You are on page 1of 21

PROFIL UPT PUSKESMAS CURUG TAHUN 2011

PETA WILAYAH KECAMATAN CURUG KOTA SERANG - BANTEN BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Puskesmas sebagai organisasi atau lembaga milik Pemerintah berperan sebagai ujung tombak terdepan dalam melaksanakan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas harus menerapkan fungsi managemen dengan sebaikbaiknya, karena dalam organisasi Puskesmas terdapat sumber sumber daya, program, sarana dan prasarana yang sangat kompleks, yang mana bila tidak menjalankan managemen dengan baik akan timbul banyak permasalahan-permasalahan yang akan mengganggu proses dalam mencapai tujuan. Proses pencapaian tujuan yang diinginkan Puskesmas harus melalui Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Penilaian (evaluasi) dengan demikian suatu organiasai akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Profil Puskesmas Curug disusun dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada Pembaca, Masyarakat atau relasi yang ingin mengetahui informasi secara lengkap mengenai Puskesmas Curug. Profil Puskesmas Curug ini berisi tentang informasi mengenai sistem Pelayanan, hasil kegiatan, fasilitas yang disediakan dan sebagainya. Profil UPT Puskesmas Curug adalah gambaran situasi kesehatan di UPT Puskesmas Curug yang diterbitkan setiap tahun sekali, Dalam Profil ini memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan

seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Penerbitan profil UPT Puskesmas Curug tahun 2011 ini adalah agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Curug khususnya tahun 2011 dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar. Profil UPT Puskesmas Curug tahun 2011 diharapkan dapat memberikan data yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan di UPT Puskesmas Curug tahun 2011 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2015 Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai sasaran-sasaran ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik. Dalam mencapai Visi Indonesia Sehat 2015 sasaran pembangunan MDGs (millennium development goals) yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Visi Indonesia Sehat 2010, sasaran MDGs ada indikatornya serta kapan harus dicapai. Sasaran MDGs ini bisa dijadikan slogan Indonesia Sehat di tahun 2015 sebagai pengganti slogan sebelumnya. Dalam visi ini Indonesia mempunyai delapan sasaran MDGs salah satunya yaitu mengurangi angka kematian bayi dan ibu pada saat persalinan. Maksud dari visi tersebut yaitu kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman serta bayi yang akan dilahirkan hidup sehat, dengan misinya menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan di dalam menghadapi persalinan yang aman Sasaran MDGs yang lain yaitu menurunkan angka kelaparan (kurang gizi) menjadi setengahnya (50 persen) di tahun 2015 dibanding tahun 1996. Kemudian menurunkan angka kematian bayi dan balita, juga menjadi setengahnya dibanding tahun 1996. Lalu menurunkan angka kematian ibu sebanyak 75 persen, mengendalikan penularan penyakit menular, khususnya

TBC dan HIV, sehingga pada tahun 2015 nanti diharapkan jumlahnya tidak meningkat lagi tetapi justru menurun. Untuk mencapai tujuan MDG tahun 2015 diperlukan koordinasi, kerjasama serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, utamanya pemerintah (nasional dan lokal), masyarakat sipil, akademia, media, sektor swasta dan komunitas donor. Bersama-sama, kelompok ini akan memastikan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai tersebar merata di seluruh Indonesia.Pemerintah Indonesia tetap memegang komitmennya untuk melaporkan kemajuan pencapaian MDGs tersebut.

1.2.Maksud dan Tujuan Profil UPT Puskesmas Curug disusun dengan tujuan : 1.2.1. 1.2.2. 1.2.3. Untuk memberikan gambaran tentang Puskesmas Omben secara lengkap baik dari segi sistem pelayanan, managemen, fisik, program, hasil kegiatan dan sebagainya. Untuk dijadikan bahan masukan untuk pengevaluasian mengenai hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Sebagai salah satu bahan marketing atau promosi tentang produk -produk yang dihasilkan di UPT Puskesmas Curug BAB II GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN

2.1. Moto,Visi, Misi dan Strategi Puskesmas Curug MOTTO UPT Puskesmas Curug Menuju Puskesmas BERPRESTASI : Bersih, Prestise, Taqwa, Santun & Inovatif

VISI Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Curug Yang Hidup Sehat dan Mandiri Menuju Kecamatan Curug Madani

MISI

1) 2) 3) 4)

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, Melaksanakan pelayanan kesehatan yang yang terjangkau dan merata Mengoptimalkan sumber daya kesehatan secara merata Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

STRATEGI 1) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat Kecamatan Curug melalui kemitraan 2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis data, menyeluruh dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif. 3) Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang ada di puskesmas dan masyarakat. 4) Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan kompetitif. 5) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan. 6) Meningkatkan manajemen kesehatan yang bertanggung jawab, transparan berdaya guna dan berhasil guna untuk memantapkan pelayanan kesehatan 7) Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat Kecamatan Curug sesuai dengan prosedur yang berlaku 8) 9) Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular Memberikan jaminan pelayanan kesehatan terhadap kepesertaan asuransi kesehatan kepada masyarakat miskin dalam pembangunan kesehatan di

2.2. SITUASI DAN KEADAAN UMUM Kecamatan Curug terdiri dari 10 Desa, 38 RW dan 157 RT. Adapun Luas wilayah adalah 39,40 km terdiri dari tanah pesawahan, tegalan, dan lahan pertanian lainnya. Kecamatan Curug di batasi oleh :

Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur

: Kecamatan Cipocok Jaya : Kecamatan Petir dan Baros Kabupaten Serang : Kecamatan Walantaka Kota Serang dan Cikeusal Kabupaten Serang

Sebelah Barat

: Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang

Kecamatan Curug merupakan daerah pengembangan pertanian dan pemukiman serta pengembangan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Fasilitas tranportasi ke seluruh desa dapat dijangkau dengan roda dua dan roda empat 2.3. Data Demografi Kecamatan Curug Penduduk Kecamatan Curug pada Tahun 2011 sejumlah 47. 308 orang, Sebagian besar penduduk Kecamatan Curug berusia 22 59 tahun, dengan mata pencahariannya sebagian besar adalah petani. Untuk pendidikan sebagian besar berpendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Masyarakat Curug merupakan masyarakat religius dimana peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat memiliki pengaruh. Untuk data kependudukan dapat dilihat sebagai berikut :

Laki laki Wanita Bayi Anak Balita Ibu Hamil Ibu bersalin

: 24.574 orang : 22. 734 orang : : : : 1.003 orang 4.797 orang 979 orang 872 orang

2.4. Program dan Kegiatan Kriteria dari UPTD adalah sebagai berikut : a. Tidak melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, perizinan.

b.

Mempunyai misi /tugas pokok yang jelas dan tidak berduplikasi atau tumpang tindih dengan unit organisasi yg lain.

c. d.

Didukung oleh 3 (tiga ) factor : SDM, anggaran,sarana/prasarana kerja. Memiliki rencana Program dan kegiatan pengembangan yang berkelanjutan.

Fungsi Puskesmas adalah : a. b. c. Pusat Pembangunan berwawasan Kesehatan. Pusat pemberdayaan masyarakat. Pusat pelayanan Kesehatan strata pertama yang meliputi : Pelayanan Kesehatan Perorangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dalam pelaksanaan ketiga fungsi diatas, Puskesmas memiliki beberapa program, dimana program tersebut dikelompokkan menjadi : a. Program Kesehatan Dasar (Upaya Kesehatan Wajib ) Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya KIA KB Upaya Perbaikan Gizi masyarakat. Upaya P2M Upaya Pengobatan Dasar b. Program Kesehatan Pengembangan (Upaya Kesehatan Pengembangan ) Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesorga Upaya Kesehatan Lansia Upaya Kesehatan Gilut Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata Upaya Kesehatan THT Upaya Kesehatan Kerja Perkesmas

c. Upaya Kesehatan Penunjang SP2TP Laboratorium. Fasilitas pendidikan di wilayah Puskesmas Curug adalah sebagai berikut : a. TK : 5 buah b. SD dan MI : 23 buah c. SLTP dan MTs : 8 buah d. SMK : 3 buah Data Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Curug Fasilitas kesehatan yang terdapat di Pukesmas Curug adalah sebagai berikut : a. Puskesmas b. Puskesmas Pembantu c. Polindes d. Poskesdes : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 2 buah

e. Mobil Pusling/Ambulance : 1 buah f. Klinik Umum : 1 buah

g. Praktek Dokter Bersama : 1 buah h. Praktek dokter gigi i. Praktek Bidan j. Posyandu : 1 orang : 5 orang : 43 buah

Data Ketenagaan di Puskesmas Curug Jumlah dan Jenis Ketenagaan yang ada di Puskesmas Curug adalah sebagai berikut : a. Administrator Kesehatan Masyarakat b. Dokter Umum c. Dokter Gigi d. Perawat Umum e. Perawat Gigi f. Bidan di Desa g. Bidan Puskesmas h. Sanitarian i. Ahli Gizi : 2 orang : 2 orang : 2 orang : 8 orang : 2 orang : 13 orang : 5 orang : 2 orang : 2 orang

j. Ahli Laboratorium k. Asisten Apoteker l. Fisoterafi m. Tenaga Umum Rekam Medis n. Honorer o. Magang 2.5. Cakupan Pelaksanaan Program
NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B. B.1 12 13 14 15 16 17 18 INDIKATOR GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk /Km2 Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Pddk 10 th keatas Melek Huruf Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Laki-laki) Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Perempuan) DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Maternal Angka Kematian Ibu (dilaporkan)

: 2 orang : 1 orang : 1 orang : 2 orang : 5 orang : 2 orang

ANGKA/NILAI

39,40 10 45177 1201 24574 22734 0 0

Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa/Km2 Jiwa Jiwa

% % %

867 5 5 1 1 1 1

Bayi Bayi Bayi Balita Balita Ibu Ibu

B.2 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Angka Kesakitan AFP Rate < 15 th TB Paru Sembuh Pneumonia Balita Ditangani HIV/AIDS ditangani Infeksi Menular Seksual ditangani Angka Kesakitan DBD DBD ditangani Angka Kesakitan Diare Diare pada Balita ditangani Angka Kesakitan Malaria Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (PB) Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (MB) 0 97 100 0 100 9 100 1371 100 0 4 orang 9 orang

% % % % ORANG % orang % 100% 67%

31 32 33 34 35 36 37 38 B.3 39 40 41 42 43 44 45 46 C. C.1 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79

Kasus Penyakit Filariasis ditangani Jumlah Kasus Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Status Gizi Kunjungan Neonatus (KN2) Kunjungan Bayi Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) BBLR ditangani Balita ditimbang Balita BB Naik BGM Balita Gizi Buruk UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Deteksi Dini Tumbang Anak Balita Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI Pemeriksaan Kesehatan Siswa SMP/SMU Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Peserta KB Aktif (MKJP + Non MKJP) Peserta KB Baru (MKJP + Non MKJP) Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Drop-Out Imunisasi DPT1-CAMPAK MP-ASI Bayi BGM Anak Balita Mendapat Vit.A 2x Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe1 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 WUS dg imunisasi TT5 Ketersediaan darah Bumil yg dirujuk Ketersediaan darah Neonatus yg dirujuk Bumil Risti/Komplikasi Bumil Risti/Komplikasi ditangani Neonatal Risti dirujuk Neonatal Risti dirujuk dan ditangani Sarkes dg Kemampuan Yan. Gadar Desa/Kel. Terkena KLB ditangani < 24 jam Bayi yang diberi ASI Eksklusif Desa/Kel. Dg Garam Beryodium yg baik Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar

1 0 0 0 0 9 0 0

100% Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus

83 85 1 100 100 33,9 4,9 0,9

% % % % % % % %

88,8 42,6 60,3 94,4 100 100 20 78 100 100 100 95,3 0 40,8 84,2 88 88,8 39,6 0 100 0 58 41 1 100 0 100 72 0 1155 41 47308

% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % orang % orang

80 81 82 83 84 C.2 85 C.3 86 87 C.4 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 D. D.1 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 D.2 113 114 115 D.3 116 117 118

Penduduk Miskin dicakup JPKM Penduduk Miskin Mendapat Yankes Bayi Gakin BGM Mendapat MP-ASI Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila WUS yang diberi Kapsul Yodium Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Sarkes yang memiliki Labkes Perilaku Hidup Masyarakat Rumah Tangga ber-PHBS Posyandu Aktif Keadaan Lingkungan Rumah yang diperiksa kesehatannya Rumah Sehat Keluarga yang diperiksa air bersihnya Keluarga yang memiliki akses air bersih KK memiliki Jamban KK memiliki Jamban Sehat KK memiliki Tempat Sampah KK memiliki Tempat Sampah Sehat KK memiliki Pengelolaan Air Limbah KK memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina Keslingnya Rmh/Bangn diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Rmh/Bangn bebas Jentik Nyamuk Aedes SUMBERDAYA KESEHATAN Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Medis Jumlah Tenaga Perawat dan Bidan Jumlah Tenaga Farmasi Jumlah Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Tehnisi Medis Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Kesmas Jumlah Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Dokter Spesialis Jumlah Tenaga Dokter Umum Jumlah Tenaga Dokter Gigi Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita Sarana Kesehatan Jumlah Desa Siaga Jumlah Polindes Jumlah Posyandu

126 126 100 100 0 1 50,6 43 817 7 817 56 5207 8,1 4769 8,8 3969 10,6 81,3 51,6 270 90

% % % % % Labkes % posyandu rumah % rumah % rumah % rumah % rumah % % % rumah %

4 26 1 2 2 2

Orang Orang Orang Orang Orang Orang 0 Orang 35 Orang 0 Orang 2 Orang 2 Orang

RP. 184.250.000 38 0 % %

6 2 43

Desa Polindes Psyd

BAB III SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Mutu pelayanan kesehatan dasar adalah kesesuaian antara pelayanan kesehatan dasar yang disediakan / diberikan dengan kebutuhan yang memuaskan pasien atau kesesuaian dengan ketentuan standar pelayanan. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

3.1 Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998). Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat . Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya

merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002). Berdasarkan hal tersebut UPT Puskesmas Curug selalu mengedepankan program penyuluhan sebagai program andalan, karena UPT Puskesmas Curug harus selalu mengkaji lebih dalam tentang kebutuhan kesehatan dimasyarakat yang masih sangat awam pengetahuannya tentang kesehatan. Sehingga kami mampu menetapkan masalah kesehatan di masyarakat tersebut. Prioritas kami selaku pelayan kesehatan terlebih dahulu memecahkan masalah dengan penyuluhan di masyarakat. 3.2. Pelayanan Kesehatan Dasar Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di UPT Puskesmas Curug, kami menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dimana keduanya jika ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional, merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya pelayanan tersebut dikelompokan dalam 2 kelompok besar yaitu : 1. Upaya Kesehatan Wajib. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Upaya Promosi Kesehatan. Upaya Kesehatan Lingkungan. Upaya KIA/KB Upaya Perbaikan Gizi. Upaya P2M. Upaya Pengobatan Dasar. 2. Upaya Kesehatan Pengembangan. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Upaya Kesehatan Sekolah / Upaya Kes. Gigi Sekolah. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata Upaya Kesehatan Lansia. UGD.

8. 9.

Rawat Inap / K. Bersalin Upaya Kesehatan Kerja.

10. PTKBM ( Pembinaan Tumbuh Kembang Balita Mandiri ). Dengan Upaya Penunjang meliputi : 1. 2. Laboratorium. SP2TP.

BAB IV SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

4.1. PEMBIAYAAN Pembiayaan bidang kesehatan merupakan sumbangan yang sangat penting untuk dapat berjalannya semua kegiatan. Oleh karena itu hal yang terpenting dalam hal pembiayaan adalah bagaimana memanfaatkan anggaran yang tersedia seoptimal mungkin dan seefesien mungkin. Pembiayaan bidang kesehatan berasal dari beberapa sumber misalnya APBD (APBD kabupaten dan propinsi), APBN serta Pinjaman atau hibah. Alokasi anggaran dapat melalui sektor kesehatan maupun non kesehatan yang tujuannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Curug. Dengan rincian anggaran sebagai berikut :
NO 1 SUMBER BIAYA 2 ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung 2 3 APBD PROVINSI APBN : - Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp0 Rp70.499.000 Rp0 Rp0 38% 0% 0% 0% 0% ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah 3 % 4

- ASKESKIN - Lain-lain (sebutkan)BOK PINJAMAN/HIBAH 4 LUAR NEGERI (PHLN) SUMBER 5 PEMERINTAH LAIN TOTAL ANGGARAN KESEHATAN DI PKM CURUG

Rp61.451.000 Rp52.300.000 Rp0 Rp0 Rp184.250.000

33% 28% 0% 0% 100%

4.2. SARANA DAN PRASARANA Selanjutnya bagian yang juga tidak bisa dipisahkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah sarana dan prasarana. Secara rinci di bawah ini diuraikan tentang keberadaan sarana dan prasarana yang ada pada UPT Puskesmas Curug tahun 2011. Tabel berikut memperlihatkan jumlah sarana kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Curug tahun sampai dengan bulan Januari 2012 sebagai berikut; Sarana dan Prasarana di UPT Puskesmas Curug NO. Sarana Dan Prasarana Jumlah Kondisi 1 Puskesmas Induk 1 Baik 2 Laboraturium Klinik 1 Belum lengkap 3 Puskesmas Pembantu 2 Baik 4 Poskesdes 2 Baik 5 Polindes 1 Rusak Berat 6 Rumah Dinas Dokter 1 Rusak Ringan 7 Rumah Dinas Paramedis 1 Rusak Berat 8 Ambulance 1 Rusak Ringan 9 Sepeda Motor Dinas 11 Rusak Berat Dua Buah 10 Komputer 7 Rusak Berat Empat Buah 11 Jaringan LAN Tidak Ada 12 Jaringan Internet Tidak Ada Peralatan Medis 13 Peralatan untuk diagnostic set ~ Puskesmas Set Ada Tidak Lengkap ~ Pustu Set Ada Tidak Lengkap 14 Peralatan untuk kesehatan gigi set ~ Dental Unit 1 Baik ~Perawatan Gigi Set 1 Baik 15 Peralatan untuk Laboraturium set Ada Tidak Lengkap

16 Peralatan untuk Tindakan Medis set Ada 17 Bidan Kit KIA Set Ada 18 Pusling Kit 1 Peralatan Non Medis 19 Cold chain 1 20 Sanitarian Kit 0 21 Alat fogging 0 22 P3K set 1 23 Mist blower agrimondo K.45 0 24 Vaksin carier Ada 25 PONED set 0

Tidak Lengkap Cukup baik Baik Baik 0 0 Baik 0 Cukup baik 0

Dilihat dari tabel diatas, terlihat ada beberapa sarana dan prasarana yang mencukupi dan ada juga belum mencukupi. Keadaan tersebut diharapkan secara bertahap dapat dipenuhi oleh pemerintah. Dalam penanggulangan strategi DOTS komponen pemeriksaan specimen dahak dengan mokroskopis adalah merupakan kunci utama penengakan diagnosis, akan tetapi walau telah memiliki sarana mikroskopis masih belum menjamin dari terjadinya infeksi nosokomial yang disebabkan oleh kurangnya prasarana untuk menunjang pencegahan infeksi tersebut. Terlebih Puskesmas Curug untuk kedepan dipersiapkan untuk Puskesmas Perawatan/Rawat Inap maka seyogyanya pihak pemeritah memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap minimal dengan standarisasi ideal sebuah Puskesmas Perawatan. Karena Laboraturium Klinis sangat berperan dalam penegakan diagnosis, untuk itu selayaknyalah sesuah puskesmas memiliki sarana Laboraturium yang memadai.

4.3. SUMBER DAYA TENAGA


Sumber daya ketenagaan merupakan bagian penting dalam menjalankan kegiatan atau program pada semua unit pelayanan baik langsung maupun tidak langsung. Peningkatan derajat kesehatan, yang di tandai dengan menurunnya angka kematian ibu dan bayi, menurunnya angka kesakitan pada masyarakat dan tidak ditemukannya masalah gizi buruk dimasyarakat, tentunya sangat dipengaruhi oleh sumber daya ketenagaan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Keadaan ketenagaan khususnya tenaga kesehatan di Puskesmas Curug perlu diperhatikan baik secara pengadaan maupun pendistribusian. Seperti diketahui Puskesmas Curug ini

merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya masih sangat awam dan wilayahnya masih cukup terpencil. Sehingga masih banyak Tenaga Kesehatan khususnya bidan yang belum tinggal ditempat.
TENAGA KESEHATAN NO UNIT KERJA PERAWAT & BIDAN
4

MEDIS
3

FARMASI
5

GIZI
6

TEKNISI MEDIS
7

SANITASI
8

KESMAS
9

TEKNIS LAIN
10

JUMLAH
11

PUSKESMAS CURUG

26

15

50

Selain keberadaan tenaga kesehatan, namun yang tidak kalah penting untuk membantu melaksanakan pelayanan, diperlukan juga tenaga non kesehatan. Perbandingan jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan dapat di lihat pada grafik di bawah ini :

BAB V PELAKSANAAN UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) 5.1. Posyandu Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. A.A. Gde Muninjaya (2002:169) mengatakan : Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu). Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek

lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen kesehatan, 1987:10). Gambaran Posyandu di Puskesmas Curug masih sangat minim aktifitasnya, ini dapat dilihat pada Grafik berikut ini;

5.2. Poskesdes Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain (Depkes, 2007). Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan: 1. Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular yang berpotensi menimbulkan 2. Kejadian Luar Biasa (KLB) dan faktor resikonya termasuk status gizi serta kesehatan ibu hamil yang beresiko. 3. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB serta faktor resikonya termasuk kurang gizi. 4. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdarutan kesehatan. 5. Pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensinya. 6. Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain.

Di UPT Puskesmas Curug pengembangan Poskesdes baru berjalan namun geraknya terus ditingkatkan melalui sosialisasi oleh kader-kader Posyandu. Poskesdes yang ada baru dua Poskesdes dengan prasarana yang minim yang menjadi kendalanya. 5.3. Poskestren Kegiatan Poskestren adalah memberdayakan masyarakat pesantren baik santri/ti maupun guru agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Konsep pemberdayaan masyarakat pesantren ini adalah memperkenalkan mereka akan permasalahan yang mereka hadapi yang dilakukan oleh mereka sendiri. Sehingga masalah yang ditemukan benar-benar dirasakan dan disepakati oleh mereka. Cikal bakal Poskestren di wilayah kerja Puskesmas Curug baru 1 buah, yaitu di desa Kamanisan. 5.4. Desa siaga Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes, 2007). Paparan kegiatan Desa Siaga pernah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Serang pada tahun 2010 lalu, namun kegiatan tersebut belum mengakar pada pribadi masyarakat setempat akibat terkendala berbagai hal yang menyangkut sarana dan prasarana serta kesadaran masyarakatnya yang belum maksimal. Kriteria desa siaga meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Adanya forum masyarakat desa Adanya pelayanan kesehatan dasar Adanya UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa setempat Dibina Puskesmas Poned Memiliki system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis masyarakat. Memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana berbasis masyarakat. Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat. Memiliki lingkungan yang sehat.

9.

Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat. Tahapan desa siaga :

1.

Bina yaitu desa yang baru memiliki forum masyarakat desa, pelayanan kesehatan dasar, serta ada UKBM Mandiri.

2.

Tumbuh yaitu desa yang sudah lebih lengkap dengan criteria pada tahapan bina ditambah dengan dibina oeh puskesmas Poned, serta telah memiliki system surveilans yang berbasis masyarakat.

3.

Kembang yaitu desa dengan criteria tumbuh dan memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana serta system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat yang telah berjalan.

4.

Paripurna yaitu desa yang telah memiliki seluruh criteria desa siaga. Dari kriteria diatas Desa Siaga diwilayah kerja UPT Puskesmas Curug masih dalam kategori Bina, dan menjadi Pekerjaan Rumah kami untuk terus meningkatkan vitalitas kegiatan Desa Siaga agar mampu mencapai tingkat yang lebih baik lagi.

BAB VI PELAKSANAAN PROGRAM PHBS

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi bayi ASI eksklusif 3. Menimbang bayi dan balita

4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah

PHBS merupakan salah satu program prioritas pemerintah melalui puskesmas dan menjadi sasaran luaran dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2006). Wilayah kerja UPT Puskesmas Curug saat ini masih menghadapi permasalahan masih tingginya angka penyakit infeksi juga peningkatan penyakit degeneratif. Buruknya kondisi lingkungan serta belum baiknya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat diduga menjadi penyebab permasalahan tersebut. Implementasi program PHBS yang telah dicanangkan , masih menemui banyak kendala. Data PHBS UPT Puskesmas Curug, dapat dilihat dalam table berikut ini:

RUMAH TANGGA NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DIPANTAU 4 88 92 80 83 140 CURUG 93 74 20 93 71 834 BER PHBS * 5 72 31 23 49 77 40 31 11 52 36 422 % 6 81.8% 33.7% 28.8% 59.0% 55.0% 43.0% 41.9% 55.0% 55.9% 50.7% 50.6%

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2 CURUG CURUG MANIS CIPETE SUKALAKSANA TIMGGAR PANCALAKSANA KAMANISAN SUKAWANA CILAKU

10 SUKAJAYA JUMLAH (KEC)

BAB VI

PENUTUP Dengan telah disajikan Profil Kesehatan UPT Puskesmas Curug tahun 2011(Data tahun 2011), diharapkan dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Curug

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Curug merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan. Indikator Indonesia Sehat 2015 dan Curug Sehat 2015. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan UPT Puskesmas Curug , perlu dicari terobosan dan mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat untuk mengisi kekosongan data agar dapat tersedia data dan informasi berkualitas yang sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan.

Diharapkan Profil Kesehatan UPT Puskesmas Curug 2011 ini dapat bermanfaat dalam rangka penyusunan serta pengendalian program kesehatan dan menjadikan informasi yang penting dan dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor maupun mayarakat.

Curug, 1 Februari 2012 Penyusun Diposkan oleh intan iqbal di 05.22

You might also like