You are on page 1of 15

KERANGKA DASAR Dan ESENSI AJARAN ISLAM

Kelompok 1 Nama Agam Prima Utama Danu Ramadhan s Heldy Mulyanda Rubi Sutan Pulungan Zam Zami Akbar NIM D1021131034 D1021131038 D1021131044 D1021131017 D1021131061 D1021131063

UNIVERSITAS TANJUNG PURA 2013

KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji dan syukur kita panjatkan selalu kepada ALLAH Swt yang mana telah memberi rahmat dan khidayah-nya sehingga penyusunan makalah ini akhirnya dapat terselesaikan tepat pada wakktunya. Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikajimelalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selamaempat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itumenyangkut ajaran dan pemikiran , keagamaan, maupun realitas sosial, politik,ekonomi, dan budaya. kami sangat menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi maupun redaksi-nya oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki laporan di masa yang akan datang. Tak lupa ucapan terimakasih yang sebesar-besar-nya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wasalammualaikum wr.wb

Pontinak ,

September 2013

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

ii

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

1 1

BAB 2 : PEMBAHASAN A. Kerangka Dasar Agama Islam 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kerangka Dasar Agama Islam.. 2. Hubungan Aqidah, Syariah, dan Akhlak dalam Perilaku Manusia B. Ketauhudan ALLAH 1. Pengetian Tauhid. 2. Pembagian Tauhid 3. Hakekat dan Inti Tahid. 4. Keutamaan Tauhid 5. Kesempurnaan Tauhid.. C. Hari Akhir, Qada dan Qadar serta Hubungannya dengan Etos Kerja 1. Pengertian a. Hari Akhir. b. Qada dan Qadar 2. Hubungannya dengan Etos Kerja D. Hak dan Kewajiaban Asasi Manusia

2 3

4 4 5 5 5

6 6 6 8

BAB 3 : PENUTUP A. Simpulan DAFTAR PUSTAKA

11

12

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan fundamental yang terjadi dalam praktek ibadah seorang muslim. Salah satu permasalahan fundamental yang kian menjamur adalah menyangkut praktek dasar ajaran Islam. Dasar ajaran Islam yang terdiri dari aqidah, syariah, dan akhlak sering sekali dilupakan keterkaitannya. Contohnya: seseorang melaksanakan shalat, berarti dia melakukan syariah. Tetapi shalat itu dilakukannya untuk membuat kagum orang-orang di sekitarnya, berarti dia tidak melaksanakan aqidah. Karena shalat itu dilakukannya bukan karena Allah SWT, maka shalat itu tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Alhasil, dia tidak mendapatkan manfaat pada akhlaknya. Itulah yang menjadikan suatu perbuatan yang seharusnya mendapat ganjaran pahala, tapi malah menjadi suatu kesia-siaan karena tidak dilakukan semata-mata karena Allah. Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap dapat menegaskan kembali mengenai kerangka dasar ajaran Islam yang terdiri dari: Aqidah, Syariah, dan akhlak yang kian terlupakan.selain itu jug akan di bahas tentang esensi-esensi ajaran islam untuk menunjang itu semua

B. Tujuan 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah agama , dan 2. Untuk menambah wawasan keagamaan khususnya mengenai masalah kerangka dasar dan esensi ajaran islam.

BAB 2 PEMBAHASAN A. Kerangka Dasar Agama Islam 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ajaran dasar agama Islam kerangka dasar dapat diartikan sebagai garis besar suatu pembicaraan atau rute perjalanan yang akan ditempuh atau bagian-bagian pokok yang menyangga suatu bangunan (AS Hornby, 1987:804 dan John M. Echols dalam Hassan Shadily, 1987:255) Ajaran Islam ialah sekumpulan pesan ketuhanan yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW (571-632 M) untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk perjalanan hidupnya semenjak lahir hingga mati (Syaltout, 1983:25). Dengan demikian, pengertian kerangka dasar ajaran Islam adalah gambaran asli, garis besar, rute perjalanan, atau bagian pokok dari pesan ketuhanan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada manusia. Mahmud Syaltout (1983) membagi pokok ajaran Islam menjadi dua, yaitu Aqidah (kepercayaan) dan Syariah (kewajiban beragama sebagai konsekuensi percaya). Namun demikian, terdapat ulama lain yang membagi pokok ajaran Islam menjadi tiga, yaitu: iman (aqidah), Islam (syariah), dan ihsan (akhlak). Pengklasifikasian pokok ajaran Islam ini didasarkan pada sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah, yaitu: Pada suatu hari ketika Nabi SAW bersama kaum muslimin, datang seorang pria menghampiri Nabi SAW dan bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan iman? Nabi menjawab, Kamu percaya pada Allah, para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah, hari 5 pertemuan dengan Allah, para rasul yang diutus Allah, dan terjadinya peristiwa kebangkitan manusia dari alam kubur untuk diminta pertanggungjawaban perbuatan oleh Allah. Pria itu bertanya lagi,Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan Islam? Nabi menjawab, Kamu melakukan ibadah pada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mendirikan shalat fardhu, mengeluarkan harta zakat, dan berpuasa di bulan Ramadhan. Pria itu kembali bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud ihsan? Nabi menjawab, Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Apabila kamu tidak mampu melihatnya, yakinlah bahwa Allah melihat perbuatan ibadahmu...(Al-Bayan, Kitab Iman, No.5) Ringkasnya, terdapat tiga bagian pokok ajaran Islam, yaitu : a. Aqidah, berisi kepercayaan pada hal ghaib; Aqidah adalah bentuk dari kata aqoda, yaqidu, aqdan-aqidatan yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan kokoh. Aqidah merupakan akar bagi setiap perbuatan manusia. Apabila akar pohon perbuatan manusia itu kokoh, maka pohon perbuatan manusia itu akan berbuah dan tahan dari berbagai tiupan angin cobaan. Sebaliknya, apabila akar pohon perbuatan manusia itu lemah, maka buah perbuatan manusia itu akan tidak bermakna dan mudah roboh dengan tiupan godaan angin sepoi-sepoi sekalipun. Manusia yang lisan dan hatinya menyatakan tunduk dan patuh secara sukarela tanpa keragu-raguan pada kehendak Allah, pasti dampak perbuatannya akan bermanfaat bagi manusia lain yang ada di sekitarnya. b. Syariah, berisi perbuatan sebagai konsekuensi dari kepercayaan;Syariah adalah jalan ke sumber (mata) air. Dahulu orang Arab menggunakan syariah untuk sebutan jalan setapak menuju sumber (mata) air untuk mencuci atau membersihkan diri. (Mohammad Daud Ali,

1997:235) Syariaah juga berarti jalan lurus, jalan yang lempang, tidak berkelok-kelok, jalan raya.Penggunaan kata syariah bermakna peraturan, adat kebiasaan, undang-undang, dan hukum (Ahmad Wason Munawwir, 1984:762). Dari pengertian di atas Syariah adalah segala peraturan agama yang telah ditetapkan Allah SWT untuk umat islam, baik dari Al-Quran maupun dari sunnah Rasulullah SAW, yang diberikan kepada manusia melalui para Nabi agar manusia hidup selamat di dunia maupun di akhirat. Ruang Lingkup Syariah (Hukum Islam) meliputi hubungan vertikal dengan Allah (ibadah) dan hubungan horizontal dengan sesama manusia (muamalat).Hubungan manusia dengan Allah SWT secara vertikal, melalui ibadah, seperti: thaharah,sholat,zakat,puasa,dan haji.Hubungan manusia dengan manusia secara horizontal, seperti : ikatan perkawinan,ikatan dagang,ikatan kemasyarakatan dan lain-lain c. Akhlak, berisi dorongan hati untuk berbuat sebaik-baiknya meskipun tanpa pengawasan pihak lain, karena percaya Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui;Apabila perbuatan-perbuatan manusia (syariah) dikelompokkan menjadi ibadah dan muamalah, maka akhlak pun dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: akhlak pada Allah; akhlak pada manusia. a. Akhlak pada Allah Akhlak kepada Allah adalah tanda terimakasih kita padaNya. Contoh akhlak kepada Allah: melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. b. Akhlak pada manusia Akhlak kepada manusia adalah cara kita untuk menemukan kemanfaatan bagi hidup bersama. Contoh akhlak kepada manusia: menghormati orangtua, menolong orang lain, menghormati hak orang lain, dsb.

2. Hubungan Aqidah, Syariah, dan Akhlak dalam Perilaku Manusia Tujuan ajaran Islam diberikan Allah kepada manusia adalah untuk mencapai keselamatan semenjak lahir hingga ajal menjemput, bahkan hingga bertemu dengan Dzat yang Maha Merajai Hari Pembalasan, Allah SWT. Allah menawarkan kepada kita jalan keselamatan hidup melalui lisan dan perbuatan para Nabi. Disini kita hanya tinggal memilih, mau mengikuti jalan keselamatan itu ataupun tidak. Ajaran Islam menjamin keselamatan hidup manusia apabila manusia berpegang teguh kepada ajaran Allah tersebut dan berpegang teguh pada perjanjian dengan manusia, sebagaimana firman Allah: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, [kecuali jika mereka berpegang teguh pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia], dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir terhadap ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar.Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.(Qs. Ali-Imran, 3:112) Berpegang teguh pada ajaran Allah merupakan aqidah.Berpegang teguh pada perjanjian dengan manusia adalah perwujudan akhlak.Aktivitas memegang teguh ajaran Allah dan perjanjian dengan manusia merupakan penerapan syariah. Dengan kata lain, perbuatan (syariah)yang didasari oleh kelurusan aqidah dan dampaknya

adalah akhlak (kemanfaatannya dirasakan oleh manusia lain). Contohnya adalah shalat. Perbuatan shalat (syariah) akan bermakna apabila didasari motivasi semata-mata karena Allah (aqidah) dan berdampak positif bagi perilaku orang yang melaksanakan shalat untuk digunakan dalam kehidupan bermasyarakat dengan orang lain (akhlak). Hubungan aqidah, syariah, dan akhlak bila dianalogikan adalah seperti uang logam.Syariah adalah uang logam itu sendiri yang memiliki dua sisi penunjang yaitu aqidah dan syariah. Uang logam tidak akan berguna tanpa kedua sisinya, begitupun dengan perbuatan manusia. Segala perbuatan (syariah) akan bermakna bila dibarengi dengan tujuan yang jelas (aqidah) dan berdampak positif bagi manusia lain (akhlak). B. KETAUHIDAN ALLAH 1. Pengertian Tauhid Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah Swt adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia SWT bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia SWT mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi. 2. Pembagian Tauhid Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua : a) Tauhid dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Rabb SWT dan mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dengan asma (nama), sifat, dan perbuatan-Nya. Pengertiannya : seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT sematalah Rabb yang Menciptakan, Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam ini, yang sempurna pada zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia SWT mempunyai asma (nama-nama) yang indah dan sifat yang tinggi b) Tauhid dalam tujuan dan permohonan, dinamakan tauhid uluhiyah dan ibadah, yaitu mengesakan Allah SWT dengan semua jenis ibadah, seperti: doa, shalat, takut, mengharap, dll. Pengertiannya : Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT saja yang memiliki hak uluhiyah terhadap semua makhlukNya. Hanya Dia SWT yang berhak untuk disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak diperbolehkan untuk memberikan salah satu dari jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta tolong, tawakkal, takut, mengharap, menyembelih, bernazar dan semisalnya melainkan hanya untuk Allah SWT semata. Siapa yang memalingkan sebagian dari ibadah ini kepada selain Allah SWT maka dia adalah seorang musyrik lagi kafir. Firman Allah SWT (QS. Al-Mukminun : 117) yang Artinya : Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu,

maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. 3.Hakekat dan Inti Tauhid Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah SWT, dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya SWT tanpa sebab atau perantara. Seseorang melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya berasal dariNya SWT. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang blain. 4. Keutamaan tauhid a. Dari Ubadah bin ash-Shamit r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda, Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah SWT. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan sesungguhnya Muhammad SAW adalah hamba dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya yang diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya. Dan (siapa yang bersaksi dan meyakini bahwa) surga adalah benar, neraka adalah benar, niscaya Allah SWT memasukkannya ke dalam surga berdasarkan amal yang telah ada. Muttafaqun alaih. b. Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan mengharap kepada-Ku, niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah sama ke atas langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Kuampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, jika engkau datang kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi). HR. atTirmidzi. 5. Kesempurnaan tauhid Tauhid tidak sempurna kecuali dengan beribadah hanya kepada Allah SWT semata, tiada sekutu bagi-Nya dan menjauhi thaghut, seperti firman Allah SWT(QS. An-Nahl :36); Yang Artinya : Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu, maka di antara umat itu ada o rang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasulrasul). Thaghut adalah setiap perkara yang hamba melewati batas dengannya berupa sesembahan seperti berhala, atau yang diikuti seperti peramal dan para ulama jahat, atau yang ditaati seperti para pemimpin atau pemuka masyarakat yang ingkar kepada Allah SWT. Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima: 1.Iblis (semoga Allah SWT melindungi kita darinya), 2.Siapa yang disembah sedangkan dia ridha

3.Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya, 4.Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib, 5.Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah SWT. C. HARI AKHIR,QADA DAN QADAR SERTA HUBUNGANNYA DENGAN ETOS KERJA 1. Pengertian a. Hari akhir Hari akhir atau hari kiamat adalah suatu peristiwa luar biasa yang pasti akan terjadi dimana seluruh makhluk, termasuk manusia yang pernah hidup di muka bumi akan dimatikan, kemudian hidup dandibangkitkan kembali untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan atas segala amal yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia. Ada dua macam kiamat, yaitu sebagai berikut : 1. Kiamat Sugra ( kiamat kecil ) : Yaitu kehancuran, kematian, atau berakhirnya kehidupan setiap makhluk yang bernyawa. Firman Allah 2. Kiamat Kubra ( kiamat besar ) :Yaitu peristiwa besar atau hancur binasanya alam semesta beserta isinya ( makhluk ) sebagai awal dimulainya kehidupan akhirat. Kiamat pasti terjadi, tetapi tidak seorang pun mengetahui waktu terjadinya kiamat, termasuk para nabi dan rasulNya karena kiamat itu didatangkan secara tiba-tiba dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya. b. Qada dan Qadar Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan.Kalau kita melihat qadamenurut bahasa artinya Ketetapan.Qadaartinya ketatapan Allah swt kepada setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali.Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk.Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran.Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qaqda Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir. 2. Hubungannya dengan etos kerja Jika seoramg mukmin sudah meyakini adanya hari akhir serta qada da qadar dan menjalkan dengan benar ajara islam maka ia pasti akan memiliki etos kerja yang tinggi. Dari kepercayaannya dengan adanya hari akhir akan membentuk etos kerja yang berhubungan dengan masalah akhirat, sedangkan qada dan qadar berhubungan dengan masalah duniawi. Contoh manfaat yang ada dari iman kepada hari akhir serta qada dan qadar: a. Hari akhir 1. Memberi dorongan untuk bersikap disiplin, taat, dan patuh menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya serta takut terhadap azab Allah 2. Mendorong untuk selalu berbuat baik (beramal saleh) karena semua amal perbuatan manusia selama hidup di dunia akan mendapatkan balasan. 3. Selalu bertindak hati-hati dengan mendasarkan kesadaran yang tinggi dan iman yang baik sesuai dengan ajaran Islam

4. Menghilangkan sifat egois dan berusaha memupuk sifat sosial agamis, yakni mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau berbuat demi kemaslahatan teman. 5. Memiliki pandangan hidup optimis dan berkerja dengan penuh pengharapan bahhwa kelak Allah pasti akan memberi balasan yang setimpal atas perbuatan manusia sesuai dengan janji-Nya. b. Qada dan Qadar 1. Mempunyai semangat ikhtiar ; Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya.dengan pemahaman srperti itulah ,seorang muri akan bekerja keras agar biasa sukses,pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan sebagainya. 2. Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan ; Dengan percaya qada dan qadar,manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujianujian yang harus dilalui dengan sabar.sabar adalah skap mental yang teguh pendirian,berani menghadapi tantangan ,tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan.Teguh pendirian berarti tidak mudah goyah dalam memagang prisip atau pedoman hidup.berani menghadapi tantangan berarti berani menghadapi cobaan ,penderitaan ,kesakitan dan kesensaraan,.cobaan harus dihadapi dengan tenang,dipikir dengan jernih, dicari jalan keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan kepada Allah SWT. 3. Memiliki sifat Qanaah Dan Kemuliaan Diri ; Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya telah tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian orang yang dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun usahanya dalam memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya.Dari sini muncullah qanaah terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha, serta membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian mereka. 4. Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih mengutamakan sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa pelakunya kepada kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah kepada takdir.Karena itu, Anda melihat orang yang beriman kepada qadar dengan keimanan yang benar- adalah tinggi cita-citanya, besar jiwanya, mencari kesempurnaan, dan menjauhi perkara-perkara remeh dan hina. Ia tidak rela kehinaan untuk dirinya, tidak puas dengan keadaan yang pahit lagi menyakitkan, dan tidak pasrah terhadap berbagai aib dengan dalih bahwa takdir telah menentukannya. Bahkan keimanannya mengharuskannya untuk berusaha bang-kit, mengubah keadaan yang pahit

Selain hal-hal yang telah di sebutkan di atas masih banyak lagi contohcontoh yang lain yang belum bisa kami sampaikan. D. HAK DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIA Islam membagi HkAM kepada dharuriyat (primer), hajiyat (skunder) dan tahsiniyat (tertier).Hak dan kewajiban dharuriyaat, yaitu hak dan kewajiban yang amat menentukan di dalam hidup dan kehidupan duniawi ataupun ukhrawi. Jika itu tidak terujud, kehidupan manusia akan hancur. Hak dan kewajiban primer langsung berkaitan dengan agama (diin), jiwa (nafs), akal (aql), keturunan atau nama baik (nasab wa irdh) dan harta benda (maal) Untuk mewujudkan kemaslahatan bidang agama, Islam mewajibkan beriman, menunaikan shalat, zakat, puasa, haji dan lain lain sebagainya.Untuk menjaga dan melindungi perujudannya, disyariatkan dakwah, dikenakan sanksi bagi orang murtad, perongrong agama dan pengharaman hiraabah. Untuk mewujudkan kemaslahatan bidang jiwa, disyariatkan perkawinan, pemeliharaan anak, pemanfaatan sandang, pangan dan papan yang baik dan halal, dan lain-lain.Untuk menjamin perlindungan bagi hak dan kewajiban asasi ini disyariat qishash diyat, kafarat dalam pembunuhan, dilarang makan bangkai. Untuk meujudkan kemaslahatan bidang akal/intelegensia, diwajibkan belajar dan usaha usaha lain untuk pengembangan intelegensia. Untuk menjamin kelestarian dan perlindungan dari hal hal yang merusaknya, diharamkan minuman keras, morfin dan lain lain yang dapat mengganggu kesehatan mental dan intelegensia Untuk meujudkan kemaslahatan bidang keturunan dan nama baik disyariatkan perkawinan, penentuan keturunan dan lainnya. Untuk menjamin kesucian keturunan dan penjagaan nama baik diharamkan zina, lian, tuduan, dan lain lain. Kemaslahatan berkenaan dengan harta benda diujudkan de-ngan suruhan mencari rizki secara halal, seperti berdagang, pegawai, bertani. Untuk melindungi hak dan kewajiban berkenaan dengan pe-kerjaan, diharamkan pencurian, korupsi, penyalah-gunaan jabatan dan lainnya.Hak dan kewajiban haajiyaata atau skunder diperlukan untuk mendukung pelaksanaan hak dan kewajiban primer tersebut di atas menyangkut dengan agama umpamanya, dibenarkan mengqashar shalat musafir yang memerlukan; dalam bidang intelektualitas, dibenarkan pemberian gaji bagi guru sebagai imbalan dari kewajiban melakukan pendidikan dan pengajaran; mengenai perkawinan diwajibkan calon suami membayar maskawin dan diberikan hak bagi calon isteri untuk menerimanya; menyangkut dengan bidang harta, diberikan hak untuk mendepositokan uang dan diwajibkan kedua pihak untuk menepati perjanjiannya. Hak dan Kewajiban tahsiiniyaat (tertier), diperlukan untuk lebih sempurnyanya pelaksanaan dan perlindungan hak dan kewajiban primer dan skunder; diberikan hak untuk memakai perhiasan yang layak bagi orang yang ingin ke mesjid adalah tertier bagi Agama; hak untuk memperoleh pendidikan spesialisasi adalah pendukung untuk kelengkapan pengembangan intelegensia; hak meneliti kafaah bagi yang ingin menikah adalah pendukung bagi kesempurnaan Nikah; hak dan kewajiban untuk memanfaatkan jasa notaris dalam

bidang perdagangan, pembuatan akta jual beli, sertifikat tanah dan lain-lain adalah tertier bagi kemasalahat dalam bidang yang berkaitan dengan harta.Islam mensyariatkan pembebasan budak sebagai tebusan bagi sejumlah perbuatan yang melanggar hukum, seperti jimak di siang hari Ramadhan, Zdihar dan Sumpah. Islam ingin mengembalikan manusia untuk memiliki dirinya kembali atau bebas dari perbudakan. Hal ini terlihat jelas ketika Umar bin Khaththab bertanya kepada Amru bin Ash; Sejak kapan engkau perbudak manusia, padahal ia dilahirkan ibunya dalam keadaan merdeka? Hak untuk hidup dan kewajiban mempertahan kehidupan.Bahwa manusia berkewajiban mempertahankan kehidupannya yang mulia itu. Rasul saw menyatakan; Siapa yang mati karena mempertahankan harta, atau nyawa, atau kehormatan ataupun karena menuntut haknya, maka ia mati syahid. Sebaliknya bagi pengganggu kehormatan ataupun penjarah kemuliaan dikenakan hukuman qishash. Ini ditegaskan Allah swt, antara lain dalam firman-Nya; Kepada mereka kami wajibkan qishash nyawa dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan untuk setiap luka dikenakan qishash yang setara. Bagi siapa yang tidak ingin menuntut balas, dibenarkan menerima kafarat.Itu adalah ketentuan Allah.Siapa saja yang tidak menghiraukan ketentuan ini, ia adalah orang yang dzalim. manusia berhak untuk menentukan status dan sifat bagi dirinya dan berkewajiban pula meujudkan dan mempertahankan status kemuliaannya serta mengubah sifat sifat jelek pada dirinya, sehingga benar benar sesuai dengan yang diridhai Allah swt pencipta dan penganugerah hak dan kewajiban. Sejalan dengan itu timbul pula hak dan kewajiban timbal balik antara orangtua dengan anak. Antara lain, seorang anak berhak untuk menyandang keturunan dengan menisbahkan kepada orangtua; penyusuan dan biaya hidup serta untuk mendapatkan pe-meliharan/pendidikan dan lain lain. Kesemua itu adalah kewajiban yang wajib dilaksanakan para orangtua. Islam juga menetapkan hak dan kewajiban timbal balik antar- aqaarib, yang miskin berhak menerima bantuan dari orang kaya yang memang diwajibkan membantunya selama masih ada yang mempunyai kemampuan.Kalau tidak ada lagi yang dianggap mampu di kalangan mereka, barulah negara berkewajiban membantu dan menyantuninya. Hak memeluk dan melaksanakan ajaran agama yang diyakini.Bahwa Islam memberikan hak bagi umat manusia untuk memeluk agama yang diyakini.Islam melarang adanya paksaan untuk memeluk sesuatu agama keyakinan yang mantap, Islam mewajibkan pemeluknya untuk mengamalkan ajaran agama itu dan dan mengenakan saknsi yang berat bagi yang tidak mengamalkannya. Sehubungan dengan tidak adanya paksaan dalam memeluk agama, Islam memberikan dan melindungi hak non muslim untuk menjalankan ajaran agamanya, dengan ketentuan yang bersangkutan tidak menghina atau menggangu pelaksanaan ajaran Islam. Sejalan dengan itu timbul pula hak dan kewajiban timbal balik antara orangtua dengan anak. Antara lain, seorang anak berhak untuk menyandang keturunan dengan menisbahkan kepada orangtua; penyusuan dan biaya hidup serta untuk mendapatkan pe-meliharan/pendidikan dan lain lain. Kesemua itu adalah kewajiban yang wajib dilaksanakan para orangtua. Islam juga menetapkan hak dan kewajiban timbal balik antar- aqaarib, yang miskin berhak menerima bantuan dari orang kaya yang memang diwajibkan membantunya selama masih ada yang mempunyai kemampuan.Kalau tidak ada

lagi yang dianggap mampu di kalangan mereka, barulah negara berkewajiban membantu dan menyantuninya. Hak memeluk dan melaksanakan ajaran agama yang diyakini.Bahwa Islam memberikan hak bagi umat manusia untuk memeluk agama yang diyakini.Islam melarang adanya paksaan untuk memeluk sesuatu agama keyakinan yang mantap, Islam mewajibkan pemeluknya untuk mengamalkan ajaran agama itu dan dan mengenakan saknsi yang berat bagi yang tidak mengamalkannya. Sehubungan dengan tidak adanya paksaan dalam memeluk agama, Islam memberikan dan melindungi hak non muslim untuk menjalankan ajaran agamanya, dengan ketentuan yang bersangkutan tidak menghina atau menggangu pelaksanaan ajaran Islam. Hak dan kewajiban hukum. Bahwa Islam mewajibkan realisasi keadilan total yang merata. Firmar Allah swt; Wahai orang orang yang beriman berlaku adillah kamu, dan persaksikanlah keadilan itu kepada Allah, walaupun keatas kamu sendiri, orang tua ataupun kerabatmu. Hak yang berkaitan dengan kesejahteraan ekonomi.Islam memberikan kebebasan bagi lelaki dan wanita, baik secara pribadi, bersama-sama, atau berserikat- untuk memiliki harta dan hasil usahanya yang sah, baik dan halal.Untuk menjamin kehidupan bahagia bagi yang bersangkutan dan keluarga yang wajib diberikan nafkah. Hak mendapatkan pekerjaan.Islam menetapkan kewajiban kerja bagi semua orang. Antara lain sabda Rasulullah saw kepada seorang anak muda yang ingin berjihad fi sabilillah bersama Nabi (maksudnya ingin ikut berperang bersama rombongan Nabi); Tidak usah ikut. Kamu ke luar rumah mencari nafqah untuk kedua orangtuamu yang sudah lanjut usia adalah jihad fi sabilillah. Engkau keluar rumah mencari makan bagi anak anak yang masih kecil adalah jihad fi sabilillah.Engkau keluar rumah mencari rizki untuk menghidupi dirimu sendiri adalah jihad fi sabilillah. Negara wajib mengupayakan lapangan kerja. Ini sesuai Rasulullah saw sendiri berbuat demikian, Seorang lelaki datang menghadap Rasulullah, mengeluh karena tidak memiliki modal usaha, karena ia tidak mempunyai harta sama sekali kecuali sebuah pelana kuda yang sudah rusak. Rasulullah meminta untuk dibawa kepada beliau, kemudian beliau memperbaiki dengan tangan beliau sendiri, lalu menyerahkannya kepada orang tersebut untuk dijual dan meminta kepadanya untuk dapar melapor keadaannya setelah beberapa hari. Setelah beberapa hari, lelaki itu datang kembali kepada Nabi untuk berterima kasih, karena keadaannya telah membaik Hak Untuk mendapatkan jaminan sosial, dimana setiap orang yang yang fakir, miskin dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya berhak untuk mendapatkan jaminan sosial dan bagi yang mampu diwajibkan memberikan hak tersebut.Islam menetapkan kewajiban itu kepada ahli kerabat (keluarga terdekatnya) melalui nafaqah wajib, pusaka dan washiyat, kemudian kepada tetangga, kemudian baru masyarakat melalui zakat, kemudian baru kepada negara.Demikian.Wallahu alamu bishshawaab.

BAB 3 PENUTUP A. SIMPULAN Kerangka dasar ajaran Islam adalah cetak biru ajaran Allah SWT kepada utusan Allah. Dimana di dalam kerangka dasar ajaran terdapat tiga bagian utama yang saling berkaitan, yaitu: Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Aqidah merupakan akar(dasar) dari setiap perbuatan manusia. Sedangkan Syariaah adalahperbuatan-perbuatan yang merupakan wujud dari aqidah. Dari penetapan aqidah dan perwujudannya berupa Syariah muncullah buah berupa kebermanfaatannya baik bagi diri sendiri maupaun orang lain yang disebut denganakhlak. Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan Mahasiswa pada khususnya dan Umat Islam pada umumnya dapat memahami Tauhid, sehingga dapat mengenal Allah SWT serta dapat mengamalkannya dengan ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang esa dan yang patut disembah, kita akan terhindar dari perbuatan syirik. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT dari perbuatan syirik yang mengantar kita ke neraka jahannam. Amin. Begitu besar kekuasaan Allah SWT yang telah merencanakan gelombang kehidupan ini. Dengan beriman kepada Hari Akhir kita akan mendapat berbagai kebaikan Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan.Kalau kita melihat qadamenurut bahasa artinya Ketetapan.Qadaartinya ketatapan Allah swt kepada setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali.Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk.Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran.Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qaqda Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir. Hak dan kewajiban azasi manusia (HkAM) menurut Islam, adalah implementasi konkrit dari nilai nilai falsafi aqidah dalam mewujudkan hubungan timbal balik antara: Manusia dengan Khalik, dengan sesama manusia; masyarakat, bangsa, negara dan tanah air; juga dengan lingkungan baik alam maupun satwa. Islam membagi HkAM kepada dharuriyat (primer), hajiyat (skunder) dan tahsiniyat (tertier).Hak dan kewajiban dharuriyaat, yaitu hak dan kewajiban yang amat menentukan di dalam hidup dan kehidupan duniawi ataupun ukhrawi. Jika itu tidak terujud, kehidupan manusia akan hancur. Hak dan kewajiban primer langsung berkaitan dengan agama (diin), jiwa (nafs), akal (aql), keturunan atau nama baik (nasab wa irdh) dan harta benda (maal)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108596-pengertianaqidah/#ixzz1defgBDtb.
www.akidah. Wapsport.com

You might also like