You are on page 1of 28

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN V VITAMIN NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : MARDIANA : K21110253 : III : YUSMAINDAH JAYADI

TANGGAL PRAKTIKUM : 1 MEI 2011

LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan (Almatsier, 2010). Karbohidrat, protein dan lemak dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar untuk menyediakan energi dan menghasilkan prekursor organik berbagai komponen tubuh. Namun demikian, vitamin memiliki fungsi khusus yang tidak dapat digantikan oleh zat lain. Kekurangan vitamin berarti kekurangan zat esensial dalam tubuh, sehingga dapat menimbulkan penyakit tertentu. Kondisi kekurangan vitamin disebut avitaminosis dan dapat disembuhkan dengan memberikan vitamin yang kurang (Sirajuddin dan Najamuddin, 2010). Vitamin terdapat dalam bahan makanan hanya dalam jumlah relatif kecil. Bentuk vitamin berbeda-beda, di antaranya ada yang berbentuk provitamin atau calon vitamin (prekursor). Setelah diserap oleh tubuh, provitamin dapat diubah menjadi vitamin yang aktif (Sirajuddin dan Najamuddin, 2010). Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein (Almatsier, 2010). Dari penjelasan diatas, dilakukanlah percobaan terhadap vitamin ini.

I.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan percobaan dari percobaan ini adalah : 1. Membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif. 2. Membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif. 3. Membuktikan adanya vitamin B1 dalam suatu bahan secara kualitatif. 4. Membuktikan adanya vitamin B6 dalam suatu bahan secara kualitatif. 5. Membuktikan adanya vitamin C dalam suatu bahan secara kualitatif. I.3 Prinsip Percobaan 1. Penentuan Adanya Vitamin A Vitamin A adalah suatu alkohol dengan berat molekul yang tinggi. Vitamin A dengan pereaksi Carr-Price akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi merah coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu, reaksi dapat dijadikan dasar penelitian kuantitatif vitamin A secara kalorimetri. 2. Penentuan Adanya Vitamin D Vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D dapat secara lambat didestruksi bila lingkungannya alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D, tetapi vitamin A akan rusak. 3. Penentuan Adanya Vitamin B1 (thiamin) Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet. 4. Penentuan Adanya Vitamin B6 Dalam vitamin B6 terdiri dari tiga bentuk senyawa, yaitu pirodoksin, pirodoksal, dan pirodoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat dalam hewan maupun tumbuhan pada beras dan gandum. Pirodoksin stabil

terhadap pemanasan, alkali dan asam. Pirodoksal dan pirodoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara dan cahaya. Dari ketiga bentuk vitamin B6, hanya pirodoksin yang paling tahan terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan. 5. Penentuan Adanya Vitamin C Vitamin C biasa juga disebut asam askorbat berupa kristal putih yang mudah teroksidasi oleh udara sehingga warna menjadi coklat. Sifatnya yang mudah teroksidasi ini dapat melindungi zat lain dari pengaruh oksidasi udara. Oleh karena itu, vitamin C popular dengan antioksidan. I.4 Manfaat Percobaan Adapun manfaat dari percobaan ini adalah : 1. Kita dapat mengetahui dan membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif. 2. Kita dapat mengetahui dan membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif. 3. Kita dapat mengetahui dan membuktikan adanya vitamin B1 dalam suatu bahan secara kualitatif. 4. Kita dapat mengetahui dan membuktikan adanya vitamin B6 dalam suatu bahan secara kualitatif. 5. Kita dapat mengetahui dan membuktikan adanya vitamin C dalam suatu bahan secara kualitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Istilah vitamin pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashimir Funk di Polandia. Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan sehari-hari. Zat ini sangat dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama vitamine. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa ada beberapa jenis vitamin yang ternyata tidak merupakan amine. Oleh sebab itu, istilah vitamine kemudian diubah menjadi vitamin (Almatsier, 2010). Klasifikasi Vitamin Untuk mengklasifikasi vitamin sulit didasrkan pada struktur dan sifat spesifik kimanya, maka diambil satu kesepakatan mengenai klasifikasi vitamin berdasarkan pada sifat kelarutannya didalam (Hardjasasmita dan Bioch, 1995) : 1. 2. Air Minyak atau Pelarut lemak. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011): 1. vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C. Menurut Kodicek (1971), vitamin yang larut dalam air disebut prakoenzim (procoenzym). Vitamin-vitamin ini dapat bergerak bebas dalam badan, darah, dan limfa. Karena sifat kelarutannya, vitamin yang larut dalamair mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang atau terlarut bersama air selama pencucian bahan. Di dalam tubuh, vitamin ini disimpan dalam julah terbatas dan kelebihan vitamin akan dikeluarkan atau diekskresikan melalui urin. Oleh karena itu, untuk mempertahankan saturasi jaringan vitamin ini harus sering dikonsumsi. 2. vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K. Golongan vitamin yang larut dalam lemak disebut alosterin. Setelah diserap dalam dua jenis pelarut, yaitu

tubuh, vitamin akan disimpandalam jaringan-jaringan lemak, terutama hati. Karena sifatnya tidak larut dalam air, vitamin-vitamin demikian tidak dieksresikan. Akibatnya, didalam tubuh dapat disimpan dalam jumlah banyak, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar daripada vitamin yang larut dalam air. Sifat-sifat umum vitamin larut lemak dan vitamin larut air Vitamin Larut Lemak Larut dalam lemak dan pelarut lemak. Kelebihan konsumsi dari yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh. Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu. Gejala difisiensi berkembang lambat. Tidak selalu perlu ada dalam atau makanan sehari-hari. Mempunyai provitamin. Hanya mengandung unsur C, H, dan O. Diabsorbsi melalui sistem limfa. Hanya dibutuhkan oleh organisme kompleks. Beberapa jenis bersifat toksik pada jumlah relatif rendah. prekursor Gejala defisiensi sering terjadi dengan cepat. Harus selalu ada dalam makanan sehari-hari Umumnya prekursor. Selain C,H, dan O mengandung N, kadang-kadang S, dan Co. Diabsorbsi melalui vena porta. Dibutuhkan oleh organisme sederhana dan kompleks. Bersifat toksik hanya pada dosis tinggi megadosis. (Almatsier, 2010). Vitamin Larut Lemak Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu di dalam tubuh. Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorbsi bersama lipida lain didalam usus. Absorbsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut kehati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, tidak mempunyai Vitamin Tidak Larut Lemak Larut dalam air. Simpanan sebagai kelebihan kebutuhan sengat sedikit. Dikeluarkan melalui urin.

disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin (Almatsier, 2010). Vitamin A Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/ provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas bologik sebagai retinol (Almatsier, 2010). Preformed vitamin A adalah senyawa-senyawa organik dengan cincin ionon beta. Diantaranya: vitamin A alkohol (retinol), vitamin A aldehid (retinal) dan vitamin a asam (retinoat). Vitamin A1 adalah vitamin A aldehid, vitamin A2 adalah 3-dehidroretinol. Performed vitamin A terdapat dalam bahan makanan berasal dari hewan sedangkan provitamin/prekursor A terdapat dalam makanan nabati. Semua prekursor vitamin A mengandung cincin ionon-beta, misalnya karoten beta mengandung 2 cincin ionon beta (Hardjasasmita dan Bioch, 1995). Vitamin A mencakup peranan penting, yaitu (Hardjasasmita dan Bioch, 1995): 1. Proses penglihatan Rhodopsin dari vitamin A merupakan pigmen retina untuk penglihatan pada kurang cahaya atau redup, terdapat di sel batang retina. Bila kekurangan vitamin A, terdapat gangguan pembentukan rhodopsin, berarti tidak dapat beradaptasi dengan keadaan kurang cahaya, keluhan dini anak yang mengalami kekurangan vitamin A , ialah anak sering terjatuh pada senja hari. Kelainan ini dinamakan rabun senja (nyctalopia, night blindness, kotok ayam, kotokeun). 2. Proses metabolisme umum Erat sekali hubungannya dengan proses metabolisme protein. 1. Integritas epitel, pada defisiensi vitamin A, timbul gangguan struktur maupun fungsi epithelium, terutama berasal dari ektoderm. 2. Pertumbuhan, pada defisiensi vitamin A timbul hambatan pertumbuhan karena terjadi sintesis protein. Gejala, terutama timbul pada balita. 3. Permeabilitas membran, vitamin a mengatur permebilitas membran baik membran sel maupun organ sel, sehingga mengatur keperluan nutrien sel

4. Pertumbuhan gigi, vitamin A sangat berpengaruh pada meloblast dan juga pada odontoblest, masing-masing berperan pada pembentukan email dan dentin gigi. Bila kekurangan vitamin A, maka email dan dentin bersifat sensitif pada kariogenik 5. Produksi hormon steroid, vitamin A mempunyai peranan pada sintesis hornmon steroid, terutama steroid hormon yang mengatur keseimbangan garam dan berhubungan dengan kehamilan. 3. Proses Reproduksi Pada binatang percobaan terbukti bahwa defisiensi vitamin A menimbulkan kemandulan. Kelainan ini tidak dapat diperbaiki dengan pemberian asam Retinoat. Vitamin D Vitamin D adalah sekumpulan senyawa mengandung inti sterol. Dihasilkan dari provitamin D yakni Ergosterol, berasal dari tanaman ergot dan 7dehidrokolesterolyang berasal dari binatang. Vitamin D bertindak sebagai prohormon, karena mengalami reaksi hidroksilasi berturut-turut di hati menjadi 25-OH vitamin D3 dan diginjal menjadi vitamin D3 yang bertindak sebagai hormon (Hardjasasmita dan Bioch, 1995). Ada dua jenis vitamin D yaitu vitamni D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kolekalsiferol). Sumber vitamin D2 terdapat dalam bahan nabati seperti ragi dan jamur, sedangkan vitamin D3 terdapat dalam minyak hati ikan (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011). Kerja utama vitamin D adalah menikkan absorbsi kalsium dan fosfor dari usus. Vitamin D juga mempengaruhi pengendalian fosfat oleh ginjal, meningkatkan kecepatan, pertumbuhan dan resorpsi mineral dalam tulang. Vitamin d juga bertanggung jawab untuk membantu mobilisasi kalsium dari tulang, menimbulkan peningkatan biosintesis protein yang diperlukan untuk mobilisasi dan transpor kalsium pada sisi-sisi batas vili epitel usus. Fungsi-fungsi vitamin D mirip dengan fungsi hormon, sehingga cnderung sebagai suatu hormon dibanding vitamin (Harper, 1979).

Vitamin E Vitamin E atau Tokoferol berasal dari kata Tokos berarti kelainan dan pherein berarti mengandung, sehingga vitamin E dihubungkan dengan fertilitas. Vitamin E dapat berupa minyak, tidak dapat dikristalkan, vikositasnya tinggi, tahan terhadap suhu, alkali, asam dan reduktor alamiah yang kuat(antioksidan), digunakan sebagai pelindung terhadap peroksida jaringan (Hardjasasmita dan Bioch, 1995). Sifat kimia vitamin E adalah sifat antioksidan. Vitamin E menghambat kerusakan jaringan paru-paru dari oksidan oksidan udara seperti udara yang bercampur asap dan kabut. Vitamin E juga dapat mencegah anemia hemilotik, odem, dan kelainan-kelainan tertentu pada kulit. Selain itu penambahan vitamin E menimbulkan daya penvegahan atau memberi perlindungan yang sempurna terhadadap neksrosis hati (Harper, 1979). Vitamin K Vitamin K adalah sekumpulan senyawa dengan anti quinon, vitamin K misalnya vitamin K-1 berasal dari tanaman, vitamin K-2 barasal dari ikan dan daging, vitamin K-3 berasal dari bakteri kolon. Fungsi vitamin K adalah mengkatalisis sintesis protombin di hati, dan berperan dalam pembentukan faktorfaktor penggumpalan darah (Hardjasasmita dan Bioch, 1995). Konsentrasi vitamin K tertinggi ditemukan dalam hati. Jumlah yang lebih sedikit terdapat dalam saluran pencernaan, otot rangka, dan plasma. Vitamin K tedapat dalam rumput alfalfa, sayuran berdaun hijau seperti bayam, kubis, daun serta kembang kol, kacang polong, padi-padian, kuning telur, keju dan tomat. Susu sapi merupakan sumber vitamin K yang sedikit lebih baik dari ASI. Vitamin K diperlukan sekitar 0,03 mg per kg berat badan (Harper, 1979). Defidiensi vitamin K karena makanan sangat jarang terjadi karena vitamin ini tersabar luas dalam makanan dan mikroorganisme usus mengintesis banyak vitamin K2 dalam usus. Defisiensi dapat terjadi akibat obat-obatan dan adanya salisilat yang dapat berperan sebagai antagonis vitamin K, yang menyebabkan pengurangan pembentukan protrombin. Defisiensi vitamin K menyebabkan yaitu pendarahan yang tidak dapat dikendalikan (Harper, 1979)

Vitamin Larut Air Vitamin yang larut air disebut prakoenzim. Vitamin-vitamin ini dapat bergerak bebas dalam badan, darah dan limfa. Karena sifat kelarutannya, vitamin yang larut dalam air mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang atau terlarut bersama air selama pencucian bahan. Di dalam tubuh, vitamin ini disimpan dalam jumlah terbatas dan kelebihan vitamin akan dikeluarkan atau diekskresikan melalui urin. Oleh karena itu, untuk mempertahankan saturasi jaringan vitamin ini harus dikonsumsi. Kebanyakan vitamin yang larut dalam air berperan sebagi kofaktor enzim tertentu dalam mengkatalisis berbagai reaksi biokimia. Vitamin larut dalam air meliputi vitamin B dan C. (Irianto, 2004). Vitamin B Vitamin B komplek umumnya didapatkan bersama-sama dalam makanan misalnya gandum, sayuran dan biji-bijian. Dalam larutan netral atau alkalis, vitamin B mudah rusak tetapi tahan terhadap asam dan suhu tinggi. Umumnya dapat pula dirusak oleh cahaya, zat-zat pengoksidasi, dan radiasi sinar ultraviolet. Vitamin B komplek terdiri dari (Hardjasasmita dan Bioch, 1995): 1. Tiamin, dinamakan pula sebagai vitamin B1, zat anti beri-beri, vitamin antineuritis, aneurin. 2. Riboflavin, dinamakan pila sebagai vitamin B2, laktoflavin. 3. Niasin, dinamakan pula sebagai PP-factor dari godberger (pellagra preventive factor dari golongan goldberger), asam nikotinnat. 4. Piraodiksin, dinamakan pula sebagai vitamin B6, faktor antidermatis tikus. 5. Asam Pantothenat, dinamakan pula sebagai faktor filtrat, asam faktor antidermatis. 6. Asam Lipoat, dinamakan pula sebagai asam tioktat, protogen, faktor pengganti asetat. 7. Biotin, dinamakan pula sebagai vitamin H, anti egg white injury factor. 8. Golongan asam folat, dinamakan sebagai faktor lactobacillus casei hati, vitamin Mfaktor streptocus lactis R, SLR, vitamin Bc, fermentation residue faktor, asam pteriglutamat 9. Inositol, dinamakan pula sbagai faktor antialopesia tikus

10. Asam para amino benzoat, dinamakan sebagai PABA 11. Vitamin B12, dinamakan pula siaonokobalamin, kobamida, faktor anti anemia pernisiosa, faktor ekstrensik castle. Vitamin C Vitamin C dinamakan pula asam askorbat , berupa kristal putih, mempunyai rasa asam, tidak berbau. Dalam larutan, vitamin C mudah rusak, karna dioksidasi oksigen udara; stabil dalam bentuk kristal kering. Strukturnya mirip struktur monosakarida, mengandung gugus enediol yang melepaskan hidrogen terbentuklah dehidroaskorbat. Asam askorbat dan dehidroaskorbat, kedua-duanya fisiogis aktif (Hardjasasmita dan Bioch, 1995). Asam askorbat berperan dalam metabolisme, dapat disintesis pada berbagai tumbuhan dan pada semua binatang. Asam askorat bersifat reduktor, maka dapat digunakan sebagai antioksidan. Disamping itu sebagai antioksidan, vitamin C diperlukan untuk kesehatan substansi matriks jaringan ikat, integritas epitel melalui zat perekat antar sel, berperan dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kesehatan epitel pembuluh darah, dan menurunkan kadar kolesterol (Harper, 1979). Sumber vitamin C yang baik adalah buah-buahan dan sayuran segar. Bagian buah dengan kandungan vitamin c terbanyak adalah bagian kulitnya, kemudian bagian daging buahnya dan terakhir bijinnya. Kekurangan vitamin C menimbulkan kelainan klinis berupa skrobut, menimbulkan kelainan pada rongga mulut, terutama gusi, pembuluh darah kapiler dan jaringan tulang (Hardjasasmita dan Bioch, 1995).

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Bahan dan Alat 1. Penentuan Adanya Vitamin A Adapun alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes, dan sendok atau sudip. Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak ikan, asam asetat anhidrid, kloroform, asam trikloroasetat (TCA), kristal SbCl3. 2. Penentuan Adanya Vitamin D Adapun alat yang digunakan adalah alat pemanas, atbung reaksi, pipet ukur, pipet tetes. Adapun bahan yang digunakan adalah minyak ikan, larutan H2O2 5%, kloroform, asam trikloroasetat (TCA), asam asetat anhidrid, kristal SbCl3. 3. Penentuan Adanya Vitamin B1 Adapun alat yang digunakan adalah alat pemanas, tabung reaksi, pipet ukur dan pipet tetes. Adapun bahan yang digunakan yaitu larutan thiamain 1%, larutan KI 5%, larutan Bismuth Nitrat, Bi(NO3)3, larutan Pb-asetat 10%, larutan NaOH 6N. 4. Penentuan Adanya Vitamin B6 Adapun alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes. Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan pirodoksin-HCl 1%, larutan CuSO4 2%, larutan NaOH 3 N, larutan besi (III) klorida, FeCl3 1%. 5. Penentuan Adanya Vitamin C Adapun alat yang digunakan adalah alat pemanas, tabung reaksi, pipet tetes dan kertas lakmus.

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan VitaminC ini adalah larutan asam askorbat 1%, pereaksi benedict,larutan NaHCO3 5%, larutan FeCl3 1%. III. 2 PROSEDUR PERCOBAAN 1. Penentuan Adanya Vitamin A 1. 1. Minyak ikan dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes 2. Ditambahkan 10 tetes kloroform dan dicampur dengan baik 3. Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrid 4. Selanjutnya, dibubuhkan sepucuk sendok kristal SbCl3 ke dalamnya 5. Diperhatikan perubahan yang terjadi Terbentuknya warna bitu berubah menjadi merah coklat berarti vitamin A positif 2. 1. Minyak ikan ditambahkan 5 tetes kedalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 1 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform 3. Dicampur dengan baik 4. Diamati warna yang terjadi, timbulnya warna kehijauan menandakan vitamin A positif 2. Penentuan AdanyaVitamin D 1. Minyak ikan dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes 2. H2O2 5% ditambahkan sebanyak 10 tetes 3. Campuran tersebut dikocok selama 1 menit 4. Kemudian dipanaskan diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung gas keluar. Diusahakan tidak sampai mendidih 5. Tabung didinginkan dibawah air kran 6. Selanjutnya, dilakukan uji dengan pereaksi Carr-price seperti pada penentuan adanya vitamin A 7. Perubahan warna yang terjadi diamati, adany warna jingga-kuning berarti vitamin D positif. 3. Penentuan Adanya Vitamin B1 1. 1. Larutan thiamin sebanyak 10 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi

2. Ditambahkan 10 tetes larytan Pb-asetat dan 1 ml NaOH 6 N 3. Dicampur dengan baik, kemudian diperhatikan timbulnya warna kuning yang terjadi 4. Selanjutnya dipanaskan sehingga akan timbul endapan warna coklat hitam yang menandakan vitamin B1 positif. 2.1. Larutan thiamin sebanyak 10 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi 2.Larutan Bismuth nitrat sebanyak ditambahkan, lalu dicampurkan dengan baik 3. Kemudian, ditambahkan 2 tetes larutan KI 5% 4. Diamati perubahan arna yang terjadi, timbulnyawarna endapan merah jingga berarti vitamin B1 positif. 4. Penentuan Adanya Vitamin B6 1.1. Larutan Pirodoksin 1% sebanyak 5 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2 tetes larutan tembaga sulfat dan 10 tetes NaOH 3 N 3. Diamati perubahan warna yang terjadi, bila terbentuk warna biru ungu bereti vitamin B6 positif 2.1. Larutan Pirodoksin 1% sebanyak 5 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 3. Diamati perubahan warna yang terjadi, timbulnya warnajingga sampai merah tua berarti vitamin B6 positif 5. Penentuan Adanya Vitamin C 1.1. Larutan asam askorbat sebanyak 5 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi 2. Ditambahkan 15 tetes pereaksi Benedict 3. Dipanasakan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit 4. Diperhatikan adanya endapan yang terbentuk, timbulnya warna hijau kekuningan-merah bat menendakan vitamin C positif 2.1. Larutan asam askorbat sebanyak 5 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi

2. Kemudian, larutan dinetralkan (pH=8) menggunakan NaHCO3 5% 3. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 4. Diamati warna yang terjadi, adanya warna merah ungu bereti vitamin C positif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 HASIL IV.1.1 TABEL 1. Penentuan Adanya Vitamin A Prosedur A Minyak ikan 5 tetes kloroform 10 tetes Asam asetat anhidrid 2 tetes SbCl3 kristal Sepucuk sendok TCA dalam kloroform Hasil Biru merah coklat 2. Penentuan Adanya Vitamin B1 Prosedur A 10 tetes 10 tetes 1 ml Endapan (+) Hasil Coklat hitam 3. Penentuan Adanya Vitamin D Bahan Minyak ikan Larutan H2o2 Hasil 4. Penentuan adanya Vitamin B6 Bahan Larutan pierodoksin Larutan CuSO4 Larutan NaOH Larutan FeCl3 Hasil Prosedur A 5 tetes 2 tetes 10 tetes biru ungu Bahan Larutan thiamin Larutan Pb-asetat Larutan NaOH Larutan Bi Larutan Kl Bahan Proesedur B 5 tetes 1 ml -

Prosedur B 20 tetes 10 tetes 2 tetes Endapan (+) Merah jingga Tabung 1 20 tetes 20 tetes (+) kuning Prosedur B 5 tetes 2-3 tetes kuning

5. Penentuan Adanya Vitamin C Bahan Larutan asam askorbat Pereaksi benedict pH larutan Larutan FeCl3 Hasil IV.1.2 GAMBAR HASIL 1. Penentuan Adanya Vitamin A 2. Penentuan Adanya Vitamin D Prosedur A 5 tetes 15 tetes (+) endapan merah bata Prosedur B 5 tetes 8 2-3 tetes (+) merah

3. Penentuan adanya Vitamin B1

4. Penentuan Adanya Vitamin B6

5. Penentuan Adanya Vitamin C

IV.2 PEMBAHASAN 1. Penentuan Adanya Vitamin A Dalam percobaan ini menggunakan minyak ikan dengan kloroform. Fungsi kloroform untuk melarutkan vitamin A tersebut, karena vitamin A hanya larut dalam pelarut non-polar. Saat larut, vitamin A tersebut terpecah menjadi retinol, retinal (retinaldehyde) dan retinoic acid lalu penambahan asam asetat ninhidrin untuk memberikan reaksi warna pada vitamin A dan kristal SbCl3 yang di dalamnya terdapat sebagai kepingan atau kristal kuning pucat sehingga menghasilkan warna biru tua dan menjadi merah coklat karena adanya kristal SbCl3 dengan kata lain semakin biru maka akan semakin banyak kandungan vitamin A. Hal ini sesuai dengan teori bahwa penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan pereaksi Carr-price. Vitamin A dengan pereaksi Car-Price akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi merah coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan jumlah vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu, reaksi dapat dijadikan dasar penentuan kuanlitatif vitamin A secara kolorimetri. 2. Penentuan Adanya Vitamin D Pada percobaan ini juga digunakan minyak ikan, ditambahkan H2O2 dan dipanaskan. Pemanasan dan penambahan hidrogen peroksida (H2O2) bertujuan untuk merusak vitamin A yang terdapat di dalam minyak ikan sehingga vitamin D teridentifikasi dengan jelas, sebab vitamin D tahan terhadap pemanasan, asam dan oksigen. Kemudian diuji kandungan vitaminnya dengan pereaksi Carr-Price yaitu TCA. Minyak ikan bereaksi dengan TCA menunjukkan warna kuning yang berarti minyak ikan positif mengandung vitamin D. 3. Penentuan Adanya Vitamin B1 Dalam percobaan ini digunakan larutan Thiamin yang dicampurkan dengan Pb-asetat dan NaOH, agar mempercepat dekomposisi thiamin

melalui reaksi pertukaran basa yang melibatkan suatu nukleofilik dan pemindahan gugus metilen dari bagian pirimidin sehingga menghasilkan warna kuning. Karena adanya Pb-aseat (logam) thiamin mudah terurai, sehingga warna kuning yang telah dihasilkan akan mengendap menjadi coklat hitam dan ini menunjukkan bahwa larutan thiamin positif mengandung vitamin B1. Pada percobaan menggunakan Bi(NO3)3 merupakan logam yang berfungsi untuk memberikan endapan dan KI yang bersifat asam kuat ditambahkan agar thiamin stabil dan tidak rusak, sebab thiamin tahan terhadap asam dan mudah rusak dalam larutan netral atau alkalis. Setelah dicampurkan menghasilkan warna merah jingga. Hasil ini sesuai dengan teori, berarti dalam percobaan ini dibuktikan bahwa larutan thiamin mengandung vitamin B. 4. Penentuan Adanya Vitamin B6 Pada percobaan ini digunakan salah satu dari bentuk senyawa vitamin B6 yaitu Pirodiksin. Larutan piridoksin yang dicampurkan dengan CuSO4 2% berwarna biru yang bersifat tidak menyerap warna tetapi memantulkan cahaya, kemudian dicampurkan dengan NaOH yang berwarna bening menunjukkan warna ungu kebiru-biruan, ini membuktikan bahwa adanya vitamin B6 dalam larutan. Pada percobaan kedua piridoksin yang dicampurkan dengan FeCl3 didapatkan hasil yang berwarna kuning berarti terdapat kesalahn dalam percobaan, seharusnya membentuk warna jingga sampai merah tua Sebagaimana teori menjelaskan bahwa vitamin B6 positif bila membentuk warna jingga hingga merah tua karena besi (FeCl3) dapat memberikan tambahan gugus penarik electron. 5. Penentuan Adanya Vitamin C Pada percobaan ini asam askorbat yang dicampurkan dengan pereaksi Benedict menghasilkan warna kuning dan setelah dipanaskan maka terbentuk endapan merah bata, karena sifat dari asam askorbat

mudah dioksidasi terutama saat pemanasan. Kemudian pada prosedur yang kedua asam askorbat ditambahkan dengan NaHCO3 5% agar mendapatkan larutan yang netral dan penambahan FeCl3 yang berfungsi untuk mempercepat reaksi sehingga terbentuklah warna merah. Hal ini sesuai dengan teori bahwa adanya warna merah ungu berarti vitamin C positif terdapat dalam larutan asam askorbat.

BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN 1. Minyak ikan terbukti mengandung vitamin A setelah direaksikan dengan Carr-Price. 2. Minyak ikan terbukti mangandung vitamin D dan stabil terhadap pemanasan dengan hidrogen peroksida. 3. Larutan thiamin mengandung vitamin B1 dan dan mudah rusak dalam larutan alkalis atau netral. 4. Larutan Pirodoksin mengandung vitamin B6 dan stabil terhadap pemanasan, alkalis dan asam. 5. Larutan asam askorbat mengandung vitamin C dan udah teroksidasi oleh pemanasan, tembaga, oksigen,dan alkali. V.2 SARAN Sebaiknya laboratorium memperbaharui dan melengkapi bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum agar hasil yang diperoleh maksimal. Dan untuk asisten, sebaiknya setelah praktikum memberi penjelasan mengenai hasil praktikum yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hardjasasmita, Pantjita dan Bioch. 1995. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Jakarta : FKUI. Harper, Harold dkk. 1979. Biokimia: Review of Physiological Chemistry. EGC : Jakarta. Irianto, Kus. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung: Yrama Widya. Sirajuddin, Saifuddin dan Ulfa Najamuddin. 2011. Makassar: Universitas Hasanuddin

LAMPIRAN

1. Penentuan Adanya Vitamin A

Minyak Ikan

+Kloroform

+Asam Asetat Anhidrid

Hasil Akhir

2. Penentuan Adanya Vitamin D

Hasil Akhir

3. Penentuan Adanya Vitamin B1

PbAsetat+NaOH

Hasil Akhir

B1+Bismuth 4. Penentuan Adanya Vitamin B6

Hasil Akhir

Hasil Akhir A

Hasil Akhir B

5. Penentuan Adanya Vitamin C

Hasil Akhir A

Hasil Akhir B

LAMPIRAN Jawaban pertanyaan A. Penentuan adanya vitamin A 1. Sebutkan fungsi utama vitamin A! Jawab : Vitamin A berfungsi dalam Penglihatan normal pada cahaya remang, mengatur permeabilitas membran sel sehingga mengatur keperluan nutrien sel, berpengaruh pada meloblast dan ontoblast yang masing masing berperan pada pembentukan email dan dentin gigi, vitamin a juga berperan pada sintesis steroid, terutama steroid hormon yang mengatur keseimbangan garam, berfung Si terhadap kekebalan tubuh pada manusia dan hewan, retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan yang berpengaruh dalam pencegahan kanker terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru payudara dan kentung kemih. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin A! Jawab : Akibat kekurangan vitamin A antara lain yaitu perubahan pada mata, buta senja, infeksi, perubahan pada kulit, gangguan pertumbuhan, dan berkurangnya nafsu makan dan anemia. 2. Efek apakah yang dapat ditimbulkan bila seseorang mengalami hipervitaminosis dari vitamin A? Sebutkan gejalanya? Jawab : Hipervitaminosis vitamin A dapat menimbulkan keracunan. Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut ronutokdala, kulit mengering, anoreksia dan sakit pada tulang. Pada wanita, menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran kepala, hidrosefalus, dan mudah tersinggung. B. Penentuan adanya vitamin D 1. Apa fungsi H2O2 dan pemanasan dalam percobaan? Jelaskan!

Jawab : H2O2 sebagai oksidator kuat dalam pemanasan, dimana dalam percobaan ini digunakan sebagai bahan untuk menguji kestabilan vitamin D dan mendenaturasi vitamin A. 2. Jelaskan mengapa pada pemanasan tidak boleh sampai mendidih? Jawab : Agar struktur dari senyawa tidak mengalami denaturasi yang menyebabkan struktur vitamin rusak. 3. Sebutkan fungsi utama vitamin lDa di dalam tubuh! Jawab : Vitamin D bekerja pada mineralisasi tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor di dalam sistem pencernaan,sehingga kadarnya di dalam darah meningkat. Hal ini dilakukan dengan mengambil kalsium dari tulang dan dengan mendorong penyimpanannya oleh ginjal. 4. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin D dan gejalanya? Jawab : - Ricketsia pada anak-anak dengan gejala : tulang menjadi lunak, pembesaran sendi-sendi sambungan tulang, deformasi tulang dada, pelvis, dan pertumbuhan gigi terlambat. - Osteomalasia pada orang dewasa dengan gejala : rasa sakit seperti rematik dan lemah dan dan kadang muka menggamit (twitching), tulang membengkok (bentuk O atau X) dan dapat menyebabkan fraktur (patah). C. Penentuan Adanya Vitamin B1 1. Sebutkan fungsi utama vitamin B1! Jawab : Sebagai koenzim (thiamin difosfat, thiamin pirofosfat) pada reaksi-reaksi metabolisme karbohidrat. 2. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin B1 dan gejalanya! Jawab : Defisiensi vitamin B1 mengakibatkan penyakit beri-beri yang gejalanya antara lain yaitu nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, lelah, rasa semutan, berdebar-debar, dan refleks berkurang.

3.

Tuliskan struktur kimia vitamin B1!

D. Penentuan adanya vitamin B6 1. Sebutkan fungsi utama vitamin B6 ! Jawab : berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. 2. Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah. Sebutkan penyakit akibat akib defisiensi vitamin B6 dan gejalanya! Jawab :Kekurangan vitamin B6 menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi motorik dan kejang kejang, kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan antibody, peradangan lidah serta luka pada bibir, sudut-sudut sudut mulut dan kulit serta erta kerusakan pada system syaraf pusat. E. Penentuan adanya vitamin C 1. Jelaskan mengapa vitamin C positif terhadap uji Benedict! Jawab : Sebab larutan uji benedict mengandung tembaga atau ion Cu2+ yang dapat mempermudah proses oksidasi pada vitamin C. 2. Sebutkan fungsi utama vitamin C dalam tubuh ! Jawab: Fungsi utama vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan kolagen. Bahan yang kuat kemampuan reduksi dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi reaksireaksi hidroksilasi. Digunakan sebagai antioksidan dalam industri pangan warna untuk pada mencegah proses ketengika, dan untuk perubahan buah-buahan buahan

mengawetkan daging. Berperan dalam pengangkutan asam lemak ke dalam mitokondria untuk dioksidasi, mereduksi besi feri menjadi besi fero dalam usus sehingga mudah diabsorbsi, membantu absorbsi kalsium, meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, mencegah penyakit jantungdan kanker. 3. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin C dan gejalanya! Jawab :Pendarahan pada merendahkan gusi, pendarahan di bawah kulit, hipertensi dan menambah permibialitas

dinding pembuluh darah.

You might also like