You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN ANGINA PEKTORIS ( NYERI DADA ) A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. PENGERTIAN a.

Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (prof. Dr. H.m. sjaifoellah noer, 1996). b. Angina (angina pectoris latin untuk dada yang digencet/ditekan) adalah ketidaknyamanan dada yang terjadi ketika ada suplai oksigen darah yang berkurang pada area dari otot jantung. Pada kebanyakan kasus-kasus, kekurangan suplai darah disebabkan oleh penyempitan dari arteri-arteri koroner sebagai akibat dari arteriosclerosis. c. Angina pektoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. ( maryllin e. Doengoes. 2002 hal 73 ). d. Angina pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung. ( dr.john f.knight. 1997 ). e. Angina pektoris adalah kumpulan gejala klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas dihentikan. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang atau ke daerah perut, yang bisa disalahartikan sebagai gejala maag. f. Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis dimana klien mendapat serangan dada yang khas.yaitu seperti ditekan atau terasa berat didada yang sering kali menjalar kelengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu klien melakukan suatu aktifitas dan segera hilang bila klien menghentikan aktifitas ( syaifullah,1998 :1082)

g. Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler) 2. EPIDEMINOLOGI a. Di as kurang lebih 50 % dari penderita jantung koroner ( pjk ) mempunyai manifestasi angina pectoris, jumlah angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina pectoris pertahun pada penderita di atas 3 th sebesar 213 penderita / 100.000 penduduk. 3. ETIOLOGI Faktor penyebab angina pektoris antara lain: a. Suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot jantung dibandingkan kebutuhan. b. Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung meningkat. Otot jantung memompa lebih kuat. c. Jika beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat; oksigen ini dibutuhkan untuk menghasilkan energi kerja. d. Apabila kebutuhan energi jantung berkurang,ketika aktivitas dihentikan, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan otot kembali ke proses wajar untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina mereda. Dengan demikian, angina pektoris merupakan suatu keadaan yang berlangsung singkat. e. Ateriosklerosis atau ateroma adalah penebalan arteri koroner menjadi kaku dan keras. f. Spasme arteri koroner g. Anemia berat h. Artritis i. Aorta insufisiensi j. Riwayat merokok (baik perokok aktif maupun perokok pasif) k. Angina disebabkan oleh penurunan aliran darah yang menuju area jantung. Keadaan ini paling sering dipicu oleh coronary artery disease

(cad). Kadang-kadang , jenis penyakit jantung yang lain atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan angina. Faktor resiko antara lain adalah:
Dapat diubah (dimodifikasi) Tidak dapat diubah Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain:

Diet (hiperlipidemia) Rokok Hipertensi Stress Obesitas Kurang aktifitas Diabetes mellitus Pemakaian kontrasepsi oral

Usia Ras Herediter

Emosi Stress Kerja fisik terlalu berat Hawa terlalu panas dan lembab Terlalu kenyang Banyak merokok

Jenis kelamin

4. PATOFISIOLOGI a. Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.

b. Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi no (nitrat oksid0 yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan ph miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda. c. Denyut jantung sangat penting, karena apabila ada rangsangan pada bagian tubuh. Dengan demikian arus listrik sebagai pembuka jalan akan menimbulkan kontraksi yang mana akan terjadi denyutan jantung. Hal ini berjalan terus dengan irama yang teratur tanpa berhenti, menurut kecepatan yang disebut tadi, pada umumnya 70x/mnt. d. Tetapi jantung selalu pompa, mempunyai 4 ruang sendiri. Yang masingmasing mempunyai peran penting. Karena darah itu dipompakan bukan hanya kepada satu peredaran, melainkan kepada dua peredaran yang sama sekali berbeda. e. Yang besar adalah peredararan umum, mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh, tetapi setelah tiba diujung perjalanannya darah itu kembali ke sumber semula, perjalanan ini lebih pendek dan melintasi paru-paru yang melintasi komponen darah itu. 5. KLASIFIKASI a. Angina non stabil (angina pra infark, angina kresendo) Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal ; dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit pembuluh darah koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung; hal

ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh plak yang tumbuh dan mudah mengalami penyempitan. Ap tidak stabil yang sering disebut sebagai angina pre infark disebabkan aterosklerosis arteri koronaria yang disertai trombosis akibatterkoyaknya bercak mendadak, sehingga akhirnya dapat menyebabkan miokard. Dalam keadaan ini dapat dikatakan bahwa episode ap yang tidak stabil lebih disebabkan suplay aliran koroner yang cepat menurun. Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil. Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan. Kurang responsif terhadap nitrat. Lebih sering ditemukan depresi segmen st. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi. Bentuk ini merupakan kelompok suatu keadaan yang dapat berubah seperti keluhan yang bertambah progresif,dan sebelumnya dengan angina stabil atau angina pada pertama kali.angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja.pada patologi biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai cirri tersendiri. Angina pectoris tidak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma iskemik infark miokard akut yang berada diantara angina pectoris stabil dan infark miokard akut.(anwar bahri,2009) b. Angina stabil kronis Disebut juga angina klasik, terjadi jika pembuluh darah koroner yang tidak dapat melebar untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau naik tangga. Pada angina stabil keluhan nyeri dada timbul hilang berulang kali dalam periode waktu lebih dari 2 bulan dan tidak berubah polanya

dalan frekuensi serangan, lama dan beratnya rasa nyeri ataupun kondisi yang mencetuskan timbulnya serangan. Lamanya tiap serangan nyeri dada berkisar antara 3-5 menit dan jarang melebihi 10 menit. Latar belakang ap stabil adalah kebutuhan aliran darah koroner yang meningkat, misalnya pada waktu kerja fisik atau saat olah raga dan suplay coroner tidak dapat memenuhi kebutuhan aliran darah tersebut. pada nekropsi biasanya didapatkan arterosklerosis koroner.pada keadaan ini,obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu istirahat.akan tetapi,bila kebutuhan aliran darah melewati jumlah yang dapat melewati obstruksi tersebut,maka terjadi iskemik dan timbul gejala angina.angina pectoris akan timbul pada setiap aktivitas yang dapat meningkatkan denyut jantung,tekanan darah,dan status inotropik jantung sehingga kebutuhan oksigen akan bertambah seperti pada aktivitas fisik dan udara dingin. Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Angina noctural Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini dapat di kurangi dengan duduk tegak. Biasanya angina noctural disebabkan oleh gagal ventrikel kiri. 2. Angina dekubitus Angina yang terjadi saat berbaring. 3. Iskemia tersamar Terdapat bukti objektif iskemia ( seperti tes pada stress ) tetapi pasien tidak menunjukan gejala. c. Angina prinzmetal (harian : istirahat) Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada kenyataannya sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmetal terjadi spasme (penyempitan terus-menerus) pembuluh darah koroner yang menimbulkan kekurangan oksigen jantung di bagian hilir.

d.

e. f. g.

Serangan nyeri dada pada ap prinzmental terjadi pada waktu istirahat dan berlangsung selama 1-15 menit kadang sampai 20 menit. Seringkali timbulpada harian yang hampir sama Serangan nyeri dada tersebut kadang kal dapat dicetuskan oleh merokok sigaret atau karena emosi berat. Ap prinzmental lebih disebabkan oleh spasme arteri koroneria yang menyertai ateroskerosis arteri tersebut. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik. Ekg menunjukkan elevasi segmen st. Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut. Dapat terjadi aritmia Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat,akibat penurunan supplai oksigen darah ke miokard secara tiba-tiba.penelitian terbaru menunjukkan terjadinya obstruksi yang dinamis akibat spasme koroner baik pada arteri yang sakit maupun normal.peningkatan obstruksi koroner yang tidak menetap ini selama terjadi angina saat istirahat jelas disertai penurunan darah arteri koroner Angina nocturnal Nyeri terjadi pada malam hari biasanya saat tidur dapat dikurangi dengan duduk tegak umumnya akibat gagal ventrikel kiri Angina dekubitus Angina saat berbaring Angina refrakter intrakable Angina yang sangat berat, sampai tak tertahankan Iskemia tersamar Terdapat bukti objektif, tapi pasien tidak merasakan gejala.

h. Angina diklasifikasikan dalam tipe-tipe yaitu stable (stable exertional) angina. Unstable (crescendo/pre-infarction) angina dan variant (prinzmetals) angina. Stable angina menggambarkan nyeri dada yang timbul saat peningkatan aktivitas fisik maupun stress emosional. Dengan tandatanda khas yaitu serangan merupakan gejala baru dan stabil, durasi dan intensitas gejala stabil. Unstable angina berkaitan dengan nyeri dada yang timbul karena aktivitas dengan derajat yang sulit diramalkan dengan tanda khas yaitu peningkatan frekuensi serangan dan intensitas nyerinya. Variant angina digambarkan sebagai nyeri dada yang biasanya terjadi selama istirahat atau tidur daripada selama aktivitas. Variant angina terutama disebabkan oleh spasme arteri koroner. Klien dengan variant angina mungkin tidak menunjukan tanda aterosklerotik pada arteri koroner. (wajan j.u. 2010). 6. KOMPLIKASI a. Unstable angina b. Infarkmiokard c. Aritmia d. Sudden death e. Disritmia / aritmia f. Infark miocard g. Syok cardiogenik h. Dekompensatio cordis i. Insufisiensi koroner 7. GEJALA KLINIS a. Penyakit angina pektoris terutama ditandai dengan nyeri dan respon fisiologis individu terhadap nyeri angina secara khas digambarkan sebagai nyeri subternal atau perasaan penuh/ tertekan, nyeri ini menjalar kelengan atau leher dan rahang, secara khas individu yang merasa nyeri ini akan diam, tampak pucat berkeringat dan sesak safas.

b. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri. c. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort). d. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit. e. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin. f. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines. g. Gambaran ekg : depresi segmen st, terlihat gelombang t terbalik. h. Gambaran ekg seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan. i. Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum (tulang dada) atau di bawah sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah ulu hati, leher, rahang, gigi, bahu. j. Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau seperti di peras atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak di dada karena pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik, lebih-lebih jika pendidikan pasien kurang. k. Nyeri dada pada angina biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalan mendaki atau naik tangga. Pada kasus yang berat, aktivitas ringan seperti mandi atau menggosok gigi, makan terlalu kenyang, emosi, sudah dapat menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada tersebut segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam. l. Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-kadang perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan jantung dan bukan angina pektoris biasa. m. Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-kadang nyeri dada disertai keringat dingin.

n. Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya. o. Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher kiri, bahkan dapat sampai ke kelingking kiri. p. Perasaan ini dapat pula menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang gigi dan ada juga yang sampaikan ke lengan kanan. q. Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di daerah apeks kordis. r. Rasa nyeri dapat disertai beberapan atau salah satu gejala berikut ini : berkeringat dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan pingsan (fainting).. s. Pemeriksaan fisik diluar serangan umumnya tidak menunjukkan kelainan yang berarti. Pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah meningkat dan di daerah prekordium pukulan jantung terasa keras.pada auskultasi, suara jantung terdengar jauh, bising sistolik terdengar pada pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat. t. Biasanya didapatkan faktor risiko: hipertensi, obesitas atau diabetes melitus.
Subyektif a. Perasaan tidak enak pada daerah dada a. substernal selama 1-4 menit dengan istirahat atau pemberian obat nitrat berat dapat menjalar kebahu, punggung, lengan,danleher sampai epigastrium umumnya akibat faktor pencetus sbb : latihan fisik, kerja berat, emosi, makan , suhu yang dingin, dan merokok b. Dyspneu / sesak nafas c. Tachicardi Tachipnoe Obyektif

berkurang b. Hypotensi / hypertensi

nyeri dada seperti tertekan, terbakar, d. Keringat dingin

c. e.

Mual / muntah Lemas

d. Cemas

8. PEMERIKSAAN FISIK a. Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris. Tetapi pemeriksaan fisik yang dilakukan saat serangan angina dapat memberikan informasi tambahan yang berguna. Adanya gallop, mur-mur regurgitasi mitral, split s2 atau ronkhi basah basal yang kemudian menghilang bila nyerinya mereda dapat menguatkan diagnosa pjk. Hal-hal lain yangn bisa didapat dari pemeriksaan fisik adalah tanda-tanda adanya factor resiko, misalnya tekanan darah tinggi. b. Data subyektif yang berhubungan dengan nyeri : Lokasi dan durasi kedaerah lain sering didaerah substernal Kwalitas nyeri : nyeri dapat mencekik atau rasa berat dalam dada Datang dan menetapnya rasa nyeri singkat Faktor-faktor pencetus sering karena : - gerakan - kepanasan - kedinginan - stress atau emosi - makan banyak Gejala-gejala yang menyertai : gelisah, mual, diaphoresis Faktor-faktor yang meringankan : berkurang karena istirahat dan pemberian obat (nitrogliserin) 9. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Ekg (elektrokardiogram) Ekg ini dapat merekam impuls elektrik jantung. Sehingga dapat diketahui apakah otot jantung telah menerima supplay oksigen yang cukup atau kekurangan oksigen (iskemia). Selain itu, ekg ini juga dapat digunakan untuk menentukan atau mengetahui ritme jantung. Gambaran ekg saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih normal. 30 % normal, 70 %

abnormal pada episode nyeri dada atau aktifitas, berupa depresi segmen st, atai gel.t inverted. b. Arteriografi koroner Merupakan satu- satunya teknik yang memungkinkan untuk melihat penyempitan pada koroner. Suatu kateter dimasukkan lewat arteri femoralis ataupun brakialis dan diteruskan ke aorta ke dalam muara arteri koronaria kanan dan kiri. Media kontras radio grafik kemudian disuntikkan dan cineroentgenogram akan memperlihatkan kontur arteri serta daerah penyempitan. Kateter ini kemudian didorong lewat katup aorta untuk masuk ke ventrikel kiri dan disuntikkan lebih banyak media kontras untuk menentukan bentuk, ukuran, dan fungsi ventrikel kiri. Bila ada stenosis aorta, maka derajat keparahannya akan dapat dinilai, demikian juga kita dapat mengetahui penyakit arteri koroner lain.
c. Foto rontgen dada

Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya pengapuran pembuluh darah aorta
d. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis serangan jantung akut sering dilakukan pemeriksaan enzim jantung. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada serangan jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan profil lemak darah seperti kolesterol, hdl, ldl, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti kolesterol dan/atau diabetes mellitus. e. Uji latihan jasmani Karena pada angina pectoris gambaran ekg seringkalimasih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat ekg pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung

maksimal atau submaksimal dan selama latihan ekg di monitor demikian pula setelah selesai ekg terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen st sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi segmen st juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris. Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan ekg sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut. f. Thallium exercise myocardial imaging Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia. 10. PRINSIP PENATALAKSANAAN a. Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah utnuk menurungkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatka suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi famakoligi dan control terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner transluminal perkuatan (ptca = percutaneous transluminal coronary angio plasty), (diskusikan dibawah). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan. b. Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat beberapa pendekatan yang akhir-akhir ini sering digunakan untuk revaskularisasi jantung. Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner utnk meningkatkan alira darah, penggunaan laser untuk menguapkan plak dan endarterektomi

koroner perkuatn untuk mengangkat obsruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu tau seluruh teknik di atas, melalui bedah pntas koronr dari ptca sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi ejala dan kemunduran proses angina yang dederita pasien. c. Pada waktu mendapat serangan angina obat yang paling baik adalah preparat nitrogliserin atau derivatnya yang diberikan secara sublingual. Dosis nitrogliserin bervariasi daro 0,5 1. Tablet yang dapat diulang sampai beberapa kali pemberian. Untuk mencegah timbulnya serangan angina dapat dipakai beberapa preparat yaitu : 1 gr actiry nitrase, seperti issosorbiddinitrat atau nitrogliserin dalam bentuk salep atau refard/sustained. d. Pencegahan Aspirin dengan dosis yang rendah, misalnya Angettes 75 yang dapat mengurangi kecenderungan dari sel darah merah dan membantu pencegahan pembentukan maupun pengaturan trombosit. e. Terapi Glyseril trinitrat GTN yang diletakkan di bawah lidah atau obat semprot dapat mengendurkan arteri pada jantung dan dapat mengurangi serangan Angina. Nitrat Gerakan nitrat dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan angina. Dapat berupa tablet atau potongan obat, dan itu sangat efektif. Efek samping dari penggunaan nitrat ini adalah sakit kepala. Tetapi setelah pemakaian dalam beberapa minggu, sakit kepala ini akan jarang terjadi. Nitrat ada 4 macam, yaitu: 1. Nitrogliserin Merupakan obat yang paling utama. Nitrat efektif pada angina dengan cara menurunkan konsumsi oksigen miokardium lewat penurunan tekanan darah dan tekanan intrakardiak. Nitrogliserin ini diserap dari mukosa pipi dan dapat meredakan angina dalam 2- 4 menit.

2. Isosorbid dinitrat (sorbitrat) Diberikan dengan jumlah dosis 10- 20 mg tiap 2- 4 jam. Merupakan suatu sediaan nitrat kerja lama yang dapat membantu mencegah angina, meski mempunyai efek yang berbeda- beda. Obat ini lebih jarang menimbulkan nyeri kepala dibandingkan dengan nitrogliserin 3. Nitrat transdermal Diserap melalui kulit dan dapat digunakan sebagai pasta yang dioleskan pada dinding dada. 4. Perheksilin maleat Dengan besar dosis 100 mg per oral tiap 12 jam, lalu ditingkatkan hingga 200mg tiap 12 jam. Sehingga dapat mengurangi denyut jantung saat beraktivitas. Merupakan obat yang sangat toksik, dan sering menimbulkan efek samping (pusing, tremor, ataksia dan gangguan usus). Pada pemakaian kronik dapat mengakibatkan efek samping berupa neurologik, metabolic dan hepatic. Penghambat Beta Memberikan efek pada hormon sehingga nadi akan berdenyut secara pelan dan tekanan darah menjadi rendah. Hal itu akan dapat membuat jantung untuk mengurangi jumlah oksigen yang diperlukan dan memperbaiki supplai darah ke otot jantung. Selain itu, penghambat beta ini juga penting untuk melindungi jantung saat terkena serangan. Antagonis Kalsium Fungsinya secara umum adalah untuk mengurangi tekanan pada otot arteri koronari. Tindakan Invasif 1. Percutanens transluminal coronary angioplasty (PTCA) merupakan upaya memperbaiki sirkulasi koroner dgn cara memecah plak atau ateroma dgn cara memasukan kateter dgn ujung berbentuk balon. 2. Coronary artery bypass graft (CABG)

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN a. Identitas b. Keluhan utama Keluahan yang paling dirasakan oleh pasien saat pengkajian, alasan utama masuk rumah sakit. c. Riwayat kesehatan sekarang Keadaan dan keluha pasien saat timbulnya serangan, waktu dan frekuensi timbulnya serangan, tindakan yang telah dilakukan untuk mengurangi gejala. d. Riwayat kesehatan masa lalu Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien, terutama yang berkaitan dengan penyakit saat ini. e. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita yang berhubungan dengan penyakit pasien saat ini, mengkaji hubungan penyakit secara herediter. Kaji factor risiko penyakit jantung, seperti berikut ini. Riwayat penyakit klen seperti diabetes, hipertensi, penyakit vascular, animea dan lai-lain. Riwayat kesehatan lain : Peningkatan kadar kolesterol (ldl dan hdl), trigliserida, hipertriroid, kebiasaan merokok, konsumsi minuman berakohol, asupan makanan tinggi garam, kafein, asupan cairan, dan bb. Obat-obatan : toleransi terhadap obat-obatan dan terapi yang didapat saat timbul serangan. Riwayat gangguan saluran pencernaan seperti dyspepsia, astritis, peptic uler, dan penyakit lain yang menimbulkan keluhan nyeri epigastrium. Riwayat kesehatan keluarga : riwayat penyakit jantung dan pembuluh dara (arteri koroner) dalam keluarga merupakan factor risiko bagi klien. f. Riwayat psikososial

Mengkaji dampak penyakit pasien saat ini terhadap keadaan psikologis pasien dan kehidupan sosialnya. Aktivitas/ istirahat Gejala : kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan.terbangun bila nyeri dada Tanda : dispnea saat kerja Sirkulasi Gejala : riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan Tanda : takikardia, disritmia.kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi Makanan/ cairan Gejala : mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan. Diet tinggi kolesterol/lemak,kafein, minuman keras Tanda : distensi gaster Integritas ego Gejala : stresor kerja, keluarga Tanda : ketakutan, mudah marah Nyeri/kenyamanan Gejala : nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstremitas atas kiri. Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar. Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit) Tanda : wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan tekanan darah. Pernapasan Gejala : dispnea saat kerja, riwayat merokok Tanda : meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman. Penyuluhan/ pembelajaran Gejala : riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke

Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual bebas g. Kesan umum Kaji kondisi pasien secara umum. Secara tidak langsung menentukan tingkat ketergantuang pasien. h. Tanda-tanda vital6 Tekanan darah Denyut nadi Pernapasan Suhu Tinggi badan Berat badan i. Pemeriksaan fisik Kepala dan leher - Wajah : mungkin didapatkan pucat, grimace yang menandakan pasien dalam ketakutan/kecemasan Pemeriksaan integumen / kulit dan kuku : - Kulit : kaji tanda adanya sianosis - Kuku : kaji keadekuatan perfusi dengan crt Pemeriksaan payudara dan ketiak (bila diperlukan) Pemeriksaan thorax / dada : - Inspeksi : bentuk thorax dan pernapasan - Palpasi - Perkusi - Auskultasi Jantung : - Inspeksi : letak iktus kordis - Palpasi : letak iktus kordis, adakah getaran - Perkusi : letak jantung - Auscultasi : suara jantung, apakah normal apa tidak Pemeriksaan abdomen : - Bising

j.

Inspeksi - Palpasi - Perkusi Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya (bila diperlukan) : Pemeriksaan muskuloskeletal : pemeriksaan neurologi : Kesadaran, gcs Pemeriksaan status mental : Pemeriksaan penunjang medis : Ekg Cardiac isoenzyme Normal (ldh/lactat dehydrogenase, cpk/creatinin phospokinase, ckmb/creatinin kinase-myocard balance, sgot/serum glutamic oxaloacetik transaminase) Faal lemak Ldl / hdl, trigliserida Tiroid serum Darah lengkap Thorax rongent Echocardiogram Kateterisasi jantung Cardio scaning
-

2. PRIORITAS KEPERAWATAN a. Mengurangi keluhan nyeri b. Membantu klien dalam mengubah gaya hidup c. Memberikan informasi tentang penyakit, penatalaksanaan, dan tindakan pencegahan d. Mempersiapkan klien untuk tindakan pembedahan, bila ada indikasi 3. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard. b. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard transien/memanjang)

c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung. d. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tibatiba. e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. 4. RENCANA TINDAKAN a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard. Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi Kriteria hasil : pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya.
Intervensi Anjurkan dada. pasien untuk Rasional memberitahu Nyeri dan penurunan curah jantung dpat mengeluarkan trombosit menyebabkan sejumlah dan respon besar nor

perawat dengan cepat bila terjadi nyeri merangsang sistem saraf simpatis untuk epineprin, yang meningkatkan agregasi mengeluarkan vasovagal, trombokxane a2.nyeri tidak bisa ditahan menurunkan td dan frekuensi jantung. Identifikasi terjadinya faktor pencetus, Membantu membedakan nyeri dada dini bila ada: frekuensi, durasi, intensitas dan dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan lokasi nyeri. menjadi angina tidak stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit. Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, Nyeri jantung dapat menyebar contoh bahu, tangan atau lengan (khusunya pada nyeri sisi kiri. sama. sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang

Letakkan pasien pada istirahat total Menurunka kebutuhan oksigen miokard selama episode angina. untuk meminimalkan resiko cidera jaringan atau nekrosis. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien Memudahkan napas pendek berulang Pantau kecepatan atau irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia dan atau stress Panatau tanda vital tiap 5 menit selama Td serangan angina dapat meningkat turun bila secara curah dini pertukaran gas untuk

menurunkan hipoksia dan napas pendek

sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian jantung dipengaruhi.

Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, Stres mental atau emosi meningkatkan batasi pengunjung bila perlu kerja miokard

Berikan makanan lembut. Biarkan pasien Menurunkan kerja miokard sehubungan istirahat selama 1 jam setelah makan dengan kerja pencernaan, manurunkan risiko serangan angina Kolaborasi: Berikan antiangina sesuai nitrogliserin: sublingual Nitrigliserin mempunyai standar untuk indikasi: pengobatan dan mencegah nyeri angina selam lebih dari 100 tahun

b. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard transien/memanjang) Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan curah jantung. Kriteria hasil : pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung.
Intervensi Rasional

Pantau tanda vital, contoh frekuensi Takikardi dapat terjadi karena nyeri, jantung, tekanan darah. cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi pada td (hipertensi atau hipotensi) karena respon jantung Evaluasi status mental, catat terjadinya Menurunkan bingung, disorientasi. perfusi otak dapat

menghasilkan perubahan sensorium.

Catat warna kulit dan adanya kualitas Sirkulasi perifer menurun bila curah nadi jantung turun, membuat kulit pucat dan warna perifer Mempertahankan tirah baring pada posisi Menurunkan nyaman selama episode akut konsumsi oksigen atau abu-abu (tergantung tingkat hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi

kebutuhan menurunkan kerja miokard dan risiko dekompensasi

Berikan periode istirahat adekuat. Bantu Penghematan energy, menurunkan kerja dalam atau melakukan aktivitas jantung. perawatan diri, sesuai indikasi Pantau dan catat efek atau kerugian Efek yang diinginkan untuk menurunkan respon obat, catat td, frekuaensi jantung kebutuhan dan irama (khususnya bila memberikan menurunkan dan nitras) dapat oksigen stress miokard ventricular. perfusi dengan Obat

kombinasi antagonis kalsium, betabloker, dengan kandungan inotropik negative menurunkan terhadap iskemik miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul pada curah jantung. Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala gjk Angina hanya gejalab patologis yang disebabkan miokard.penyakit oleh yang iskemia emepengaruhi

fungsi jantung emnjadi dekompensasi. Kolaborasi : Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya,

Berikan obat sesuai indikasi : penyekat penyekat saluran kalsium, contoh ditiazem penting (cardizem); nifedipin

saluran dalam

kalsium

berperan dan

mencegah

(procardia); menghilangkan iskemia pencetus spasme arteri koroner dan menurunkan tahanan vaskuler, sehingga menurunkan td dan kerja jantung.

verapamil(calan).

Penyakit beta, contoh atenolol (tenormin); Obat ini menurunkan kerja jantung nadolol (corgard); propanolol (inderal); dengan menurunkan frekuensi jantung esmolal (brebivbloc). dan td sistolik.

c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung. Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan. Kriteria hasil : pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.
Intervensi Rasional Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu dalam perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 mengkaji respons fisiologi terhadap stress kali per menit di atas frekuensi istirahat; aktivitas peningkatan td yang dan, bila ada merupakan yang nyata indikator dari kelebihan kerja

selama/sesudah aktivitas; dispnea atau berkaitan dengan tingkat aktivitas. nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; pingsan. Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan keseimbangan energy, antara juga membantu dan suplai diaphoresis; pusing atau

penghematan energi.

kebutuhan oksigen. Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap mencegah

aktivitas/perawatan diri bertahap jika peningkatan dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai Memberikan kebutuhan.

kerja

jantung hanya

tiba-tiba. sebatas

bantuan

kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

d. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba. Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat diatasi. Kriteria hasil : pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
Intervensi Rasional Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh Menurunkan cemas dan takut terhadap tes stress. Tingkatkan takut,contoh marah. Dorong keluarga dan teman ekspresi menolak, perasaan depresi, diagnose dan prognosis. dan Perasaan tidak ekspresikan dapat

dan menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri. untuk Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.

menganggap pasien sebelumnya.

Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer Mungkin diperlukan untuk membantu sesuai indikasi pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi koping adekuat.

e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah. Kriteria hasil : pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup.

Intervensi Kaji angina. ulang patofisiologi kondisi. Pasien dapat dengan

Rasional angina Ini membutuhkan adalah focus supaya

Tekankan perlyunya mencegah serangan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dikontrol. manajemen terapeutik

menurunkan infark miokard. Dorong untuk menghindari faktor/situasi Dapat menurunkan insiden /beratnya yang sebagai pencetus episode angina, episode iskemik. contoh: stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan yang ekstrem Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan dan olahraga. faktor resiko penting

menghentikan merokok, perubahan diet memberikan pasien kesempatan untuk membuat perubahan kebutuhan. pasien untuk

Tunjukan/dorong pasien untuk memantau Membiarkan nadi sendiri selama sederhana, jadwal/aktivitas regangan.

aktivitas, mengidentifikasi aktivitas yang dapat hindari dimodifikasi untuk menghindari stress jantung dan tetap angina. dibawah ambang

Diskusikan langkah yang diambil bila Menyiapkan pasien pada kejadian untuk terjadi serangan angina, contoh menghilangkan takut yang mungkin tidak serangan. menghentikan aktivitas, pemberian obat tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi bila perlu, penggunaan teknik relaksasi.

Kaji ulang obat yang diresepkan untuk Angina adalah kondisi rumit yang sering mengontrol/mencegah serangan angina. memerlukan penggunaan banyak obat untuk menurunkan sirkulasi kerja jantung, dan memperbaiki koroner,

mengontrol terjadinya serangan. Tekankan pentingnya mengecek dengan Obat yang dijual bebas mempunyai dokter kapan menggunakan obat-obat potensi penyimpangan. yang dijual bebas.

DAFTAR PUSTAKA Chung, ek, penuntun praktis penyakit kardiovaskuler, jakarta, egc, 1996 Doenges, marylinn e, rencana asuhan keperawatan, jakarta, egc, 1998 Engram, barbara, rencana asuhan keperawatan medikal bedah volume 2, jakarta, egc, 1998 Guyton & Hall, ( 2002 ), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,Edisi 9,Jakarta : EGC Lynda Juall Carpenito, ( 2001 ), Buku Saku Diagnosa Keperawatan ,Edisi 8 ,Jakarta : EGC. Long, c, barbara, perawatan medikal bedah 2, bandung, iapk, 1996 Noer, sjaifoellah, buku ajar ilmu penyakit dalam, jakarta, fkui, 1996 Price,Sylvia A. ( 2006 ), Patofisiologi Edisi 6, Jakarta: EGC Price, sylvia anderson, patofisiologi buku i jakarta, egc, 1994 ., dasar-dasar keperawatan kardiotorasik (kumpulan bahan kuliah edisi ketiga),jakarta : rs jantung harapan kita, 1993. Rahman, muin. Angina pectoris stabil. Buku ajar ilmu penyakit dalam, edisi keempat, jilid iii. Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran universitas indonesia, 2 corwin, elizabeth, buku saku patofisiologi, jakarta, egc, 2000. Soeparman,( 1994 ),Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi 2,Jakarta: FKUI Tucker, susan martin, standar perawatan pasien volume i, jakarta, egc, 1998 Underwood, j c e, pathologi volume 1 , jakarta, egc, 1999 I Putu Juniartha Semara Putra

You might also like