You are on page 1of 7

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang semakin pesat dengan laju pertumbuhan yang tinggi. Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah Indonesia menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007) Program KB ini merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan melembagakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program KB saat ini sudah merupakan suatu keharusan dalam upaya menanggulangi pertumbuhan penduduk dunia umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Berhasil tidaknya kita melaksanakan program KB ini akan menentukan berhasil tidaknya dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia (Murdiyanti, 2007) Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pilihan yang biasa dilakukan untuk menjarangkan kehamilan. Dengan demikian, anak bisa mendapat perhatian penuh dari orang tua dimasa kecilnya. Saat ini, banyak alternatif kontrasepsi yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa kontrasepsi yang biasa digunakan masyarakat, diantaranya kondom, pil, suntik, susuk, hingga bentuk

22

vasektomi dan tubektomi (Burzi, 2006). Dalam memilih alat kontrasepsi sebaiknya mengetahui keuntungan dan kerugian yang mungkin terjadi. Ciri-ciri suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah, dan efek sampingnya minimal (Prawiroharjo, 2005). Hasil survei wanita KB aktif provinsi Jawa Tengah sampai bulan Desember 2009 menunjukkan kontrasepsi yang dipakai responden pasangan usia subur (PUS) terbanyak adalah suntik sebesar (60,87%) dan berikutnya adalah pil (17,03%), Implant/susuk KB (11,02%), Kondom (5,20%), Intra Uterine Devices (IUD) (3,70%), Metode Operasi Wanita (MOW) (1,96%), Metode Operasi Pria (MOP) (0,21%), dan lainya sebesar (0,01%) (BKKBN, 2009). Di Kabupaten Demak sendiri pengguna kontrasepsi suntik mencapai 61.264 orang (71,67%) (BKKBN, 2010). Kontrasepsi suntik mempunyai permasalahan atau efek

samping. Pada pemakaian KB suntik mengalami beberapa permasalahan utama, yaitu gangguan pola haid. Gangguan pola haid yang terjadi tergantung pada lama pemakaian. Gangguan pola haid yang terjadi seperti perdarahan bercak, perdarahan irreguler, amenore dan perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang (Hartanto, 2003). Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada bulan Februari 2010 terdapat 281 Bidan Praktek swasta (BPS). Peneliti tertarik mengambil populasi di BPS Nur Jannah Desa Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak karena populasi ibu yang mengalami beberapa permasalahan pada pola menstruasinya

33

termasuk banyak. Saat peneliti melakukan studi pendahuluan dengan cara melakukan wawancara kepada 15 akseptor KB suntik di BPS Nur Jannah, terdapat 3 akseptor KB suntik yang mengatakan jumlah darah menstruasi yang dikeluarkan menjadi lebih banyak, 4 orang mengatakan siklus menstruasinya pendek, 3 orang mengatakan jarang mendapatkan menstruasi, 1 orang mengalami spotting dan terdapat 4 orang mengatakan menstruasinya tetap lancar. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai "Hubungan jenis KB suntik yang dipakai dengan pola menstruasi pada akseptor KB suntik di BPS Nur Jannah Desa Ngemplak Mranggen Demak"

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Adakah hubungan antara jenis KB suntik yang dipakai dengan pola menstruasi pada akseptor KB suntik di BPS Nur Jannah Desa Ngemplak Mranggen Demak?"

4 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui adanya hubungan jenis KB suntik yang dipakai dengan pola menstruasi pada akseptor KB suntik di BPS Nur Jannah Desa Ngemplak Mranggen Demak 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan jenis KB suntik yang dipakai oleh akseptor di BPS Nur Jannah Desa Ngemplak Mranggen Demak. b. Mendiskripsikan pola menstruasi pada akseptor KB suntik di BPS Nur Jannah Desa Ngemplak Mranggen Demak. c. Menganalisis hubungan jenis KB suntik yang dipakai dengan pola menstruasi pada akseptor KB suntik di BPS Nur Jannah Desa Ngemplak Mranggen Demak.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Manfaat penelitian ini bagi akseptor KB adalah diharapkan dapat memberikan informasi tentang keuntungan, kerugian,

penggunaan dan efek dari kontrasepsi suntik. 2. Bagi Pendidikan Memberikan informasi guna menambah wawasan keilmuan khususnya kebidanan sehingga dapat dijadikan bahan masukan penelitian mendatang.

5 5

3.

Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada akseptor kontrasepsi suntik. 4. Bagi Profesi Sebagai masukan bagi profesi bidan agar lebih

meningkatkan pelayanan terhadap akseptor KB.

E. Keaslian Penelitian 1. Mutmainah (2007) Studi deskriptif tingkat pengetahuan tentang efek samping gangguan pola haid pada akseptor kontrasepsi suntik DMPA di Polindes Harapan Ibu deskriptif dengan Pemalang. Jenis penelitiannya adalah sectional. Dari studi

pendekatan cross

deskriptifnya tersebut didapatkan hasil bahwa sebanyak 85% akseptor KB suntik DMPA yang memiliki pengetahuan tinggi, 7,5% sedang dan 7,5% rendah. Perbedaannya yaitu penelitian ini termasuk penelitian deskriptif sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan termasuk penelitian analitik. Selain itu, sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah akseptor KB suntik DMPA saja sedangkan pada penelitian penulis menggunakan akseptor KB suntik DMPA

maupun Cyclofem sebagai sampelnya.

6 6

2.

Dewi Murdiyanti (2007) Perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Dusun Geneng Sentul Sidoagung Godean sleman Yogyakarta. Jenis penelitiannya adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa ada perbedaan antara siklus menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik. Perbedaannya

dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah kategori variabel bebasnya. 3. Novita Budi Lestari (2009) Gambaran menstruasi ibu pada akseptor alat kontrsepsi suntik DMPA dengan alat kontrasepsi suntik kombinasi di RB Medika Juwangi Kabupaten Boyolali. Jenis Penelitiannya adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Dari studi deskriptifnya tersebut didapatkan hasil bahwa ibu akseptor alat kontrasepsi suntik DMPA pada waktu menstruasi darahnya berupa flek-flek kecoklatan dan kadang menstruasi kadang tidak. Sedangkan pada pengguna alat kontrasepsi suntik kombinasi pada saat mentruasi darah haid tetap lancar. Perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah jenis penelitiannya.

7 7

4.

Amruni (2009)

Hubungan

lama

pemakaian

DMPA dengan

gangguan menstruasi pada akseptor KB suntik di BPS Ny.Sri Handayani Desa Dorolegi Godong Grobogan. Jenis penelitiannya adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama pemakaian KB suntik DMPA dengan gangguan menstruasi pada akseptor KB DMPA. Perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah variabelnya. 5. Alfa Brilyana (2009) Perbedaan efek samping penggunaan

kontrasepsi suntikan golongan progestin dan golongan progestin dengan campuran estrogen propionat pada wanita usia subur (WUS) di Poli KB Puskesmas Segiri Samarinda. Jenis penelitiannya analitik dengan pendekatan case control. Dari hasil didapatkan bahwa ada perbedaan efek analisis statistik

samping penggunaan

kontrasepsi suntikan golongan progestin dan golongan progestin dengan campuran estrogen propionat. Perbedaannya dengan

penelitian yang akan penulis lakukan adalah rancangan penelitian dan variabel terikatnya.

You might also like