You are on page 1of 87

Kesehatan Kerja

Yusuf Alam Romadhon

Olahraga
Pekerja Penerbangan

Kedokteran Komunitas
Keluarga Lain..

Olahraga
Pekerja Penerbangan

Kedokteran Komunitas
Keluarga Lain..

Pekerja

Informal
Kaki lima Rumah tangga

Formal
Kerah putih Kerah biru

Dampak Industri
Dampak positif industri : menciptakan lapangan kerja, mempermudah komunikasi dan transportasi, meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat

Dampak Industri
Dampak negatif :
Pajanan bahan-bahan hasil dari proses dan produk hasil industri kesehatan lingkungan ; pencemaran air (pembuangan limbah, pencemaran udara asap pabrik) Penyakit akibat kerja pajanan bahan kimia dan biologis serta bahaya fisik di tempat kerja Kelainan dan penyakit berbagai organ tubuh (kelainan kulit, gangguan gastrointestinal, kelainan mata, saluran nafas) dengan derajat yang bervariasi (ringan berat)

Batasan
Aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, perkebunan dsb) Subyek dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerjaan dan masyarakat di sekitar perusahaan Ciri pokoknya : upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan

Batasan
Prinsip pokok : penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah Upaya pokok :
Pencegahan kecelakaan akibat kerja (preventif) Mencegah timbulnya penyakit yang diakibatkan oleh limbah dan produk perusahaan (preventif) Meningkatkan kesehatan pekerja dan produktivitas kerja (promotif) Tetap memberikan upaya kuratif

Why?
Tujuan utama kesehatan kerja adalah meningkatkan produktivitas seoptimal mungkin Bagi perusahaan menguntungkan Tidak adanya sakit kerja dan kecelakaan kerja tidak adanya absen kerja

What?
Kesehatan kerja alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja (buruh, karyawan, petani, nelayan, pekerja sektor non formal, dsb) dan masyarakat sekitar perusahaan pada derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Kesehatan kerja alat untuk meningkatkan produksi dengan cara meningkatkan produktivitas Kesehatan kerja alat berkomunikasi dan tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat sekitarnya

How?
Bentuk operasional kesehatan kerja 1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja 3. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja 4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja 5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut 6. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan

Who?
Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif Didukung oleh lingkungan kerja yang kondusif
Suhu ruangan nyaman Penerangan / pencahayaan yang memadai Bebas debu Sikap badan yang baik Alat-alat kerja yang ergonomik

Kesehatan kerja vs Kesehatan Masyarakat


Kesehatan Kerja
Kesehatan masyarakat kerja sebagai sasaran utama Mengurusi golongan karyawan yang mudah didekati Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan periodik Tujuan utama : tingkatkan produktivitas Dibiayai oleh perusahaan atau tenaga kerja

Kesehatan Masyrakat
Kesehatan masyarakat umum sebagai sasaran utama Mengurusi masyarakat yang kurang mudah dicapai Sulit untuk melakukan pemeriksaan periodik Lingkungan umum merupakan masalah pokok Tujuan utama kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Dibiayai pemerintah dan partisipasi masyarakat

Determinan Kesehatan Kerja


Adalah faktor penentu sehat/sakitnya seseorang dalam usaha mengoptimalkan produktivitas kerjanya. Ada tiga determinan kesehatan kerja
1. Beban kerja 2. Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja 3. Kemampuan kerja

Determinan kesehatan pertama

BEBAN KERJA

Beban kerja
Setiap pekerja apa pun jenisnya baik kerah biru maupun putih merupakan beban bagi yang melakukan. Wujudnya : beban fisik, beban mental, beban sosial Kesehatan kerja mengurangi beban dengan merencanakan atau mendesain alat (contoh gerobak, komputer, kalkulator dsb)

Determinan kesehatan kerja kedua

BEBAN TAMBAHAN

Beban tambahan
Kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan Disebut beban tambahan karena kondisi atau lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang bersangkutan

Macam beban tambahan


1. Faktor fisik ; penerangan / pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara panas, kelembaban tinggi atau rendah, suara bising 2. Faktor kimia ; bahan-bahan kimia yang timbulkan gangguan kerja: bau gas, uap atau asap, debu 3. Faktor biologi ; binatang atau hewan dan tumbuhtumbuhan yang sebabkan pandangan tidak enak (nyamuk, lalat, kecoa, lumut) 4. Faktor fisiologis ; peralatan kerja yang tidak sesuai ukuran tubuh (tidak ergonomis) seperti meja atau kursi yang terlalu pendek 5. Faktor psiko sosial ; suasana kerja yang tidak harmonis (klik, gosip, cemburu)

Dampak dari beban kerja


1. Penerangan atau pencahayaan yang tidak cukup kelelahan psikologis 2. Bising ganggu konsentrasi, daya ingat, kelelahan psikologis 3. Gas uap, asap dan debu ganggu fungsi tubuh turunkan daya kerja 4. Binatang terutama serangga (nyamuk, kecoa, lalat) ganggu konsentrasi kerja, vektor penyakit dan penyebab sakit 5. Alat bantu kerja tidak ergonomis kelelahan 6. Iklim kerja tidak harmonis kebosanan, tidak betah bekerja, gangguan jiwa turunkan produktivitas kerja

sensor

Usaha atasi dampak beban kerja


1. Penerangan / pencahayaan yang cukup (standar penerangan kerja yang cukup 100 200 lilin). Dianjurkan gunakan lampu neon karena kesilauan rendah, tidak banyak bayangan, dan suhu rendah 2. Dekorasi warna di tempat kerja. Warna punya pengaruh terhadap produktivitas kerja (merah padam rangsang seseorang bekerja lebih cepat ketimbang biru) 3. Ruangan ber AC (catatan suhu dan kelembaban harus sesuai) 4. Bebas serangga dan bebas bau tidak sedap 5. Penggunaan musik di tempat kerja 6. Pencerahaan keagamaan

Determinan kesehatan kerja ketiga

KEMAMPUAN KERJA

Perhatian khusus pada pekerja lanjut usia

Penggambar : gadis 19 tahun

Penggambar : kakek 76 tahun

Kemampuan kerja
Kemampuan merupakan bagian dari kapasitas kerja. Kapasitas kerja ; kemampuan yang dibawa dari lahir yang terbatas Kemampuan dalam batas-batas tertentu terus berkembang karena pendidikan dan pengalaman Kemampuan diukur dengan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi keterampilan semakin efisien anggota badan, tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam laksanakan pekerjaan beban kerja relatif rendah

Faktor yang pengaruhi kapasitas


Gizi dan kesehatan ibu Genetik Lingkungan Pendidikan Pengalaman Kesehatan Kebugaran Gizi Jenis kelamin Ukuran-ukuran tubuh

Faktor Fisik dalam Kesehatan Kerja


Kebisingan Penerangan pencahayaan Bau-bauan

Kebisingan
Bunyi termasuk di dalam tempat kerja tidak dapat dihindari Kualitas bunyi ditentukan oleh
Frekuensi getaran per detik Hertz (Hz) Intensitas energi per satuan luas desibel (dB)

Skala intensitas kebisingan


Skala Intensitas Desibel 120 Batas dengar tertinggi

Menulikan

110

Halilintar Meriam Mesin Uap Jalan hiruk pikuk Perusahaan gaduh pluit Kantor gaduh Jalan pada umumnya Radio

100

Sangat hiruk

90

80

Kuat

70

Skala intensitas kebisingan


Skala Intensitas Sedang Desibel Batas dengar tertinggi Rumah gaduh Percakapan kuat Kantor pada umumnya Rumah tenang Percakapan biasa Kantor perorangan Berisik Suara daun jatuh Tetesan air

60
50

40 Tenang 30

20 Sangat tenang 10

Pengaruh kebisingan pada kesehatan


Kerusakan indera pendengar sampai tuli Batas tertinggi yang dibolehkan adalah 60 dB Bila karyawan terpapar kebisingan di atas 60 dB sumbat telinga (kurangi kebisingan 20 25 %) Kebisingan mengganggu komunikasi refleks yang sama di tempat lain terbawa sampai ke rumah Alat bantu atasi kebisingan : peredam suara

Penerangan dan pencahayaan


Penerangan kurang berdampak
Menambah beban kerja Kesan yang kotor Kelelahan fisik dan mental (gejala: pusing, turunnya kemampuan intelektual, turunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir) Mata dipaksa akomodasi secara intens

Penerangan yang lebih berdampak silau beban tambahan

Penerangan dan pencahayaan


Penerangan yang lebih berdampak silau beban tambahan
Kelelahan mata kurangnya daya dan efisiensi kerja Kelelahan mental Kerusakan alat penglihatan (mata) Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata Meningkatkan kecelakaan kerja

Penerangan dan pencahayaan optimum


Mengatasi penerangan yang tidak cukup dicapai dengan :
Perbaikan kontras; warna obyek yang dikerjakan kontras dengan tembok di sekeliling tempat kerja Tingkatkan penerangan; sebaiknya dua kali dari penerangan di luar tempat kerja Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai umur; bila di atas 50 th tidak ditempatkan dalam shift malam

Penerangan dan pencahayaan optimum


Mencegah penerangan yang silau dengan cara
Pemilihan jenis lampu yang tepat, misalnya neon Penempatan sumber cahaya tidak secara langsung pada bidang yang mengkilap Tidak menempatkan benda-benda mengkilap di muka jendela tempat cahaya matahari masuk Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap Mengusahakan tidak ada bayang-bayangan

Pertimbangan gedung berkaitan cahaya


1. Jarak antar gedung tidak mengganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja 2. Jendela untuk masuknya cahaya matahari harus cukup; 1/6 dari luas bangunan 3. Apabila cahaya matahari tidak mencukupi harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup 4. Penerangan tempat kerja tidak boleh naikkan panas ruangan (tidak lebih 32 oC) 5. Penerangan tidak boleh timbulkan silau dan bayangbayang 6. Sumber cahaya harus hasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar (tidak berkedip-kedip)

Bau-bauan
Yang dimaksud bau adalah bau yang tidak enak ganggu kenyamanan bekerja ganggu kesehatan produktivitas kerja Pengukuran bersifat subyektif dan ada kecenderungan desensitisasi Paparan bau secara konstan kelelahan penciuman tidak mampu mencium bau dalam kadar yang normal

Pengendalian bau-bauan
Pembakaran terhadap sumber bau-bauan seperti pembakaran butil alkohol menjadi butarat dan asam butarat Melibatkan zat antagonis; seperti bau karet ditiadakan dengan parafin Absorbsi; air dapat menyerap bau-bauan yang tidak sedap Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau; pengharum ruangan Alat pendingin ruangan; selain berfungsi menyejukkan juga termasuk deodorisasi

Faktor manusia dalam kesehatan kerja


1. Ergonomi 2. Psikologi kerja

Ergonomi
Berasal dari bahasa Yunani, ergon= kerja; nomos=peraturan tentang bagaimana lakukan kerja (alat kerja) Ada dua subsistem
Sub sistem alat kerja Sub sistem manusia

Dalam hal kerja tanpa alat kerja, ergonomi tetap berlaku pekerjaan harus diselesaikan dengan kelelahan seminimal mungkin

Misi ergonomi
Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang digunakan cegah kelelahan tenaga kerja proses kerja efisien produktif. Kondisi tenaga kerja meliputi
Aspek fisik atau anthropometris ; ukuran anggota tubuh : tangan, kaki dan tinggi badang Kemampuan intelektual

Tujuan ergonomi
Cegah kecelakaan kerja Cegah ketidak efisienan kerja Mengurangi beban kerja

Ergonomi tanpa alat


Prosedur yang dilakukan meliputi
Beban yang diangkat harus dipegang tepat dengan semua jari-jari Punggung harus diluruskan, beban harus diambil otot tungkai keseluruhan Kaki diletakkan pada jarak yang tepat, sebelah kaki di belakang beban sekitar 60 derajat ke sebelah, dan kaki yang satunya diletakkan di samping beban menuju ke arah beban yang diangkat Dagu ditarik ke belakang agar punggung dapat tegak lurus Berat badan digunakan untuk mengimbangi berat beban Lengan harus dekat dengan badan

Pegangan praktis prinsip ergonomi


Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran, dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara melayani mesin (macam gerak, arah, kekuatan dsb) Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar, serta dapat dikecilkan sehingga dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil; tempat duduk dinaik turunkan dimaju mundurkan

Pegangan praktis prinsip ergonomi


Ukuran-ukuran anthropometris berikut digunakan sebagai dasar penempatan alat-alat kerja:
Berdiri
Tinggi badan Tinggi bahu Tinggi siku Tinggi pinggul depan Panjang lengan Tinggi duduk Panjang lengan atas Panjang lengan bawah dan tangan Jarak lekuk lutut

Duduk

Pegangan praktis prinsip ergonomi


Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5 10 cm di bawah tinggi siku Dari segi otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk, sedang dari sudut tulang, dianjurkan duduk tegak agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas

Pegangan praktis prinsip ergonomis


Tempat duduk yang baik adalah
1. Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan tinggi lutut sedangkan paha dalam keadaan datar 2. Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 centimeter 3. Papan tolak punggung tinggi dapat diatur dan menekan pada punggung

Pegangan praktis prinsip ergonomis


Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23 37 derajat ke bawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan antara 32 44 derajat ke bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat Kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukan sebesar 50 kg Kemampuan seseorang bekerja adalah 8 10 jam per hari. Lebih dari itu efisiensi dan kualitas kerja menurun

Psikologi kerja
Reaksi psikologis terhadap pekerjaan
Positif ; senang, bergairah, dan merasa sejahtera Negatif; bosan, acuh, tidak serius

Cara ergonomis yang sesuai teori psikologis


a. Memberikan pengarahan dan pelatihan tentang tugas sebelum melaksanakan tugas baru b. Memberikan uraian tugas tertulis yang jelas kepada karyawan c. Melengkapi kerja dengan peralatan yang sesuai dengan ukurannya d. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman

Stressor di tempat kerja


Internal
Faktor dari dalam pekerja sendiri seperti kurang percaya diri, kerang kemampuan atau keterampilan

Eksternal
Lingkungan fisik; tempat kerja tidak higienis, bising Lingkungan sosial; pimpinan otoriter, persaingan kerja tidak sehat, klik-klik di lingkungan kerja

Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian tak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja Sumakmur (1989); adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Permasalahan pokok :
Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan Kecelakaan terjadi saat pekerjaan sedang dilangsungkan

Penyebab Kecelakaan Kerja


Ada dua faktor
Perilaku pekerja (faktor manusia); kelengahan, kecerobohan, 85% dari kecelakaan karena faktor manusia Faktor fisik, seperti lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin yang terbuka

Klasifikasi kecelakaan kerja


a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Terjatuh Tertimpa benda Tertumbuk atau terkena benda-benda Terjepit oleh benda Gerakan-gerakan melebihi kemampuan Pengaruh suhu tinggi Terkena arus listrik Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi

Klasifikasi kecelakan kerja


b. Klasifikasi menurut penyebab
1. Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergajian kayu 2. Alat angkut, alat angkut darat, dan alat angkut air 3. Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat listrik 4. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya: bahan peledak, gas, zat-zat kimia 5. Lingkungan kerja (luar ruangan, di dalam bangunan, di bawah tanah) 6. Penyebab lain

Klasifikasi kecelakan kerja


c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Patah tulang Dislokasi (keseleo) Regang otot (urat) Memar dan luka dalam yang lain Amputasi Luka di permukaan Gegar dan remuk Luka bakar Keracunan-keracunan mendadak Pengaruh radiasi Lain-lain

Klasifikasi kecelakan kerja


d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kepala Leher Badan Anggota atas Anggota bawah Banyak tempat Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut

Ruang ICU

Trafo

Instalasi Listrik Kran Air

Cidera paling sering : Strain dan sprain Luka tusuk Abrasi Contusio Lacerasi Cedera punggung Luka bakar fraktur

Penyakit tersering Gangguan pernapasan Infeksi Dermatitis hepatitis

NIOSH 1985 -159 zat iritan untuk kulit dan mata 135 bahan carcinogenik Teratogenik mutagenik

California State Departemen of Industrial Relation rata-rata kecelakaan di RS 16,8 hari kerja hilang

per 100 karyawan karena kecelakaan

Karyawan yang sering mengalami cedera di RS Perawat Karyawan dapur Pemeliharaan alat Laundry Cleaning service Teknisi

Penyakit yang biasa terjadi Hipertensi Varises Anemia Ginjal Dermatitis Low back pain Saluran pernapasan Saluran pencernaan

Kegiatan di RS yang memiliki resiko bahaya dalam aspek KK Poliklinik Bangsal Laboratorium Kamar rontgent dapur Laundry Ruang medical record Lift Generator set Penyalur petir Alat-alat kedokteran Pesawat uap Instalasi peralatan listrik Instalasi produksi Air limbah Sampah medis

Peraturan perundangan ttg penerapan K3 UU no 1/1970 ttg Keselamatan Kerja UU no 23/1992 ttg Kesehatan

Occupational Safety Health and Environment ( OSHE )


Bertujuan - melindungi karyawan, pimpinan dan masyarakat dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja ( PAK ) - menjaga agar bahan dan alat yang digunakan dalam proses kegiatan hasilnya dapat dipakai dan digunakan secara benar, efisien dan produktif - mengurangi accident produktivitas

Penyebab Kecelakaan Kerja Terbesar


Faktor manusia, karena : Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan Kurangnya kesadaran dari karyawan dan pimpinan akan pentingnya K3 Menganggap remeh SOP Kerja Faktor Lingkungan : Mesin Peralatan dll

RESIKO BAHAYA DI RUMAH SAKIT


1.Faktor Biologi - kuman patogen pyogenic, staphylococci, colli, bacilli dll Infeksi Nosokomial ( HAP ) Insidensi AS :+5% CFR :+ 1% UK : + 9,2 % Malaysia : + 13,8 % Jakarta : + 41,1 % Surabaya : + 73,3 % Yogyakarta : + 5,9 %

Akibat INOS Hari perawatan pasien bertambah 5 10 hari Angka kematian lebih tinggi 6 % Resiko tenaga medis 2-3 x lebih besar 2. KIMIA Cytostatika Antibiotik Gas anesthesi

3. Faktor Ergonomi - cara duduk - mengangkat pasien 4. Faktor fisik - kebisingan dan getaran ruang generator - pencahayaan kurang di laborat, bangsal - kelembaban tinggi di ruang boiler, loundry - radiasi panas pada kulit 5. Faktor Psikososial - stres/ ketegangan tinggi di kamar bedah, gadar - kerja shift, hubungan kerja kurang harmonis

Bagian pemeliharaan terpajan solvent, asbes, listrik, panas, bising. Cleaning service deterjen, desinfektan, tertusuk jarum suntik Teknisi radiologi radiasi sinar X dan isotop Perawat cedera punggung, zat kimia beracun, stres kerja shift Petugas ruang operasi masalah gastroenterologi, reproduksi, luka potong, iris, tusuk.

Rumah Sakit penghasil sampah medis Potensial menyebabkan: Gangguan kesehatan Pencemaran lingkungan PP no.19/1994 Limbah RS dan Laboratorium termasuk daftar limbah B3 dengan kode limbah D227

Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS


Permenkes no 986/Menkes/Per/XI/1992 Penyehatan bangunan dan ruangan - pencahayaan - penghawaan - pengendalian kebisingan Penyehatan makanan minuman Penyehatan air Pengelolaan limbah Sterilisasi dan desinfeksi Perlindungan dari radiasi

Pengendalian penyakit dan kecelakaan akibat kerja di RS/sarana kesehatan


1. Pencegahan - primer pengenalan potensi bahaya pengendalian pajanan - monitoring lingkungan kerja - monitoring biologi - identifikasi pekerja yang rentan - pemakaian APD pengendalian administrasi pengendalian teknik

- sekunder skrining penyakit pemeriksaan kesehatan berkala pemeriksan berkala untuk pekerja yang berpotensi terpajan bahan berbahaya - tersier disability limitation rehabilitasi

Pengendalian PAK dan KAK di RS meliputi


Legeslative control Administrative control Engineering control Medical control

Dasar Hukum Hyperkes dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit


UU no 14/1969 Ketentuan Pokok Tenaga Kerja UU no 1/1970 tentang Keselamatan Kerja UU no 23/1992 tentang Kesehatan Kerja Permenkes RI no 968/92 dan Kep Dirjen PPM dan PLP no HK.00.06.6.598 ttg kesehatan lingkungan RS Permenkes RI no 472/Menkes/Per/V/1996

Pengorganisasian K3 di RS
Surat edaran Dirjen Yanmed No.00.06.6.4.01497 tentang PK3 RS Optimalisasi peran PK3 RS dalam pengelolaan K3 RS Akreditasi RS Audit Manajemen K3 RS

You might also like