You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Membran didefinisikan sebagai lapisan tipis, pembatas antara dua fasa yang bersifat semipermeabel. Teknologi membran banyak dikembangkan, karena mempunyai beberapa keunggulan dibanding proses pemisahan yang lain. Keunggulannya yaitu pemisahan (separation) dapat berlangsung secara kontinyu, energi yang digunakan umumnya rendah, proses membran dapat dikombinasikan dengan proses pemisahan yang lain, sifat-sifat dan variabel membran dapat disesuaikan, zat aditif yang digunakan tidak terlalu banyak, pemisahan larutanlarutan yang peka terhadap suhu (misalnya larutan biologis dan organik), energinya tergolong hemat dan bersih, serta relatif tidak menimbulkan limbah. engan keunggulannya tersebut teknologi membran digunakan dalam aplikasi yang makin luas, misalnya desalinasi air laut dan air payau, pemisahan dan pemekatan air limbah industri (waste water treatment), pen!ernihan dan sterilisasi air minum, pemisahan gas, pemisahan darah untuk penderita gin!al, serta bioteknologi ("ahya, #$%#) i &ndonesia, teknologi membran belum berkembang begitu pesat seperti di negara ma!u karena membran belum banyak diproduksi di &ndonesia. &ndustri yang akan menggunakan teknologi ini harus mengimpor membran beserta modul dan sistemnya sehingga harganya relatif lebih mahal. 'paya pencarian bahan baku alternatif sebagai bahan baku pembuatan membran !uga sangat diperlukan mengingat &ndonesia kaya dengan tanaman berselulosa tinggi seperti pisang, nanas, kelapa, eceng gondok, dan lain-lain. (arutan atau media yang mengandung glukosa dapat di!adikan selulosa dari proses sintesis dengan bakteri (selulosa mikrobial). )elain itu selulosa mikrobial seperti nata mempunyai kekhasan sifat struktural dan fisikokimia*i dibandingkan selulosa kayu. +roduksi buah nanas di &ndonesia pada tahun #$$, mencapai %.--..$/, ton. )ebagai komoditi hortikultura, buah nanas diolah men!adi berbagai macam produk seperti selai, sirup, sari buah, nektar serta buah dalam botol atau kaleng.

0erbagai macam pengolahan tersebut menimbulkan limbah kulit yang belum banyak dimanfaatkan, atau relatif hanya dibuang, sehingga menimbulkan masalah bagi lingkungan. )atu buah nanas hanya -12 bagian sa!a yang dapat dikonsumsi, sedangkan sisanya dibuang sebagai limbah, sehingga limbah kulit nanas makin lama makin menumpuk dan umumnya hanya dibuang sebagai sampah. 0erdasarkan kandungan nutriennya, kulit buah nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Kulit buah nanas mengandung .%.3# 2 air4 #$..3 2 serat kasar4 %3.-1 2 karbohidrat4 /./% 2 protein4 dan %1.5- 2 gula reduksi (6prilia, #$$,). Melihat potensi yang besar pada kulit nanas, membuka peluang dalam pemanfaatan limbah kulit nanas men!adi produk yang lebih bermanfaat melalui fermentasi dengan bakteri Acetobacter xylinum men!adi produk nata (nata de pina). )tudi mendalam terhadap nata untuk berbagai bidang aplikasi sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah bagi produk nata sebagai membran selulosa. 1.2 Rumusan masalah )elulosa merupakan biopolimer yang !umlahnya paling melimpah di alam dan mempunyai peranan penting sebagai bahan baku berbagai !enis industri. membran didefinisikan sebagai lapisan tipis, pembatas antara dua fasa yang bersifat semipermeabel. &skandar,dkk (#$%$) telah melakukan percobaan untuk membuat 7ilm )elulosa dari Nata de Pina. Tahapan a*alnya adalah membuat nata dari buah nanas dengan cara fermentasi menggunakan acetobacter xylinum yang dilakukan pada suhu ruang selama %- hari untuk melihat pengaruh konsentraasi gula (nutrisi) dan p8 pada kualitas film. 8asil penelitiannya menun!ukkan bah*a hasil terbaik didapat pada konsestrasi gula %$2 dan p8 -. imana rendemen yag didapat sebanyak #5,.$2, dengan kadar air .$,--2, dan ketebalan 1,1$ cm. +roduk nata ini dapat digunakan untuk membuat film selulosa dengan karakteristik .,#$ Kgf9mm# and %%,3%2 untuk kekuatan regangan maksimum dan kemampuan elongasi

+otensi limbah dari beberapa tanaman !uga dapat dimanfaatkan selulosanya dengan proses biosintesis atau fermentasi. )is*arni (#$$3) melakukan penelitian dengan memanfaatkan (imbah Kulit +isang sebagai Membran )elulosa dengan cara fermentasi menggunakan acetobacter xylinum sebagai starter. :ariasi !umlah starter adalah -$ ml, %$$ ml, %-$ ml, dan #$$ ml, sedangkan *aktu fermentasi 3 hari, , hari, %% hari, dan %1 hari. ;umlah starter yang optimal adalah #$$ ml < #-$ ml media dan *aktu fermentasi %1 hari diperoleh ketahanan sobek, kekuatan tarik, dan permeabilitas dengan nilai standar. 7ebrianti (#$%1) melakukan biosintesis selulosa oleh acetobacter xylinum menggunakan limbah cair tahu sebagai media pertumbuhan dengan penambahan molase. iu!ikan tiga konsentrasi molase, yaitu #2, /2, dan 52. +engamatan berat lapisan selulosa yang dihasilkan dilakukan pada hari ke-%$. 8asil penelitian memperlihatkan bah*a semakin tinggi konsentrasi molase yang diberikan maka semakin besar berat lapisan selulosa yang dihasilkan, *alaupun perbedaan berat ini tidak segnifikan setelah diu!i dengan 6nava. Konsentrasi molase 52 menghasilkan berat selulosa yang paling tinggi. 0ahan lain yang dapat dimanfaatkan adalah eceng gondok, seperti penelitian yang dilakukan oleh =achmilda (#$%%) dengan memanfaatkan selulosa asetat dari eceng gondok sebagai bahan baku pembuatan membran untuk desalinasi +roses fermentasi dilakukan dengan starter Acetobacter xylinium dengan variasi %$$ m(, %-$ m(, dan #$$ m(. Membran dibuat dengan mencampurkan gumpalangumpalan selulosa asetat dalam pelarut diklorometan hingga terbentuk dope dan dicetak di atas pelat kaca. +enelitian ini menghasilkan membran selulosa asetat dari eceng gondok dengan !umlah #$$ ml starter 6cetobacter >ylinium memiliki kemampuan terbaik dalam proses desalinasi, yaitu sebesar #-2 koefisien re!eksi membran. Membran yang dihasilkan termasuk membran ultrafiltrasi dengan ukuran pori membran yang dihasilkan antara %,,/1 nm hingga -.,#. nm. +ada pemanfaatan selulosa sebagai edible film, (uki (#$$#) melakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah cair ?virgin coconut oil@ (vco) sebagai bahan baku selulosa bakteri dan aplikasinya sebagai ?edible cellulose film@ (ecf) dengan variasi lama fermentasi (., %$,%# hari) dan lama perendaman dalam

larutan gliserin (%, %.-, # !am), 8asil penelitian menun!ukkan bah*a perlakuan lama fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (AB$,$%) pada parameter kadar air, kadar selulosa, ketebalan, Ctensile strengthC, elongasi, daya serap air dan permeabilitas uap air. )edangkan lama perendaman film dalam gliserin memberikan pengaruh sangat nyata (AB$,$%) terhadap parameter kadar air, kadar selulosa, Ctensile strengthC dan elongasi, serta memberikan pengaruh nyata pada ketebalan, daya serap air dan permeabilitas uap air. D"7 yang dibuat dari selulosa bakteri (nata) memiliki karekteristik ketebalan $,$#/-$,$/5 mm, kadar air -,/,%-3,$#3 2, kadar selulosa ,$,,#1-,/,/%3 2, @tensile strength@ %5,/%--##,-/- E9cm#, elongasi %$,%1,-%1,3.# 2, permeabilitas uap air $,$$--$,$$. gr9cm#, dan kecerahan /3,-#$-/.,/$$. Mulyono (#$$3) telah melakukan studi mengenai potensi Membran Eata "oco )ebagai Material 0iosensor. Menggunakan bakteri e acetobacter

>ylinum.hasil penelitian menun!ukkan membran dengan lama inkubasi 1 hari dapat mele*atkan glukosa sebesar 35,./ 2, harga fluks9permeabilitas sebesar 5%,%- (m-#!am-%. 'ntuk konsentrasi rendah permeat yang dihasilkan mencapai .32 dan berkurang dengan bertambahnya konsentrasi. +embuatan membran selulosa asetat dari nata de coco untuk memisahkan gas EF> pada asap rokok telah diteliti oleh Ginahyu (#$%%). Membran yang digunakan merupakan membran selulosa asetat yang berasal dari selulosa bakterial yaitu nata de coco dengan cara fermentasi menggunakan bakteri 6cetobacter >ylinum. perbandingan berat nata de coco dengan volume asam asetat glasial yaitu 1 gH#$ m( dan 1 gH#- m( 8asil penelitian yang dihasilkan adalah kedua membran selulosa asetat dari nata de coco yang dihasilkan berbentuk lembaran ber*arna putih dengan ketebalan $,3 mm, gas EFI yang terserap pada membran selulosa asetat dengan perbandingan berat nata de coco yang digunakan dengan volume asam asetat glasial 1 gH#$ m( kadarnya sebesar -,,5%2, sedangkan dengan perbandingan 1 gH#- m( kadarnya sebesar 5%,-/2, sehingga membran selulosa asetat dari nata de coco yang dihasilkan efektif dalam memisahkan gas EFI dari asap rokok

(indu,dkk (#$%$) melakukan penelitian tentang sintesis dan u!i kemampuan membran selulosa asetat dari nata de coco sebagai membran ultrafiltrasi untuk menyisihkan zat *arna pada air limbah artifisial. Telah diperoleh membran selulosa asetat dari nata de coco dengan variasi konsentrasi perendam EaF8 # 2 ("6-%), / 2 ("6-#). )elulosa asetat hasil asetilasi memiliki kadar asetil sebesar /-,#$ 2 ("6-%) dan //,.$2 ("6-#). 6nalisis 7T&= menun!ukkan serapan khas gugus "BF Karbonil pada bilangan gelombang %3--,# cm-% ("6-%) dan %3-#,#cm-% ("6-#) serta gugus "-F 6setil pada bilangan gelombang %#1# cm-% sampai %#/$ cm-%. Kiner!a kedua !enis membran diu!i pada tekanan # bar, / bar dan 5 bar baik dengan air murni maupun air limbah artifisial. +emanfaatan membran selulosa untuk pengolahan air telah diteliti oleh Dka "ahya Mulia*ati (#$%#). Membran dibuat dengan metode inversi fasa dengan variasi *aktu penguapan pelarut %$ detik, %- detik, #- detik dan variasi penambahan +DJ #,-2, 1,-2, -2. Membran dengan kiner!a optimum diperoleh pada komposisi selulosa asetat #12, poli etilen glikol -2, dan aseton 3#2, penambahan air %2 pada *aktu penguapan pelarut #- detik dan suhu koagulan pada suhu kamar. Karakterisasi membran diperoleh kiner!a optimum meliputi H fluks 1/./%5 (.m-#.!am-%.bar-% , re!eksi untuk kekeruhan ,# 2, re!eksi untuk T ) (padatan terlarut) .- 2, re!eksi untuk ion multivalent yaitu "a sebesar .%2, modulus young %#/11 E9cm#. )elain bermanfaat dalam pengolahan air, membran selulosa !uga dapat digunakan sebagai pengikatan logam, seperti yang telah dilakukan oleh (ia 6prilia (#$$,) yaitu preparasi produk nata de pina dan aplikasi pengikatannya terhadap logam kobalt(ii). engan memanfaatkan limbah kulit nanas melalui fermentasi dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum men!adi produk yang nata de pina. Modifikasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah modifikasi nata menggunakan asam sulfat, EaF8, dan asam monokloroasetat (konversi men!adi karboksimetil selulosa). +encirian lembaran kering nata termodifikasi kimia menggunakan Fourier transfom infrared (7T&=). 'rutan kapasitas adsorpsi terbesar dari setiap nata termodifikasi kimia dan tanpa modifikasi terhadap kobalt(&&) adalah modifikasi EaF8 K tanpa modifikasi K modifikasi asam sulfat K

modifikasi asam monokloroasetat, dengan nilai kapasitas adsorpsi maksimumnya berturut-turut sebesar -#$..,, /#$.53, ,-.53, dan /3.1, Lg9g adsorben. 'rutan nilai efisiensi adsorpsi terbesar dari nata termodifikasi kimia dan tanpa modifikasi terhadap logam kobalt(&&) adalah modifikasi EaF8 K tanpa modifikasi K modifikasi asam sulfat K modifikasi asam monokloroasetat, dengan nilai efisiensi adsorpsi maksimumnya berturut-turut /$.3%, #1.,,, ..#5, dan /.#-2. Eata termodifikasi kimia (EaF8) dapat men!erap %,.#/2 lebih banyak logam kobalt dibandingkan nata tanpa modifikasi. 0erdasarkan beberapa referensi tersebut diatas, kebaruan pada penelitian kali ini yang akan dirumuskan sebagai permasalahan pemanfaatan kulit nanas untuk membuat membran selulosa dengan mikroorganisme acetobacter xylinum dengan berbagai variabel di dalamnya yang kemudian komposisi optimum diterapkan pada pembuatan membran selulosa dari kulit nanas. 1.3 Tujuan +enelitian ini bertu!uan untuk H %. #. 1. /. 1.4 Membuat membran selulosa dari nata de pina yang berasal dari kulit buah nanas mengetahui pengaruh nata yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum dari fermentasi sari kulit nanas Menilai proses fermentasi berdasarkan kondisi yang berbeda Melakukan pengu!ian pada membran selulosa yang dihasilkan an!aat Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang potensi kulit nanas dan bakteri Acetobacter xylinum sebagai bahan pembuatan membran, dan membuka peluang peningkatan nilai !ual terhadap nanas serta pemanfaatan limbah nanas

You might also like