Professional Documents
Culture Documents
Berkaitan dengan upaya penguatan BKAD, setidaknya ada dua hal lain yang
penting diperhitungkan. Pertama, karakter lokal yang mewarnai demokratisasi
pelembagaan partisipasi masyarakat (melalui BKAD). Kedua, upaya-upaya untuk
mereduksi relasi asimetris di lingkungan pemangku kepentingan baik karena
alasan perbedaan kepentingan, kelas sosial, etnis, agama, jenis kelamin maupun
lainnya.
Dua hal yang disebut terakhir itu sebenarnya berbicara tentang sebuah
prakondisi demokratisasi pada aras lokal yang memunculkan sebuah organisasi
yang bersifat sukarela, swadaya, swasembada dan bebas dari tekanan birokrasi.
Namun untuk sampai pada watak organisasi seperti itu, sebuah upaya
pendahuluan untuk menyeimbangkan relasi kekuasan antaraktor yang terlibat
dalam pengambilan keputusan, seperti aktivitas membangun kesadaran dan
kapasitas aktor merupakan agenda yang tidak dapat diabaikan. Hal ini tentu
butuh lebih dari sekedar pemahaman terhadap persoalan pemberdayaan, namun
juga dapat memunculkan tikungan dan jebakan “partisipasi publik” sebagai
sebuah mekanisme pengambilan keputusan.