You are on page 1of 5

MODEL MATEMATIKA ADSORPSI ZIRKONIUM SECARA FIXED BED KROMATOGRAFI

Oleh: Umi Mahdiyah (1213201032)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PASCA SARJANA MATEMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

MODEL MATEMATIKA ADSORPSI ZIRKONIUM SECARA FIXED BED KROMATOGRAFI Reaktor Suhu Tinggi merupakan salah satu tipe reaktor yang dirancang untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Bahan bakar reaktor suhu tinggi yang dikembangkan pada dewasa ini ada 2 macam, yaitu bahan bakar berbentuk bola (pebble bed), dan berbentuk silinder. Kedua bentuk bahan bakar tersebut mempunyai inti bahan bakar partikel terlapis yang berfungsi mengungkung hasil-hasil si sehingga tidak keluar dari elemen bahan bakar. Zirkonium dipilih sebagai bahan pelapis karena ketahanan sis dan kimianya yang tinggi, namun permasalahannya ialah keberadaan zirkonium selalu diikuti oleh hafnium selaku unsur kembarannya yang memiliki kemiripan dalam sifat kimianya. Telah banyak dilakukan pemisahan Zr-Hf untuk menghasilkan Zr nuclear grade, namun hasilnya tidak memuaskan karena keberadaan Hf masih cukup tinggi (> 100ppm). Salah satu pemisahan Zr-Hf dengan cara pertukaran ion (adsorpsi) dapat dilakukan dalam kolom yang berisi bahan isian secara xed bed. Proses adsorpsi terjadi pada permukaan pori pori dalam butir adsorben, sehingga untuk bisa teradsorpsi, A dari cairan mengalami proses proses seperti berikut: 1. Perpindahan massa dari cairan ke permukaan butir 2. Difusi dari permukaan butir ke dalam butir melalui pori 3. Perpindahan massa dari cairan dalam pori ke dinding pori 4. Adsorpsi pada dinding pori Perpindahan massa dari cairan dalam pori ke dinding pori (proses 3) umumnya berlangsung sangat cepat sehingga tidak mengontrol. Adsorpsi pada dinding pori (proses 4) umumnya juga berlangsung sangat cepat sehingga tidak mengontrol juga. Jadi yang umumnya mengontrol kecepatan proses adsorpsi adalah proses 1 atau proses 2 atau proses keduanya. Jika butir butir sangat kecil (seperti serbuk) maka difusi dari permukaan butir ke dalam butir (proses 2) berlangsung sangat cepat sehingga tidak mengontrol. Akibatnya yang mengontrol adalah perpindahan massa dari cairan ke permukaan butir. Sebaliknya, jika butir butir berukuran besar, difusi dari permukaan ke dalam butir berjalan lambat, sehingga ikut mengontrol proses secara keseluruhan. Pada proses adsorpsi ini padatan (resin) yang digunakan berupa butiran berukuran sangat kecil sehingga yang mengontrol kecepatan proses adsorpsi adalah perpindahan massa dari cairan ke permukaan butir yang kecepatannya dapat didekati dengan persamaan:
NA = Kc.a.(CA CA )

Keterangan : NA = Kecepatan perpindahan massa A, g/waktu/volume CA = Konsentrasi A dalam cairan CA = Konsentrasi A dalam cairan yang setimbang dengan konsentrasi A pada permukaan butir adsorben Hubungan kesetimbangan adsorpsi dapat didekati dengan persamaan Henry:
CA = HXA

Keterangan: XA = Zat A (g) / Adsorben (g) Dalam penyusunan model matematis yang dapat mewakili peristiwa adsorpsi tersebut, diambil beberapa asumsi sebagai berikut: 1. Butiran resin seragam dan terdistribusi merata dalam kolom. 2

2. Aliran larutan dalam tumpukan resin mengikuti pola aliran sumbat (plug ow). 3. Perpindahan massa umpan berlangsung dari cairan ke padatan. 4. Proses isothermal. 5. Difusi ke arah radial diabaikan. 6. Yang mengontrol perpindahan massa pada lapisan lm cairan di permukaan butir (perpindahan massa di dalam butir padatan dan reaksi kimia tidak berpengaruh). Apabila rapat massa bulk butir adsorben = b , porositas bed = , kecepatan alir supersial = v, luas penampang kolom = S, maka perpindahan massa arah aksial dalam kolom terjadi karena maka penyusunan persamaan matematis dibawa arus = v.C dan difusi arah aksial =Dz .S C Z yang bisa dipakai untuk menghitung konsentrasi zat di dalam kolom pada berbagai posisi dan waktu adalah sebagai berikut:

Neraca massa pada fasa cair dalam elemen volume setebal z Rate of Input - Rate of output - Rate of Reaction = Rate of Acumulation
A A )|z ) (S.v.CA |z+z .Dz .S.( C )|z+z ) kc.a.(CA CA ).S.z (S.v.CA |z .Dz .S.( C z z CA = S.z..( t ) (S.v.CA |z .Dz .S.(
CA CA ).S.z )|z )(S.v.CA |z+z .Dz .S.( z )|z+z )kc.a.(CA CA z

S.z v.CA |z z

A) S.z..( t S.z

A )| .Dz .( z z z

v.CA |z+z z

.Dz .(

CA )|z+z z

A kc.a.(CA CA ) = .( C ) t

limz0 .Dz .
2

CA CA )|z+z ( z )|z z

z CA |z A v. CA |z+ kc.a.(CA CA ) = .( C ) z t

CA A A .Dz . v. C kc.a.(CA CA ) = .( C )..........(1) z 2 z t

Neraca Massa pada fase padat Rate of Input - Rate of output - Rate of Reaction = Rate of Acumulation kc.a.(C C ).S.z 0 = S.z.(1 ).b.( dX ) dt
kc.a.(C C ).S.z 0 S.z.b

S.z.(1).b.( dX ) dt S.z.b

) = kca .(C C ).....(2) (1 ).( dX dt b Sehingga diperoleh persamaan (1) dan (2) yang merupakan persamaan diferensial simultan yaitu: 2C A A A .Dz . kc.a.(CA CA ) = .( C ) v. C z 2 z t dan (1 ).( dX ) = kca .(C C ) dt b dengan CA = HXA Serta dengan kondisi awal sebagai berikut: C (Z, t = 0) = C0 X (Z, t = 0) = X0 dan batas sebagai berikut: C (Z = 0, t) = CA0 (Z = L, t) = 0 C (Z = L, t) =tertentu atau C z

DAFTAR PUSTAKA Setyadji, Moch. Oktober 2011. MODEL MATEMATIKA PENENTUAN KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA DAN DIFUSIVITAS AKSIAL ZIRKONIUM PADA PROSES ADSORBSI SECARA FIXED BED KROMATOGRAFI. Prosiding Seminar Nasional ke-17 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir. http://www.batan.go.id/ptrkn/le/tkpfn17/52.pdf

You might also like