You are on page 1of 32

1

Memahami Cerita Pendek

1
Ba gi an

Memahami

Cerpen

A. Berkenalan dengan Cerita Pendek


Cerpen itu apaan sih, Kak? Cerpen itu singkatan dari cerita pendek!

Maksud cerita pendek itu seperti apa, Kak? Apa ya .???!!!!

Memahami

Cerita Pendek

Ya, mungkin kamu pun sudah sering mendengar kata cerpen atau cerita pendek. Selain itu, ada juga istilah cermin atau cerita mini. Apa sebetulnya pengertian cerpen atau cerita pendek terebut? Wah, ternyata banyak ahli yang membuat pengertian tentang cerpen ini. Berikut ada beberapa pendapat mengenai pengertian cerpen. Ayo, kita simak pendapat mereka!

Menurut Pak Zaidan Hendy, cerpen adalah karya sastra berbentuk prosa yang isinya merupakan kisahan pendek yang mengandung kesan tunggal.

Menurut Pak Jakob Sumardjo, cerpen adalah cerita atau rekaan yang ktif, artinya bukan berupa analisis argumentasi dan peristiwanya tidak benarbenar telah terjadi serta relatif pendek. Kependekan sebuah cerpen bukan karena bentuknya yang jauh lebih pendek dari novel, melainkan karena aspek masalahnya yang dibatasi.

Memahami

Cerpen

Menurut Pak Henry Guntur Tarigan, cerita pendek adalah cerita rekaan yang masalahnya jelas, singkat, padat, dan terkonsentrasi pada satu peristiwa.

Sedangkan menurut Edgar Allan Poe, cerita pendek adalah cerita yang memiliki ukuran cukup pendek sehingga selesai dibaca dalam sekali duduk. Ia mampu membangkitkan aspek penasaran pada pembaca dan penggunaan kata dan kalimat harus ekonomis.

Nah, berdasarkan pengertian cerpen tersebut kamu dapat memahami bahwa cerita pendek cenderung padat secara bahasa dan pembahasannya langsung pada tujuan diban dingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel.

Memahami

Cerita Pendek

Untuk batasan panjang karangan sebuah cerpen, Nugroho Notosusanto menyatakan bahwa panjang cerpen sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap. Sedangkan Mochtar Lubis mengatakan umumnya panjang cerpen antara 500 sampai 30.000 kata. Sedangkan untuk cerpen-cerpen anak tentunya bisa lebih pendek lagi. Meskipun ceritanya tidak terlalu panjang, kisah yang disampaikan haruslah tuntas (ada awal, tengah, dan akhir cerita).

B. Sejarah Cerpen
Ayo, kita menilik sejarah cerpen! Menurut catatan sejarah, cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang meng hasilkan kisah-kisah terkenal seperti lliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-ki sah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang ber fungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagi an singkat dari kisahkisah ini disampaikan secara naratif (cerita) yang pendek. Keseluruhan kisahnya baru ter lihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan. Budaya lisan berkembang dengan munculnya ceritacerita fabel (cerita binatang). Fabel yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalam nya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temu an seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meski pun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang di ang gap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah sastra Indonesia seringkali,

Memahami

Cerpen

diartikan sebagai cerita tentang bina tang. Cerita fabel yang populer, misalnya Kisah si Kancil dan sebagainya. Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya, Joko Dolog. Mite lebih menga rah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat ten tang se su a tu. Contohnya, Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebuah cerita mengenai asal-usul terjadinya suatu tempat. Contoh, asal mula nama Banyuwangi. Bentuk lain dari cerita pendek, yakni anekdot. Cerita anekdot ini populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita rea listis yang singkat, yang mencangkup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anek dot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga ab ad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diter bit kan. Menurut catatan, genre cerita pendek telah ada sejak ribuan tahun lalu. Lahir di Mesir, tumbuh berkembang di Timur Tengah, menyebar ke Yunani dan romawi, dan makin berkembang di Eropa. Banyak sekali sastrawan Eropa yang menulis cerita pendek dengan berbagai penemuan bentuk barunya. Di antaranya Jacob Grimm dan Wilhelm Grimm yang dianggap sebagai cerpenis modern yang mengangkat cerita rakyat dan mengubahnya menjadi cerita yang hidup pada masa itu. Ada juga E.T.A. Hoffman yang menulis cerpen gothic, yakni cerita-cerita seram mengenai makhulk aneh dan ajaib dari dunia roh. Selain itu, kita juga mengenal Edgar Alan Poe yang memperkenalkan bentuk cerita detektif. Sehingga Poe di beri gelar Bapak Cerita Detektif Dunia.

Memahami

Cerita Pendek

Bagaimana perkembangan cerpen di Indonesia? Dalam catatan sejarah kesusastraan Indonesia, cerpen merupakan genre sastra yang jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan puisi dan novel. Tonggak penting sejarah penulisan cerpen di Indonesia selalu dimulai dengan cerita-cerita Muhamad Kasim pada awal tahun 1910-an yang memperkenalkan bentuk tulisan berupa cerita-cerita lucu. Cerita M. Kasim kemudian dihimpun dalam kumpulan cerpen Teman Duduk (1936). Selain M. Kasim, ada juga nama lain juga memperkenalkan bentuk cerpen, yaitu Suman Hasibuan atau lebih dikenal dengan nama Suman Hs. Beberapa cerpennya dihimpun dalam kumpulan cerpen Kawan Bergelut (1938). Karya-karya dalam buku kumpulan cerpen tersebut adalah sejumlah tulisan yang pernah dimuat di majalah Panji Pustaka. Pada tahun 1930-an, kegairahan penulisan cerpen semakin marak dengan terbitnya majalah Pedoman Masjarakat dan Poedjangga Baroe. Tema-tema cerita yang ditampilkan mulai beragam. Ceritanya tidak hanya seputar cerita yang ringan dan lucu, melainkan mulai menggarap tema-tema yang lebih luas, seperti tema kemanusiaan, pergerakan ke arah kebangsaan, dan tema-tema revolusi. Penulisan cerpen kian marak ketika pemerintahan Jepang memproklamasikan Kemakmuran Asia Raya. Karangan berbentuk cerpen dianggap lebih ampuh atau efektif untuk melakukan propaganda karena sifatnya yang pendek dan lebih komunikatif. Atas dasar tujuan itu, pemerintah Jepang memfasilitasi berbagai macam kegiatan lomba cerpen dan membuka kolom-kolom cerpen pada surat kabar pemerintahan Jepang, seperti Djawa Baroe dan Asia Raja. Pada perkembangannya, Idrus dianggap sebagai pembaharu dalam cerpen modern Indonesia. Dalam cerpen-

Memahami

Cerpen

cerpen Idrus, realitas ditulis apa adanya dan digambarkan secara detail. Hal ini sama sekali berbeda dengan periode sebelumnya yang lebih banyak menampilkan cerpen dari sisi yang baik semata. Berikut satu kutipan dari cerpen Jalan Lain ke Roma karya Idrus.

Open dan Su rtiah tiba di kota. Orang y pertama dikun ang junginya ialah mulaim dulu y selalu pakai p ang antalon itu. M a ksud Open ha untuk bercaka nya p-cakap saja tentang pekerj karang-menga aan rang mualim itu, kalau-kala mendapat pela u ia jaran dari kata -kata mualim Tapi sayang ia itu. tak sampai be rt e m u , karena kata istri mualim it u, suaminya be berapa bulan y lalu ditangkap ang Jepang. Sebab n y a ia la h karena ia tak mau bekerj a bersama-sam a dengan Jepa ia tak mamu ng, membacakan k h o tbah Jumat yang telah dis iapkan oleh ka ntor urusan a Jepang. gama Setelah mende ngar ini,tiba-tib a segala pandan Open terhada gan p segala apa y a ng dilihatnya berlainan seka li. Jika ia melih at orang di ten jalan pakai ce gah lana karung, ti m b ul pertanyaan padanya, meng apa?Jika ia bert emu dengan ora orang minta-m nginta, ia tak leka s m emarahi orang itu dengan pe rkataan: pema las, kunyuk, ta pi ia

Memahami

Cerita Pendek

bertanya dalam hatinya, meng apa? Jika ia me orang mati di lihat tepi Kali Ciliwu n g mengapa? waktu dilihatn Dan ya orang-oran g lain yang mele mait-mait itu, wati tak sedikit pun mengacuhkan mait itu, timbu maitl dua kali dala m hatinya: meng mengapa? apa, Kembali ia ing at kepada mu alim yang dita Jepang dan w ngkap aktu timbul pula dalam h pertanyaan: m atinya engapa, meng apa, semua se menjadi tera gera ng benderan g b a g inya. Jepang datang bukan untuk kemakm uran, Jepang d untuk mempe atang rkosa kemerd e k a a n agama, untuk melaparkan d an menelanjan gi bang sa Ind Dan orang In onesia. donesia sendir i ti d u r lelap, sepert sejak tiga aba i d yang lalu. D a n se perti torpedo keluar dari k apal selam, k eluar perkata mulutnya, Rak an dari yat Indonesia h a ru s dibangunkan dibangunkan, , dibangunkan! Dan hampir ba rsamaan terba yang di hadap wajah ibunya annya , Open, engk a u harus berteru terang. s
Sumber: D ari Ave Mar ia ke Jalan La in ke Roma, Karya Idrus, 2002

Kecenderungan penulisan cerpen yang dilakukan Idrus semakin menguat pada era 50-an dan 60-an. Pada masa itulah banyak bermunculan majalah-majalah khusus memuat

Memahami

Cerpen

10

cerpen, di antaranya majalah Tjerpen, majalah Kisah, dan majalah Prosa. Penulisan cerpen sepanjang tahun 50-an hingga 60-an mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada era 70-an hingga 80-an, sedikit demi sedikit terjadi pergeseran tema dan bentuk penulisan cerpen. Tematema yang ditampilkan mulai mengangkat masalah-masalah aktual. Para penulis cerpen pun semakin membanjiri media cetak, baik koran maupun majalah, dengan karya-karyanya. Satu-satunya majalah sastra yang bertahan sejak tahun 1966 sampai sekarang adalah majalah sastra Horison.

C. Unsur dan Ciri Khas Cerpen


Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan no vel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mem punyai satu plot, setting yang tunggal jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jang ka waktu yang singkat. Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat membuat pola ini atau mung kin pula tidak. Sebagai contoh, ceritacerita pendek modern hanya sesekali mengan dung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, jalan cerita dari cerita pendek juga mengandung klimaks atau titik balik. Namun demiki an, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan da pat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seper ti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-be da menurut pengarangnya. Supaya kamu tidak terlalu bingung, ayo kita rangkum ciri cerpen tersebut dalam diagram berikut.

11

Memahami

Cerita Pendek

Alur dan latar cerita tunggal

Ciri-Ciri Cerpen

Memusatkan kejadian pada satu peristiwa (masalah tunggal)

Jumlah tokoh terbatas

Mencakup jangka waktu yang singkat (habis dibaca sekali duduk)

Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi. Cerita ya ng paling banyak diterbitkan adalah fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, atau fiksi petualangan. Sebuah cerpen bukanlah sebuah novel yang dipendekpendekkan dan juga bukan bagian novel yang belum dituliskan. Boleh jadi bahwa karya yang semula diterbitkan sebagai

Memahami

Cerpen

12

cerpen, akhirnya diolah kembali dan diterbitkan sebagai novel, atau bagian dari novel tertentu, atau dijadikan dasar penulisan skenario sinetron dan film.

D. Apa yang Harus Dikuasai untuk


Memahami Cerpen?
Mengapa kita harus mengapresiasi dan memahami cerpen? Nah, ternyata mema hami cerpen dapat mendatangkan man faat yang luar biasa. Pertama, kita akan mengalami keterlibatan jiwa. Kita dapat memahami masalah-masalah, merasakan berbagai perasaan, dan memahami dunia khayal yang diciptakan pengarang. Kedua, kita dapat memahami sekaligus menghargai hasil karya pengarang. Kita dapat memahami gaya penulisan, pengolahan tema, dan penggunaan bahasanya yang menarik. Ketiga, kita dapat menemukan hubungan (relevansi) antara peristiwa dalam cerita dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat mencerminkannya menjadi sebuah pembelajaran yang sangat berharga. Ibarat seorang koki, untuk bisa mengolah bahan makanan, ia harus mempunyai pisau. Begitu pula saat ingin memahami cerpen. Kamu harus punya alat untuk memahaminya. Alat untuk memahami cerita yang selama ini dipelajari adalah pendekatan intrinsik. Kamu juga mungkin pernah mempelajarinya di sekolah. Apa yang dimaksud dengan pendekatan intrinsik itu? Pendekatan intrinsik adalah pendekatan untuk memahami cerita berdasarkan unsur yang membangun cerita tersebut. Unsur intrinsik meliputi tema, latar (setting), sudut pandang (point of view), alur, penokohan, gaya bahasa, dan amanat.

13

Memahami

Cerita Pendek

Tema Amanat Tokoh/ Karakter

Sudut Pandang

Unsur Intrinsik

Latar (Setting)

Alur (Plot)

Gaya Bahasa

Berikut penjelasan mengenai unsur-unsur tersebut.

1.

Tema

a. Pengertian Tema adalah pokok permasalahan sebuah cerita, makna cerita, gagasan pokok, atau dasar cerita. Istilah tema sering disamakan pengertiannya dengan topik, padahal kedua istilah ini memiliki pengertian yang berbeda. Topik dalam suatu karya adalah pokok pem bica raan, sedangkan tema adalah gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam dan melalui karya fiksi. Tema suatu cerita biasanya bersifat tersirat (tersembunyi) dan dapat dipahami setelah membaca keseluruhan cerita.

Memahami

Cerpen

14

b. Jenis Tema Tema fiksi umumnya diklasifikasikan ke dalam lima jenis, yakni: 1) Tema jasmaniah merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang manusia. Tema jenis ini terfokus pada kenyataan diri manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Oleh karena itu, tema percintaan termasuk ke dalam kelompok tema ini. 2) Tema organik diterjemahkan sebagai tema tentang moral karena kelompok tema ini mencakup halhal yang berhubungan dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan antar manusia, antar pria-wanita. 3) Tema sosial meliputi hal-hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda. 4) Tema egoik merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial. 5) Tema ketuhanan merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. c. Fungsi Tema Tema sebuah cerita sering juga dianggap sebagai visi pengarang. Oleh karena itu, tema berfungsi melayani visi. Yang dimaksud visi dalam hal ini ialah tanggapan pengarang terhadap pengalaman dan hubungannya kehidupan. Tema pun berfungsi sebagai media menyampaikan pesan cerita.

2.

Tokoh/Penokohan

a. Hakikat Tokoh Aspek tokoh dalam fiksi pada dasarnya merupakan aspek yang lebih menarik perhatian. Dalam membaca atau memahami

15

Memahami

Cerita Pendek

suatu karya sastra, kita sering tidak mempertanyakan apa yang kemudian terjadi, tetapi kita sering mempertanyakan peristiwa yang terjadi kemudian itu menimpa siapa. Sebagian besar pembaca mengharapkan adanya tokohtokoh cerita yang bersifat alamiah (natural). Artinya, bahwa tokoh-tokoh itu memiliki kehidupan atau berciri hidup seperti halnya kehidupan sehari-hari. Meskipun cerita itu bersifat fiksi (khayalan), tetapi bisa menggambarkan keadaan sehari-hari yang kita alami. Pesan-pesan yang disampaikan pun akan bermanfaat bagi kita dalam menjalani kehidupan. b. Penggambaran Watak Tokoh Setiap pengarang mempunyai cara berbeda dalam mengambarkan watak tokohnya. Ada yang digambarkan secara langsung, melalui perbuatan tokoh, atau melalui dialog antartokoh. 1) Melalui apa yang diperbuat tokoh Hal ini berkaitan dengan bagaimana sang tokoh bersikap dalam situasi ketika tokoh harus mengambil keputusan. Contoh:

Doni tidak ta han kalau teru s diejek. Mesk badan Tito le ipun bih gendut d a ri Doni, tapi sak hatinya memb it uat dia merasa le b ih kuat. Akhirnya Doni bangkit m , elawan dan m e la yangkan bogem mentah di mu ka Tito. Meliha t Doni sangat m Tito pun meny arah, erah dan mem inta ampun.

Memahami

Cerpen

16

2) Melalui ucapan-ucapan tokoh (dramatik) Dari apa yang diucapkan tokoh, kita dapat mengetahui karakternya. Contoh:

Oh ... jadi Om Sambas sering menyuruh Ma Jana membua ng ng uang receh it u ? Iya... Terus Mang Ja na menurutiny a? Tidak juga no n, kan sayang kalau dibuang mang Jana ku ... ya mpulkan saja u a ng itu,lumaya sedikit-demi se n dikit lama-lam a m enjadi bukit Memangnya uang itu bisa beranak ya m Jana? ang Maksud non k ecil? Berarti anak u angnya ada ya ng sebesar buk Non kecil ini m it! emang lucu se kali, lugu lagi!
3) Melalui penjelasan langsung (analitik) Dalam hal ini pengarang menjelaskan secara langsung karakter tokohnya. Contoh:

Mang Jana ad alah orang ya ng sangat juju tidak mau men r. Dia gkhianati sedik it pun kepercay yang telah dib aan erikan kepada nya. Kehidupa nnya

17

Memahami

Cerita Pendek

yang serba sed erhana tidak m embuat Mang putus asa. Seb Jana ab Ia yakin ba h w a segala sesua telah ditakdirk tu an Tuhan.

c. Jenis Tokoh Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh fiksi dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral (tokoh utama) dan tokoh tambahan (bawahan). Tokoh sentral merupakan tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam peristiwa cerita. Tokoh utama dapat ditentukan paling tidak dengan tiga cara. Pertama, tokoh itu yang paling terlibat tema. Kedua, tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain. Ketiga, tokoh itu yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Berdasarkan watak atau karakternya, tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh sederhana (simple) dan tokoh kompleks (complex). Tokoh yang sederhana atau datar yaitu tokoh yang kurang mewakili keutuhan diri manusia dan hanya ditonjolkan satu sisinya saja. Yang termasuk dalam kategori tokoh sederhana atau datar adalah semua tipe tokoh yang sudah biasa atau yang sudah familiar. Ciri bahwa seorang tokoh dapat dikategorikan ke dalam stereotip tertentu ialah bahwa watak tokoh tersebut dapat dirumuskan dalam suatu formula (pernyataan) yang sederhana, misalnya tokoh ibu tiri yang selalu digambarkan berwatak kejam, gadis pekerja yang miskin tetapi jujur.

Memahami

Cerpen

18

Tokoh yang kompleks atau tokoh bulat ialah tokoh yang dapat dilihat semua isi kehidupannya. Tokoh tersebut menampilkan sisi baik dan buruknya. Ciri tokoh bulat yaitu dia mampu memberikan kejutan kepada kita karena muncul segi wataknya yang tidak terduga. Dilihat dari fungsi penampilan, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang mencerminkan norma-norma dan nilai-nilai yang ideal (baik) bagi kita. Tokoh ini biasanya menampilkan sosok jagoan, pahlawan kebenaran, dan pemenang dalam setiap konflik. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Biasanya tokoh antagonis adalah tokoh yang melawan atau menentang tokoh protagonis. Nah, kamu dapat berlatih dengan memahami watak atau sifatmu atau temanmu sendiri. Ayo, kita isi bagan berikut! Kamu harus jujur, ya!

Watak/Sifat Diri Sendiri

............................................................................................. ............................................................................................. ............................................................................................. ............................................................................................. .............................................................................................

Watak/Sifat Temanmu

Nama Teman : ........................................................ Sifat : ........................................................ ....................................................... ................................

19

Memahami

Cerita Pendek

3.

Latar

a. Hakikat Latar Dalam sebuah cerita, harus terjadi pada suatu tempat dan waktu. Seperti halnya kehidupan ini yang juga berlangsung dalam ruang dan waktu. Fiksi adalah sebuah dunia dalam kata yang di dalamnya terjadi pula kehidupan, yakni kehidupan para tokoh dalam peristiwa-peristiwa tertentu. Jika di dalam cerita lama (klasik) tempat kejadian cerita dan tahun-tahun terjadinya disebutkan secara panjang lebar, tidak demikian halnya dengan cerita modern. Unsur cerita yang menunjukkan kepada kita di mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung disebut latar (setting). Ada pula yang menyebutnya landas tumpu, yakni lingkungan tempat peristiwa terjadi. Dengan demikian, yang termasuk di dalam latar ini ialah tempat atau ruang yang dapat diamati: di sebuah desa, di kampus, di dalam penjara, di rumah, di kapal, dan seterusnya; dan waktu, hari, tahun, musim, atau periode sejarah, seperti di jaman revolusi fisik, di saat upacara sekaten, di musim kemarau yang panjang, dan sebagainya. b. Deskripsi Latar Secara garis besar latar cerita dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yakni latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. 1) Latar Tempat Latar tempat adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis. Latar tempat menyangkut deskripsi tempat suatu peristiwa cerita terjadi, misalnya cerita di pedesaan, perkotaan, sekolah, atau lingkungan rumah. Latar waktu berkaitan dengan masalah sejarah (historis), mengacu pada saat terjadinya peristiwa. Melalui pemerian waktu kejadian yang jelas, akan

2)

Memahami

Cerpen

20

3)

tergambar tujuan cerita secara jelas pula. Rangkaian peristiwa tidak mungkin terjadi jika dilepaskan dan perjalanan waktu, yang dapat berupa jam, hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman tertentu yang melatarbelakanginya. Latar sosial berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan. Latar sosial merupa kan lukisan status yang menunjukkan seorang atau beberapa orang tokoh dalam masyarakat yang ada di sekelilingnya. Statusnya dalam kehidupan sosialnya dapat digolongkan menurut tingkatannya, seperti kaya-miskin, pegawai negeriburuh, dan sebagainya.

Latar/ Setting dapat di bagi tiga, yaitu

Latar tempat: berkaitan dengan deskripsi suatu tempat

Latar waktu: berkaitan dengan waktu/peristiwa/sejarah

Latar sosial: berkaitan dengan kehidupan masyarakat/ status sosial

21

Memahami

Cerita Pendek

4.

Plot/Alur

a. Hakikat Plot Unsur cerita yang tak kalah pentingnya adalah plot/alur atau jalan cerita. Menarik atau tidaknya cerita ditentukan pula oleh penyajian peristiwa demi peristiwa. Jalinan peristiwa tersebut memiliki hubungan sebab akibat, sehingga jika salah satu bagian dihilangkan maka akan merusak jalannya cerita tersebut. b. Urutan Cerita Plot atau alur sangat berkaitan dengan tokoh. Peristiwaperistiwa dalam cerita tercermin melalui perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh. Penyusunan alur bergerak secara bertahap. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menyusun bagian-bagian cerita, yakni sebagai berikut. 1) Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perke nalan sampai penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju. Urutan peristiwa tersebut meliputi: - mulai melukiskan keadaan; - peristiwa-peristiwa mulai bergerak; - keadaan mulai memuncak; - mencapai titik puncak; - pemecahan masalah/penyelesaian. Urutan plot ini dapat digambarkan sebagai berikut. Puncak cerita (klimaks)
Peristiwa mulai memuncak Peristiwa bergerak Melukiskan keadaan

Penyelesaian (ending)

Memahami

Cerpen

22

2)

Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat me mulai nya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menengok kembali pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut alur sorot balik (flash back).

Selain itu, ada juga istilah alur erat dan alur longgar. Alur erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan maka dapat mengganggu keutuhan cerita. Adapun alur longgar adalah jalinan peristiwa yang tidak begitu padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan tidak akan mengganggu jalan cerita.

5.

Sudut Pandang

a. Hakikat Sudut Pandang Pernahkah kamu bercerita kepada temanmu? Tentunya, hamper setiap hari kamu berbagi cerita dengan teman. Pada saat menceritakan pengalamanmu sendiri, hakikatnya kamu menjadikan diri kamu sebagai pusat cerita. Pusat pengisahan dalam cerita disebut juga sudut pandang. Sudut pandang atau pusat pengisahan (point of view) dipergunakan untuk menentukan arah pandang pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita sehingga ter cipta suatu kesatuan cerita yang utuh. Oleh karena itu, sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, dalam arti bahwa ia merupakan sudut pandangan yang diambil oleh pengarang untuk melihat peristiwa dan kejadian dalam cerita. b. Jenis Sudut Pandang Secara garis besar, sudut pandang dibedakan dalam dua macam, yaitu sudut pandang orang pertama atau gaya aku

23

Memahami

Cerita Pendek

dan sudut pandang orang ketiga atau gaya dia. Sudut pandang orang pertama meliputi: 1) Aku sebagai tokoh utama 2) Aku sebagai tokoh tambahan Contoh cerita dengan sudut pandang orang pertama:

Sehari sebelum menyambutha ri kemerdekaan aku dan teman tiba, -teman sekolah ku sibuk meng kelas. Kami hiasi memasang p ita-pita berw merah dan pu arna tih sesuai den gan warna be negara Indone ndera sia. Dalam ran gka merayaka kemerdekaan, n hari sekolahku ma ngadakan ba sekali kegiatan nyak -kegiatan yang dapat diikuti semua siswa oleh dan siswi di se k o la h . Mulai dari perlombaan tr adisional sepert i perlombaan b karung, makan alap kerupuk, panja t p in a ng dan masih banyak yang lainnya. Samp ai perlombaan membutuhkan yang kemampuan b e rp ikir seperti cerdas cerma t. Rencananya sekolah kami akan mengada juga kan lomba me n g h ia s sepeda untuk anak seusiaku.

Sedangkan sudut pandang orang ketiga meliputi: 1) Dia mahatahu, yaitu cerita dikisahkan dari sudut dia (nama tokoh lain) 2) Dia terbatas, yaitu pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, tetapi terbatas pada seorang tokoh saja.

Memahami

Cerpen

24

Contoh cerita dengan sudut pandang orang ketiga:

Hari itu adalah hari terakhir b agi Samy berm bersama kawa ain n-kawannya d i desa, karena b Samy dan kelu esok arganya akan pindah rumah daerah yang le ke taknya berada d i d a e ra h perkotaan. Samy sangat sedih, karena dia akan berp dengan teman isah -teman yang sa n g a t d isayanginya. Elis, Irma dan A ngga adalah sa habat terbaik S Sejak kecil m amy. ereka selalu b e la ja r dan bermain barsama, ham per setiap ha ri selepas pu sekolah mere lang ka menghabis k a n waktu luang mereka bersam a.

6.

Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus di dukung oleh pemilihan kata (diksi) yang tepat. Gaya merupakan cara pengungkapan seseorang yang khas bagi seorang pengarang. Gaya juga dapat diartikan cara pengarang menggunakan bahasa. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya. Sebab, pengarang tertentu selalu menyajikan halhal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa gaya adalah orangnya.

25

Memahami

Cerita Pendek

Gaya pengarang adalah suara-suara pribadi pengarang yang terekam dalam karyanya. Dalam menggunakan bahasanya, pengarang juga menggunakan majas. Peng gunaan majas inilah yang membuat sebuah cerita lebih bermakna atau mempunyai nilai sastra. Ada beberapa bentuk majas yang sering digunakan dalam penulisan cerita. Berikut penjelasannya. a. 1) Majas Perbandingan Perumpamaan (Simile) Perumpamaan (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan dengan sengaja kita anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian kata bagai, sebagai, ibarat, seperti, bak, laksana, semisal, seum pama, umpama, dan serupa. Contoh:

Sepuluh mete r dari jembata n, terentang p bersih, menjala ipa air r seperti ular di a ta s kerangka beto menyeberangi n sungai yang se dang banjir.

2) Metafora Metafora adalah perbandingan yang dilakukan secara tersirat antara dua hal yang berbeda. Metafora hamper sama dengan perumpamaan, hanya saja dalam metafora perbandingan dilakukan secara langsung tanpa menggunakan kata bagai, sebagai, ibarat, seperti, bak, laksana, semisal, seum pama, umpama, dan serupa.

Memahami

Cerpen

26

Contoh:

Raja siang mu lai menampak kan dirinya d Timur. Udara iufuk yang semalam sangat dingin perlahan menja , di hangat.
(Raja siang merupakan metafora/perbandingan langsung untuk matahari) 3) Personifikasi Personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani (manusiawi) pada benda-benda yang tidak bernyawa. Penggunaan majas personi fikasi dapat memberi kejelasan dan memberikan bayangan angan (citraan) yang nyata. Contoh:

Potongan kayu yang terseret mengetuk dind gubuk dan mem ing bangunkan ke re -kere yang tidu di dalamnya. r

(Potongan kayu sebagai benda mati seolah-olah hidup dengan mengetuk dinding gubuk) 4) Alegori Alegori adalah cerita kisahan yang mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Alegori dapat dikatakan sebagai metafora yang dilanjutkan. Jadi memahami majas alegori harus dari keseluruhan cerita. Contoh cerita bermajas alegori adalah fabel. Dalam fabel, kisah yang disajikan menyangkut kehidupan manusia tetapi para tokohnya binatang. Jadi tokoh binatang tersebut merupakan bentuk alegori.

27

Memahami

Cerita Pendek

b. Majas Pertentangan 1) Hiperbola Hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksud kan, baik jumlah, ukuran, atau sifatsifatnya. Tujuan pengarang menggunakan majas hiperbola adalah untuk mendapatkan perhatian yang lebih saksama dari pembaca. Dengan kata lain, pengarang berusaha mencuri perhatian pembaca agar terus tertarik membaca ceritanya. Contoh:

Badannya kurus kering tinggal tu lang berbalut ku Sudah bebera lit. pa bulan ini, K usno didera sa yang belum te kit robati.

2) Litotes Litotes sering dikatakan kebalikan dari hiperbola, yaitu majas yang di dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan. Kalau hiperbola melebih-lebihkan, sedangkan litotes melemahkan atau mengecilkan sesuatu hal, misalnya untuk merendahkan diri. Contoh:

Prestasi yang d iraihnya di bid ang olahraga sa belumlah sebe at ini, rapa. Bahkan m u ngkin itu han kebetulan saja ya mengingat sain g annya yang tid terlalu banyak ak .

Memahami

Cerpen

28

(Kalimat tersebut melemahkan dengan maksud untuk merendah. Padahal, dia memang sangat berprestasi di bidang olahraga). 3) Ironi Ironi adalah majas yang meyatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-olok atau menyindir. Ironi biasanya disampaikan dalam bentuk humor atau guyonan. Tetapi ada juga yang disampaikan dalam bentuk kasar seperti sarkasme atau satire. Contoh:

Waduh, rajin b enar kamu ini! Pukul sepuluh bangun. baru

(Kata rajin sebetulnya dimaksudkan untuk menyindir orang yang malas bangun pagi) c. Majas Pertautan Ada beberapa majas yang termasuk dalam kelompok majas pertautan, yakni sebagai berikut. 1) Metonimia Metonima adalah sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu barang untuk sesuatu yang lain yang berkaitan erat dengannya. Metonimia diartikan pula sebagai majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya. Contoh:

Dia pun mem ulai jamuan k ata-kata meng sebilah rencong enai . Sangat fasih d a n terperinci, satu per satu dari y ang tersimpan di ruang itu.

29

Memahami

Cerita Pendek

(Kata rencong merujuk pada sejenis senjata tajam khas Aceh yang berbentuk agak melengkung. Bertangkai lengkung, bersarung kayu)

Saya lebih suka Dewa karena li rik lagunya pen makna. Tema c uh inta yang dian g kat lebih luas d menyentuh. an

(Yang dimaksud Dewa dalam kalimat tersebut adalah lagulagu yang dinyanyikan oleh kelompok band Dewa.) 2) Sinekdoke Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Sinekdoke digunakan untuk melihat kejadian langsung dari sumber yang menimbulkan peristiwa hingga gambaran lebih konkret. Ada dua macam sinekdoke, yakni pars pro toto dan totem pro parte. (a) Pars pro toto adalah sinekdoke bagian untuk keseluruhan. Maksudnya untuk menonjolkan suatu hal dengan menyebutkan salah satu bagian yang terpenting dari keseluruhan hal, keadaan, atau benda dalam hubungan tertentu. Misalnya, untuk menggambarkan orang, hanya menyebutkan suara, mata, hidung, atau bagian tubuh yang lain.

Memahami

Cerpen

30

Contoh:

Sudah seharia n ini, Tino tid ak kelihatan ba hidungnya. Mu tang ngkin karena d ia telah berbuat salah sehing ga malu m enemui tem temannya. an(Maksud batang hidungnya menyatakan keseluruhan) (b) Totem pro parte adalah sinekdoke yang menyebutkan keseluruhan atau melihat sesuatu secara generalisasi untuk menonjolkan sebagian. Contoh:

Akhirnya, seko lahku menjuara i turnamen bola antarsekolah se volli -Kabupaten Ba ndung.
(Yang mengikuti turnamen tentunya bukan satu sekolah, tetapi sebagian saja yang menjadi perwakilan) 3) Eufimisme Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar atau tidak menyenangkan. Dengan kata lain, eufimisme merupakan penghalusan kata. Contoh:

Masyarakat b erharap peme rintah memb lapangan pe uka kerjaan selu as-luasnya u memperkerjak ntuk an jutaan tuna karya.

31

Memahami

Cerita Pendek

(Kata tunakarya merupakan bentuk penghalusan dari kata pengangguran) 4) Alusi/Alisio Alusi adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu peristiwa atau tokoh yang sudah diketahui bersama memiliki hubungan sejarah. Contoh:

Monumen ini m engingatkan k ita pada perist Bandung Lautan iwa Api.
(Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa pembumihangusan Kota Bandung bagian Selatan pada 24 Maret 1946) d. Majas Perulangan Salah satu majas yang termasuk majas perulangan adalah repetisi. Repitisi adalah majas yang mengandung pengulangan berkali-kali terhadap kata atau kelompok kata yang sama. Contoh:

Apa mereka kec ebur? Mereka kecebu r! Anak-anak itu ? Kecebur! Laki-laki dewa sa itu? Kecebur! Gadis remaja it u?

Memahami

Cerpen

32

Kecebur! Nenek-nenek it u? Kecebur!

Dalam kutipan percakapan cerpen tersebut, terdapat pengulangan kata kecebur beberapa kali.

7.

Amanat

Unsur terakhir dalam kegiatan memahami cerita adalah amanat. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang. Amanat dapat disampaikan secara tersirat (implisit) melalui tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir. Selain itu, amanat dapat pula disampaikan secara tersurat (eksplisit) melalui seruan, saran, peringatan, anjuran, atau nasihat, yang disampaikan secara langsung di tengah cerita. Nah, ketujuh unsur intrinsik tersebut dapat digunakan untuk memahami sebuah cerita pendek. Dengan begitu, kegiatan membaca cerpen akan lebih bermakna.

You might also like