Professional Documents
Culture Documents
Tekstur tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu berstektur halus (ex: giam, kulim dll), kayu berstektur sedang (ex: jati, sonokeling dll), kayu berstektur kasar (meranti, kempas dll) Arah serat arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang. Kesan raba kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Bau dan rasa kayu Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
Nilai Dekoratif Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Higroskopis Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Daya hantar panas Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas. Daya hantar listrik Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.
Keuletan kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar/ tahan terhadap kejutan/ tegangan yang berulang2. Kekerasan Kemampuan kayu untuk menahan gaya menbuat takik/ lekukan/ kikisan (abrasi).
Keteguhan belah
kemampuan kayu untuk menahan gaya2 yang berusaha membelah kayu
Kelemahan Kayu
Kayu memiliki berbagai kelebihan dibanding dengan material lain seperti besi, plastik atau rotan. Kelebihan pada sifat mekanis salah satunya adalah ketahanan kayu terhadap tekanan dan lenturan. Dari segi estetika kayu memiliki tekstur yang baik dan indah karena berbagai macam jenisnya. Dan dari segi sifat fisik kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat resonansinya. Dari beberapa kelebihan tersebut kayu juga memiliki kelemahan, antara lain: 1. Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti Rayap atau serangga lainnya. Dengan adanya kelemahan inilah maka kayu perlu diawetkan dengan bahan kimia tertentu untuk membunuh dan mencegah serangga memasuki kayu kembali. Terutama kelemahan ini diserang pada saat kayu berada pada kelembaban tinggi atau bahkan ketika kayu masih berdiri tegak sebagai pohon. Mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu oleh karena itu kayu harus dikeringkan sebelum diproses selanjutnya. Dan kayu mudah menjadi lunak dan busuk apabila terendam air dalam waktu lama.
2.
3.
4.
Limbah bahan yang besar. Tidak bisa memanfaatkan seluruh bahan baku (tidak 100%) untuk dipakai.
Terbatasnya diameter kayu menjadikan sulit untuk mendapatkan bahan baku yang lebar. Untuk menutupi kelemahan ini kayu harus disambung (pelebaran papan). Kayu mudah terbakar terutama dalam keadaan kering. Dan selanjutnya rusak tidak dapat dipakai lagi. Karena sifat kelemahan ini kayu tidak digunakan pada konstruksi yang memerlukan bahan tahan panas dan tahan api akan tetapi digunakan pada konstruksi penunjang saja.
5.
Pengawetan Kayu
Beberapa jenis kayu tertentu harus diawetkan untuk mencegah serangan serangga/organisme maupun jamur perusak kayu. Yang dimaksudkan dengan pengawetan yaitu memasukkan bahan kimia ke dalam (pori-pori) kayu sehingga menembus permukaan kayu setebal beberapa mm ke dalam daging kayu. Pengawetan bertujuan untuk menambah umur pakai kayu lebih lama terutama kayu yang dipakai untuk bahan bangunan ataupun untuk perabot di luar ruangan. Kayu dikategorikan ke dalam beberapa kelas awet. 1. Kelas awet I (sangat awet), misal: kayu Jati, Sonokeling 2. Kelas awet II (awet), misal: kayu Merbau, Mahoni 3. Kelas awet III (kurang awet), misal: kayu Karet, Pinus 4. Kelas awet IV (tidak awet), misal: kayu Albasia 5. Kelas awet V (sangat tidak awet)
8. Lantai keras
9. Papan dinding 10. Kayu profil (moulding)
Bahan dinding partisi : papan kayu, kayu lapis, kaca, calsium board, particle board, dan/atau gypsum-board dengan rangka kayu kelas kuat II atau rangka lainnya, yang dicat tembok atau bahan finishing lainnya, sesuai dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya;
b Bahan langit-langit Bahan langit-langit terdiri atas rangka langitlangit dan penutup langit-langit: Bahan kerangka langit-langit: digunakan bahan yangmemenuhi standar teknis, untuk penutup langit-langit kayu lapis atau yang setara, digunakan rangka kayu klas kuat II dengan ukuran minimum: - 4/6 cm untuk balok pembagi dan balok penggantung; - 6/12 cm untuk balok rangka utama; dan - 5/10 cm untuk balok tepi;
Bahan penutup atap Bahan kerangka penutup atap: digunakan bahan yang memenuhi Standar Nasional Indonesia. Untuk penutup atap genteng digunakan rangka kayu kelas kuat II dengan ukuran: - 2/3 cm untuk reng atau 3/4 cm untuk reng genteng beton;
- 4/6 cm atau 5/7 cm untuk kaso, dengan jarak antar kaso disesuaikan ukuran penampang kaso
d Bahan kosen dan daun pintu/jendela Bahan kosen dan daun pintu/jendela mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1. Digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II dengan ukuran jadi minimum 5,5 cm x 11 cm dan dicat kayu atau dipelitur sesuai persyaratan standar yang berlaku; Rangka daun pintu untuk pintu yang dilapis kayu lapis/teakwood digunakan kayu kelas kuat II dengan ukuran minimum 3,5 cm x 10 cm, khusus untuk ambang bawah minimum 3,5 cm x 20 cm. Daun pintu dilapis dengan kayu lapis yang dicat atau dipelitur; Daun pintu panil kayu digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II, dicat kayu atau dipelitur; Daun jendela kayu, digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II, dengan ukuran rangka minimum 3,5 cm x 8 cm, dicat kayu atau dipelitur;
2.
3.
4.
e Struktur lantai Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: Struktur lantai kayu - Dalam hal digunakan lantai papan setebal 2 cm,maka jarak antara balok-balok anak tidak boleh lebih dari 60 cm, ukuran balok minimum 6/12 cm; - Balok-balok lantai yang masuk ke dalam pasangan dinding harus dilapis bahan pengawet terlebih dahulu; - Bahan-bahan dan tegangan serta lendutan maksimum yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan. f Struktur Kolom Struktur kolom kayu - Dimensi kolom bebas diambil minimum 20 cm x 20 cm; - Mutu Bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan.