You are on page 1of 28

GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF

Oleh : Utang Rohmat, S.Kep

Pendahuluan
- Problematika kehidupan manusia semakin komplek. - Life style di masyarakat sbg respon thd masalah. - Pelarian thd obat, baik utk sakit kepala atau bahkan sebagai antidepressant. - Anggapan bhw obat2an bisa menghilangkan masalah.

- non medical use. - Bisa menimbulkan perubahan perilaku.

Asal zat Psiko-aktif


Masalah zat psikoaktif diawali dari mulainya manusia mengenal tanaman atau bahan lain yang bila digunakan dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, kesadaran, pikiran, dan perasaan seseorang. Zat tersebut dinamakan zat psikoaktif. Sejak itu manusia mulai menggunakan bahan-bahan psikoaktif tersebut untuk tujuan menikmati karena dapat menimbulkan rasa nyaman, rasa sejahtera, euforia, dan mengakrabkan komunikasi dengan orang lain (recreation or social use). Contoh : orang menikmati kopi ( caffein ), Alkohol, rokok ( nikotin).

Selain untuk dinikmati, manusia juga menggunakan zat atau bahan psikoaktif untuk berkomunikasi transendental dalam upacara kepercayaan mereka (ritual atau ceremonial use). Sebagai contoh ololiukui (ololiuqui), suatu ramuan tanaman yang digunakan oleh orang Aztec dalam upacara ibadah kepercayaan untuk berkomunikasi transendental. Di beberapa suku/daerah adanya budaya minuman, arak,dsb.

Gangguan Penggunaan zat Pengertian : Suatu gangguan jiwa berupa penyimpangan perilaku yang berhubungan dengan pemakaian zat yang dapat mempengaruhi susunan saraf pusat secara kurang/ lebih teratur sehingga menimbulkan gangguan fungsi sosial.

Klasifikasi ggn penggunaan zat


1.Penyalah gunaan. Gangguan yang dapat terjadi adalah gangguaan fungsi sosial yang berupa ketidakmampuan memenuhi kewajiban terhadap keluarga atau kawan-kawannya karena perilakunya yang tidak wajar, impulsif, atau karena ekspresi perasaan agresif yang tidak wajar. Dapat pula berupa pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas akibat intoksokasi, serta perbuatan kriminal lainnya karena motivasi memperoleh uang.

2. Ketergantungan. merupakan suatu bentuk gangguan penggunaan zat yang pada umunya lebih berat. Terdapat ketergantungan fisik yang ditandai dengan adanya toleransi atau sindroma putus zat. Zat yg sering dipakai : a. Opioida : misalnya morfin, heroin, petidin, kodein, dan candu. b. Ganja atau kanabis atau marihuana, hashish. ( Nama lain?) c. Kokain dan daun koka

d. Alkohol ( etil alkohol ) yang terdapat dalam minuman keras. e. Amfetamin. f. Halusinogen, misalnya LSD, meskalin, psilosin, dan psilosibin. g. Sedativa dan hipnotika. h. Solven dan inhalansia. i. Nikotin yang terdapat dalam tembakau.

Zat psikotropik yang disebutkan diatas dapat menimbulkan adiksi. Oleh karena itu disebut zat adiktif. Obat antipsikosis dan antidepresi, hampir tidak pernah menimbulkan gangguan penggunaan zat. Opioida, ganja, hashish, kokain, dan koka menurut Undang-undang nomor 9 tahun 1976 disebut narkotika, walaupun secara farmakologik yang termasuk narkotika hanya opioida. Dalam buku-buku psikiatri, istilah " adiksi " dipakai untuk melukiskan keadaan " kecanduan " . Tetapi, dalam buku-buku baru, istilah adiksi tidak dipakai lagi. Sebagai gantinya, dipakai istilah " ktrgantungan obat " .

Jenis ketergantungan
1. Ketergantungan fisik disebut juga adiksi. Beberapa ahli memberi arti adiksi sebagai bentuk ketergantungan yang berat pada hard drug (heroin, morfin), 2. Ketergantungan psikis disebut juga Habituasi.

habituasi sebagai bentuk ketergantungan yang ringan, yaitu pada soft drug (ganja, sedativa, dan hipnotika)

PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN

NAPZA
Obat psikotropika adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan prilaku. Obat in biasanya digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.

Obat narkotika adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat dan mempunyai efek utama terhadap penurunan atau peubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri. Obat ini biasanya digunakan untuk analgesik (anti rasa sakit), antitusif (mengurangi batuk), antipasmodik (mengurangi rasa mulas dan mual) dan pramedikasi anestesi dalam praktik kedokteran (Maslim R, 1999).

Penyalahgunaan :
Penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis,sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.

Ketergantungan :
Keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus zat (withdrawal symptom)

Tingkat pemakaian NAPZA Experimental use, coba2, yaitu pemakaian NAPZA yang tujuannya ingin mencoba,untuk memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lain berlanjut pada tahap lebih berat. Social/recreational use, gaul, pemakaian NAPZA dengan tujuan bersenang-senang, pada saat rekreasi atau santai. Situasional use, pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu seperti ketegangan, kesedihan, kekecewaaqn, dan sebagainnya, dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut.

Abuse, penyalahgunaan, yaitu pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang bersifat patologik/klinis (menyimpang) yang ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari, tak mapu mengurangi atau menghentikan, berusaha berulang kali mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh. Dependence use, ketergantungan, yaitu telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian NAPZA dihentikan atau dikurangi dosisnya.
Agar tidak berlanjut pada tingkat yang lebih berat (ketergantungan), maka sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian tersebut memerlukan perhatian dan kewaspadaan keluarga dan masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan pada keluarga dan masyarakat.

Penyebab Penyalahgunaan
1. INDIVIDU. 2. LINGKUNGAN a. Lingkungan keluarga. b. Lingkungan sekolah. c. Lingkungan peergroup/ teman sebaya. d. Lingkungan sosial / masyarakat. 3. Faktor NAPZA. Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga terjangkau

JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN


1. Narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. (menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika). Jenis Obat Narkotika ini dibedakan kedalam 3 Golongan.

Narkotika Golongan I, narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).
Narkotika Golongan II, narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin,petidin)

Narkotika Golongan III, narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein). Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I : (1) Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain (2) Ganja atau kanabis, marihuana, hashis (3) Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka.

2. PSIKOTROPIKA. adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. (Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropik ).
Psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan.

Pembagian Psikotropika
GOLONGAN I, Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu) GOLONGAN II, Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin)

GOLONGAN III, Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam). GOLONGAN IV, Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).

Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain : (1) Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu (2) Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil koplo dan lain-lain (3) Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.

3. ZAT ADIKTIF LAIN, yaitu zat yang bersipat psiko-aktif di luar zat psikotropika dan narkotika. a. Minuman beralkohol. Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu : - Golongan A : kadar etanol 1-5%, (Bir) - Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur) - Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House,Johny Walker, Kamput).

b. Inhalasia dan solven, mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin. c. Tembakau, Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain.

Klasifikasi NAPZA berdasar efeknya


1. Golongan Depresan (Downer), mengurangi aktifitas tubuh : Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), hipnotik (tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain. 2. Golongan Stimulan (Upper), merangsang fungsi tubuh, semangat, gairah kerja : Amfetamin (shabu,esktasi), Kafein, Kokain. 3. Golongan Halusinogen, efek halusinasi : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.

Gejala klinis penyalahguna NAPZA


Perubahan Fisik, a. Saat memakai : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif,curiga. b. Bila kelebihan disis (overdosis) : nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal. c. sedang ketagihan (putus zat/sakau): mata dan hidung berair,menguap,diare,rasa sakit diseluruh tubuh, malas mandi,kejang, kesadaran menurun.

Perubahan Sikap dan Perilaku a).Prestasi sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah,sering bolos,pemalas,kurang tanggung jawab. b) Pola tidur berubah,begadang,sulit dibangunkan pagi hari,mengantuk dikelas atau tampat kerja. c) berpegian sampai larut malam,kadang tidak pulang tanpa memberi tahu lebih dulu d) mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar bertemu dengan anggota keluarga lain dirumah e) Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal kemudian menghilang. f) Sering berbohong dan minta banyak uang tapi tak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik keluarga, mencuri, mengompas terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi. g).Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap bermusuhan, pencuriga, tertutup dan penuh rahasia.

SEKIAN

You might also like