You are on page 1of 37

BAB I PENDAHULUAN Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman dari

luar dirinya. Salah satu ancaman terhadap manusia adalah penyakit, terutama penyakit infeksi yang dibawa oleh berbagai macam mikroba seperti virus, bakteri, parasit, jamur. Tubuh mempunyai cara dan alat untuk mengatasi penyakit sampai batas tertentu. Beberapa jenis penyakit seperti pilek, batuk, dan cacar air dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Dalam hal ini dikatakan bahwa sistem pertahanan tubuh (sistem imun orang tersebut cukup baik untuk mengatasi dan mengalahkan kuman!kuman penyakit itu. Tetapi bila kuman penyakit itu ganas, sistem pertahanan tubuh (terutama pada anak!anak atau pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah tidak mampu mencegah kuman itu berkembang biak, sehingga dapat mengakibatkan penyakit berat yang membawa kepada cacat atau kematian. "pakah yang dimaksudkan dengan sistem imun# $ata imun berasal dari bahasa %atin &immunitas' yang berarti pembebasan (kekebalan yang diberikan kepada para senator (omawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel!sel serta produk )at!)at yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman!kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. $uman disebut antigen. *ada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat )at anti yang disebut dengan antibodi. *ada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai +pengalaman.+ Tetapi pada reaksi yang ke!,, ke!dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut

sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. /tulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. 0al ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. /munisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. /munisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. 1ontohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. 1ontohnya adalah penyuntikan "TS ("nti Tetanus Serum pada orang yang mengalami luka kecelakaan. 1ontoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. *embahasan 2asalah 3 .. *engertian /munisasi ,. *enyakit 4 *enyakit 5ang Ditimbulkan *ada "nak 5ang Tidak Di /munisasi -. /muniasi 2mr 6. *enyakit 4 *enyakit 5ang $emungkinan "kan Di "lami Bila Tidak 2endapat /munisasi 2mr. 7. 8adwal *emberian /munisasi

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Imunisasi /munisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. /munisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. /munisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya. /munisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak!anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. /munisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak. ,.... Tujuan *emberian /munisasi Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya. ,..., 8enis 4 8enis /munisasi .. B19 ,. 0epatitis B -. *olio 6. DT* 7. 1ampak

.. /munisasi B19 $epanjangan B19 # 2ungkin karena susah mengucapkannya makanya jarang yang hafal kepanjangannya. Bacillus 1almette!9uerin. B19 adalah vaksin untuk mencegah penyakit TB1, orang bilang flek paru. 2eskipun B19 merupakan vaksin yang paling banyak di gunakan di dunia (:7; bayi menerima . dosis B19 pada tahun .<<- , tetapi perkiraan derajat proteksinya sangat bervariasi dan belum ada penanda imunologis terhadap tuberculosis yang dapat dipercaya. (oyan said 3 maksudnya, kekebalan yang dihasilkan dari imunisasi B19 ini bervariasi. Dan tidak ada pemerikasaan laboratorium yang bisa menilai kekebalan seseorang pada penyakit TB1 setelah diimunisasi. Berbeda dengan imunisasi hepatitis B, kita bisa memeriksa titer anti!0Bs"g pada laboratotrium, bila hasilnya = .> ?g dianggap memiliki kekebalan yang cukup terhadap hepatitis B. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan proteksi B19 berkurang jika telah ada sensitisasi dengan mikobakteria lingkungan sebelumnya, tetapi data ini tidak konsisten. (oyan said 3 maksudnya, kalau sih anak sudah kemasukkan kuman TB1 sebelum diimunisasi, proses pembentukan antibbodi setelah diimunisasi kurang memuaskan. $arena itu, B19 dianjurkan diberikan umur ,!- bulan atau dilakukan uji tuberkulin dulu (bila usia anak lebih dari - bulan./D"/ untuk mengetahui apakah anak telah terinfeksi TB1 atau belum (lihat jadwal imunisasi Dan lagi, kekebalan untuk penyakit TB1 tidak diturunkan dari ibu ke anak (imunitas seluler , karena itu anak baru lahir tidak punya kekebalan terhadap TB1. 2akanya ibu!ibu harus segera memberikan imunisasi B19 buat anaknya. *erlu diketahui juga, derajat proteksi imunisasi B19 tidak ada hubungannya dengan hasil tes tuberkulin sesudah imunisasi dan ukuran parut (bekas luka suntikan dilengan. 8adi tidak benar kalau parutnya kecil atau tidak tampak maka imunisasinya dianggap gagal. /munsasi B19 diberikan dengan dosis >,>7 ml pada bayi kurang dari . tahun, dan >,. ml pada anak. Disuntikkan secara intrakutan.

(oyan said 3 maksudnya disuntikkan ke dalam lapisan kulit (bukan di otot . Bila penyuntikan benar, akan ditandai kulit yang menggelembung. B19 ulang tidak dianjurkan karena manfaatnya diragukan. B19 tidak dapat diberikan pada penderita dengan gangguan kekebalan seperti pada penderita lekemia (kanker darah , anak dengan pengobatan obat steroid jangka panjang dan penderita infeksi 0/@. (Sumber 3 system imun,imunisasi,dan penyakit imun. *rof.Dr.dr. ". Samik Aahab, Spa($ . Aidya 2edika ,. /munisasi 0epatitis B /munisasi hepatitis B ini juga merupakan imunisasi yang diwajibkan, lebih dari .>> negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. 8ika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (@0B dapat menyebabkan kelainan!kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati. Banyak jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh si kecil. 5ang potemsial melalui jalan lahir. 1ara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Bisa juga melali alat!alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik gigi. Bahkan juga bisa lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakan antar anggota keluarga. 2alangnya, tak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata. Bahkan oleh dokter sekalipun. Bungsi hati kadang tak terganggu meski sudah mengalami sirosis. "nak juga terlihat sehat, nafsu makan baik, berat badan juga normal. *enyakit baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan darah. Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. 8ika ada salah satu anggota keluarga dicurigai kena @irus 0epatitis B, biasanya dilakukan screening terhadap anak!anaknya untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus hepatitis B.

Jumlah Pemberian3 Sebanyak - kali, dengan interval . bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 7 bulan antara suntikan kedua dan ketiga. Usia Pemberian Sekurang!kurangnya ., jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru!paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia . bulan, dan usia -!C bulan. $husus bayi yang lahir dari ibu pengidap @0B, selain imunisasi tsb dilakukan tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum usia ,6 jam. Lokasi Penyuntikan3 *ada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (anteroD otot!otot bagian depan, lateralD otot bagian luar . *enyuntikan di bokong tidak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin. Tanda Keberhasilan3 Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Eamun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B!nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas .>>>, berarti daya tahanya : tahunF diatas 7>>, tahan 7 tahunF diatas ,>> tahan tahun. Tetapi kalau angkanya cuma .>>, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya > berarti si bayi harus disuntik ulang - kali lagi. Tingkat Kekebalan3 1ukup tinggi, antara <6!<C;. Gmumnya setelah - kali suntikan, lbih dari <7; bayi mengalami respons imun yang cukup. Indikator Kontra3 Tak dapat diberikan pada anak yang sakit berat -. *olio /munisasi polio ada , macam, yang pertama oral polio vaccine atau yang sering dilihat dimana mana yaitu vaksin tetes mulut. Sedangkan yang kedua inactivated polio vaccine, ini yang disuntikkan. $alo yang tetes mudah diberikan, murah dan mendekati rute penyakit aslinya, sehingga banyak digunakan. $alo yang injeksi efek proteksi lebih baik tapi mahal dan tidak punya efek epidemiologis. Selain itu saat ini 2G/ telah mengeluarkan fatwa agar pemakaian vaksin polio injeksi hanya ditujukan pada penderita yang tidak boleh mendapat vaksin polio tetes karena daya tahan tubuhnya lemah

*olio atau lengkapnya poliomelitis adalah suatu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat menyebabkan lumpuh pada kedua kaki. Aalaupun dapat sembuh, penderita akan pincang seumur hidup karena virus ini membuat otot!otot lumpuh dan tetap kecil. Di wikipedia dijelaskan bahwa *olio sudah dikenal sejak )aman pra!sejarah. %ukisan dinding di kuil!kuil 2esir kuno menggambarkan orang!orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat. $aisar (omawi 1laudius terserang polio ketika masih kanak!kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya. @irus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. $etika polio menyerang "merika selama dasawarsa seusai *erang Dunia //, penyakit itu disebut &momok semua orang tua', karena menjangkiti anak!anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung!gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup. @irus polio menular secara langsung melalui percikan ludah penderita atau makanan dan minuan yang dicemari. *encegahannya dengan dilakukan menelan vaksin polio , (dua tetes setiap kali sesuai dengan jadwal imunisasi. 6. DT* Deskripsi @aksin 8erap DT* adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi yang teradsorbsi ke dalam - mg H ml "luminium fosfat. Thimerosal >,. mgHml digunakan sebagai pengawet. *otensi vaksin per dosis tunggal sedikitnya 6 /G pertussis, -> /G difteri dan C> /G tetanus. /ndikasi Gntuk /munisasi secara simultan terhadap difteri, tetanus dan batuk rejan. $omposisi Tiap ml mengandung 3 Toksoid difteri yang dimurnikan 6> %f Toksoid tetanus yang dimurnikan .7 %f B, pertussis yang diinaktivasi ,6 IG "luminium fosfat - mg Thimerosal >,. mg

Dosis

dan

1ara

*emberian

@aksin

harus

dikocok

dulu

untuk

menghomogenkan suspensi. @aksin harus disuntikkan secara intramuskuler atau secara subkutan yang dalam. Bagian anterolateral paha atas merupakan bagian yang direkomendasikan untuk tempat penyuntikkan. (*enyuntikan di bagian pantat pada anak!anak tidak direkomendasikan karena dapat mencederai syaraf pinggul . Tidak boleh disuntikkan pada kulit karena dapat menimbulkan reaksi lokal. Satu dosis adalah >,7 ml. *ada setiap penyuntikan harus digunakan jarum suntik dan syringe yang steril. Di negara!negara dimana pertussis merupakan ancaman bagi bayi muda, imunisasi DT* harus dimulai sesegera mungkin dengan dosis pertama diberikan pada usia C minggu dan , dosis berikutnya diberikan dengan interval masing!masing 6 minggu. @aksin DT* dapat diberikan secara aman dan efektif pada waktu yang bersamaan dengan vaksinasi B19, 1ampak, *olio (I*@ dan /*@ , 0epatitis B, 0ib. dan vaksin 5ellow Bever. $ontraindikasi Terdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan dengan suntikan pertama DT*. 9ejala!gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala!gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi dari komponen pertussis. /munisasi DT* kedua tidak boleh diberikan kepada anak yang mengalami gejala!gejala parah pada dosis pertama DT*. $omponen pertussis harus dihindarkan, dan hanya dengan diberi DT untuk meneruskan imunisasi ini. Gntuk individu penderita virus human immunodefficiency (0/@ tertentu. 7. 1ampak /munisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Eamun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. "palagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus 2orbili ini. Gntungnya baik dengan gejala maupun tanpa gejala harus diberi imunisasi DT* sesuai dengan standar jadual

campak hanya diderita sekali seumur hidup. 8adi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi. *enularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet penderita yang terhirup melalui hidung atau mulut. *ada masa inkubasi yang berlangsung sekitar .>!., hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam , mata kemerahabn dan berair, si kecilpun merasa silau saat melihat cahaya. $emudian, disebelah dalam mulut muncul bintik!bintik putih yang akan bertahan -!6 hari. Beberapa anak juga mengalami diare. satu!dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar -:!6>,7 derajat celcius. Seiring dengan itu barulah muncul bercak!bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini. Gkurannya tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil. "walnya haya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam waktu . minggu, bercak!bercak merah ini hanya di beberapa bagian tibih saja dan tidak banyak. 8ika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. *ada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Gmumnya dibutuhkan waktu hingga , minggu sampai anak sembuh benar dari sisa!sisa campak. Dalam kondisi ini tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. 8aga stamina dan konsumsi makanan bergi)i. *engobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati berdasarkan gejala yang muncul. 0ingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif mengatasi virus campak. 8ika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. 1iri!ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati .!, hari. $omplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru!paru dan radang otak. $omplikasi ini yang umumnya paing sering menimbulkan kematian pada anak. Gsia dan 8umlah *emberian Sebanyak , kaliF . kali di usia < bulan, . kali di usia C tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke!. sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia < bulan, penyakit campak umumnya

<

menyerang anak usia balita. 8ika sampai ., bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia ., bulan harus diimunisasi 22( (2easles 2ump (ubella . ,...- Kfek /munisasi ! Kfek /munisasi /munisasi memang penting untuk membangun pertahanan tubuh bayi. Tetapi, orangtua masa kini seharusnya lebih kritis terhadap efek samping imunisasi yang mungkin menimpa Si $ecil. *ertahanan tubuh bayi dan balita belum sempurna. /tulah sebabnya pemberian imunisasi, baik wajib maupun lanjutan, dianggap penting bagi mereka untuk membangun pertahanan tubuh. Dengan imunisasi, diharapkan anak terhindar dari berbagai penyakit yang membahayakan jiwanya. Di lain pihak, pemberian imunisasi kadang menimbukan efek samping. Demam tinggi pasca!imunisasi D*T, misalnya, kerap membuat orangtua was!was. *adahal, efek samping ini sebenarnya pertanda baik, karena membuktikan vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh tengah bekerja. Eamun, kita pun tidak boleh menutup mata terhadap fakta adakalanya efek imunisasi ini bisa sangat berat, bahkan berujung kematian. (ealita ini, menurut Departemen $esehatan (/ disebut +$ejadian /kutan *asca /munisasi+($/*/ . 2enurut $omite Easional *engkajian dan *enanggulangan ($E ** $/*/, $/*/ adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi. ! Tidak "da yang Bebas Kfek Samping 2enurut $omite $/*/, sebenarnya tidak ada satu pun jenis vaksin imunisasi yang aman tanpa efek samping. Ileh karena itu, setelah seorang bayi diimunisasi, ia harus diobservasi terlebih dahulu setidaknya .7 menit, sampai dipastikan tidak terjadi adanya $/*/ (reaksi cepat . Selain itu, menurut *rof. D(. Dr. Sri (ejeki 0adinegoro Sp".($ , untuk menghindari adanya kerancuan antara penyakit akibat imunisasi dengan yang bukan, maka gejala klinis yang dianggap sebagai $/*/ dibatasi dalam jangka waktu tertentu.

.>

+9ejala klinis $/*/ dapat timbul secara cepat maupun lambat. Dilihat dari gejalanya pun, dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya,+ terang $etua Satgas /munisasi /katan Dokter "nak /ndonesia (/D"/ ini. *ada umumnya, semakin cepat $/*/ terjadi, semakin cepat gejalanya. *ada keadaan tertentu lama pengamatan $/*/ dapat mencapai masa 6, hari (pasca! vaksinasi rubella , bahkan 6, hari (pasca!vaksinasi campak dan polio . (eaksi juga bisa diakibatkan reaksi simpang (adverse events terhadap obat atau vaksin, atau kejadian lain yang bukan akibat efek langsung vaksin, misalnya alergi. +*engamatan juga ditujukan untuk efek samping yang timbul akibat kesalahan teknik pembuatan, pengadaan, distribusi serta penyimpanan vaksin. $esalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata!mata kejadian yang timbul kebetulan,+ demikian Sri. *enelitian @accine Safety 1ommittee, /nstitute of 2edicine (/I2 , "S, melaporkan, sebagian besar $/*/ terjadi karena faktor kebetulan. +$ejadian yang memang akibat imunisasi tersering adalah akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan atau pragmatic errors ,+ tukas dokter yang berpraktek di (SG*E 1ipto 2angunkusumo ini. Stephanie 1ave 2D, ahli medis yang menulis +5ang Irangtua 0arus Tahu tentang @aksinasi *ada "nak+ menyebutkan, peluang terjadinya efek samping vaksin pada bayi dan anak!anak adalah karena mereka dijadikan target imunisasi massal oleh pemerintah, pabrik vaksin, maupun dokter. *adahal, imunisasi massal yang memiliki sikap +satu ukuran untuk semua orang+ ini sangat berbahaya. $arena, +Setiap anak adalah pribadi tersendiri, dengan bangun genetika, lingkungan sosial, riwayat kesehatan, keluarga dan pribadi yang unik, yang bisa berefek terhadap cara mereka bereaksi terhadap suatu vaksin,+ demikian 1ave. ! Beberapa $ejadian *asca!/munisasi

..

Secara garis besar, tidak semua $/*/ disebabkan oleh imunisasi. Sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi. Gntuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa faktor $/*/ yang bisa terjadi pasca!imunisasi3 .. (eaksi suntikan Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusukan jarum suntik, baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi $/*/. (eaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan. Sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope atau pingsan. ,. (eaksi vaksin 9ejala $/*/ yang disebabkan masuknya vaksin ke dalam tubuh umumnya sudah diprediksi terlebih dahulu karena umumnya +ringan+. 2isal, demam pasca! imunisasi D*T yang dapat diantisipasi dengan obat penurun panas. 2eski demikian, bisa juga reaksi induksi vaksin berakibat parah karena adanya reaksi simpang di dalam tubuh (misal, keracunan , yang mungkin menyebabkan masalah persarafan, kesulitan memusatkan perhatian, nasalah perilaku seperti autisme, hingga resiko kematian. -. Baktor kebetulan Seperti disebut di atas, ada juga kejadian yang timbul secara kebetulan setelah bayi diimunisasi. *etunjuk +faktor kebetulan+ ditandai dengan ditemukannya kejadian sama di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat, dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi. 6. *enyebab tidak diketahui Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab, maka untuk sementara dimasukkan ke kelompok +penyebab tidak diketahui+ sambil menunggu informasi lebih lanjut. Biasanya, dengan kelengkapan informasi akan dapat ditentukan kelompok penyebab $/*/.

.,

L/munisasi itu "manL /lmu *engetahuan atau Biksi# $eraguan tentang aman!tidaknya imunisasi bukan sesuatu yang mengada!ada. Saat ini sudah ada puluhan ribu kejadian buruk akibat imunisasi yang dilaporkan, dan puluhan ribu lainnya yang tidak dilaporkan. *ada anak!anak, imunisasi (dan antibiotik bertanggung jawab untuk sebagian besar reaksi negatif dibanding obat! obat resep lainnya. 8adi realitanya, tidak ada obat yang aman untuk setiap anak. Dan, beberapa obat lebih berbahaya daripada beberapa obat lainnya. $eamanan imunisasi seharusnya berlandaskan pada ilmu pengetahuan yang baik, bukan hipotesa, pendapat, keyakinan perorangan, atau pengamatan. Eamun faktanya, hingga kini banyak yang tidak diketahui para ilmuwan tentang cara kerja imunisasi di dalam tubuh pada tingkat sel dan molekul. Tes yang memadai untuk imunisasi juga tidak ada. 5ang juga kurang, adalah pengertian tentang efek jangka panjang dari imunisasi massal bagi bayi dan anak!anak. 5ang diketahui adalah, sejak akhir tahun .<7>!an, ketika imunisasi massal mulai diwajibkan di "merika Serikat, telah terjadi peningkatan kasus kelainan sistem imun dan persarafan, termasuk kesulitan memusatkan perhatian, asma, autisme, diabetes anak!anak, sindroma keletihan menahun, kesulitan belajar, rematoid artritis, multipel sklerosis, dan masalah kesehatan yang menahun lainnya. Di "merika Serikat dan tempat!tempat lain di dunia, adanya peningkatan besar jumlah masalah medis yang terkait dengan imunisasi yang dilaporkan orangtua dan profesional kedokteran, telah mencetuskan suatu gerakan yang menuntut dilakukannya lebih banyak kajian yang lebih baik tentang potensi efek buruk jangka panjang atau menahun dari imunisasi. /munisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping. /ni adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betuk!betul bekerja secara tepat. Kfek samping yang biasa terjadi adalah sebaagai berikut3 .. B193 Setelah , minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan. Setelah ,4- minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah M.> mm. %uka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil.

.-

,. D*T3 $ebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi D*T, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu , hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, kemerahan atau bengkak di tempat suntikan. $eadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri.Bila gejala diatas tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan /munisasi tidak perlu diulang. -. *I%/I 3 8arang timbuk efek samping. 6. 1"2*"$ 3 "nak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 64.> hari sesudah penyuntikan. 7. 0K*"T/T/S 3 Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. *erlu diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan daripada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi. 2.2 Penyakit Penyakit Yang Ditimbu kan Pa!a Anak Yang "i!ak Di Imunisasi /munisasi, tak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tapi juga ampuh untuk mencegah dan menangkal timbulnya penyakit serta kematian pada anak!anak. %alu mengapa kadangkala orangtua kerap mengabaikan tindakan penting tersebut# Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati# Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia A0I (Badan $esehatan Dunia , *emerintah /ndonesia menetapkan ada ., imunisasi yang harus diberikan kepada anak!anak. 7 Diantaranya merupakan imunisasi yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak dari serangan penyakit 4 penyakit seperti 3 .. Tuberkulosis (TB1 Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian, baik di negara berkembang maupun di negara maju

.6

faktor resiko infeksi dan faktor resiko progresi infeksi menjadi penyakit ( resiko penyakit . (esiko /nfeksi TB Baktor resiko terjadinya infeksi TB antara lain adalah 3 anak yang memiliki kontak dengan orang dewasa dengan TB aktif, daerah endemis, penggunaan obat!obat intravena, kemiskinan, serta lingkungan yang tidak sehat. ,. 0epatitis B yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati *enyakit hepatitis B pada bayi menjadi kronik jauh lebih besar (lebih dari <> persen dibandingkan kemungkinan pada orang dewasa. +Ileh karena itu, bagi bayi vaksin hepatitis B mutlak perlu. 1iri!ciri penderita hepatitis B umumnya tak diketahui secara jelas karena penderita seperti orang sehat. "kibatnya ia tak segera menyadari dirinya telah tertular virus hepatitis B, bahkan sudah menularkannya kepada orang lain. +Sebaiknya, mereka yang memiliki gejala kuning pada mata, kulit, lesu, tak memiliki nafsu makan serta sakit lambung!seperti maag yang tak sembuh dalam tempo enam bulan!segera periksa ke dokter. @irus hepatitis B diketahui sebagai salah satu virus yang paling mudah menular. Bahkan, penularan virus ini .>> kali lebih menular daripada 0/@ (virus penyebab "/DS , dan diperkirakan menginfeksi .> kali lebih banyak daripada 0/@. @irus itu menyerang hati dan merusak organ tubuh secara tak langsung melalui gangguan sistem kekebalan. *ada serangan tahap awal masih bisa disembuhkan jika segera diobati. Eamun, jika penyakit berkembang lebih berat maka ia akan mencapai tahap hepatitis akut, sirosis (pengerasan hati , sampai kemudian mengakibatkan munculnya kanker hati. -. *enyakit polio. *enyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinjaHkotoran orang yang terinfeksi. "nak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh. *oliomyelitis atau *olio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. "gen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (*@ , masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. @irus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. $ata *olio sendiri berasal dari bahasa

.7

5unani

yaitu

NOPQO?RSPTUQV,

atau

bentuknya

yang

lebih

mutakhir

NOPQO?RSPTUQWX, dari NOPQYV +abu!abu+ dan ?RSPYV +bercak+. @irus *olio termasuk genus enteroviorus, famili *icornavirus. Bentuknya adalah ikosahedral tanpa sampul dengan genome (E" single stranded messenger molecule. Single (E" ini membentuk hampir -> persen dari virion dan sisanya terdiri dari 6 protein besar (@*.!6 dan satu protein kecil (@pg . *olio adalah penyakit menular yang sebagai penyakit peradaban. *olio menular melalui kontak dikategorikan

antarmanusia. @irus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. *oliovirus adalah virus (E" kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. @irus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. *olio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara - hingga 7 tahun. *enyebab penyakit polio terdiri atas tiga strain yaitu strain . (brunhilde strain , (lan)ig , dan strain - (%eon . Strain . adalah yang paling paralitogenik atau yang paling ganas dan sering kali menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah. Strain ini sering ditemukan di Sukabumi. Sedangkan Strain , adalah yang paling jinak. *enyakit *olio terbagi atas tiga jenis yaitu *olio non!paralisis, *olio paralisis spinal, dan *olio bulbar. !*olio non! paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh. !*olio *aralisis Spinal 8enis Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. 2eskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari ,>> penderita akan mengalami kelumpuhan. $elumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. *oliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor !! yang mengontrol gerak fisik. *ada periode inilah muncul gejala seperti flu. Eamun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. /nfeksi

.C

ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Eeuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. $elumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas !! kondisi ini disebut acute flaccid paralysis ("B* . /nfeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menye! babkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada dan abdomen (perut , disebut Zuadriplegia. !*olio Bulbar *olio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mataF saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot mukaF saraf auditori yang mengatur pendengaranF saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di kerongkonganF pergerakan lidah dan rasaF dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru!paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher. Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. %ima hingga sepuluh persen penderta yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. $ematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim LLperintah bernapasLL ke paru!paru. *enderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelananF korban dapat LLtenggelamLL dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru!paru. Eamun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan LLparu!paru besiLL (iron lung . "lat ini membantu paru!paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. $alau tekanan udara ditambah, paru!paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru!paru akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru!

.J

paru. /nfeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian. *enyakit *olio dapat ditularkan oleh infeksi droplet dari oro!faring (mulut dan tenggorokan atau dari tinja penderita yang telah terinfeksi selain itu juga dapat menular melalui oro!fecal (makanan dan minuman dan melalui percikan ludah yang kemudian virus ini akan berkembangbiak di tengorokan dan usus lalu kemudian menyebar ke kelenjar getah bening, masuk ke dalam darah serta menyebar ke seluruh tubuh. *enularan terutama sering terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal!oral (dari tinja ke mulut atau yang agak jarang terjadi melalui oral!oral (mulut ke mulut . @irus *olio dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo!kilometer dari sumber penularannya. *enularan terutama terjadi akibat tercemarnya lingkungan leh virus polio dari penderita yang telah terinfeksi, namun virus ini hidup di lingkungan terbatas. @irus *olio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus tetapi pada keadaan beku dapat bertahun!tahun masa hidupnya. 6. *enyakit campak (tampek *enyakit 1ampak ((ubeola, 1ampak < hari, measles adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mataHkonjungtiva dan ruam kulit. *enyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan *aramy[ovirus. *enularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. *enderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu ,!6 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 6 hari setelah ruam kulit ada. *enyebab 1ampak, rubeola, atau measles "dalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 6 hari pertama sejak munculnya ruam. 1ampak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak . *enularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun

.:

tenggorokan penderita campak (air borne disease . 2asa inkubasi adalah .>!.6 hari sebelum gejala muncul. $ekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama . tahun . Irang!orang yang rentan terhadap campak adalah3 ! bayi berumur lebih dari . tahun ! bayi yang tidak mendapatkan imunisasi ! remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua. 9ejala mulai timbul dalam waktu J!.6 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa3 ! *anas badan ! nyeri tenggorokan ! hidung meler ( 1ory)a ! batuk ( 1ough ! Bercak $oplik ! nyeri otot ! mata merah ( conjuctivitis ,!6 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik $oplik . (uam (kemerahan di kulit yang terasa agak gatal muncul -!7 hari setelah timbulnya gejala diatas. (uam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol . *ada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu .!, hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar. *ada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 6>\ 1elsius. -!7 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 6 hari hingga J hari. 7. Difteri, pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya pada anak anak. *enyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan bagian atas. *enularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.

.<

Difteri disebabkan oleh kuman 1orynebacterium diphtheriae, suatu bakteri gram positif yang berbentuk polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. 9ejala utama dari penyakit difteri yaitu adanya bentukan pseudomembran yang merupakan hasil kerja dari kuman ini. *seudomembran sendiri merupakan lapisan tipis berwarna putih keabu abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan. Disamping menghasilkan pseudomembran, kuman ini juga menghasilkan sebuah racun yang disebut eksoto[in yang sangat berbahaya karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf (www.blogdokter.net . Difteri dapat menyerang seluruh lapisan usia tapi paling sering menyerang anak!anak yang belum diimunisasi. *ada tahun ,>>>, di seluruh dunia dilaporkan ->.>>> kasus dan -.>>> orang diantaranya meninggal karena penyakit ini $ata tetanus diambil dari bahasa 5unani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. *enyakit ini adalah penyakit infeksi di mana spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw , spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus , spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis pernapasan (wikipedia.org . *enyakit tetanus disebabkan oleh bakteri 1lostridium tetani yang terdapat di tanah, kotoran hewan, debu, dan sebagainya. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka yang tercemar kotoran. Di dalam luka bakteri ini akan berkembang biak dan membentuk toksin (racun yang menyerang saraf. GE/1KB (Gnited Eations 1hildren's BundHDana *BB untuk "nak!"nak menyebutkan dalam situsnya bahwa tetanus sangat berisiko terkena pada bayi!bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi di rumah dengan peralatan yang tidak sterilF mereka juga beresiko ketika alat!alat yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan!olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas potongan (www.unicef.org . "ngka kematian yang diakibatkan oleh tetanus berkisar antara .7!,7;. *ertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi bakterial yang menyerang sistem pernapasan yang melibatkan pita suara (larinks , trakea dan bronkial. /nfeksi ini menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan serangan

,>

batuk yang parah. *enyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang bersarang di saluran pernapasan dan sangat mudah tertular (www.warmasif.co.id . *ertusis dapat menyerang segala umur, C> ; menyerang anak!anak yang berumur kurang dari 7 tahun. *enyakit ini akan menjadi serius jika menyerang bayi berumur kurang dari . tahun. Biasanya pada bayi yang baru lahir dan keadaannya menjadi lebih parah. *ada tahun ,>>> diperkirakan -< juta kasus terjadi dan ,<J.>>> kematian terjadi didunia yang diakibatkan oleh pertusis. 2.# Imuisasi MM$ ,.-.. Defenisi /munisasi 22( adalah imunisasi kombinasi untuk mencegah penyakit 1ampak, 1ampak 8erman dan *enyakit 9ondong. *emberian vaksin 22( biasanya diberikan pada usia anak .C bulan. @aksin ini adalah gabungan vaksin hidup yang dilemahkan. Semula vaksin ini ditemukan secara terpisah, tetapi dalam beberapa tahun kemudian digabung menjadi vaksin kombinasi. $ombinasi tersebut terdiri dari virus hidup 1ampak galur Kdmonton atau Schwar) yang telah dilemahkan, 1omponen "ntigen (ubella dari virus hidup Aistar (" ,JH- yang dilemahkan dan "ntigen gondongen dari virus hidup galur 8erry %ynn atau Grabe "2!<. ,.-., Tujan Tujuan diberikannya imunisasi 22( ini adalah untuk mencegah atau mengurangi terjadinya infeksi pada anak yang disebabkan penyakit!penyakit, gondongan dan rubela. ,.-.- Kfek Samping Beberapa ahli memang ada yang mengkhawatirkan dengan pemberian 22( ini, dapat memberikan autisme yang disebabkan pelarut 22( mengandung Tiomersal, tetapi dugaan tersebut tidak terbukti. Seperti yang dikemukakan "ndrew Aakefield tahun .<<:, 22( tidak terbukti menyebabkan autisme karena sampel yang diteliti hanya pada ., pasien. ]/tulah sebabnya hingga sekarang, 22( tetap

,.

aman untuk diberikan pada anak mengingat pentingnya imunisasi ini terhadap perlindungan anak,^ ungkapnya. *encegahan sindrom rubela congenital merupakan tujuan pemberian imunisasi rubela. (ubela adalah penyakit yang cukup berbahaya apabila terjadi diawal kehamilan, karena dapat menimbulkan kelainan jiwa, kelahiran prematur, dan cacat bawaan. "pabila cacat dari lahir, bayi dapat mengalami cacat dalam bentuk, tuli, kelainan mata, kalainan jantung, kelainan saraf, mikrosefali, dan retardasi mental. ]Gntuk menghindar penyakit ini, ibu!ibu harus memiliki kekebalan rubela sejak kecil, sehingga diharapkan penyakit tersebut tidak akan terjadi pada bayi yang akan dilahirkan. 2.% Penyakit Yang &emungkinan Akan A!a Bi a "i!ak Men!a'at Imunisasi MM$ @aksin 22( merupakan vaksin yang diberikan kepada anak untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan campak 8erman. ,.6.. Bedanya campak biasa dan campak jerman itu apa# 1ampak biasa, berbeda dari campak 8erman atau rubela. 1ampak 8erman umumnya memiliki dampak lebih ringan dan tidak fatal. Gmumnya pun terjadi pada anak usia 7 sampai .6 tahun. 2emang gejalanya hampir sama dengan campak biasa, seperti flu, batuk, pilek dan demam tinggi. 5ang membedakan, bercak merah pada rubela tidak timbul terlalu banyak dan tidak separah campak biasa, juga cepat menghilang dalam waktu hari. 9ejala lain, umumnya nafsu makan anak akan menurun karena terjadi pembengkakan pada limpa. 8ustru kita harus lebih khawatir bila rubela menyerang wanita hamil karena virusnya bisa menular pada janin melalui plasenta. Bila janin tertular maka anak yang dilahirkan akan mengalami sindrom rubela kongenital dengan kelainan!kelainan,

,,

misalnya mata bayi mengalami katarak, tidak bisa mendengar, terjadi pengapuran di otak, juga banyak terjadi anak!anak tumbuh dengan keterbelakangan perkembangan. Setiap anak perempuan harus mendapat vaksinasi rubela. 0al ini untuk mengantisipasi terjadinya rubela serta melindungi janin yang dikandungnya kelak. Tak hanya pada perempuan, vaksinasi rubela pun penting bagi kaum pria. 9unanya mencegah agar tidak terserang rubela dan menulari sang istri yang mungkin tengah hamil nanti. ,.6., Tidak "danya 0ubungan "ntara Terjadinya "utisme Dengan /munisasi 2mr .. "khir!akhir ini pada sebagian masyarakat tersebar informasi tentang dugaan adanya hubungan antara autisme dengan imunisasi22( (2easles, 2umps, (ubella . ,. /munisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang dengan tujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. *emerintah telah melaksanakan *rogram /munisasi sejak lebih dari -> tahun yang lalu dan telah berhasil menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dari berbagai penyakit menular. *rogram /munisasi di /ndonesia mencakup antara lain pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan bayi terhadap penyakit tuberkolosa (vaksin B19 , difteria , batuk rejan, dan tetanus (vaksin D*T , poliomyelitis (vaksin *olio , campak (vaksin 1ampak , dan hepatitis B (vaksin 0epatitis B . *rogram /munisasi juga mencakup pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus (vaksin TT dan peningkatan kekebalan anak sekolah dasar terhadap penyakit difteri dan tetanus (vaksin DT . -. "utisme adalah gangguan petumbuhan anak yang kronik dengan gejala utama gangguan interaksi sosial, komunikasi, serta keterbatasan perhatian dan aktifitas, biasanya terjadi pada usia di bawah - tahun. 6. @aksin 22( merupakan vaksin yang diberikan kepada anak dengan maksud untuk mencegah penyakit campak, gondongan dan campak 8erman (9erman

,-

measles . Di /ndonesia, vaksin 22( telah digunakan untuk imunisasi anak di berbagai rumah sakit dan klinik, walaupun belum termasuk dalam jenis vaksin yang digunakan dalam *rogram /munisasi Easional. @aksin 22( yang dipasarkan di /ndonesia telah mendapat i)in edar setelah dilakukan evaluasi terhadap efektifitas, keamanan, dan mutu vaksin oleh $omite Easional *enilai Ibat 8adi ($I2E"S *I8 . Di negara!negara maju, vaksin 22( digunakan secara luas untuk imunisasi anak. 7. $eamanan vaksin 22( telah dibuktikan dengan berbagai penelitian di luar negeri. *enelitian yang dilakukan mencakup pengamatan pasca pemasaran (post marketing surveillance selama -> tahun terhadap ,7> juta dosis vaksin 22( di lebih dari 6> negara di Kropa, "merika Gtara, "ustralia, dan "sia. %aporan terakhir mengenai keamanan vaksin telah pula dilakukan di Binlandia sejak tahun .<:, selama .6 tahun. Studi tersebut dilakukan pada .,: juta anak yang menggunakan - juta dosis vaksin 22(. *emantauan dilakukan terhadap semua kejadian serius setelah imunisasi dan hasilnya menunjukkan tidak ada laporan kasus autisme yang berhubungan dengan penggunaan vaksin 22(. 0asil tersebut sesuai dengan Specific hypothesis driven studies yang pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan kajian tersebut diatas, Departemen $esehatan dan $esejahteraan Sosial, Badan *engawas Ibat dan 2akanan, dan /katan Dokter "nak /ndonesia mengambil kesimpulan bahwa tidak ada kaitan antara kejadian autisme pada anak dengan imunisasi 22(. Departemen $esehatan dan $esejahteraan Sosial, Badan *engawas Ibat Dan 2akanan, dan /katan Dokter "nak /ndonesia akan terus memantau dan mengkaji efektifitas serta keamanan semua vaksin yang digunakan di /ndonesia, termasuk vaksin 22(. 2asyarakat dan segenap tenaga kesehatan di /ndonesia diharapkan tidak perlu khawatir mengenai keamanan vaksin 22(.

,6

,.6.- /munisasi *enyebab "utis # $ekawatiran Terhadap Thimerosal Dan "utis Dr Aidodo 8udarwanto Sp" Dari waktu ke waktu jumlah penyandang spektrum "utis tampaknya semakin meningkat pesat. "utis seolah!olah mewabah ke berbagai belahan dunia. Di beberapa negara terdapat kenaikan angka kejadian penderita "utisme yang cukup tajam. "utis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Di "merika Serikat disebutkan "utis terjadi pada C>.>>> 4 .7.>>> anak dibawah .7 tahun. $epustakaan lain menyebutkan angka kejadian autis .>!,> kasus dalam .>.>>> orang. $ontroversi yang terjadi akhir!akhir ini berkisar pada kemungkinan hubungan "utis dengan imunisasi anak. Banyak orang tua menolak imunisasi karena mendapatkan informasi bahwa beberapa jenis imunisasi khususnya kandungan Thimerosal dapat mengakibatkan "utis. "kibatnya, anak tidak mendapatkan perlindungan imunisasi untuk menghindari penyakit!penyakit justru yang lebih berbahaya. *enyakit tersebut adalah hepatitis B, Difteri, Tetanus, pertusis, TB1 dan sebagainya. Banyak penelitian yang dilakukan secara luas ternyata membuktikan bahwa "utis tidak berkaitan dengan thimerosal. 2emang terdapat teori atau kesaksian yang menunjukkan bahwa "utis dan berhubungan dengan thimerosal. Thimerosal atau Thiomersal adalah senyawa merkuri organik atau dikenal sebagai sodium etilmerkuri thiosalisilat, yang mengandung 6<,C; merkuri. Bahan ini digunakan sejak tahun .<->, sebagai bahan pengawet dan stabili)er dalam vaksin, produk biologis atau produk farmasi lainnya. Thimerosal yang merupakan derivat dari etilmerkuri, sangat efektif dalam membunuh bakteri dan jamur dan mencegah kontaminasi bakteri terutama pada kemasan vaksin multidosis yang telah terbuka. Selain sebagai bahan pengawet, thimerosal juga digunakan sebagai agen inaktivasi pada pembuatan beberapa vaksin, seperti pertusis aseluler atau pertusis ^whole!cell^. Bood and Drug "dministration (BD" menetapkan peraturan penggunaan thimerosal sebagai bahan pengawet vaksin yang multidosis untuk mencegah bakteri dan jamur. @aksin tunggal tidak memerlukan bahan pengawet. *ada dosis tinggi, merkuri dan

,7

metabolitnya seperti etilmerkuri dan metilmerkuri bersifat nefrotoksis dan neurutoksis. Senyawa merkuri ini mudah sekali menembus sawar darah otak, dan dapat merusak otak. A0I (Aorls 0ealth Irgani)ation , BD" (Bood and Drug "dministration , K*" (GS Knviromental *rotection "gency , dan "TSD( "merika Serikat ("gency for To[is Substances and Disease (egistry mengeluarkan rekomendasi tentang batasan paparan etilmerkuri yang masih bisa ditoleransi antara >,. 4 >,6J ugHkg berat badanHhari. $andungan yang ada di dalam vaksin adalah etilmerkuri bukan metilmerkuri. Ktilmerkuri hanya mempunyai paruh waktu singkat di dalam tubuh, sekitar .,7 jam, selanjutnya akan dibuang melalui saluran cerna. Sedangkan metilmerkuri lebih lama berada di dalam tubuh. *endapat yang mendukung "utis berkaitan dengan Thimerosal 3 Terdapat beberapa teori, penelitian dan kesaksian yang mengungkapkan "utisme mungkin berhubungan dengan imunisasi yang mengandung Thimerosal. Toksisitas merkuri pertama kali dilaporkan tahun .<C> di 2inamata 8epang. $onsumsi ikan laut yang tercemari limbah industri, sehingga kadar merkuri yang dikandung ikan laut tersebut mencapai .. mcgHkg dan kerang -C mcgHkg (batas toleransi kontaminasi sekitar . mcgHkg . *enelitian pada binatang ditemukan efek neurotoksik etilmerkuri dan metil merkuri. Ditemukan kadarnya di dalam otak cukup tinggi pada metil merkuri. 0al ini menunjukkan bahwa merkuri dapat menembus sawar darah otak. Saline Bernard adalah perawat dan juga orang tua dari seorang penderita "utisme bersama beberapa orang tua penderita "utis lainnya melakukan pengamatan terhadap imunisasi merkuri. 2ereka bersaksi di depan GS 0ouse of (epresentatif (2*( "merika bahwa gejala yang diperlihatkan anak "utis hampir sama dengan gejala keracunan merkuri. Beberapa orang tua penderita "utis di /ndonesiapun, berkesaksian bahwa anaknya terkena autis setelah diberi imunisasi *enelitian dan rekomendasi yang menentang Thimerosal menyebabkan "utis Sedangkan penelitian yang mengungkapkan bahwa Thimerosal tidak mengakibatkan "utis juga lebih banyak lagi. $reesten 2. 2adsen dkk dari berbagai intitusi di denmark seperti Danish Kpidemiology Science 1entre, Department of Kpidemiology

,C

and Social 2edicine, Gniversity of "arhus, Denmark /nstitute for Basic *sychiatric (esearch, Department of *sychiatric Demography, *sychiatric 0ospital in "arhus, (isskov, Eational 1entre for (egister!Based (esearch, Gniversity of "arhus, "arhus,Denmark, State Serum /nstitute, Department of 2edicine, 1openhagen, Denmark mengadakan penelitian bersama terhadap anak usia , hingga .> tahun sejak tahun .<J> hingga tahun ,>>>. 2engamati <7C anak sejak tahun .<J. hingga ,>>> anak dengan autis. Sejak thimerosal digunakan hingga tahun .<<> tidak didapatkan kenaikkan penderita auitis secara bermakna. $emudian sejak tahun .<<. hingga tahun ,>>> bersamaan dengan tidak digunakannya thimerosal pada vaksin ternyata jumlah penderita "utis malah meningkat drastis. $esimpulan penelitian tersebut adalah tidak ada hubungan antara pemberian Thimera)ol dengan "utis. Stehr!9reen * dkk, Department of Kpidemiology, School of *ublic 0ealth and 1ommunity 2edicine, Gniversity of Aashington, Seattle, A", bulan "gustus ,>>melaporkan antara tahun .<:> hingga .<<> membandingkan prevalensi dan insiden penderita autisme di 1alifornia, Swedia, dan Denmark yang mendapatkan ekposur dengan imunisasi Thimerosal. *enelitian tersebut menyimpulkan bahwa insiden pemberian Thimerosal pada "utisme tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. 9eier D" dalam 8urnal "mericans *hysicians Surgery tahun ,>>-, menungkapkan bahwa Thimerosal tidak terbukti mengakibatkan gangguan neurodevelopment (gangguan perkembangan karena persarafan dan penyakit jantung. 2elalui forum Eational "cademic *ress tahun ,>>., Stratton $ dkk melaporkan tentang keamanan thimerosal pada vaksin dan tidak berpengaruh terhadap gangguan gangguan neurodevelopment (gangguan perkembangan karena persarafan . 0viid " dkk dalam laporan di majalah 8"2" ,>>6 mengungkapkan penelitian terhadap , <:C C76 anak pertahun didapatkan 66> kasus autis. Dilakukan pengamatan pada kelompok anak yang menerima thimerosal dan tidak menerima thimerosal. Ternyata tidak didapatkan perbedaan bermakna. Disimpulkan bahwa pemberian thimerosal tidak berhubungan dengan terjadinya autis.

,J

2enurut penelitian Kto, menunjukkan manifestasi klinis autis sangat berbeda dengan keracunan merkuri. Sedangkan "schner, dalam penelitiannya menyimpulkan tidak terdapat peningkatan kadar merkuri dalam rambut, urin dan darah anak "utis. *ichichero melakukan penelitian terhadap 6> bayi usia ,!C bulan yang diberi vaksin yang mengandung thimerosal dan dibandingkan pada kelompok kontrol tanpa diberi thimerosal. Setelah itu dilakukan evaluasi kadar thimerosal dalam tinja dan darah bayi tersebut. Ternyata thimerosal tidak meningkatkan kadar merkuri dalam darah, karena etilmerkuri akan cepat dieliminasi dari darah melalui tinja. Selain itu masih banyak lagi peneliti melaporkan hasil yang sama, yaitu thimerosal tidak mengakibatkan "utis. Bagaimana sikap kita sebaiknya # Bila menyimak dan mengetahu kontroversi tersebut tanpa memahami dengan jelas, maka masyarakat awam bahkan beberapa klinisipun jadi bingung. Bila terpengaruh oleh pendapat yang mendukung keterkaitan "utis dan imunisasi tanpa melihat fakta penelitian lainnya yang lebih jelas. 2aka, akan mengabaikan imunisasi dengan segala akibatnya yang jauh lebih berbahaya pada anak. *enelitian dalam jumlah besar dan luas tentang Thimerosal tidak mengakibatkan "utis secara epidemiologis lebih bisa dipercaya untuk menunjukkan sebab akibat. %aporan beberapa penelitian dan kasus jumlahnya relatif tidak bermakna dan dalam populasi yang kecil. 0anya menunjukan kemungkinan hubungan tidak menunjukkan sebab akibat. Beberapa institusi atau badan kesehatan dunia yang bergengsi pun telah mengeluarkan rekomendasi untuk tetap meneruskan pemberian imunisasi 22(. 0al ini juga menambah keyakinan bahwa memang Thimerosal dalam vaksin memang benar aman. Aalaupun paparan merkuri terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja yang mengalami gejala "utis. *eristiwa tersebut mungkin berkaitan dengan teori genetik, salah satunya berkaitan dengan teori 2etalotionin. 2etalothionein merupakan suatu rantai polipeptida liner tediri dari C.!C: asam amino, kaya sistein dan memiliki kemampuan untuk mengikat logam. *ada penderita "utis tampaknya didapatkan adanya gangguan metabolisme metalotionin. 9angguan metabolisme tersebut dapat mengakibatkan gangguan ekskresi (pengeluaran logam berat (merkuri

,:

dll dari tubuh anak autis. 9angguan itu mengakibatkan peningkatan logam berat dalam tubuh yang dapat mengganggu otak, meskipun anak tersebut menerima merkuri dalam batas yang masih ditoleransi. *ada anak sehat bila menerima merkuri dalam batas toleransi, tidak mengakibatkan gangguan. 2elalui metabolisme metalotionin pada tubuh anak, logam berat tersebut dapat dikeluarkan oleh tubuh. Tetapi pada anak "utis terjadi gangguan metabolisme metalotionin.$ejadian itulah yang menunjukkan bahwa imunisasi yang mengandung thimerosal harus diwaspadai pada anak yang beresiko "utis, tetapi tidak perlu dikawatirkan pada anak normal lainnya. *enelitian atau pendapat beberapa kasus yang mendukung keterkaitan "utisme dengan imunisasi, tidak boleh diabaikan bergitu saja. Sangatlah bijaksana untuk lebih waspada, bila anak sudah mulai tampak ditemukan penyimpangan perkembangan atau perilaku sejak dini. Dalam kasus tersebut untuk mendapatkan imunisasi yang mengandung Thimerosal harus berkonsutlasi dahulu dengan dokter anak. 2ungkin harus menunda dahulu imunisasi yang mengandung thimerosal sebelum dipastikan diagnosis "utis dapat disingkirkan. Dalam hal seperti ini, harus dipahami dengan baik resiko, tanda dan gejala autis sejak dini. Bila anak tidak beresiko atau tidak menunjukkan tanda tanda dini terjadinya "utis maka tidak perlu kawatir untuk mendapatkan imunisasi tersebut. $ekawatiran terhadap imunisasi tanpa didasari pemahaman yang baik, akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang baru pada anak kita. Dengan menghindari imunisasi, beresiko terjadi akibat berbahaya dan dapat mengancam jiwa. Bila anak terkena infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi. 2.( )a!*a Pemberian Imunisasi .. 8adwal pemberian @aksin 0epatitis B diberikan dalam satu seri yang terdiri dari - kali suntik. *ertama 3 Bila ibu adalah pembawa virus dalam darahnya, maka vaksin harus diberikan paling lama ., jam setelah lahir. Tetapi bila ibu

,<

bukan pembawa virus, bisa diberikan pada kontrol di bulan pertama atau kedua. $edua 3 $alau yang pertama diberikan segera setelah lahir, yang kedua diberikan antara bulan pertama dan kedua. Bila yang pertama diberikan setelah sebulan, maka yang kedua diberikan antara bulan ketiga dan keempat. $etiga 3 Diberikan pada usia C bulan untuk yang mendapatkan vaksin pertama sebelum usia . bulan. Gntuk yang mendapatkan vaksin pertama setelah usia . bulan, diberikan pada usia antara C sHd .: bulan. (esiko yang mungkin timbul (esiko serius yang berkaitan dengan pemberian vaksin 0B@ sangat jarang terjadi. Biasanya efek samping hanya bagian bekas suntik menjadi kemerah!merahan. 2enunda pemberian Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan. Bila ada reaksi alergi serius terhadap suntikan vaksin. Setelah pemberian Setelah vaksinasi panas badan anak mungkin naik, dan juga daerah sekitar bekas suntikan menjadi merah. Gntuk itu anda bisa memakai obat penurun panas (Tempra, Sanmol, dll , dan kompres dengan air hangat bagian bekas suntikan. ,. 8adwal pemberian Diberikan sebagai satu seri yang terdiri dari 7 kali suntik. 5aitu pada usia , bulan, 6 bulan, C bulan, .7 sHd .: bulan dan terakhir saat sebelum masuk sekolah (6 sHd C tahun . Dianjurkan untuk mendapatkan vaksin Td (penguat terhadap difteri dan tetanus pada usia .. sHd ., tahun atau paling lambat 7 tahun setelah imunisasi DT* terakhir. Setelah itu direkomendasikan untuk mendapatkan Td setiap .> tahun. (esiko yang mungkin timbul Seringkali pemberian vaksin ini menimbulkan panas badan ringan atau panas di sekitar bekas suntikan yang diakibatkan oleh komponen pertussis dalam vaksin. 2enunda pemberian 3 Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan. Bila anak memiliki kelainan syaraf atau tidak tidak tumbuh

->

secara normal, komponen pertussis dari vaksin dianjurkan untuk tidak diberikan danhanya DT (difteri _ tetanus saja. Bila setelah mendapatkan vaksin DT* (DTa* timbul gejala seperti dibawah konsultasikan dengan dokter anak sebelum mendapatkan vaksin lainnya 3 kejang!kejang dalam - sHd J hari setelah imunisasi kejang! kejang yang makin memburuk dibanding sebelumnya apabila pernah mengalaminya reaksi alergi kesulitan makan atau gangguan pada mulut, tenggorokan atau muka panas badan lebih dari 6> derajat 1elcius (.>7 derajat Bahrenheit pingsan dalam , hari pertama setelah imunisasi terus menangis lebih dari - jam di , hari pertama setelah imunisasi Setelah pemberian 3 "nak mungkin mengalami panas badan ringan dan atau kemerah!merahan di sekitar bekas suntikan. Gntuk mencegah panas badan kadangkala dokter anak memberikan resep obat sebelum imunisasi. Segera hubungi dokter anak anda apabila timbul gejala! gejala seperti diatas. -. 0/B (0aemophilus /nfluen)a Tipe B 8adwal pemberian Diberikan pada usia , bulan, 6 bulan dan sekitar C bulan. Setelah itu diberikan sebagai penguat pada usia ., sHd .7 bulan. (esiko yang mungkin timbul Sangat sedikit sekali efek sampingan yang pernah ditemukan, kecuali kemerah!merahan dan nyeri pada bagian bekas suntikan atau panas badan ringan. 2enunda pemberian Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan. Bila ada reaksi alergi setelah imunisasi, maka pemberian vaksin 0ib berikutnya harus dihentikan. Setelah pemberian *ersiapkan obat!obatan untuk penurun panas badan ringan. 6. *I%/I 8adwal pemberian Diberikan pada usia - bulan, 6 bulan, 7 bulan, ., sHd .: bulan dan saat sebelum masuk sekolah (6 sHd C tahun . /munisasi pertama dan kedua adalah /*@ sedang dua terakhir dengan I*@. Eamun

-.

apabila tidak ada gangguan dianjurkan untuk mendapatkan vaksin semuanya secara /*@. Gntuk itu konsultasikan dengan dokter anak anda mana yang terbaik untuk kasus anak anda. (esiko yang mungkin timbul Bagi anda yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio pada saat balita dianjurkan untuk imunisasi dengan /*@ sebelum anak anda mendapatkan vaksin polio secara I*@. /ni untuk mencegah penularan virus polio hidup yang terkandung dalam vaksin I*@ ke anda. 2enunda pemberian "pabila anak memiliki gangguan kekebalan tubuh, vaksin /*@ lebih baik daripada I*@. Sebagai catatan, untuk anak!anak tipe ini harus dihindari kontak dengan anak lain yang baru saja menerima vaksin I*@ sampai sekitar , minggu setelah vaksinasi. @aksin /*@ tidak boleh diberikan kepada anak yang memiliki alergi serius terhadap antibiotika neomycin atau streptomycin. Gntuk itu sebaiknya diberikan vaksin tipe I*@. Setelah pemberian Gntuk /*@, sering menimbulkan panas badan ringan dan nyeri atau kemerah!merahan di sekitar bekas suntikan. Gntuk I*@ tidak ada gejala pasca imunisasi apapun. 7. B19 8adwal pemberian Diberikan satu kali pada usia , bulan. (esiko yang mungkin timbul 8arang ditemui adanya reaksi berlebihan terhadap vaksin ini. 2enunda pemberian Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan. Setelah pemberian Seperti vaksin lainnya cukup siapkan obat penurun panas, apabila tidak ada gejala lain yang serius. C. 22( H 1"2*"$ 8adwal pemberian Diberikan sebagai satu seri yang terdiri dari dua kali pemberian. 5aitu pada usia ., sHd .7 bulan dan saat sebelum masuk sekolah (6 sHd C tahun atau pada usia .. sHd ., tahun.

-,

(esiko yang mungkin timbul 8arang sekali timbul masalah serius akibat vaksin ini. 2enunda pemberian Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan. Bila memiliki alergi terhadap telur atau antibiotika neomycin. Bila menerima gamma globulin dalam selang waktu - bulan sebelum imunisasi. Bila memiliki gangguan kekebalan tubuh akibat kanker atau sedang menjalani terapi kemo atau radiasi.

Setelah pemberian Seperti vaksin lainnya cukup siapkan obat penurun panas, apabila tidak ada gejala lain yang serius. "abe +a!*a imunisasi umum )AD,AL PEMBE$IAN Aaktu %ahir Gmur . bulan Gmur , bulan Gmur - bulan Gmur 6 bulan Gmur 7 bulan Gmur C bulan Gmur < bulan Gmur .7 bulan Gmur .: bulan $elas . SD )ENIS -A&SIN B19, 0K*"T/T/S B (DIS/S / 0K*"T/T/S B (DIS/S // D*T dan *I%/I (DIS/S / D*T dan *I%/I (DIS/S // D*T dan *I%/I (DIS/S /// *I%/I (DIS/S /@ 0K*"T/T/S (DIS/S /// 1"2*"$ 22( D*T (DIS/S /@ , *I%/I (DIS/S @ DT (DIS/S / dan //

--

BAB III PENU"UP /munisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak anda. /munisasi bekerja dengan cara merangsang timbulmya kekebalan tubuh yang akan melindungi anak anda dari penyakit!penyakit sebagai berikut3 polio, campak, gondongan, campak 8erman, influen)a, tetanus, difteri dan pertusis (batuk rejan . Tanpa pemberian vaksin, jumlah kematian anak!anak yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut meningkat dan banyak orang yang mengalami komplikasi kronik setelah menderita penyakit tersebut. #.1 kesim'u an /munisasi bertujuan untuk merangsang system imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit. (2usa, .<:7 . Aalaupun cakupan imunisasi tidak sama dengan .>>; tetapi sudah mencapai J>; maka anal!anak yang tidak mendapatkan imunisasi pun akan terlindungi oleh adanya suatu ]herd immunity^. Berdasarkan hasil penelitian /brahim (.<<. , menyatakan bahwa bila imunisasi dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi dapat menguragi angka kesakitan dan kematian balita sekitar :>!<7;. *engertian teratur dalam hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi, sedangkan yang dimaksud imunisasi dasar lengkap adalah telah mendapat semua jenis imunisasi dasar (B19 . kali, D*T - kali, *olio 6 kali dan 1ampak . kali pada waktu anak berusia kurang dari .. bulan. /munisasi dasar yang tidak lengkap,

-6

maksimal hanya dapat memberikan perlindungan ,7!6>;. Sedangkan anak yang sama sekali tidak diimunisasi tentu tingkat kekebalannya lebih rendah lagi. *emberian tetanus toksoid pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayi baru lahir yang ditolong dengan tidak steril dan pemotongan tali pusat memakai alat tidak steril. /munisasi terhadap difteri dan pertusis dimulai sejak umur ,!- bulan dengan selang 6!: minggu sebanyak - kali akan memberikan perlindungan mendekati .>>; sampai anak berusia . tahun. /munisasi campak diberikan . kali akan memberikan perlindungan seumur hidup. /munisasi poliomyelitis dapat memberikan perlindungan seumur hidup apabila telah diberikan 6 kali. (/brahim, .<<. . @aksin sebagai suatu produk biologis dapat memberikan efek samping yang tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu sama reaksinya antara penerima yang satu dengan penerima lainnya. Kfek samping imunisasi yang dikenal sebagai $ejadian /kutan *asca /munisasi ($/*/ atau "dverse Kvents Bollowing /mmuni)ation ("KB/ adalah suatu kejadian sakit yang terjadi setelah menerima imunisasi yang diduga berhubungan dengan imunisasi. *enyebab kejadian ikutan pasca imunisasi terbagi atas empat macam, yaitu kesalahan programHtehnik pelaksanaan imunisasi, induksi vaksin, faktor kebetulan dan penyebab tidak diketahui. 9ejala klinis $/*/ dapat dibagi menjadi dua yaitu gejala lokal dan sistemik. 9ejala lokal seperti nyeri, kemerahan, nodelleH pembengkakan dan indurasi pada lokasi suntikan. 9ejala sistemik antara lain panas, gejala gangguan pencernaan, lemas, rewel dan menangis yang berkepanjangan. #.2 Saran .. Tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. ,. 8arak rumah ke *uskesamas tidak mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. -. *engetahuan ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi dasar, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang

-7

manfaat imunisasi akan berpengaruh meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. 6. 2otivasi ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi dasar. 5ang berarti bahwa semakin baik motivasi ibu akan berpengaruh
meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

7. Tenaga $esehatan Berupaya untuk meningkatan pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dasar bagi bayi sehingga ibu yang mempunyai bayi berusaha meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi melalui penyuluhanpenyuluhan di masyarakat. C. Berupaya untuk meningkatan motivasi ibu dengan memberikan informasi tentang imunisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan bayi dan meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi. J. /bu yang mempunyai bayi "gar lebih meningkatkan pengetahuan tentang manfaat imunisasi bagi anaknya. "gar mempunyai motivasi yang besar dalam meningkatkan kesehatan bayi dan keluarganya :. *eneliti selanjutnya Diharapkan dapat menambah jumlah responden, lebih mespesifikkan jenis imunisasi, meneliti dengan variabel bebas yang baru, dsb. <. Diharapkan peneliti selanjutnya agar meneliti dengan menggunakan metode eksperimen dalam bentuk penyuluhan kesehatan. .>. Dapat menjadi informasi dan data sekunder dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

-C

DA."A$ PUS"A&A

.. "gung, / 9usti Egurah, ,>>.. Statistika "nalisis 0ubungan $ausal Berdasarkan Data $ategorik. 8akarta3 *T (aja 9rafindo *erkasa. ,. http3HHeprints.ums.ac.idH:::H.H,>>:v.n.!>,.pdf -. http3HHwww.infeksi.comHarticles.php#lngDin_pgD.7_idD6 6. http3HHsyehaceh.wordpress.comH,>>:H>7H.,Himunisasi!dan!faktor!yang! mempengaruhinyaH 7. http3HHwww.ictjogja.netHkesehatanH17`..htm C. http3HHvinadanvani.wordpress.comH,>>:H>,H,>Hjenis!imunisasi!yang! diawajibkan!dan!dianjurkanH J. http3HHm.infeksi.comHarticles.php#lngDen_pgD.7_idD.:. http3HHwww.litbang.depkes.go.idHadjunaediHdocumentationHvol.-,`Eo.,Himuni sasi.pdf <. www.google.com

-J

You might also like