You are on page 1of 13

Sistem Akuisisi Data Suhu Menggunakan Mikrokontroller AT89S51

Dengan Penampilan LCD


oleh : Jaenal Arifin

Abstrak

Makalah ini membahas perancangan sistem akuisisi data suhu yang menggunakan komponen-konponen
dasar berupa sebuah sensor suhu, mikrokontroller dan LCD sebagai fasilitas penampil. Sistem akuisisi data suhu menjadi satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perindustrian, karena merupakan sebagian kecil dari sebuah proses kontrol. Berkenaan dengan pentingnya sistem, maka dilakukan perancangan sistem akusisi data suhu yang mampu melakukan kegiatan monitoring suhu suatu plant. Data yang akan diukur merupakan sebuah besaran fisis temperature sehingga untuk dapat diolah dan ditampilkan dalam bentuk sistem elektris digunakan sensor suhu LM ! yang mampu mengkon"ersi besaran tersebut dengan kenaikan #$m%&'C. (ntuk dapat merancang sistem maka pertama kali dilakukan proses mengubah suhu menjadi tegangan analog menggunakan sensor suhu LM !. Setelah melalui proses pengkondisian sinyal dengan cara dikuatkan, tegangan analog diubah menjadi data digital menggunakan )DC $*$+. Data digital yang diperoleh kemudian diolah oleh Mikrokontroller ),*-S!# dan ditampilkan, sehingga didapatkan suatu informasi mengenai suhu plant dengan satuan 'C pada sebuah LCD. Dari perancangan sistem akuisisi data suhu didapatkan hasil bah.a sistem ini memiliki kemampuan untuk mengukur suhu dari /!'C sampai #$$'C dengan error rata-rata penunjukan suhu sebesar $,/#/!0C.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Instrumentasi yang berbentuk akuisisi data telah dipergunakan secara luas dalam kegiatan perindustrian, karena merupakan bagian dari proses kontrol. Pengukuran besaran fisis adalah salah satu langkah dalam akuisisi data. Temperatur merupakan salah satu besaran fisis yang sering dipakai dalam suatu sistem kontrol baik hanya untuk sistem monitoring saja atau untuk proses pengendalian lebih lanjut. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka kami membuat sebuah alat pendeteksi suhu yang dapat di kontrol oleh sebuah mikrokontroller. Dengan menampilkan suatu hasil pengukuran secara digital, pemantauan terhadap proses dapat dilakukan dengan lebih mudah. 1.2 Tujuan

" Merancang sistem akuisisi data suhu untuk kemudian ditampilkan di !D dengan menggunakan Mikrokontroller "T#$S%&. " 'ntuk memenuhi tugas mata kuliah (omponen Sitem (ontrol pada )urusan Teknik *lektro +akultas Teknik 'ni,ersitas Diponegoro.

1.3 Batasan Masalah Dalam pembuatan tugas ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut &. .. 1. 1ange akuisisi data adalah .%/! sampai dengan &00/!. Data pengukuran ditampilkan pada sebuah !D sebagai peralatan monitoring tanpa melakukan proses pengendalian. (onfigurasi "D! diatur secara free running.

II. DASAR TE RI 2.1 Sens!r Suhu LM3" 'ntuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu M 1% yang dapat dikalibrasikan langsung dalam !, M 1% ini difungsikan sebagai basic temperature sensor seperti pada gambar &.

Gambar 1. LM 35 basic temperature sensor 2out dari M 1% ini dihubungkan dengan "D! 3"nalog To Digital !on,erter4. Dalam suhu kamar 3.% o!4 tranduser ini mampu mengeluarkan tegangan .%0m2 dan &,%2 pada suhu &%0 o! dengan kenaikan sebesar &0m25o!. 2.2 Penguat #eras$!nal % #eras$!nal A&#l$'$er(

Penguat operasional adalah rangkaian terpadu 3I!4 yang mempunyai % buah terminal dasar. Dua terminal untuk catu daya, . yang lain digunakan untuk isyarat masukan yang berupa masukan membalik 364 dan masukan tak membalik 374 serta & terminal untuk keluaran. 2.2.1 Penguat Tak Me&)al$k %N!n*$n+ert$ng A&#l$'$er( Penguat tak membalik merupakan suatu penguat dimana tegangan keluarannya atau 2o mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan masukan atau 2i. 8angkaian penguat tak membalik ditunjukkan pada 9ambar ..

Gambar 2. Penguat tak membalik "rus i mengalir ke 8i karena impedansi masukan op 6 amp sangat besar sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kedua terminal masukannya. Tegangan pada 8i sama dengan 2i karena perbedaan tegangan pada kedua terminal masukannya mendekati 0 2.

Tegangan pada 8f dapat dinyatakan sebagai

Tegangan keluaran 2o didapat dengan menambahkan tegangan pada 8i yaitu 2i dengan tegangan pada 8f yaitu 28f.

2.2.2 Penguat D$''erens$al Penguat differensial merupakan suatu penguat dimana tegangan keluarannya atau 2o merupakan hasil selisih antara kedua buah tegangan masukan pada terminal in,erting dan non6in,ertingnya. 8umus umum yang berlaku untuk penguat differensial adalah sebagai berikut -

8angkaian penguat differensial ditunjukkan pada 9ambar 1.

Gambar 3. Penguat Rangka$an Analog to !igital "on#erter %AD,(

ifferensial

"D! pada rancangan ini digunakan untuk mengubah masukan analog keluaran sensor suhu yang sudah dikuatkan menjadi data digital # bit. Tipe "D! yang digunakan adalah "D! 0#0: pada mode kerja free running. 8angkaian free running "D! 0#0: ditunjukkan pada 9ambar :.

Gambar $. %angkaian &ree running A!". 'ntuk membuat mode kerja "D! 0#0: menjadi free running, maka harus diketahui bagaimana urutan pemberian nilai pada 68D dan 6;8 serta perubahan nilai pada 6I<T8. 'rutan pemberian nilai pada 68D , 6;8 perubahan nilai pada 6I<T8 ditunjukkan pada Tabel &.

'abel 1 Pemberian nilai pa a (%!

an ()% serta perubahan nilai pa a (*+'%

Mode kerja free running "D! diperoleh jika 68D dan 6!S dihubungkan ke ground agar selalu mendapat logika 0 sehingga "D! akan selalu aktif dan siap memberikan data. Pin 6;8 dan 6I<T8 dijadikan satu karena perubahan logika 6IT<8 sama dengan perubahan logika pada 6;8, sehingga pemberian logika pada 6;8 dilakukan secara otomatis oleh keluaran 6I<T8. <ilai tegangan masukan 32=4 dari sebuah adc secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut-

dimana- 2= > tegangan masukan 2ref> tegangan referensi Sedangkan resolusi dari sebuah adc secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut-

dimana-

2.- M$kr!k!ntr!ller AT./S"1

Gambar 5. Mikrokontroller A',-.51 0eterangan

2cc 9<D 8ST -

Suplai Tegangan 9round atau pentanahan Masukan reset. (ondisi logika ?&? selama siklus mesin saat osilator bekerja dan akan mereset mikrokontroler yang bersangkutan.

+ungsi 6 fungsi Port -

Port0 -

Merupakan port paralel # bit open drain dua arah. @ila digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan memultipleks alamat memori dengan data. merupakan port paralel # bit dua arah yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. merupakan port paralel selebar # bit dua arah. Port ini melakukan pengiriman byte alamat bila dilakukan pengaksesan memori eksternal. Saluran masukan serial

Port& -

Port. -

P1.0 -

P1.& P1.. P1.1 P1.: P1.% P1.B P1.C -

Saluran keluaran serial Interupsi eksternal 0 Interupsi eksternal & Masukan eksternal peAaktu 5 pencacah 0 Masukan eksternal peAaktu 5 pencacah & Sinyal tanda baca memori data ekstrenal. Sinyal tanda tulis memori data ekstrenal.

"T#$S%& adalah sebuah mikrokontroller # bit terbuat dari !MDS, yang berkonsumsi daya rendah dan mempunyai kemampuan tinggi. Mikrokontroller ini memiliki :(byte In6System +lash Programmable Memory, 8"M sebesar &.# byte, 1. input5output, Aatchdog timer, dua buah register data pointer, dua buah &B bit timer dan counter, lima buah ,ektor interupsi, sebuah port serial full6duple=, osilator on6chip, dan rangkaian clock. "T#$S%& dibuat dengan teknologi memori non6,olatile dengan kepadatan tinggi oleh "TM* . Mikrokontroller ini cocok dengan instruksi set dan pinout #0!%& standart industri. +lash on6chip memungkinkan memori program untuk diprogram ulang dengan programmer memory non"olatile yang biasa. III. PERAN,AN1AN SISTEM 3.1 Peran2angan Perangkat 0eras

Gambar /. !iagram blok sistem akuisisi suhu 3.1.1 Sens!r Suhu % LM3" ( Sensor suhu M1% berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa suhu menjadi besaran elektris tegangan. Sensor ini memiliki parameter bahAa setiap kenaikan &/! tegangan keluarannya naik sebesar &0m2 dengan batas maksimal keluaran sensor adalah &,% 2 pada suhu &%0E!. Pada perancangan kita tentukan keluaran adc mencapai full scale pada saat suhu &00E!, sehingga saat suhu &00E! tegangan keluaran transduser 3&0m25E! = &00E!4 > &2. Dari pengukuran secara langsung saat suhu ruang, keluaran M1% adalah 0.12 3100m2 4. Tegangan ini diolah dengan menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal agar sesuai dengan tahapan masukan "D!.

3.1.2 Pengk!n3$s$ S$n4al Pengkondisi sinyal berfungsi untuk menguatkan tegangan keluaran sensor suhu M1% agar mampu diproses pada peralatan selanjutnya dalam hal ini oleh "D! 0#0:. Diinginkan bahAa pengukuran suhu dapat dilakukan pada range .%E! 6 &00E!, sedangkan saat suhu kamar M1% sudah mengeluarkan tegangan sebesar 0,12, sehingga untuk dapat mengatur agar masukan "D! sebesar 02 pada suhu ruang, ditambahkan sebuah penguat differensial dengan konfigurasi sebagai berikut -

Gambar 0. Penguat

ifferensial.

(eluaran penguat differensial dikuatkan lagi dengan rangkaian penguat non in,erting dengan konfigurasi seperti pada gambar B. Dengan 2in > &2 pada &00E! dan 2out yang diinginkan sebesar %2 32=4 maka dapat dihitung nilai tahanan untuk penguat non6in,erting sebagai berikut -

)ika 8i > &( maka, 8f > :( dalam aplikasi digunakan potensiometer %0( untuk 8f

Gambar ,. Penguat non1in#erting.

3.1.3 Anal!g t! D$g$tal ,!n+erter % AD, 5.5- ( Perancangan untuk rangkaian adc digunakan mode free running. Mode ini dipilih karena Aaktu kon,ersi adc jauh lebih cepat terhadap tingkat perubahan suhu dari plant, sehingga setiap kali suhu berubah, adc selalu telah selesai melakukan kon,ersi data sehingga data sudah ,alid untuk dicuplik. 'ntuk "D! 0#0: dengan jumlah bit sebesar # bit dan 2ref > %2 maka resolusinya -

Masukan tegangan analog adc yang berasal dari keluaran pengkondisi sinyal saat full scale dengan nilai sebesar 2= dapat dihitung sebagai berikut-

dengan demikian saat tegangan masukan adc :,$#0: keluaran adc akan bernilai ++F. 3.1.- M$kr!k!ntr!ller % AT./S"1 ( Data digital # bit dari "D! diambil oleh mikokontroller melalui Port . 3 P..06P..C dihubung dengan D@06 D@C 4. Sedangkan data masukan untuk penampil !D dikeluarkan melalui Port & 3 P&.06P&.C dihubung dengan D06DC 4. 'ntuk mengontrol kaki 8S dan * pada !D mikrokontroller memanfaatkan kaki P1.B dan P1.C Proses pengambilan data dan pengolahan data dapat dilihat dalam gambar C. Data yang diambil dari P. dikalibrasi terlebih dahulu, setelah dikalibrasi data tersebut kemudian diubah ke dalam kode "S!II supaya tertampil angka 06&00 pada !D, jika tidak diubah maka yang tertampil adalah angka 06.%%.

Gambar -. &lo2chart program akuisisi I6. PEN1U7IAN DAN ANALISA -.1 Penguj$an set$a# )l!k -.1.1 Penguj$an LM3"

ata suhu.

Sensor suhu M1% diuji dengan cara memberikan catu %2 dan memberikan pemanasan secara tidak langsung, sedangkan tegangan keluaran langsung diamati dengan ,oltmeter. Dari pengujian didapatkan data sebagai berikut.

'abel 2. 3asil pengu4ian sensor LM35 Dari hasil pengujian diketahui tegangan keluaran sensor naik sebesar %0m2 untuk setiap %E! atau &0m25E!, maka sensor telah bekerja dengan baik. -.1.2 Penguj$an rangka$an #engk!n3$s$ s$n4al

Pengujian rangkaian pengkondisi sinyal dilakukan dengan cara memberikan tegangan berubah6ubah pada bagian masukan penguat akhir 3 penguat non in,erting 4 kemudian mengukur keluarannya untuk kemudian dihitung tingkat penguatan tegangan.

'abel 3. 3asil pengu4ian pengkon isi sin5al -.1.3 Penguj$an AD, 5.5Pengujian dilakukan dengan cara memberi tegangan masukan pada "D! dan mencatat data digital keluaran yang dihasilkan melalui tampilan led # bit.

'abel $. 3asil pengu4ian A!". Data hasil pengujian "D! menunjukkan bahAa komponen ini dapat bekerja dengan baik.

(eterangan- data digital untuk proses perhitungan dalam bentuk desimal

'abel 5. 3asil pengu4ian tampilan suhu Dari tabel diketahui bahAa antara suhu tertampil di !D dengan suhu hasil perhitungan terdapat perbedaan dalam hal ketelitian, dimana suhu tertampil di !D adalah nilai bulat tanpa menampilkan nilai dibelakang koma, sedangkan suhu terhitung adalah sebagai patokan suhu yang harus tertampil. Penghilangan nilai koma ini bertujuan untuk memudahkan proses pembuatan program, namun dengan konsekuensi adanya tingkat error suhu tertampil akibat penghilangan tersebut. SoftAare telah dapat mengkalibrasi data digital dan menampilkan nilai suhu dari suatu plant, maka softAare telah dapat bekerja dengan baik. -.2 Penguj$an s$ste& keseluruhan Pengujian sistem keseluruhan dilakukan dengan menempatkan sensor M1% dan termometer dalam plant suhu yang sama kemudian membandingkan antara suhu penunjukan yang tertampil pada !D terhadap penunjukan suhu pada termometer selama 10 menit.

'abel /. 3asil pengu4ian sistem Fasil percobaan menunjukkan bahAa sistem akuisisi data suhu memiliki error rata6rata sebesar 0,.&.%E!, nilai ini didapat dengan menjumlahkan semua nilai error dari setiap pengujian dibagi jumlah pengujian 3 # kali 4. Secara rumus adalah sebagai berikut.

6. PENUTUP ".1 0es$&#ulan Dari hasil perancangan dan pembuatan perangkat sistem akuisisi suhu dapat disimpulkan hal 6 hal sebagai berikut &. .. 1. Fasil pengujian "D! menunjukkan bahAa untuk masukan sebesar :,$2 data digital sudah mencapai ++h, maka akan mengakibatkan terjadinya kesalahan penunjukkan suhu dimana saat tegangan masukan :,$2 suhu tertampil sudah mencapai &00E!. *rror rata6rata penunjukan suhu pada sistem akuisisi data suhu adalah 0,.&.%E!. M1% memiliki tegangan keluaran sensor dengan kenaikan sebesar %0 m2 untuk setiap %E! atau &0 m25E!, maka sensor memiliki kenaikan yang cukup linier.

".2 Saran &. .. 1. :. Pada bagian keluaran akhir rangkaian pengkondisi sinyal sebaiknya ditambahkan rangkaian clipper yang berfungsi untuk membatasi masukan "D! agar maksimal sebesar %2. 'ntuk mempermudah pengaturan nol dari rangkaian penguat differensial sebaiknya keluaran M1% diperkuat terlebih dahulu sehingga tegangan referensi pengurang tidak terlalu kecil. Sumber tegangan referensi pengurang sebaiknya menggunakan diode Gener agar didapatkan tegangan yang stabil. 'ntuk membuat tampilan data suhu lebih presisi maka dapat dibuat program kalibrasi data suhu yang lebih baik.

DA8TAR PUSTA0A
[1] Coughlin, Robert and Federick Driscoll, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linier , Jakarta : Erlangga. [2] Malvino, Prinsip - Prinsip Elektronika, Jakarta, Erlangga, 1996. [3] Malik, M, I, Anistardi, Bereksperimen dengan Mikrokontroler 8031, Jakarta, Elex Media Komputindo, Gramedia Group, 1997. [4] Putra, A, E, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Gava Media, 2002. [5] Ogata, Katsuhiko, Teknik Kontrol Otomatik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1991.

tentang penulis : Jaenal Arifin

Disclaimer | About Us | Contact | Home


!opyright *psilon 8ekacipta <usantara

You might also like