You are on page 1of 12

BAB 4 TANTANGAN BERKEWIRAUSAHAAN E-commerce Merupakan perkembangan dan bagian dari era teknologi informasi yang mampu menciptakan

ekonomi baru. Internet saat ini sudah umum digunakan oleh dunia usaha dalam rangka mencari informasi dagang, promosi dagang, hubungan/kontak dagang secara internasional ke seluruh negara/dunia. Sarana ini walaupun pada tahap awal investasinya cukup mahal, namun proses bisnis selanjutnya akan lebih cepat dan sekaligus dapat mengakses data maupun informasi bisnis dalam tempo yang cepat. Hampir seuluruh instansi pemerintah termasuk perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di luar negeri (kedutaan besar, konsulat jenderal, maupun atase perdagangan), salah satu upaya komunikasi dan informasi sudah menggunakan e-commerce. Usaha yang menggunakan e-commerce yang dapat diakses mengggunakan internet merupakan suatu usaha yang sangat unik, karena hanya dengan menggunkan satu media, perusahaan dapat melakukan usaha/bisnis, baik dengan sesama perusahaan (Business to Business-B2B) atau dapat proses bisnis langsung antara pebisnis dengan konsumen atau penjual dengan pembeli (Business to ConsumerB2C). Mereka dapat melakukan proses bisnis, mulai dari promosi produk, penawaran, dan permintaan produk, tanya jawab antara konsumen dan produsen atau antara pembeli dengan penjual dapat dilakukan secara aktif dengan e-commerce.

Business to Business (B2B) B2B artinya proses bisnis antara penjual dengan penjual atau produsen dengan produsen atau produsen dengan grosir, pedagang, agen, dan sejenisnya dilakukan secara online. Mereka dapat melakukan proses bisnis, mulai dari promosi, penawaran dan permintaan produk, tanya jawab antara mereka dapat dilakukan secara online melalui internet atau mobile phone yang memiliki fitur untuk itu. Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan teknologi internet dan mobile memang semakin hebat. Teknologi pencarian informasi bisnis maupun informasi lainnya misal melalui situs Google.com, diibaratkan oleh Hermawan Kertajaya sebagai malaikat pencatat amal baik dan buruk. Ketik nama merek Anda di sana, dan akan terlihat betul perbuatan apa yang telah Anda lakukan selama ini. Kalau banyak

positif, tentunya baik karena dapat memengaruhi otak, hati, dan jiwa konsumen. Kita semua tahu bahwa Google, yang notabene-nya perusahaan pemasang iklan merupakan fenomena internet yang telah menjadi bagian dari wawasan kita dalam mencari informasi mulai dari produk atau jasa yang terbesar sampai yang terkecil, melihat dunia luar (contohnya Google Earth), mendengar (Google Alert), dan berkolaborasi dengan rekan sekantor (Google Docs, Gmail, Google Talk). Tidak hanya merevolusi industri teknologi informasi, Google juga mengubah banyak tatanan industri mulai dari media (Google news, You Tube/Google Video) sampai perpustakaan (Google Books, Google Schoolar). Google adalah internet, dan internet adalah Google. Dengan misinya yang sangat horizontal, yaitu Mengelola Informasi Dunia dan Membuatnya Mudah Diakses dan Berguna, Google telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat tulen dunia, New Wave yang ingin mencari, melacak, dan menggunakan sebuah informasi. Teknologi Web 1.0 adalah era kita hanya dapat mencari, browsing, dan read-only. Kini dunia internet telah berubah. Teknologi internet masuk pada Web 2.0 telah membuat internet bersifat lebih interaktif dan dinamis. Interaksi dengan komunitas menjadi lebih memungkinkan karena pada dasarnya kekuatan sesungguhnya dari aplikasi internet yang berssifat Web 2.0 adalah read-only and write. Internet dengan Wen 2.0 membuat proses horizontalisasi semakin cepat. Di dunia yang serba horizontal ini, berkat perkembangan teknologi internet, semua orang sekarang punya kesempatan yang sama untuk terhubung, dihubungi, dan menghubungi. Kini eranya dimana kita dapat melihat sekaligus menyentuh, dan berinteraksi. Tidak hanya itu, dunia yang serba horizontal bukan hanya disebabkan oleh perkembangan teknologi semata. Pendorong nomor satu adalah perubahan teknologi dari yang bersifat one-to-many ke many-to-many. Perubahan teknologi ini mengundang datangnya berbagai tren lainnya. Berbagai tren yang ada, antara lain: Di era New Wave ini, persaingan yang sehat terjadi ketika bidang permainannya sama datar. Semua pemain berada pada posisi yang sejajar, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kita dapat menang bila kita lebih unggul, sebaliknya dapat kalah bila kita tidak meiliki keunggulan, bukan karena menjelek-jelekan kompetitor atau bermain licik dan kasar. Kunci untuk meredam munculnya permainan kasar dari kompetitor, pada akhirnya ditentukan oleh siapa yang mau berkolaborasi secar adil (fair) dengan para kompetitor. Tren yang disebut co-opetition ini menjadi contoh di era New Wave, bagaimana pemasar pun semakin mengorizontalkan diri dengan para kompetitor potensialnya. The Rise of New Customer: Digital Native. Salah satu dari tiga konsumen baru yang terus berkembang adalah masyarakat tulen New Wave yang dinamakan Digital Native alias konsumen yang asli digital. Konsumen yang well-connected dengan dunia digital. Konsumen seperti ini sifatnya

transendental (di luar pengertian dan pengalaman manusia biasa) tidak terkotak-kotakan secara umur, demografis, strata social dan status lainnya. Benang merah dari konsumen baru ini adalah merasa hidup 24 jam secara horizontal di planet New Wave. Sudah saatnya tiap pemasar untuk mengenali mereka, dan mengenali kegelisahan zaman ini/keinginan (anxienty & desire) yang mereka miliki. The Rise of New Customer: New Emergig Youth. Konsumen baru kedua adalah New Emerging Youth atau konsumen baru berumur delapan hingga dua puluh empat tahun yang merupakan generasi muda/baru di era milenium. Merekalah yang memegang peranan berikutnya di sektor ekonomi, setelah punahnya generasi baby-boomer dan semakin menuanya geerasi X. Beranjak dewasa dengan berbagai alat teknologi informasi dan komunikasi, secar otomatis paradigma mereka menjadi sangat New Wave dan serba horizontal. Sudah menjadi keharusan tersendiri bagi para New Wave Marketer untuk mengenali, memahami, dan menghampiri mereka secara horizontal. The Rise of New Customer: New Urban Woman. Konsumen ketiga pada era New Wave kaum wanita urban yang secar metafora/kiasan datang dari planet venus, tetapi kini telah migrasi ke planet New Wave. Kaum wanita secara alami dipandang sebagai pembawa gerakan horizontal, terutama karena isuisu seputar perbedaan gender yang dicatat dalam sejarah. Dengan kecanggihan alat teknologi informasi dan komunikasi saat ini, kekuatan wanita dalam melakukan word of muoth (dari mulut ke mulut) dan word of muose menjadi lebih besar. Mereka yang dapat mengajari para New Wave Marketer bagaimana menjadi pemasar yang lebih menunjukan sisi emosional dan humanisme. The Connector. Menghubungkan para pemasar dengan lingkungan bisnisnya, competitor, konsumen, dan para change agents (agen pembaruan) yang aktif membentuk perubahan tatanan makro mulai dari perubahan teknologi, politik dan legal, ekonomi, sosial budaya, dan pasar. Konektor terdiri atas tiga jenis, yaitu mobile interaction, experiental events, dan Social media ada di belahan dunia online dan offline. Dengan adanya konektor, pemasar di era New Wave dapat menerapkan apa yang dinamakan Always-on-Connection. Setiap waktu (detik) telah terjadi koneksi yang menghubungkan perusahaan (company) dengan 3C lainnya, yaitu Change Agents, Competitor, dan Customer. Tanpa konektor, pemasar harus bersiap-siap menanti ajal. Dari bebagai tren tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan teknologi internet dan mobile communication yang mengalami perubahan begitu cepat, setiap pengusaha dituntut untuk mampu memanfaatkan berbagai peluang bisnis yang begitu terbuka, transparan, cepat, sehingga pengusaha dituntut jangan sampai ketinggalan zaman/gagap teknologi.

Business to Customer (B2C)


Increased reach. Layanan internet auction ini dapat memperluas daerah jangkauan, sehingga tentunya mampu meningkatkan kauntungan, karena penawaran dapat menjangkau ke pelosok dunia manapun. Economical to operate. Dengan menggunakan layanan ini makin memperkecil biaya untuk pengembangan yang dibutuhkan. Inspection of goods. Tidak dapat memungkinkan seseorang untuk melakukan pemekriksaan barang secara fisik yang akan dibelinya. Potential for fraud. Dapat memungkinkan terjadinya penipuan karena proses pembayaran dan pengiriman barang yang akan cenderung tidak dilakukan secara bersama, sehingga memungkinkan penjual telah mengirim barang, namun pembayaran masih belum dapat diselesaikan bersamaan pengiriman barang.

Globalisasi
Sudah merupakan sebuah tren untuk menuju ke era ekonomi global yang menciptakan kompetisi dan kesempatan/peluang bisnis di tingkat global. Ekonomi kesejagatan atau ekonomi global mendorong munculnya berbagai peluang pasar di tingkat dunia bagi setiap wirausahawan. Hal itu mendorong terjadinya globalisasi perdagangan dunia. Globalisasi perdagangan dunia memiliki manfaat dan kerugian, sebagai berikut. Manfaat/keuntungan dari perdagangan dunia: Perdagangan bebas telah diyakini sebagai obat mujarab untuk menciptakan efisiensi dalam perdagangan. Produk murah dan bermutu akan menyingkirkan produk mahal dan yang berkualitas rendah. Posisi tawar-menawar antar negara akan mempunyai kekuatan yang sama. Berdasarkan manfaat ini, seorang pengusaha dituntut harus mampu menghasilkan produk murah, namun bermutu internasional. Hanya dengan cara itu produk akan mampu bersaing di kancah perdagangan global.

Kerugian dari perdagangan dunia: Produsen di Indonesia karena proteksi oleh pemerintah akan mendapat tekanan berat dalam perdagangan bebas. Pengusaha yang belum mampu bersaing di pasaran internasional akan kesulitan menghadapi komoditas yang sama dari pesaing luar negeri. Ketidaksiapan pengusaha Indonesia dikhawatirkan pasar dalam negeri akan dibanjiri oleh produk asing yang pada akhirnya akan mematikan pengusaha domestik/lokal. Kebebasan investasi asing di Indonesia dikhawatirkan akan menyingkirkan pengusaha domestik/lokal. Sumber daya alam negara berkembang, khususnya Indonesia akan terkuras habis oleh negara maju. Upah buruh yang relatif murah di negara berkembang, khususnya Indonesia akan menguntungkan negara maju. Menurunkan ekspor negara berkembang, khususnya Indonesia karena kalah bersaing dengan produk negara lain. Meningkatkan impor negara berkembang, khususnya Indonesia karena kalah bersaing dalam harga maupun kualitas. Negara berkembang, khususnya Indonesia akan defisit dalam neraca perdagangan karena impor lebih besar dari pada ekspornya. Peluang pasar yang muncul akan direbut oleh negara maju.

KESEMPATAN BERKEWIRAUSAHAAN
Kesempatan berkewirausahaan di antaranya: a. Suatu nilai yang mampu menciptakan inovasi dalam pasar yang potensial. b. Suatu inovasi yang tepat waktu dan diinginkanlah yang mampu menciptakan nilai tambah bagi pembeli atau pengguna yang berminat.

MENILAI PELUANG MEMBUKA USAHA/BISNIS BARU KEUNGGULAN KOMPETITIF BAGI PERUSAHAAN YANG BERKEWIRAUSAHAAN Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui: Fokus pada pelanggan Kurangi borikrasi, puaskan pelanggan, tanggapi keluhan, jalin komunikasi yang baik, lakukan survei kepuasan pelanggan secara rutin dan berkesinambungan. Harus care (peduli)terhadap pelanggan, sebab pelanggan adalah pendapatan usaha Anda, semakin banyak pelanggan, akan semakin tinggi pendapatan Anda. Sebaliknya, semakin sedikit pelanggan, semakin sedikit penghasilan. Usahakan zero complain (tanpa komplain). Pencapaian kualitas Kualitas tidak terbatas hanya pada perusahaan besar. Kualitas memegang peranan penting dalam usaha, baik kualitas produk dan atau jasa, lebih-lebih kualitas lainnya seperti kualitas pelayanan. Integritas dan tanggung jawab Sebuah reputasi yang utuh dalam membangun jejaring pelanggan yang loyal/setia sangat diperlukan. Penuh tanggung jawab dan integritas kepada setiap tuntutan, utamanya pelanggan dan juga kepada pemangku kepentingan. Inovasi dan kreativitas UKM-UKM merupakan sumber yang menonjol sebagai sumber inovasi dan kreativitas. Inovasi dan kreativitas akan membawa keunggulan bersaing. Produksi rendah biaya Manajemen yang serasi dapat mewujudkan produksi rendah biaya. Bila produk dan atau jasa dapat dihasilkan dengan biaya minimum, kita akan mampu bersaing dari sisi harga. Pembeli yang sensitif terhadap harga dan kualitas umumnya akan menjadi pertimbangan penting dalam membeli ulang atas suatu produk dan atau jasa yang bersangkutan. STRATEGI MENANGKAP PELUANG USAHA Harga produk/jasa harus kompetitif (mampu membuat harga lebih murah, tetapi dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing) (produksi rendah biaya), sehingga harga dapat ditekan.

Jika dari poin 1 sampai 4 terutama dari unsur inovasi, kualitas, dan harga produk/jasa tersebut masih tetap kalah dibandingkan dengan produk sejenis atau pesaing terdekat, maka unsur pelayanan (service) harus lebih unggul dibandingkan dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan sejenis atau kompetitor terdekat kita.

PENYEBAB UTAMA KEGAGALAN MENANGKAP PELUANG USAHA Berbagai penyebab utama kegagalan menangkap peluang usaha: Dalam berusaha kita sering bersikap hangat-hangat tahi ayam atau bagai buih sabun (bersemangat pada tahap awal-awal saja, namun lama-kelamaan dingin, putus asa atau menyerah), setelah itu berhenti, menyerah dan lenyap/hilang tidak terdengar lagi. Dalam berusaha kita sering kali sekadar ikut-ikutan atau mengikuti tren yang ada disekitar kita atau ikut-ikutan teman dekat. Kurang dedikasi atau tidak sepenuh hati atas bisnis yang telah dirintisnya. Perencanaan dan pengelolaan keuangan yang buruk (tidak memisahkan keuangan untuk perusahaan/usaha dengan keuangan untuk pengeluaran pribadi atau keluarga). Pengalaman manajemen/pengelolaan usaha yang minim dan buruk, kurang disiplin atau tidak terencana dengan matang dan tidak bersistem/kurang sistematis. Memilih lokasi usaha awal yang sering kali asal-asalan, lokasi usaha yang tidak strategis. Pengendalian bisnis yang tidak konsisten, kurang telitu (kutil). Manajemen piutang atau penagihan yang buruk dan tidak tegas. Kurang diyakini bahwa bisnisnya dapat berhasil, kurang iman (kuman). BEBERAPA KEKURANGAN YANG MENJADI PENYEBAB KEGAGALAN USAHA Kegagalan seorang dalam berusaha sering kali disebabkan oleh hal-hal yang remeh atau sepele yang sebenarnya dapat dicatat, sehingga di kemudian hari dapat dihindari atau tidak mengulang kekurangan-

kekurangan yang sama. Menurut penulis, ada sembilan kekurangan dalam bisnis yang sering menjadi pembuat kegagalan usaha, yakni: Kuna akronim dari kurang bijaksana. Dalam mengelola bisnis terutama dalam pengelolaan keuangan rumah tangga dan perusahaan/usaha, Anda tidak ada pemisahan. Penggunaan uang harus selalu secara bijaksana. Bagaimana sulitnya memperoleh uang dan bagaimana memberi nilai uang agar bermakna. Kudis akronim dari kurangnya disiplin. Dalam berusaha tidak disiplin, terutama kurang disiplin (tidak tepat waktu) dalam melayani order kepada pelanggan Anda atau tidak disiplin dalam pengelolaan/manajemen umum/pengawasan/pengendalian, dan lain-lain. Kutu akronim kurang bermutu. Terutama produk dan atau jasa serta layanan yang diberikan kepada calon ataupun pelanggan atau para pemangku kepentingan perusahaan tidak atau kurang bermutu. Kurap akronis dari kurang rapi. Dalam banyak hal, mulai rapi dalam perencanaan, pengelolaan, pengorganisasian, dan pengendalian usaha Anda. Apalagi sering kurang rapi dalam pengepakan produk atau kurang rapi dalam pelayanan jasa Anda kepada pelanggan. Kutang akronis dari kurang tanggung jawab. Terutama dalam menanggapi setiap keluhan produk-produk cacat atau yang diretur/ditolak/dikembalikan karena tidak sesuai selera konsumen dan atau jasa yang diberikan. Atau kurang tanggung jawab dalam menanggapi keluhan yang ada dari para pelanggan atau pembeli produk dan atau jasa Anda. Dapatkah prinsip zero complain diupayakan. Kutil akronim dari kurang teliti. Dari banyak hal kurang teliti, terutama dalam pencarian bahan baku produk (ingat kualitas produk 85% ditentukan oleh bahan baku). Kurang teliti dalam perencanaan dan kurang teliti dalam pembukuan serta pengawasan usaha. Kusir akronim dari kurang serius. Dalam menjalankan usaha kurang serius, terutama dalam pengelolaan usaha Anda, sering kali hanya sambil lalu atau sebagai usaha sampingan/iseng-iseng saja dan tidak serius menjalankannya. Kujur akronim dengan kurang jujur. Kurang jujur dengan konsumen, pemasok, atau kujur kepada para pemangku kepentingan. Kuman akronim dari kurang beriman. Sering kali dalam berusaha kurang dilandasi oleh iman yang kuat. Seharusnya, dalam bisnis, ada keyakinan kuat bahwa bisnis yang dipilih dan digelutinya akan berhasil dengan baik di kemudian hari bila dikerjakan dengan dilandasi iman yang kuat. Karena dengan iman,

Anda diawasi oleh-Nya. Bila Anda takut dengan-Nya, kejujuran, kelemahan, kerendahan hati, sopan santun, tidak korup, dan sebagainya harus diupayakan dalam sepak terjang bisnis Anda.

Jika kesembilan kekurangan tersebut terjadi pada bisnis atau usaha Anda, kekurangankekurangan tersebut harus diminimalkan atau dilawan (versus) dengan tindakan-tindakan yang seharusnya, misalnya seharusnya kekurangan-kekurangan tersebut dapat diantisipasi dengan keharusan atau seharusnya, seperti pada Tabel 4.1 berikut ini. STRATEGI MEMILIH JENIS USAHA

Sebaiknya jangan memilih bisnis yang telah besar kemampuan keuangan Anda mungkin cukup memenuhi. Lebih baik usaha dari yang kecil agar Anda dapat belajar dari setiap proses dan persoalan bisnis yang terjadi, karena masalah pasti ada dan akan selalu datang. Masalah dapat diselesaikan jika masalah itu ada, dan masih skala kecil, namun dapat belajar dari masalah yang kecil/ringan terlebih dahulu. Jangan memilih jenis usaha secara musiman. Lebih baik berusaha/berdagang kecil-kecilan, karena berusaha/berdagang kecil-kecilan akan memiliki peluang untuk berkembang. Usaha musiman bukan saja tidak dapat berkembang, melainkan akan menghadapi masalah modal atau ketersediaan dana yang siap dicairkan, lebih baik Alon-alon asal kelakon dari pada Kelakon alon-alon. Maksudnya, pelan-pelan, tetapi jalan dari pada perjalanan usahanya tiba-tiba menjadi pelan-pelan. Bisnis waralaba. Bagi calon wirausahawan yang memiliki modal dapat memilih bisnis wirausaha dengan modal atau sistem waralaba (franchise) terutama memilih yang telah terbukti sukses dalam jangka panjang dan bahkan tahan terhadap krisis moneter. Jenis usaha ini dapat dijadikan jalan pintas karena tidak repot dengan sistem atau format bisnis, tidak memakan waktu lama untuk memperkenalkan produk, dan umumnya tidak direpotkan dalm pembuatan produk dari awal. Beberapa industri/usaha yang sudah diwaralabakan, baik untuk tingkat nasional maupun internasional yang dapat dipilih disesuaikan dengan modal yang Anda miliki seperti usaha: Automotive dengan ikutan bisnisnya (service, car, wash, rental, dll.). Rumah makan (Fastfood/food and beverages) dan sejenisnya.

Kesehatan dan olahraga (fitness center, poliklinik, klinik, salon kesehatan, dll.). Penginapan, seperti losmen, motel, hotel jenis penginapan lainnya. Salon (personal care & beuty, dll.) Printing/copying/neon signing dll. Agen property, ticketing, real estates, dll. Pelayanan komunikasi. Usaha wisata-tourism (tour & travel), wisata rohani, dll. Rental and service (mobil, bus, truk, rumah, alat-alat berat, dll.). Renovasi (Repairs, decoration services rumah, kantor, dll.). Konsultan-consultant (tax, construktion, manajemen, dll.). Hubungan masyarakat dan periklanan. Jasa pendidikan dan pelayanan bagi anak-anak. Jasa rekreasi, wisata, dan hiburan. Jasa bimbingan belajar. Jasa titipan kilat, pengangkutan Jasa tenaga kerja (recruitment, head hunter and outsourcing). Jasa pendidikan, pelatihan, dan pendidikan keahlian (kursus-kursus). Jasa penyelenggaraan seminar, meeting, event organizer (EO).

PELUANG USAHA MULTILEVEL MARKETING (MLM) DAN NETWORKING Untuk topik bisnis waralaba silakan dibaca/disimak lebih detail pada Bab 9 pada buku ini dan baca juga buku Manajemen Usaha Waralaba, Peluang Usaha dan Perlisensian (2009) oleh Leonardus Saiman.

Kekurangan Bisnis MLM Harga produk cenderung lebih mahal dibandingkan dengan produk sejenis yang dijual dengan sistem konvensional. Negara kehilangan devisa yang relatif cukup banyak sebab bisnis MLM yang terbanyak adalah produkproduk impor (dari luar negeri). Pemegang bisnis MLM meskipun seseorang sebelumnya telah menduduki posisi di level atas dapat kembali terjun ke level bewah. Informasi produk sering kali tidak jujur atau tidak terbuka. Sering di tuduh sebagi ajang permainan uang (money game). SIFAT-SIFAT YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG PEDAGANG/USAHAWAN SUKSES Rekan/Mitra Bisnis. Jika ingin mencari rekan bisnis, carilah yang dapat dipercaya (jujur). Jika sekadar kawan dekat belum menjamin iaakan setia dan tidak akan menghianati kawannya. Kepercayaan, kesetiaan dan kejujuran adalah modal untuk menjaga mitra usaha (jujur kepada mitra pemasok bahan baku, maupun mitra dagang/pelanggan lainnya, pemerintah, dan para pemangku kepentingan bisnis lainnya, dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak atau menerapkan prinsip win-winsolution (solusi menang-menang). PELUANG WIRAUSAHA WANITA

Tambah dan bertambah lagi wirausaha wanita Di AS, wanita memiliki 38 persen dari seluruh bisnis. Angkatan kerja pada bisnis yang dimiliki wanita telah meningkat 108 persen sejak tahun 1992. Wanita telah beralih ke industri-industri non-tradisional. Masalah yang dihadapi oleh wirausaha wanita

Corak baru peranan berkewirausahaan. Kurangnya akses mendapatkan kredit. Kurangnya koneksi jejaring personal di dalam komunitas bisnis yang ada.

You might also like