAWESI
SUMBAWA
IRIAN JAYA
Primalirang
SAMODRA HINDIA
AUSTRALIA
Terimakasih