You are on page 1of 51

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI

I. Pengkajian A. Pengumpulan data 1. Dimensi Lokasi Binaan


1) Batasan Komunitas

a) Batas Wilayah Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat 2. Perumahan dan lingkungan (daerah) 1). Bangunan Di RW 6 mayoritas bangunan terbuat dari tembok (permanen) 2). Arsitektur Bentuk rumah di wilayah RT 6 hampir sama antara satu rumah dengan yang lainnya. Hamper semua lantainya terbuat dari kramik, rata-rata di setiap rumah terdapat jendela, sebagian besar pencahayaan terang dan jarak antar rumah saling berdekatan. 3). Halaman Di RW 6 sebagian besar rumah mempunyai halaman yang tidak seberapa luas dan digunakan sebagai teras dan tempat menjemur pakaian. 3. Lingkungan terbuka Di RW 6 tidak terdapat banyak lahan kosong hampir semua digunakan sebagai lahan perumahan, adapun lahan kosong digunakan untuk lahan lapang sepak bola. 4. Tingkat social ekonomi : RT 01 RW 06 : RT 04 RW 06 : RT 01 RW 06 : RT 02 RW 06

1). Tingkat Ekonomi


Berdasarkan jenis pekerjaan penduduk di RT 07 RW 06 mayoritas pekerjaannya adalah nelayan, sehingga status ekonomi di daerah ini merupakan taraf ekonomi menengah ke bawah. 2). Tingkat social Masyarakat di Rw 6 mempunyai hubungan social yang baik antar tetangga, kegiatan warga dapat berjalan dengan baik. Jarak masing-masin rumah sebagian besar saling berdekatan tetapi ada beberapa juga yang menjadi satu. 5. Kebiasaan 1). Dewasa- Tua Pada pagi hari sebagian besar warga mengolah ikan hasil tangkapan, siang harinya warga biasanya menggunakan waktunya untuk istirahat,namun kadang-kadang apabila ada acara atau kegiatan di tingkat RT atau desa warga tersebut aktif untuk mengikutinya begitupun dengan kegiatan ibu-ibu seperti kegiatan PKK. sedangkan pada sore harinya sekitar seminggu dua kali mengikuti acara pengajian rutinan, namun pada malam hari setelah sholat maghrib warga

tersebut berangkat kembali ke laut untuk menangkap ikan. 2). Anak-anak Pada pagi hari mayoritas anak-anak pergi ke sekolah, siang sampai sore hari bermain dengan teman sebayanya dan menjelang malam mayoritas anak-anak mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian dan kegiatan-kegiatan di mesjid . 6. Transportasi System transportasi di RT 6 mayoritas menggunakan kendaraan angkutan umum, sepeda dan berjalan kaki. Selain itu beberapa warga menggunakan sepeda motor dan mobil. Situasi jalan yang masuk ke area warga RW 6 sebagian besar tanah dan batu kerikil, pada siang dan sore hari biasanya jalanan tidak terlalu ramai karena mayoritas warga waktu tersebut sedang beristirahat. Namun pada waktu malam sampai pagi hari jalanan ramai karena banyak yang bekerja. 7. Fasilitas umum 1). Kesehatan

a) Tempat Yankes Sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat RT 07 RW 06 dokter,klinik bidan dan Puskesmas. b) Jarak Yankes Jarak antara RT ke Posyandu 250 m dan jarak ke Puskesmas 250 m.jarak ke peraktek dokter 1 km, jarak ke peraktek bidan 200 m. c) Cara Mencapai Lokasi Yankes Bisanya penduduk pergi ke pelayanan kesehatan khususnya puskesmas dengan berjalan kaki, sedangkan sarana transportasi yang digunakan untuk mencapai klinik dokter biasanya menggunakan ojeg atau motor. 2). Sekolah Di wilayah Rw 6 terapat fasilitas pendidikan yang terdiri dari PAUD, SD, SMP, SMA dan TPA 3). Agama Fasilitas keagamaan yang ada di wilayah tersebut adalah mushola dan mesjid karena mayoritas penduduknya adalah muslim. 4). Ekonomi Fasilitas ekonomi yang terdapat di wilayah tersebut yaitu terdapat pasar ikan, pasar mingguan, pedagang kaki lima dan toko-toko juga warung nasi. 5). Agen-agen Fasilitas agen yang terdapat di wilayah tersebut adalah agen air isi ulang, pulsa dan tabung Gas. 8. Suku bangsa Mayoritas penduduk RT 6 dari suku sunda dan jawa. 9. Agama Mayoritas warga RW 6 memeluk agama islam 10. Kesehatan dan angka kesakitan Penyakit terbanyak di masyarakat selama 3 bulan terakhir adalah hipertensi, sedang kan pada anak yang terbanyak di derita adalah dermatitis. 11. Media adalah Posyandu,klinik

Rata-rata warga mempunyai televise dan radio. Dan sebagian ada yang memiliki telfon genggam

B. Data Demografi 1) Komposisi Penduduk a) Berdasarkan Jenis Kelamin TABEL 1.1 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI

perempuan = 88 orang 50%

laki-laki = 88 orang 50%

BULAN JUNI 2011 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di RT 07 RW 06 Kelurahan citarik yaitu jumlah penduduk antara lakilaki dan perempuan sebanding hal ini menunjukan rasio penduduk berdasakan jenis kelamin merata b) Berdasarkan Umur TABEL 1.2 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK MENURUT UMUR DI RT 07 RW 06 KELURAHAN TIPAR KECAMATAN CITAMIANG KOTA SUKABUMI BULAN MARET 2011 No Umur P 1. 0-1 tahun 5 Jumlah L 7 P 2,84% % L 3,97%

2. 3. 4. 5. 6. 7.

1-5 tahun 5-12 tahun 13-19 tahun 20-45 tahun 46-59 tahun > 60 tahun Jumlah

12 6 21 29 6 9 88

13 8 15 30 9 6 88

6,81% 3,41% 11,93% 16,47% 3,41% 5,13% 50

7,38% 4,5% 8,52% 17,04% 5,13% 3,41% 50

Tabel 1.2
30 25 20 15 10 5 0 0-1 tahun 1-5 tahun 5-12 tahun 13-19 tahun 20-45 tahun 46-59 tahun laki-laki perempuan

JUMLAH TOTAL

176

100

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur di RT 07 RW 06 Kelurahan citarik adalah sebagian besar berusia produktif yaitu sebanyak 49 % (59 Jiwa). Usia produktif yang tinggi dapat meningkatkan produktifitas masyarakat yang dapat menunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu untuk Usia Harapan Hidup masyarakat juga cukup tinggi dapat dilihat dari usia lansia yang bejumlah 15 orang.

c) Berdasarkan Tingkat Pendidikan TABEL 1.3 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN TIPAR KECAMATAN CITAMIANG KOTA SUKABUMI BULAN MARET 2011

NO

Tingkat Pendidikan P

Jumlah L 2 6 12 7 7 15 15 12 8 4 88 176 P 1,13% 4,54% 6,81% 3,97% 5,68% 9,65% 6,25% 5,68% 3,40% 2,89% 50%

% L 1,13% 3,40% 6,81% 3,97% 3,97% 8.52% 8,52% 6,81% 4,54% 2,72% 50%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Belum sekolah PAUD SD Lulus SD SMP Lulus SMP SMA Lulus SMA PT Lulus PT Jumlah JUMLAH TOTAL

2 8 12 7 10 17 11 10 6 5 88

100%

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di RT 07 RW 06 Kelurahan citarik mayoritas lulusan SMP hal ini kurang membantu dalam jenis penyuluhan yang diberikan untuk masyarakat RT 07 RW 06

d) Berdasarkan Jenis Pekerjaan TABEL 1.4 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS PEKERJAAN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN TIPAR KECAMATAN CITAMIANG KOTA SUKABUMI BULAN MARET 2011 No. Pekerjaan
5 0

Jumlah P Pegawai Swasta Buruh Pedagang Pelajar Tidak bekerja Nelayan Petani Jumlah JUMLAH TOTAL 9 2 5 6 36 17 0 13 88 176 L 6 8 4 6 28 8 21 7 88 P 5,11% 1,13% 2,84% 3,40% 20,45% 9,65% 0 7,38% 50%

% L 3,40% 4,54% 2,27% 3,40% 15,90% 4,54% 11,93% 3,97% 50%

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

100%

Berdasarkan jenis pekerjaan penduduk di RT 07 RW 06 mayoritas pelajar dan nelayan sehingga waktu dalam penyampaian penyuluhan lebih tepat disampaikan pada waktu sore hari karena waktu berkumpul seluruh keluarga biasanya pada sore hari. 2. Dimensi system social 1) Kesehatan lingkungan a) Rumah TABEL 1. 5

DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH RUMAH BERDASARKAN KEPEMILIKAN RUMAH DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011

Sales
sendiri kontrk menumpang

14%

31%

55%

No 1 2 3

Kepemilikan Rumah Sendiri Kontrak Menumpang Jumlah

Jumlah 28 10 3 41

% 65,7% 26,3% 8% 100%

Berdasarkan kepemilikan rumah di RT 07 RW 06 keluarga yang menumpang dengan orang tua alasannya karena belum mempunyai cukup biaya untuk membeli rumah sendiri ataupun mengontrak rumah sehingga mereka memilih menumpang dengan orang tua.

TABEL 1.6 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH RUMAH BERDASARKAN RASIO PENGHUNI DENGAN LUAS RUMAH DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN MARET 2011

Sales
terpenuhi tdk terpenuhi

28%

72%

No

Rasio Penghuni Dengan Luas Rumah

Jumlah

1 2

Terpenuhi Tidak terpenuhi Jumlah

30 11 41

76,3% 23,7% 100%

Berdasarkan rasio penghuni dengan luas rumah di RT 07 RW 06 ada 11 keluarga yang tidak terpenuhi sesuai dengan kepemilikan rumah, hal ini terjadi karena luas rumah yang sempit untuk keluarga tidak mencukupi untuk penghuni yang menempatinya.

TABEL 1.7 DISTRIBUSI FREKWENSI JUMLAH RUMAH BERDASARKAN VENTILASI RUMAH DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KOTA SUKABUMI BULAN JUNI 2011

No 1 2 3 4

Jenis Ventilasi Jendela Pintu Tidak ada Lain-lain Jumlah

Jumlah 17 24 41

% 39,4% 60,6% 100%

Berdasarkan ventilasi rumah di RT 07 RW 06 mayoritas masyarakat menggunakan pintu sebagai ventilasi hal ini disebabkan karena tidak bisa dibukanya jendela karena jendela permanen. TABEL 1.8 DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK BERDASARKAN MEMBUKA JENDELA DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011

No

Kebiasaan Membuka Jendela Setiap hari Kadang-kadang Tidak pernah

Jumlah

1 2 3

10 13 18

24,39% 31,70% 43,90%

Jumlah

41

100%

Berdasarkan membuka jendela di RT 07 RW 06 mayoritas tidak membuka jendela hal ini dikarenakan jendela yang digunakan adalah jendela permanen.

TABEL 1.9 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH RUMAH BERDASARKAN SUMBER PENCAHAYAAN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011

No 1 2 3

Sumber Pencahayaan Listrik Lampu minyak Lain-lain Jumlah

Jumlah 41 41

% 100% 100%

Sumber pencahayaan yang lain digunakan penduduk di RT 06 RW 07 adalah pada siang hari dengan sumber cahaya matahari. TABEL 1.10 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH RUMAH BERDASARKAN LUAS PENCAHAYAAN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KOTA SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 Luas Pencahayaan <15% >15% Jumlah Jumlah 14 27 41 % 34,2% 65,8% 100%

Berdasarkan luas pencahayaan yang <15% adalah 20 rumah, hal ini merupakan salah satu factor predisposisi terjadinya ISPA.

TABEL 1.11 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH RUMAH BERDASARKAN JENIS LANTAI DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KOTA SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 3 Jenis Lantai Tanah Tembok Bilik/papan Jumlah Jumlah 5 36 41 % 100% 100%

Di RT 07 ini jenis lantai yang digunakan adalah lantai tembok yaitu sebanyak 38 rumah. Hal ini berdampak positif terhadap penekanan angka penyakit yang dapat ditularkan melalui kulit.

TABEL 1.12 DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK BERDASARKAN PENATAAN RUANGAN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011

No 1 2

Penataan Ruangan Teratur Tidak Teratur Jumlah

Jumlah 24 17 41

% 55% 45% 100%

Penataan ruangan rumah penduduk di RT 07 RW 06 masih banyak yang tidak teratur, hal ini dilihat dari kurangnya kebersihan dalam rumah, penataan alat alat rumah tangga yang berantakan / tidak teratur dapat menjadi faktor yang dapat menimbulkan penyakit atau pun mempengaruhi kondisi kesehatan keluarga.

TABEL 1.13 DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK BERDASARKAN KEBERSIHAN DALAM RUMAH DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No Kebersihan Dalam Rumah 1 2 Bersih Kotor Jumlah 28 13 41 73,7% 26,3% 100% Jumlah %

Berdasarkan kebersihan dalam rumah di RT 07 RW 06 masih ada rumah keluarga yang tampak kotor hal ini menunjukan tingkat kesadaran penduduk terhadap kebersihan rumah masih kurang dan hal ini dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga.

TABEL 1.14 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH RUMAH BERDASARKAN PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 Jenis Pemanfaatan Tidak ditanami Jumlah 33 % 86,8%

Ditanami sayuran/TOGA Jumlah

8 41

13,2% 100%

Dalam pemanfaatan pekarangan rumah di RT 07 RW 06 mayoritas tidak ditanami karena lahan pekarangannya yang sempit. TABEL 1.15 DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK BERDASARKAN KEPEMILIKAN TERNAK DI RT 07 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 Kepemilikan Hewan ternak 1 2 Ya Tidak Jumlah Di RT 07 RW 06 4 37 41 2,6% 97,4% 100% Jumlah %

kelurahan citarik kecamatan labuan kabupaten sukabumi

mayoritas tidak berternak. Namun ada warga yang memelihara ternak yaitu sebanyak 4 rumah. Hewan ternak yang dimiliki penduduk di RT 07 RW 06 yaitu ayam dan bebek.

TABEL 1. 16 DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PANDUDUK BERDASARKAN LETAK KANDANG TERNAK DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 Letak Kandang Teranak Menempel pada rumah Didalam rumah Jumlah 2 % 50% -

3 4

Dikolong rumah Terpisah dirumah Jumlah

1 1 4

10% 40% 100%

Letak kandang ternak yang dimiliki penduduk di RT 07 RW 06 yaitu menempel pada rumah dan berada dikolong rumah. Hal ini dapat berpotensi terhadap terjadinya penyakit kulit.

TABEL 1. 17 DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK BERDASARKAN FREKUENSI KANDANG TERNAK DIBERSIHKAN DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No Frekuensi Kandang Ternak Dibersihkan Setiap hari 2 X seminggu 1 minggu sekali Belum pernah Jumlah Jumlah %

1 2 3 4

1 3 4

20% 80% 100%

Kebersihan kandang ternak sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Sehingga kebersihan kandang perrlu diperhatikan karena dapat mengakibatkan penyakit kulit

TABEL 1. 18 DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK BERDASARKAN KEBERSIHAN KANDANG TERNAK DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011

No

Kebersihan Kandang Ternak Kotor Bersih Jumlah

Jumlah

1 2

1 2 4

20% 80% 100%

Kandang ternak yang bersih dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit kulit. Disini warga yang memiliki ternak keadaan kadangnya sudah bersih. b) Air bersih TABEL 1 .19 DISTRIBUSI FREKWENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN PENGGUNAAN AIR BERSIH DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 3 4 Penggunaan Air Bersih Sumur gali Mata air Sumur bor PDAM Jumlah Jumlah 19 22 41 % 42,1% 57,9% 100%

Warga di RT 07 RW 06 ini mayoritas menggunakan sumur bor dan sumur gali sebagai sumber air bersih. Hal ini berpotensi terdapat terjadinya penyakit kulit dan pencernaan yang disebabkan oleh sanitasi yang tidak baik. TABEL 1.20 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH RUMAH BERDASARKAN SYARAT FISIK AIR BERSIH DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011

No 1 2

Syarat Fisik Air Bersih Terpenuhi Tidak terpenuhi Jumlah

Jumlah 7 34 41

% 10.5% 89,5% 100%

Jumlah rumah yang tidak memenuhi syarat fisik air bersih adalah sebanyak 89,5%, ini sangat beresiko tinggi terhadap terjadinya masalah system integument. c) Kakus TABEL 1.21 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN TEMPAT BAB KELUARGA DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No Tempat BAB Kolam Kali Sungai WC Jumlah Jumlah 41 41 % 100% 100%

1. 2. 3. 4.

Jumlah keluarga berdasarkan tempat BAB keluarga, semua warga masyarakat sudah menggunakan WC sebagai tempat BAB. Hal,ini sudah sangat baik namun pengelolaan limbahnya belum terlalu baik.

TABEL 1. 22 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN JENIS KAKUS YANG DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011

No 1 2 3

Pembuangan Limbah Cubluk Septik tank Angsa Train Jumlah

Jumlah 5 4 32 41

% 13,8% 2% 84,2% 100%

Berdasarkan jenis kakus yang digunakan warga di RT 07 RW 06 adalah angsa train yaitu sebanyak 84,2%. TABEL 1. 23 DISTRIBUSI FREKUENSI JARAK PEMBUANGAN LIMBAH DENGAN SUMUR DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No Jarak Pembuangan Limbah 1 2 < 10 m > 10 m Jumlah Jumlah %

8 33 41

21,1% 78,9% 100%

Jarak pembuangan limbah dengan sumur di RT 07 RW 06, mayoritas adalah lebih dari 10 meter. Hal ini mengindikasikan sanitasi yang baik.

d) Sampah

TABEL 1. 24 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN PENGELOLAAN SAMPAH KELUARGA DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 3 4 Kebiasaan Ditimbun Diselokan/sungai Dibakar Ditempat sampah/TPS Jumlah Jumlah 41 41 % 100% 100%

Pengelolaan sampah di RT 07 RW 06 mayoritas adalah dibuang ke tempat sampah/TPS. Dan setiap minggunya ada petugas keberihan yang keliling mengambil sampah tersebut. TABEL 1. 25 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN JENIS SAMPAH DI RT 07 RW 06 RW KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No Kebiasaan Membuang Sampah 1 2 3 Organic Anorganik Campuran Jumlah 4 37 41 2,6% 87,4% 100% Jumlah %

Berdasarkan jenis sampah di RT 07 RW 06 mayoritas campuran dari plastik,bahan organik seperti sayuran maupun sampah makanan lain.

e) Air Limbah TABEL 1.26 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KELUARGA DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 3 4 Pembuangan Limbah Laut Kolam Rembesan dipekarangan Septic tank Jumlah Jumlah 100 38 % 100% 100%

Pembuangan air limbah keluarga di RT 07 RW 06 adalah dibuang ke laut yang terdapat di pinggir rumah. B. KESEHATAN KELUARGA 1) Usia lanjut TABEL 1.43 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK (LANSIA) BERDASARKAN KEMAMPUAN USILA DALAM BERAKTIVITAS DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 TABEL 3.43 No Kemampuan Lansia Dalam Beraktivitas 1 2 3 Tidak mampu Dibantu Mandiri 15 100% Jumlah %

Jumlah

15

100%

Penduduk lansia di RT 07 RW 06 masih tergolong mandiri, hal ini mendukung terhadap program pemerintah dalam meningkatkan usia harapan hidup. TABEL 1.44 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH USILA BERDASARKAN GANGGUAN YANG SERING DIDERITA DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 3 4 5 6 Keluhan lansia Penyakit jantung Gangguan penglihatan Gangguan pendengaran Tekanan darah tinggi Rematik Lain-lain JUMLAH Jumlah 2 1 1 6 2 3 15 % 13,3% 6,6% 6,6% 40% 13,3% 20% 100%

Masalah lansia yang banyak diderita di RT 07 RW 06 adalah masalah hipertensi yaitu sebanyak 40%. Masalah ini memang sering di alami oleh lansia TABEL 1.45 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH USILA BERDASARKAN PENGETAHUAN USILA TENTANG KESEHATAN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 Pengetahuan Usila Tahu Tidak tahu Jumlah 6 9 % 31,25% 68,75%

Jumlah

15

100%

Pengetahuan usila terhadap masalah kesehatan adalah sebanyak 31,25%. Hal ini mempengaruhi terhadap derajat kesehatan lansia dan usia harapan hidup lansia tersebut. 2) Masalah penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat

TABEL 1.47 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN RIWAYAT KELUHAN SISTEM KARDIOVASKULAR DALAM KELUARGA 6 BULAN TERAKHIR DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No Riwayat Keluhan Sistem kardiovaskuler Ada Tidak Jumlah Jumlah %

1 2

11 30 41

31,6% 68,4% 100%

Penyakit kardiovaskuler yang banyak diderita di RT 07 RW 06 mayoritas adalah penyakit Hipertensi. TABEL 1.48 DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK MASYARAKAT YANG MENGALAMI PENYAKIT KULIT DALAM KELUARGA 6 BULAN TERAKHIR DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 Kejadian Penyakit Kulit Ya Tidak Jumlah 13 28 % 26,3% 73,7%

Jumlah

41

100%

Penyakit kulit yang banyak diderita di RT 07 RW 06 mayoritas adalah scabies dan hal ini berpotensi ditularkan kepada masyarakat di lingkungan RT tersebut.

TABEL 1.49 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN TINDAKAN PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN KELUARGA DI RT 07 RW 06 No 1 K 2 3 4 Tindakan Yang Dilakukan Beli obat warung Pelayanan kesehatan Didiamkan Obat tradisional Jumlah Jumlah 8 29 2 2 41 % 19,53% 70,73% 4,87% 4,87% 100%

Kesadaran masyarakat RT 07 RW 06 dalam penanggulangan masalah kesehatan sudah cukup tinggi hal ini menunjukan masyarakat mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

TABEL 1. 51 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI SAYURAN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 Kebiasaan Keluarga Selalu Jumlah 16 % 42,2%

2 3

Tidak pernah Kadang-kadang Jumlah

25 41

57,8% 100%

Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi sayuran masyarakat di Rt 07 Rw 06 mayoritas kurang mengkonsumsi sayur-sayuran TABEL 1. 52 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI BUAH-BUAHAN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 3 Kebiasaan Keluarga Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Jumlah Jumlah 13 28 41 % 28,9% 71,1% 100%

Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi buah-buahan masyarakat di RT 07 RW 06 mayoritas kadang-kadang mengkonsumsi buah, jenis buah yang dikonsumsi mayoritas mangga dan pisang.

TABEL 1. 53 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI PROTEIN DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 Kebiasaan Keluarga Selalu Jumlah 31 % 78,7%

2 3

Tidak pernah Kadang-kadang Jumlah

10 41 21,3% 100%

Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi protein masyarakat di RT07 RW 06 mayoritas selalu mengkonsumsi protein, protein yang dikonsumsi berupa ikan, tahu, tempe dan telur TABEL 1. 54 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI LEMAK DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 2 3 Kebiasaan Keluarga Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Jumlah Jumlah 5 2 34 41 % 5,2% 5,2% 89,6% 100%

Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi lemak masyarakat RT07 RW 06 mayoritas kadang-kadang mengkonsumsi lemak, contohnya gajih dan baso

TABEL 1. 54 DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH KELUARGA BERDASARKAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI TINGGI GARAM DI RT 07 RW 06 KELURAHAN CITARIK KECAMATAN LABUAN KABUPATEN SUKABUMI BULAN JUNI 2011 No 1 Kebiasaan Keluarga Selalu Jumlah 32 % 92,1%

2 3

Tidak pernah Kadang-kadang Jumlah

9 41

7,9% 100%

Berdasarkan kebiasaan mengkinsumsi tinggi garam di masyarakat RT 07 RW 06 mayoritas mengkonsumsi tinggi garam, contohnya ikan asin dan menurut

kepercayaan warga jika tidak mengkonsumsi garam tidak nafsu makan. II. ANALISA DATA 1. Interpretasi Data Data objektif Jumlah riwayat penyakit kulit selama 6 bulan terakhir adalah 26,3% Keadaan rumah kotor sebanyak 26,3% Membuang air limbah ke laut 100% 34 kk menggunakan air yang tidak memiliki standar fisik air bersih Data subjektif Diagnose keperawatan komunitas Warga mengatakan bahwa Penanggulangan penyakit kulit yaitu dengan dibiarkan 4,87% membeli obat warung 19,53% pergi ke yankes 70,73% dan obat tradisional 4,87% Warga mengatakan bahwa Menggunakan sumber air sumur gali 42,1% dan sumur bor 57,9% Resiko terjadinya peningkatan penyeakit kulit (dermatitis) akibat lingkungan yang kurang bersih berhubungan dengan pengetahuan masyrakat tentang akibat dari lingkungan yang kurang bersih

TINJAUAN TEORI

KONSEP DASAR TEORI A. DEFINISI Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo. Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter. PENGKLASIFIKASIAN SKABIES - Scabies pada orang bersih - Scabies nodular - Scabies yang ditularkan melalui hewan - Scabies pada bayi dan anak - Scabies terbaring ditempat tidur - Scabies Norwegia atau scabies krustosa B. ANATOMI FISIOLOGI organ kulit 1)Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut : a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk. Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.

b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan pengecatan terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Coba Anda perhatikan kulit orang suku Dani di Irian dengan suku Dayak di Kalimantan pada Gambar 7.8! Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut? Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur. 2) Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnya a)Akar Rambut

Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut. b)Pembuluh Darah Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh. c)Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering. d)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera) Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki. e)Serabut Saraf Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenisDermis (Kulit Jangat) C.ETIOLOGI Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. D. Manifestasi klinis Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut :

- Pruritus nktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas. - Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seliruhanggota eluarga. - Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah. - Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemikan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Pada pasien yang selalu menjaga hgiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jia penyakit berlangsung lama, dapat tmbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis. E. Patofisiologi Skabies Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat it kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau. Tungau scabies Kontakkulit kuat Bersalaman Timbul lesi Pergelangan tangan bergandengan penderita sendiri dan digaruk

Gatal Sensitivitas terhadap secret Waktu 1 bulan setelah infestasi Timbul papul,vesikel,urtika timbul erosi,eks koriosi, krusta

Digaruk Kelainan kulit dermatitis F. Penatalaksanaan

infeksi skunder menyebar luas

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah. Jenis obat topical : - Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan iritasi. - Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. - Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio, termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.

- Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir. - Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia. - Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan. KONSEP DASAR ASKEP A. PENGKAJIAN I. Biodata a. Identitas pasien b. Identitas penanggungjawab II. Riwyat kesehatan a. Keluhan utama Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan gatal terutama pada malam hari. b. Riwayat kesehatan sekarang Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat. c. Riwayat kesehatan dahulu Pasien pernah masuk Rs karena alergi d. Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu kurap, kudis. III. Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi terhadap kesehatan Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat. b. Pola aktivitas latihan Aktivitas latihan selama sakit : Aktivitas 0 1 2 3 4 Makan Mandi Berpakaian Eliminasi Mobilisasi di tempat tidur c. Pola istirahat tidur Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari. d. Pola nutrisi metabolik Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya. e. Pola elimnesi Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau khas dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih. f. Pola kognitif perceptual Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal. g. Pola peran hubungan i. Pola konep diri

j. Pola seksual reproduksi Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya. k. Pola koping 1. Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bekerja. 2. Kehilangan atau perubahan yang terjadi perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 3. Takut terhadap kekerasan : tidak 4. Pandangan terhadap masa depan klien optimis untuk sembuh B. Diagnosa keperawatan Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri 3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder 4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 5. resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif 6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema C. INTERVENSI KEPERAWATAN Dx1 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi Tujuan dan karakteristik Intervensi RasionaI

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam, diharapkan nyeri klien dapat teratasi dengan KH: - nyeri terkontrol - gatal mulai hilang - puss hilang - kulit tidak memerah kaji TTV INTERVESI: - kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi - berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang menyenangkan - kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic - koaborasi pemberian antibiotika DX2 2. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam diharapkan tidur klien tida terganggu dengan KH : - mata klien tidak bengkak lagi - klien tidak sering terbangun dimalam hari - klien tidak pucat kaji tidur klien - berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien) - klaborasi dengan dokter pemberia analgeti - catat banyaknya klien terbangun dimalam hari - berika lingkungan yang nyamandan kurangi kebisingan

- berikan minum hangat (susu) jika perlu - beian musik klasik sebagai pengantar tidur DX 3 3. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam diharapkan klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri dengan KH : - mengungkapan penerimaan atas penyakit yang di alaminya - mengakui dan memantapkan kembali system dukungan yang ada - Dorong individu untuk mengekspresian perasaan khususnya mengenai pikiran, pandangan dirinya - Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan, perkembangan kesehatan DX4 4. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam diharapkan klien tidak cemas lagi dengan KH : - Klien tidak resah - Klien tampak tenang dan mampu menerima kenyaataan - Lien mampu mengidentifiasi dan mengungkapkan gejala cemas - Postur tubuh ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan bekurangnya kecemasan - Identifiasi kecemasan - Gunakan pendekatan yang menenangan - Temani pasien untuk memberian keamanan dan mengurangi takut - Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan - Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan prognosis - Berikan obat untuk mengurangi kecamasan

DX5 5. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam diharapkan klien tidak terjadi resiko infeksi dengan KH : - Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi - Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi - Menunjukkan perilaku hidup sehat - Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan dan penatalaksanaannya Monitor tanda dan gejala infeksi - Monitor kerentanan terhadap infeksi - Batasi pengunjung bila perlu - Instruksikan pada pengunjung untk mencuci tangan saatberkunjung dan setelah meninggalkan pasien - Pertahankan lingkngan aseptic selama pemasangan alat - Berikan perawatan kulit pada area epidema - Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan,panas - Inspeksi kondisi luka - Berikan terapi anibiotik bila perlu - Ajarkan cara menghindari infeksi DX6 6. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan elama . X24jam diharapkan lapisan kulit klien terlihat normal, dengan KH : - Integritas kulit yang bak dapat dipetahankan (sensasi, elastisitas, temperatur) - Tidak ada luka atau lesi pada kulit - Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta perawatan alami

- Perfusi jaringan baik Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar - Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering - Monitor kulit akan adanya kemerahan - Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN 1. Mengkaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi -2. Memberikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang menyenangkan 3. Berkolaborasi dengan dokter pemberi analgesic 4.Ber kolaborasi pemberian antibiotika E. EVALUASI KEPERAWATAN Masalan gangguan rasa nyaman nyeri dikatakan teratasi apabila : - nyeri terkontrol - gatal mulai hilang - puss hilang - kulit tidak memerah kaji TTV BAB III PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.

Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang. Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah. DAFTAR PUSTAKA Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal. Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis Anonim. 2007. Skabies (kulit gatal bikn sebel)TINJAUAN TEORI KONSEP DASAR TEORI A. DEFINISI Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo. Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter. PENGKLASIFIKASIAN SKABIES - Scabies pada orang bersih - Scabies nodular

- Scabies yang ditularkan melalui hewan - Scabies pada bayi dan anak - Scabies terbaring ditempat tidur - Scabies Norwegia atau scabies krustosa B. ANATOMI FISIOLOGI organ kulit 1)Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut : a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk. Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru. b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan pengecatan terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Coba Anda perhatikan kulit orang suku Dani di Irian dengan suku Dayak di Kalimantan pada Gambar 7.8! Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut? Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan

lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur. 2) Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnya a)Akar Rambut Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut. b)Pembuluh Darah Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh. c)Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering. d)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera) Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.

e)Serabut Saraf Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenisDermis (Kulit Jangat) C.ETIOLOGI Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. D. Manifestasi klinis Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut : - Pruritus nktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas. - Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seliruhanggota eluarga. - Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah. - Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemikan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Pada pasien yang selalu menjaga hgiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jia penyakit berlangsung lama, dapat tmbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.

E. Patofisiologi Skabies Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat it kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau. Tungau scabies Kontakkulit kuat Bersalaman Timbul lesi Pergelangan tangan Gatal Sensitivitas terhadap secret Waktu 1 bulan setelah infestasi Timbul papul,vesikel,urtika timbul erosi,eks koriosi, krusta bergandengan penderita sendiri dan digaruk

Digaruk Kelainan kulit dermatitis F. Penatalaksanaan

infeksi skunder menyebar luas

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah. Jenis obat topical : - Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan iritasi. - Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. - Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio, termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian. - Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir. - Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia. - Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan. KONSEP DASAR ASKEP A. PENGKAJIAN I. Biodata a. Identitas pasien b. Identitas penanggungjawab

II. Riwyat kesehatan a. Keluhan utama Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan gatal terutama pada malam hari. b. Riwayat kesehatan sekarang Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat. c. Riwayat kesehatan dahulu Pasien pernah masuk Rs karena alergi d. Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu kurap, kudis. III. Pola fungsi kesehatan a. Pola persepsi terhadap kesehatan Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat. b. Pola aktivitas latihan Aktivitas latihan selama sakit : Aktivitas 0 1 2 3 4 Makan Mandi Berpakaian Eliminasi Mobilisasi di tempat tidur

c. Pola istirahat tidur Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari. d. Pola nutrisi metabolik Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya. e. Pola elimnesi Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau khas dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih. f. Pola kognitif perceptual Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal. g. Pola peran hubungan i. Pola konep diri j. Pola seksual reproduksi Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya. k. Pola koping 1. Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bekerja. 2. Kehilangan atau perubahan yang terjadi perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 3. Takut terhadap kekerasan : tidak 4. Pandangan terhadap masa depan klien optimis untuk sembuh B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri 3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder 4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 5. resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif 6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema C. INTERVENSI KEPERAWATAN Dx1 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi Tujuan dan karakteristik Intervensi RasionaI Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam, diharapkan nyeri klien dapat teratasi dengan KH: - nyeri terkontrol - gatal mulai hilang - puss hilang - kulit tidak memerah kaji TTV INTERVESI: - kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi - berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang menyenangkan - kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic

- koaborasi pemberian antibiotika DX2 2. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam diharapkan tidur klien tida terganggu dengan KH : - mata klien tidak bengkak lagi - klien tidak sering terbangun dimalam hari - klien tidak pucat kaji tidur klien - berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien) - klaborasi dengan dokter pemberia analgeti - catat banyaknya klien terbangun dimalam hari - berika lingkungan yang nyamandan kurangi kebisingan - berikan minum hangat (susu) jika perlu - beian musik klasik sebagai pengantar tidur DX 3 3. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam diharapkan klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri dengan KH : - mengungkapan penerimaan atas penyakit yang di alaminya - mengakui dan memantapkan kembali system dukungan yang ada - Dorong individu untuk mengekspresian perasaan khususnya mengenai pikiran, pandangan dirinya - Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan, perkembangan kesehatan DX4 4. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam diharapkan klien tidak cemas lagi dengan KH :

- Klien tidak resah - Klien tampak tenang dan mampu menerima kenyaataan - Lien mampu mengidentifiasi dan mengungkapkan gejala cemas - Postur tubuh ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan bekurangnya kecemasan - Identifiasi kecemasan - Gunakan pendekatan yang menenangan - Temani pasien untuk memberian keamanan dan mengurangi takut - Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan - Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan prognosis - Berikan obat untuk mengurangi kecamasan DX5 5. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam diharapkan klien tidak terjadi resiko infeksi dengan KH : - Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi - Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi - Menunjukkan perilaku hidup sehat - Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan dan penatalaksanaannya Monitor tanda dan gejala infeksi - Monitor kerentanan terhadap infeksi - Batasi pengunjung bila perlu - Instruksikan pada pengunjung untk mencuci tangan saatberkunjung dan setelah meninggalkan pasien - Pertahankan lingkngan aseptic selama pemasangan alat

- Berikan perawatan kulit pada area epidema - Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan,panas - Inspeksi kondisi luka - Berikan terapi anibiotik bila perlu - Ajarkan cara menghindari infeksi DX6 6. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan elama . X24jam diharapkan lapisan kulit klien terlihat normal, dengan KH : - Integritas kulit yang bak dapat dipetahankan (sensasi, elastisitas, temperatur) - Tidak ada luka atau lesi pada kulit - Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta perawatan alami - Perfusi jaringan baik Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar - Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering - Monitor kulit akan adanya kemerahan - Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN 1. Mengkaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi -2. Memberikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang menyenangkan 3. Berkolaborasi dengan dokter pemberi analgesic 4.Ber kolaborasi pemberian antibiotika E. EVALUASI KEPERAWATAN

Masalan gangguan rasa nyaman nyeri dikatakan teratasi apabila : - nyeri terkontrol - gatal mulai hilang - puss hilang - kulit tidak memerah kaji TTV BAB III PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter. Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang. Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah. DAFTAR PUSTAKA Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal. Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis Anonim. 2007. Skabies (kulit gatal bikn sebel)

You might also like