You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI-3141

PERCOBAAN M-1
KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALISATOR ASAM
Nama

: Astri Yulmarliani Sudarman

NIM

: 10511054

Kelompok

:4

Asisten

: Winda
Abdul

Tanggal Praktikum

: 4 Oktober 2013

Tanggal Pengumpulan : 11 Oktober 2013

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013

Kinetika Halogenasi Aseton dengan Katalisator Asam

I. Tujuan Percobaan
Menentukan hukum laju reaksi iodinasi aseton dalam suasan asam.
II. Teori Dasar
Kinetika kimia adalah salah satu ilmu yang membahas tentang laju atau kecepatan dan
mekanisme reaksi. Berdasarkan penelitian yang mula-mula dilakukan oleh Wiilhelmy
terhadap kecepatan inversi glukosa, ternyata reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
atau tekanan dari produk atau reaktan terhadap waktu. Secara kuantitatif kecepatan reaksi
kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah dari eksponen konsentrasi pada persamaan
laju reaksi.
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi
hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan. Suatu reaksi yang diturunkan secara
[ ][ ]
eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :
Laju reaksi (Reaction Rate) atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasikonsentrasi pereaksi ataupun produk dalam satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat
di nyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya
konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk
reaksi fase gas, suatu tekanan atmosfer, milimeter merkurium, dapat digunakan sebagai
ganti konsentrasi. ( Muchtaridi, 2006;103-107 )

III. Data Pengamatan


[I2] = 0,01 M
[aseton] = 3 M
o Data variasi volume
Run ke - V aseton (mL)
1
5
2
5
3
5
4
5
5
5
6
5
7
5
8
5
9
2
10
4
11
6
12
8

[HCl] = 1 M
[KI] = 0,01 M

V HCl (mL)
5
5
5
5
2
4
6
8
5
5
5
5

V I2 (mL)
2
4
6
8
5
5
5
5
5
5
5
5

V KI (mL)
8
6
4
2
8
6
4
2
8
6
4
2
2

o Data absorbansi setiap larutan


Run ke 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

60

90

A
120

0,028
0,074
0,121
0,146
0,110
0,093
0,087
0,085
0,105
0,097
0,095
0,083

0,018
0,064
0,111
0,140
0,107
0,087
0,079
0,073
0,102
0,092
0,086
0,076

0,005
0,055
0,102
0,133
0,103
0,080
0,069
0,057
0,100
0,087
0,077
0,062

150

180

0,003
0,045
0,094
0,126
0,100
0,071
0,059
0,042
0,096
0,081
0,067
0,050

0,003
0,033
0,085
0,118
0,096
0,063
0,050
0,025
0,094
0,075
0,057
0,034

IV. Pengolahan Data


1. Persamaan grafik dan nilai r
Untuk mencari nilai r pada masing-masing larutan variasi, digunakan grafik dengan
mengalurkan nilai absorbansi terhadap waktu.

Sehingga diperoleh tabel data nilai r,


Run ke 1
y = -0,000215x + 0,037217
2
y = -0,000334x + 0,094267
3
y = -0,000301x + 0,138898
4
y = -0,000236x + 0,161036
5
y = -0,000117x + 0,117378
6
y = -0,000250x + 0,108704
7
y = -0,000315x + 0,106578
8
y = -0,000503x + 0,116806
9
y = -0,000095x + 0,110673
10
y = -0,000183x + 0,108271
11
y = -0,000321x + 0,114601
12
y = -0,000412x + 0,110425

0,000215
0,000334
0,000301
0,000236
0,000117
0,000250
0,000315
0,000503
0,000095
0,000183
0,000321
0,000412

0,037217
0,094267
0,138898
0,161036
0,117378
0,108704
0,206578
0,116808
0,110673
0,108271
0,114601
0,110425

2. Penentuan nilai orde reaksi


Dari data nilai r dan A0, kita alurkan untuk masing-masing senyawa nilai ln r terhadap ln
A0 untuk memperoleh orde reaksinya.
Dari persamaan grafik untuk masing-masing variasi akan diperoleh,

Sehingga diperoleh data sebagai berikut.


3

Run ke - Senyawa
9-12
Aseton
5-8
HCl
1-4
I2

orde reaksi
9,472
9
0,399
0
0,139
0

y = 9,472x + 12,39
y = 0,399x 7,444
y = 0,139x 7,897

Karena orde reaksi yang diperoleh tidak sesuai dengan teoritis maka, nilai A0 yang
digunakan merupakan nilai konsentrasi awal pada larutan. Untuk mendapatkan nilai
konsentrasinya, digunakan rumus:

(2mL, 4mL, 6mL, 8mL)

)
Sehingga diperoleh tabel data,
Run
Senyawa r (M/s)
ke 1
0,000215
2
0,000334
I2
3
0,000301
4
0,000236
5
0,000117
6
0,000250
HCl
7
0,000315
8
0,000503
9
0,000095
10
0,000183
Aseton
11
0,000321
12
0,000412

ln r
-8,44487
-8,00437
-8,10840
-8,35168
-9,05334
-8,29405
-8,06294
-7,59492
-9,26163
-8,60602
-8,04407
-7,79449

Variasi volume
(mL)
2
4
6
8
2
4
6
8
2
4
6
8

M1

A0

ln A0

0,01
0,01
0,01
0,01
1
1
1
1
3
3
3
3

0,001
0,002
0,003
0,004
0,1
0,2
0,3
0,4
0,3
0,6
0,9
1,2

-6,90776
-6,21461
-5,80914
-5,52146
-2,30259
-1,60944
-1,20397
-0,91629
-1,20397
-0,51083
-0,10536
0,18232

Dari data pada tabel di atas, dialurkan kembali ln r terhadap nilai ln A0. Sehingga
diperoleh data sebagai berikut,
Run ke - Senyawa
orde reaksi
9-12
Aseton
y = 1,081x 7,983
1,081
1
5-8
HCl
y = 1,002x 6,739
1,002
1
1-4
I2
y = 0,104x 7,591
0,104
0
3. Penentuan nilai k
Untuk memperoleh nilai k maka ditentukan dahulu nilai k untuk masing-masing run
kemudian dirata-ratakan. Mencari nilai k digunakan rumus,
[
] [
]

Dengan cara tersebut maka diperoleh nilai k,


Run
ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

V aseton
(mL)
5
5
5
5
5
5
5
5
2
4
6
8

Jadi nilai k adalah

[Aseton]
(M)
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,3
0,6
0,9
1,2

V HCl
(mL)
5
5
5
5
2
4
6
8
5
5
5
5

[HCl]
(M)
0,25
0,25
0,25
0,25
0,1
0,2
0,3
0,4
0,25
0,25
0,25
0,25

r (M/s)
0,000215
0,000334
0,000301
0,000236
0,000117
0,000250
0,000315
0,000503
0,000095
0,000183
0,000321
0,000412

k
(M-1 s-1)
872,093
561,377
622,924
794,492
641,026
600,000
714,286
596,421
789,474
819,672
700,935
728,155

V. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan persamaan laju reaksi iodinasi aseton
dalam suasan asam. Pereaksi yang digunakan dalam percobaan ini adalah aseton, HCl, I2 dan
KI. Masing-masing pereaksi ini memeiliki fungsinya masing-masing. Larutan HCL berfungsi
sebagai katalis asam atau sebagai katalis homogen karena wujudnya yang sama dengan
pereaksi. Larutan I2 berfungsi sebagai larutan yang menghalogenasikan aseton serta
memberikan warna untuk pengukuran absorbansi. Larutan I2 juga ditambahkan atau
dimasukkan sebagai pereaksi terakhir karena strukturnya yang tidak stabil dan mudah
menguap. Sedangkan larutan KI hanya berfungsi sebagai pelarut.
Untuk menentukan rumus laju reaksi diperlukan variasi volume agar masing-masing
pereaksi memiliki orde reaksinya masing-masing dalam iodinasi aseton ini. Variasi volume
ini dilakukan agar dapat membandingkan volume larutan pereaksi yang memilikii variasi
volume dengan nilai laju reaksinya.
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran pada
, hal ini disebabkan
karena pada panjang gelombang tersebut larutan akan menyerap warna komplementernya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai absorbansi akan berkurang seiring
bertambhanya waktu. karena semakim memudarnya warna maka nilai absorbansinya pun
akan turun dengan tidak menyerap panjang gelombangnya lagi.
Reaksi yang terjadi pada reaksi iodinasi aseton dalam suasana asam,

Orde reaksi hanya dapat ditentukan melalui percobaan atau eksperimen. Pada literatur
diketahui bahwa orde reaksi untuk pereaksi aseton dan HCl adalah satu, sedangkan untuk
larutan I2 adalah nol (0). Dari perhitungan diperoleh orde masing-masing pereaksi sama
dengan orde reaksi pada literatur, untuk larutan aseton reaksi orde satu (1), larutan HCl reaksi
orde satu (1) dan larutan I2 adalah reaksi orde nol (0).
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, diantaranya adalah konsentrasi,
katalis, suhu, luas permukaan, dan energi aktivasi. Semakin besar konsentrasi pereaksi yang
digunakan makan laju reaksinya akan semakin cepat. Katalis berfungsi untuk mempercepat
jalannya reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi, karena semakin kecil energi aktivasi
maka semakin sedikit energi yang dibutuhkan untuk terbentuknya produk. Semakin luas
permukaan zat, maka semakin banyak atau besar bidang sentuh zat yang dapat bereaksi,
sehingga laju reaksi meningkat.
VI. Kesimpulan
Jadi dari percobaan ini diperoleh hukum laju iodinasi aseton, yaitu
[

] [
[

]
] [

VII. Daftar Pustaka


Muchtaridi. 2006. Kimia 2. Jakarta : Yudhistira.
Z Daniels cs. Eksperimental Physical Chemistry International Student Edition, edisi 7.
Hal 152-155
http://www.utc.edu/Faculty/Tom-Rybolt/372LAB/Ex08KI-order.pdf (diakses pada tanggal
10 Oktober 2013; 21.00)
http://www.kwantlen.ca/science/chemistry/faculty/pduffy/2310/labs/iodination.pdf (diakses
pada tanggal 10 Oktober 2013; 21.15)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-1/orde-reaksi/ (diakses pada
tanggal 10 Oktober 2013; 21.20)

LAMPIRAN

1. Persamaan grafik dan nilai r

run ke 1
0.030
0.025
y = -0.000215x + 0.037217
R = 0.857781

0.020
0.015
0.010
0.005
0.000
-0.005 0

50

100

150

200

Grafik untuk run ke-1.

run ke 2
0.080
y = -0.000334x + 0.094267
R = 0.998519

0.060
0.040
0.020
0.000
0

50

100

150

200

Grafik untuk run ke-2.

run ke 3
0.140
0.120
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000

y = -0.000301x + 0.138898
R = 0.998713

50

100

150

200

Grafik untuk run ke-3.

run ke 4
0.200
0.150
y = -0.000236x + 0.161036
R = 0.997659

0.100
0.050
0.000
0

50

100

150

200

Grafik untuk run ke-4.

run ke 5
0.115
y = -0.000117x + 0.117378
R = 0.996644

0.110
0.105
0.100
0.095
0

50

100

150

200

150

200

Grafik untuk run ke-5.

run ke 6
0.100
0.080

y = -0.000250x + 0.108704
R = 0.992692

0.060
0.040
0.020
0.000
0

50

100
Grafik untuk run ke-6.

run ke 7
0.100
0.080
y = -0.000315x + 0.106578
R = 0.999232

0.060
0.040
0.020
0.000
0

50

100

150

200

Grafik untuk run ke-7.

run ke 8
0.100
0.080
y = -0.000503x + 0.116806
R = 0.997204

0.060
0.040
0.020
0.000
0

50

100

150

200

Grafik untuk run ke-8.

run ke 9
0.106
0.104
0.102
0.100
0.098
0.096
0.094
0.092

y = -0.000095x + 0.110673
R = 0.983010

50

100

150

200

Grafik untuk run ke-9.

run ke 10
0.120
0.100
y = -0.000183x + 0.108271
R = 0.995042

0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
0

50

100

150

200

150

200

Grafik untuk run ke-10.

run ke 11
0.120
0.100
0.080

y = -0.000321x + 0.114601
R = 0.998789

0.060
0.040
0.020
0.000
0

50

100
Grafik untuk run ke-11.

run ke 12
0.100
y = -0.000412x + 0.110425
R = 0.987145

0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
0

50

100

150

200

Grafik untuk run ke-12.

10

2. Penentuan nilai orde reaksi

aseton
-2.23

-2.22

-2.21

-2.2

-2.19

y = 9.4724x + 12.399
R = 0.1178 -7.5
-2.18
-2.17
-2.16
-8
-8.5
-9
-9.5

Grafik untuk orde reaksi aseton, dengan menggunakan konsentrasi hasil regresi.

I2
-7.9
-3.5

-3

-2.5

-2

-1.5

-1

-0.5

-8

-8.1

y = 0.1397x - 7.8972
R = 0.2004

-8.2
-8.3
-8.4
-8.5

Grafik untuk orde reaksi I2, dengan menggunakan konsentrasi hasil regresi.

HCl
-7.5
-2.5

-2

-1.5

-1

-0.5

y = 0.3992x - 7.4444
R = 0.0383

0
-8
-8.5
-9
-9.5

Grafik untuk orde reaksi HCl, dengan menggunakan konsentrasi hasil regresi.

11

aseton
-7.5
-1.4

-1.2

-1

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0.2

0.4

-8

y = 1.081x - 7.9839
R = 0.9934

-8.5
-9
-9.5

Grafik untuk orde reaksi aseton, dengan menggunakan konsentrasi awal.

HCl
-2.5

-2

y = 1.0028x - 6.739
R = 0.9811
-1.5
-1

-7.5
-0.5

0
-8
-8.5
-9
-9.5

Grafik untuk orde reaksi HCl, dengan menggunakan konsentrasi awal.

I2
-7.9
-8

-7

y = 0.1041x
- 7.5912
-6
-5
R = 0.0927

-4

-3

-2

-1

-8

-8.1
-8.2
-8.3
-8.4
-8.5
Grafik untuk orde reaksi I2, dengan menggunakan konsentrasi awal.

12

13

You might also like