You are on page 1of 7

2.1.

6 Klasifikasi dan Manifestasi Klinis Vertigo Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral. Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan. Tabel 1: Gejala yang sering menyertai vertigo N

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign paroxysmal positional vertigo, penyakit meniere, vestibular neuritis, dan labyrinthitis. Sedangkan vertigo sentral terjadi jika terdapat abnormalitas di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum.

2.1.7 Diagnosa Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. rah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau meneteskan air dingin ke dalam telinga. !ntuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup. a. namnesis

"ertama ditanyakan bentuk vertigonya# melayang, goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. "erlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo# perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan. "rofil waktu# apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal, kronik, progresif atau membaik. $eberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang karakteristik. pakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai%ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n. vestibularis. "enggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik%vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan. &uga kemungkinan trauma akustik.

b. "emeriksaan 'isik (itujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan sistemik, otologik atau neurologik ) vestibuler atau serebeler* dapat berupa pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola mata%nistagmus dan fungsi serebelum. "endekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah untuk menentukan penyebab* apakah akibat kelainan sentral ) yang berkaitan dengan kelainan susunan saraf pusat ) korteks serebri, serebelum,batang otak, atau berkaitan dengan sistim vestibuler%otologik* selain itu harus

dipertimbangkan pula faktor psikologik%psikiatrik yang dapat mendasari keluhan vertigo tersebut. 'aktor sistemik yang juga harus dipikirkan%dicari antara lain aritmi jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantungkongestif, anemi, hipoglikemi. (alam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama harus ditentukan bentuk vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai. c. "emeriksaan 'isik !mum "emeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik* tekanan darah diukur dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri* bising karotis, irama +denyut jantung, dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa. d. "emeriksaan Neurologis "emeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada# -. 'ungsi vestibuler%serebeler i. !ji .omberg #

"enderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. $iarkan pada posisi demikian selama /0-10 detik. 2arus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya +misalnya dengan bantuan titik

cahaya atau suara tertentu,. "ada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup. ii. 3andem Gait# "enderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri%kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan%kiri ganti berganti. "ada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh. iii. !ji !nterberger. $erdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. "ada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang%berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram* kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. 4eadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.

iv. "ast-pointing test +!ji 3unjuk $arany, (engan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. 2al ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. "ada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi. Pemeriksaan Kh s s !to"Ne rologis "emeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau perifer. # . $ ngsi Vestib ler i. !ji (i5 2allpike

(ari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke belakang dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 678 di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 678 ke kanan lalu ke kiri. "erhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral. "erifer +benign positional vertigo,# vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten /--0 detik, hilang dalam waktu kurang dari - menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali +fatigue,. Sentral# tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber-langsung lebih dari - menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula +non-fatigue,. ii. 3es 4alori "enderita berbaring dengan kepala fleksi 108, sehingga kanalis semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. 4edua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin +1089, dan air hangat +6689, masing-masing selama 60 detik dan jarak setiap irigasi 7 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut +normal :0--70 detik,. (engan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan. Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah

nistagmus yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau n. V;;;, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi sentral. iii. <lektronistagmogram "emeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.

2. $ ngsi Pendengaran a. 3es garpu tala 3es ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli perseptif, dengan tes-tes .inne, =eber dan Schwabach. "ada tuli konduktif tes .inne negatif, =eber lateralisasi ke sisi yang tuli, dan Schwabach memendek. b. udiometri da beberapa macam pemeriksaan audiometri seperti Loudness Balance Test, S;S;, Bekesy Audiometry, Tone Decay. "emeriksaan saraf-saraf otak lain meliputi# acies visus, kampus visus, okulomotor, sensorik wajah, otot wajah, pendengaran, dan fungsi menelan. &uga fungsi motorik +kelumpuhan ekstremitas,, fungsi sensorik +hipestesi, parestesi, dan serebeler +tremor, gangguan cara berjalan,.

"emeriksaan "enunjang 3es pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang

mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran. "emeriksaan lainnya adalah 93 scan atau >.; kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. &ika diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang. &ika diduga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak. "emeriksaan "enunjang yang diperlukan adalah #

-. "emeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi. /. 'oto .ontgen tengkorak, leher, Stenvers +pada neurinoma akustik,. 1. Neurofisiologi#<lektroensefalografi+<<G,,<lektromiografi +<>G,, $rainstem

uditory <voked "ontential +$ <",. D#$T#% P&'T#K#

1. Goldman $. Vertigo and di??iness. ;n#3intinalli &< +ed.,. Emergency

edicine!A

Compre"ensive #tudy $uide, 7th ed.,New @ork, N@# >cGraw-2ill, /00-.pp. -67/)-6A1. 2. 4roenke 4, Bucas 9 , .osenberg >B, et al.9auses of persistent di??iness. prospective study of -00 patients in ambulatory care. Ann %ntern :06. (. Elshaker &S. Vertigo. ;n# .osen ", $arkin . +eds,. Emergency edicine! Concepts ed -::/*--C#D:D)

and Clinical &ractice, 7th ed., St. Bouis, >E#>osby, /00/. pp. -/1)-1-

You might also like