You are on page 1of 1

Memang engkau bukanlah seorang permaisuri Memang engkau bukanlah seorang bidadari Tapi engkau adalah sebuah mentari

yang selalu menyinari bumi...

Diatas adalah tiga buah baris puisi yang merupakan cerminan dari sebuah perasaan yang dimiliki oleh insan manusia. Diawali dari sebuah jejaring sosial, diawali pula dari sebuah pertemanan antara adek tingkat dengan kakak tingkat. Seandainya waktu bisa ku putar, ingin rasanya aku melihat apa yang membuat rasa ini ada untukmu. Entah.... kalau saat ini ditanya bagaimana perasaanmu?,, jwabannya hanya entahlah... aku tidak mengerti. Ibarat tokoh pewayangan maka layaknya arjuna yang saat pertama kali bertemu sang sinta. Semua serba abu-abu. Tapi kenapa datangnya selalu tidak tepat. Datang dengan sebuah masalah. Masalah yang sebenarnya bisa diatasi, tapi engkau cenderung sulit untuk keluar. Rahwana itu terlalu mengekangmu dengan sebuah keyakinan bahwa kamu tidak bisa keluar dari masalah tersebut. Aku mulai menghiburmu, menghibur dari sebuah ketidakpastian, menghibur dari sebuah kesedihan. Pandang aku, tatap aku, dan lihatlah aku. Aku disini selalu mencoba menghiburmu, mencoba menemanimu dan mencoba untuk selalu membuatmu tersenyum. Tidak ada sedikit titik niatpun untuk menyakitimu. Percayalah padaku.

Hanya sebuah kepercayaan,, Hanya sebuah kepastian... Dan hanya sebuah kenyamanan Aku menyayangimu kemarin, saat ini, esok, insyaAllah selamanya.....

Si Bocah

You might also like