You are on page 1of 2

To Whom Will We Promise Our Allegiance?

Kepada Siapa kita akan berjanji setia?


Aristotle discussed acceptance in his Nicomachean Ethics.3 He asked this question: Is it just to love your own child more than others, to distribute your goods unequally? He argued yes. In the process he and others who followed him pointed out that children are accepted and loved before their characteristics are known.8 Aristoteles mendiskusikan penerimaan dalam NICOMACHEAN ETHICS. Dia bertanya pertanyaan ini :
Apakah hanya untuk mencintai anak Anda sendiri lebih daripada orang lain, untuk mendistribusikan kebaikan anda secara tidak merata? Ia berpendapat IYA. Dalam proses dia dan pengikutnya berpendapat bahwa anak di terima dan dicintai sebelum mereka menemukan karakteristik masing-masing.

On the contrary, spouses characteristics are selected before they are accepted as partners. With time, parents learn to love their childrens less desirable characteristics; spouses can part, however, as they learn of their partners undesirable characteristics that went unnoticed earlier. Sebaliknya, karakteristik pasangan dipilih sebelum mereka menerima partner mereka; dengan waktu, orangtua belajar untuk mencintai karakteristik anak mereka yang kurang di senangi; pasangan dapat berpisah, namun, mereka akan mempelajari karakteristik tidak menyenangkan dari partner mereka yang belum diketahui sebelumnya. A third notion of acceptance was, and still is, expressed by the reasoning of those who took, and still take, religious chastity vows. They promise not to love any one person more than others so they can love all equally, as God does. By accepting no one, they accept all. Attentiveness to this universal form of acceptance of others expresses a desire to nurture an authentic sympathy that is not the same as the familiar detached concern or equanimity for all that permeates the teachings of William Osler, founder of modern medicine. Gagasan ketiga dari prinsip penerimaan adalah, diungkapkan oleh mereka yang telah menjalani, dan masih menjalani, sumpah agama yang suci. Mereka berjanji untuk tidak mencintai seseorang lebih dari yang lain sehingga mereka bisa mencintai sesama secara adil , seperti yang Tuhan lakukan. Dengan tidak menerima seorang pun , mereka menerima semua. Perhatian terhadap bentuk penerimaan universal kepada orang lain mengungkapkan keinginan untuk memupuk rasa simpati yang tidak sama dengan kekhawatiran menjadi terpisah atau keseimbangan batin untuk semua yang menembus ajaran William Osler, penemu kedokteran modern. In terms of health care, then, the role of acceptance is already at play. The promise of what is meant by acceptance is as valid today as in 350 B.C. or 1900. Some find it worth thinking about the nature of doctor-patient relationships by comparing them to 1) spousal promises, 2) natural parental relationships, and 3) vocational relationship vows. Are there other kinds of relationships? Which should be prioritized and when? Dalam hal pelayanan kesehatan, maka peran penerimaan sudah bermain. Janji apa yang dimaksud dari penerimaan adalah sebagaimana yang berlaku hari ini seperti yang berlaku pada 350 SM atau 1900. Beberapa merasa perlu berpikir tentang sifat dari hubungan dokter-pasien dengan membandingkannya dengan 1) janji suami-istri, 2) hubungan orangtua alami, dan 3) hubungan sumpah. Apakah ada jenis hubungan yang lain ? Mana yang harus diprioritaskan dan kapan? Bartolome de Las Casas asked similar questions about acceptancenot of patients, but of persons as citizens. Las Casas came to America ten years after Columbus landed and worked with the American Indians. He learned their language and culture and reported on it for more than fifty years. As he became aware of their non-acceptance as citizens, he also discovered the power it was holding over them. He

began to argue with popes, kings, philosophers, and theologians to get the American Indians (Indian, from In Dios or of God) accepted as people. Bartolome de Las Casas mengajukan pertanyaan yang mirip tentang penerimaan-bukan pasien, tetapi orang-orang sebagai warga negara. Las Casas datang ke Amerika sepuluh tahun setelah Columbus mendarat dan bekerja dengan suku Indian Amerika. Dia belajar bahasa dan budaya mereka dan melaporkannya selama lebih dari lima puluh tahun. Saat ia menyadari mereka tidak diterima sebagai warga negara, ia juga menemukan kekuatan itu memegang atas mereka. Dia mulai berdebat dengan Paus, raja, filsuf, dan teolog agar suku Indian Amerika (Indian, dari In Dios or of God ) diterima sebagai orang. His discussions are only just being rediscovered, not only for their integrity, but also for their influence on the sixteenth-century philosophers who formed much of the thought foundation of the Great American Experiment. In short, he questioned if the empires of Europe truly were interested in bringing God to the only people on earth who were never exposed to the Judeo-Christian notion of acceptance by God.9 Diskusinya hanya ditemukan kembali, tidak hanya untuk keutuhan mereka, tetapi juga untuk pengaruh mereka pada filsuf abad keenam belas yang membentuk sebagian besar dasar pemikiran untuk Great American Experiment. Singkatnya, ia mempertanyakan apakah kerajaan Eropa benarbenar tertarik dalam membawa Tuhan ke satu-satunya orang di bumi yang tidak pernah terkena gagasan Yahudi-Kristen dari tuhan yang diterima. Was it the pragmatics of gold or the promise of God that dominated? In his religious and philosophical discourses, Las Casas argued much about the loss of Columbuss dream. His lament, throughout his last sixty years, was that the greater good was obscured by the glitter of gold.4 There was little desire to accept acceptance. As we come together this weekend and expand our continuing education of professional ethics in dentistry,10 let us not let ideas, numbers, and gold outweigh people and their care.

Apakah itu nilai praktis dari emas atau janji Tuhan yang mendominasi? Dalam wacana keagamaan dan filosofisnya, Las Casas berpendapat banyak tentang hilangnya mimpi Columbus. Ratapan-Nya, selama enam puluh tahun , adalah bahwa kebaikan yang lebih besar dikaburkan oleh gemerlapnya emas. Ada sedikit keinginan untuk menerima penerimaan. Saat kita datang bersama-sama akhir pekan ini dan memperluas pendidikan yang berkelanjutan etika profesi dalam kedokteran gigi, janganlah kita membiarkan ide-ide, angka, dan emas lebih berharga daripada orang-orang dan perawatan mereka.

You might also like