You are on page 1of 6

PROSES PEMBENTUKAN WILAYAH PASURUAN BERDASARKAN TENAGA ENDOGEN ==> TEKTONISME DAN VULKANISME TEKTONISME Teori tektonik lempeng

adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai sifat-sifat bumi yang mobil/dinamis yang disebabkan oleh gaya endogen yang berasal dari dalam bumi. Berdasarkan teori tektonik lempeng, lempeng-lempeng yang ada saling bergerak dan berinteraksi satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng lempeng tersebut juga secara tidak langsung dipengaruhi oleh rotasi bumi pada sumbunya. Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan rotasi yang terjadi bola bumi akan akan semakin cepat ke arah ekuator. Pada gambar diperlihatkan prinsip-prinsip dari pergerakan lempeng bumi, dimana pada bagian kutub (Euler pole) masuk ke dalam lingkaran besar sedangkan ke arah ekuator masuk ke dalam lingkaran kecil. Interaksi antar lempeng dapat saling mendekat (subduction), saling menjauh dan saling berpapasan (strike slip fault). Adanya tektonik ini, maka terbentuk lipatan serta patahan. Lipatan adalah suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastis. Lapisan yang melengkung membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F Umgrove disebut idiogeosinklinal. Adakalanya sebuah daerah lipatan terjadi dari beberapa antiklinal dan sinklinal. Deretan semacam itu masing- masing disebut antiklinorium dan sinklinorium. Patahan adalah gejala retaknya kulit bumi yang tidak plastis akibat pengaruh tenaga horizontal dan tenaga vertikal. Daerah retakan seringkali mempunyai bagian-bagian yang terangkat atau tenggelam. Jadi, selalu mengalami perubahan dari keadaan semula, kadang bergeser dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan, bagian-bagiannya tetap berada di tempatnya. VULKANISME Istilah vulkanisme berasal dari kata latin vulkanismus nama dari sebuah pulau yang legendaris di Yunani. Tidak ada yang lebih menakjubkan diatas muka bumi ini dibandingkan dengan gejala vulkanisme dan produknya, yang pemunculannya kerapkali menimbulkan kesan-kesan religius. Letusannya yang dahsyat dengan semburan bara dan debu yang menjulang tinggi, atau keluar dan mengalirnya bahan pijar dari lubang di permukaan, kemudian bentuk kerucutnya yang sangat mempesona, tidak mengherankan apabila di masa lampau dan mungkin juga sekarang masih ada

sekelompok masyarakat yang memuja atau mengkeramatkannya seperti halnya di pegunungan Tengger (Gn.berapi Bromo) di Jawa Timur. Vulkanisme dapat didefinisikan sebagai tempat atau lubang diatas muka bumi dimana daripadanya dikeluarkan bahan atau bebatuan yang pijar atau gas yang berasal dari bagian dalam bumi ke permukaan, yang kemudian produknya akan disusun dan membentuk sebuah kerucut atau gunung. Sebab sebab terjadinya vulkanisme adalah diawali dengan proses pembentukan magma dalam litosfir akibat peleburan dari batuan yang sudah ada, kemudian magma naik ke permukaan melalui rekahan, patahan dan bukaan lainnya dalam litosfir menuju dan mencapai permukaan bumi. Wilayah-wilayah sepanjang batas lempeng dimana dua lempeng litosfir saling berinteraksi akan merupakan tempat yang berpotensi untuk terjadinya gejala vulkanisma. Gejala vulkanisma juga dapat terjadi di tempat-tempat dimana astenosfir melalui pola rekahan dalam litosfir naik dengan cepat dan mencapai permukaan. Tempat-tempat seperti itu dapat diamati pada batas lempeng litosfir yang saling memisah-diri seperti pada punggung tengah samudra, atau pada litosfir yang membentuk lantai samudera. Proses Pembentukan Wilayah Pasuruan Kondisi Umum Wilayah Kabupaten Pasuruan adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan berlokasi di Kota Pasuruan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Probolinggo di Timur, Kabupaten Malang di selatan, Kota Batu di barat daya, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Kabupaten ini dikenal sebagai daerah perindustrian, pertanian, dan tujuan wisata. Kompleks Dataran Tinggi Tengger dengan Gunung Bromo merupakan atraksi wisata utama. Geografi Daerah Pasuruan Letak geografi Kabupaten Pasuruan antara 1120 33 55 hingga 1130 30 37 Bujur Timur dan antara 70 32 34 hingga 80 30 20 Lintang Selatan dengan batas batas wilayah: Utara : Kabupaten Sidoarjo dan Selat Madura. Selatan : Kabupaten Malang Timur : Kabupaten Probolinggo Barat : Kabupaten Mojokerto

Bagian utara wilayah Kabupaten Pasuruan merupakan dataran rendah. Bagian barat daya merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Bagian tenggara adalah bagian dari Pegunungan Tengger, dengan puncaknya Gunung Bromo. Kondisi wilayah Kabupaten Pasuruan terdiri dari daerah pegunungan berbukit dan daerah dataran rendah, yang secara rinci dibagi menjadi 3 bagian : Bagian selatan terdiri dari pegunungan dan perbukitan dengan ketinggian permukaan tanah

antara 186 meter sampai 2.700 meter yang membentang mulai dari wilayah kecamatan Tutur, Purwodadi dan Prigen. Bagian Tengah terdiri dari dataran rendah yang berbukit dengan ketinggian permukaan antara

6 meter sampai 91 meter dan pada umumnya relatif subur. Bagian Utara terdiri dari dataran rendah pantai yang tanahnya kurang subur dengan ketinggian

permukaan tanah 2 meter sampai 8 meter. Daerah ini membentang dari timur yakni wilayah kecamatan Nguling ke arah Barat yakni Kecamatan Lekok, Rejoso, Kraton dan Bangil. Secara geologis daerah Kabupaten Pasuruan dilewati oleh lempeng Eurasia, lempeng ini terus bergerak dari waktu ke waktu. Gerakan ini akan menimbulkan pergeseran lempeng, yang akan membentuk lipatan atau patahan. Dapat kita temui deretan perbukitan mulai dari jalan sepanjang daerah Purwodadi-Nongkojajar. Perbukitan ini terjadi karena proses tektonik,yaitu bentukan lahan yang terjadi sebagai akibat deformasi kulit bumi oleh proses angkatan, patahan, dan atau lipatan (proses tektonik). Dengan adanya proses ini maka terbentuklah perbukitan yang memanjang sepanjang daerah daerah Purwodadi-Nongkojajar. Selain dipengaruhi oleh proses tektonisme, Pasuruan juga dipengaruhi oleh proses vulkanisme. Landform yang terbentuk karena aktivitas volkan/gunung berapi (resen atau subresen). Landform ini dicirikan dengan adanya bentukan kerucut volkan, aliran lahar, lava ataupun dataran yang merupakan akumulasi bahan volkan. Wilayah Pasuruan dikelilingi oleh beberapa gunung aktif seperti G.Semeru, G.Welirang serta G.Bromo. Pada wilayah Nongkojajar, daerahnya relative subur, karena dekat dengan pegunungan yang mengandung bahan- bahan yang kaya akan hara. Sehingga di daerah ini banyak terdapat kegiatan pertanian seperti bercocok tanam sayur dan buahbuahan. Pada daerah Pasuruan khususnya bagian utara, seringkali terjadi peristiwa banjir, hal ini dikarenakan pada daerah Pasuruan dilewati oleh enam sungai serta daerah ini meruakan daerah dataran rendah sehingga banjir tidak dapat dihindari. Sungai yang mengalir di daerah Pasuruan antara lain :

Sungai Lawean Sugai Rejoso Sungai Gembong Sungai Welang Sungai Masangan

: Bermuara di Desa Penunggul, Kec. Nguling. : Bermuara di Wilayah Kec. Rejoso. : Bermuara di Wilayah kota Pasuruan. : Bermuara di Desa Pulokerto. Kec, Kraton. : Bermuara di Desa Raci, Kec. Bangil.

Sungai Kedunglarangan : Bermuara di Desa Kalianyar, Kec. Bangil. Karena sering terjadi banjir, maka daerah ini dapat disebut sebagai daerah dataran banjir. Pembentukan daerah ini dipengaruhi oleh sungai-sungai yang melewati. Aktivitas sungai akan membawa bahan endapan sungai dalam jumlah yang relative banyak dalam kurun waktu yang lama. Dengan adanya penendapan bahan-bahan sedimentasi ini maka terbentuk wilayah yang dipengaruhi oleh aktifitas sungai dan disebut dengan landform alluvial. Dengan demikian, proses pembentukan daerah Pasuruan dipengaruhi oleh proses Tektonik, vulkanisme serta aktivitas sungai (Aluvial)

ANALISIS LANDSKAP TERPADU (geomorfologi daerah Pasuruan)


GEOMORFOLOGI DAERAH PASURUAN Berdasarkan ilmu pengetahuan kebumian, teori yang menjelaskan mengenai bumi yang dinamis (mobil) dikenal dengan Tektonik Lempeng. Teori tektonika Lempeng adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut

Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya).

Keadaan Geografi Kabupaten Pasuruan Letak geografi Kabupaten Pasuruan antara 1120 33 55 hingga 1130 30 37 Bujur Timur dan antara 70 32 34 hingga 80 30 20 Lintang Selatan dengan batas batas wilayah: Utara : Kabupaten Sidoarjo dan Selat Madura. Selatan : Kabupaten Malang Timur : Kabupaten Probolinggo Barat : Kabupaten Mojokerto Kondisi wilayah Kabupaten Pasuruan terdiri dari daerah pegunungan berbukit dan daerah dataran rendah, yang secara rinci dibagi menjadi 3 bagian : Bagian selatan terdiri dari pegunungan dan perbukitan dengan ketinggian permukaan tanah antara 186 meter sampai 2.700 meter yang membentang mulai dari wilayah kecamatan Tutur, Purwodadi dan Prigen. Bagian Tengah terdiri dari dataran rendah yang berbukit dengan ketinggian permukaan antara 6 meter sampai 91 meter dan pada umumnya relatif subur. Bagian Utara terdiri dari dataran rendah pantai yang tanahnya kurang subur dengan ketinggian permukaan tanah 2 meter sampai 8 meter. Daerah ini membentang dari timur yakni wilayah kecamatan Nguling Kearah Barat yakni Kecamatan Lekok, Rejoso, Kraton dan Bangil. CUACA DAN IKLIM Kabupaten Pasuruan pada umumnya beriklim tropis, dengan klasifikasi Schimdt dan Fergusan. Sebagian besar kecamatan tipe iklim C dan selebihnya tipe B. Temperatur sebagian besar wilayah antara 240 320C, sedangkan untuk wilayah diatas 2.770 meter temperature terendah mencapai 50C utamanya Kecamatan Tosari. Variasi curah hujan rata rata dibawah 1.500-2500 mm. Angin Barat dan Timur kecepatan rata rata 12 30 knot.

HIDROLOGI Potensi hidrografi memberikan peluang yang besar bagi pembangunan baik untuk keperluan air minum, irigasi, pariwisata dan industri. Potensi hidrografi antara lain : 18 sungai dan 6 sungai besar yang bermuara di Selat Madura, Selain potensi sungai terdapat danau dan sejunlah mata air,

diantaranya Danau Ranu Grati mampu mengeluarkan debit air maximum 980 liter/detik, selain itu juga terdapat 470 sumber mata air yang tersebar di 24 Kec. dan yang terbesar adalah Sumber Air Umbulan di Kec. Winongan dengan debit 5.650 liter/detikyang digunakan untuk keperluan air minum Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, kota Surabaya dan menurut rencana akan diperluas Kabupaten Sidoarjo serta Kabupaten Gresik dan Sumber Air Banyu Biru juga terdapat di Kec. Winingan dengan debit maximum 225 liter/detik. Di wilayah Kabupaten Pasuruan mengalir enam sungai yang besar yang bermuara di Selat Madura, yaitu: Sungai Lawean Sugai Rejoso : Bermuara di Desa Penunggul, Kec. Nguling. : Bermuara di Wilayah Kec. Rejoso.

Sungai Gembong : Bermuara di Wilayah kota Pasuruan. Sungai Welang : Bermuara di Desa Pulokerto. Kec, Kraton.

Sungai Masangan : Bermuara di Desa Raci, Kec. Bangil. Sungai Kedunglarangan : Bermuara di Desa Kalianyar, Kec. Bangil. Curah hujan untuk wilayah Kabupaten Pasuruan tergolong type D yang berarti keadaan daerah secara umum tergolong daerah kering meskipun di daerah pegunungan curah hujan cukup. Secara geologis daerah Kabupaten Pasuruan masuk dalam pertemuan tiga lempeng tektonik (Indo Australia, Eurasia, dan lempeng Pasific). Walaupun wilayah Pasuruan dikelilingi oleh beberapa gunung aktif seperti G.Semeru, G.Welirang serta G.Bromo, namun proses terbentuknya wilayah Pasuruan terjadi karena proses tektonik yang disebabkan oleh ke tiga lempeng yaitu Indo Australia, Eurasia, dan lempeng Pasific. Karena daerah Jawa dilalui oleh cincin api serta dilalui oleh lempeng Eurasia sehingga pembentukannya dipengaruhi oleh pergerakan dari lempeng tersebut. Karena banyak dilalui beberapa sungai, maka kemungkinan beberapa daerah di Pasuruan juga dipengaruhi oleh sedimentasi material (tanah) yang dibawa oleh sungai-sungai ke muara. Endapan ini lama kelamaan akan membentuk daratan yang relative luas.

You might also like