You are on page 1of 1

LAKI-LAKI DI MENIT TERAKHIR

Judul : Laki-laki Di Menit Terakhir

Penulis : Muhammad Yulius Dan Meutia Geumala

Penerbit : Prof. Syamil Cipta Media

Muhammad Yulius dan Meutia Geumala adalah sepasang suami istri yang menulis novel ini
secara keroyokan. Muhammad bekerja sebagai redaktur pelaksana sedangkan Meutia Geumala bekerja
sebagai redaktur majalah. Beberapa karya yang pernah di tulis Muhammad Yulius dan Meutia
Geumala salah satunya novel yang barjudul “Laki – laki Di Menit Terakhir”. Buku ini pertama kali
diterbitkan oleh penerbit Syamil Cipta Media tahun 2005.
Novel ini bercerita tentang sepasang suami istri yang bernama Yohana dan Fajri. Mereka telah
lama menikah tapi belum juga di karuniai anak. Setelah berusaha, Tuhan mengabulkan permintaan
kedua pasangan suami istri itu. Dan akhirnya Yohana pun hamil. Mereka sangat bahagia, karena
sebentar lagi akan menjadi orang tua. Pada saat persalinan ada masalah dengan kandungan Yohana,
sehingga terpaksa harus di operasi. Tapi karena operasi itu, Yohana pun meninggal, dan anak yang baru
lahir itu harus menerima kenyataan bahwa dia di benci oleh ayahnya. Dan anak itu bernama Putri.
Karena ayahnya tidak mau mengurusinya, akhirnya Putri diasuh oleh neneknya dibandung.
Tapi orang tua Fajri tidak mau jika Putri diasuh oleh neneknya dibandung. Karena terpaksa akhirnya
Fajri mengambil Putri agar tidak menjadi rebutan antar dua keluarga itu. Ketika akan kembali ke
jakarta rombongan keluarga Fajri dan anaknya mengalami kecelakaan dan menyebabkan Putri buta.
Setelah sekian lama mangurus Putri, Fajri pun mulai sayang pada Putri. Tetapi belum lama hidup
mereka bahagia, ada kabar bahwa Putri diculik oleh orang,. Ibu guru Putri juga ikut membantu mencari
Putri, dia bernama ibu Hannum. Dan ibu Hannumlah yang dapat menemukan Putri dan menangkap
siapa penculiknya dan tak lain adalah pengasuhnya sendiri yang bernama Asih. Kemudian Asih dan
komplotannya dijebloskan ke penjara.
Fajri mengucapkan terima kasih kepada ibu Hannum sekaligus meminta maaf karena sudah
membentak ibu Hannum. Kemudian Fajri pun melamar ibu Hannum, tapi ibu Hannum menolak
lamaran Fajri karena dia sudah memiliki pria idaman lain yang bernama Pramono dan mereka akan
manikah. Dangan pernikahan itu menjadi inspirasi Fajri untuk mendidik Putri agar lebih baik lagi.
Kelebihan buku ini adalah bahasa yang digunakan merupakan bahasa campuran dari bahasa
indonesia dan bahasa daerah yaitu bahasa sunda dan bahasa jawa, novel ini merupakan novel yang
bersifat religius sedangkan kelemahan dari buku ini adalah sebagian dialog yang menggunakan
bahasa daerah tidak di beri arti atau maksud dari dialog itu.

You might also like