You are on page 1of 5

Biaya Overhead Pabrik I.

Ringkasan Biaya Overhead Pabrik (BOP) merupakan biaya produksi yang berkenaan dengan penerapan teknologi yang dipakai. Semakin padat modal suatu pabrik, semakin tinggi BOP nya. BOP sering juga disebut Factory Overhead (FOH), Manufacturing Overhead (MOH), Factory burden, atau Manufacturing expenses. Secara garis besar BOP dapat digolongkan dalam 4 (empat) kelompok, yaitu: 1. 2. 3. 4. Biaya Prasarana dan Sarana Pabrik Bahan Penolong Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Biaya Teknologi

1. Biaya Prasarana dan Sarana Pabrik Pada umumnya pabrik terpisah dari kantor pusat dan kantor pemasaran. Pabrik biasanya terletak di kawasan Industri yang adakalanya terletak agak jauh dari kantor pusat dan kantor pemasarannya (di luar kota). Oleh karena itu, pabrik memerlukan prasarana dan sarana tersendiri. Umpamanya jalan, riol, emplasemen, dsb. disamping gedung dan bangunan lainnya serta mesinmesin pabrik yang diperlukan untuk proses produksi. Biaya yang berhubungan dengan prasarana dan sarana ini, antara lain: Penyusutan Prasarana Pemeliharaan Prasarana Penyusutan Bangunan Pemeliharaan dan reparasi Bangunan Pengamanan Lokasi Iuran dan Kontribusi D.l.l. 2. Bahan Penolong Bahan penolong atau bahan pembantu merupakan pelengkap bagi kesempurnaan Barang Jadi yang diproses. Ada kalanya bahan ini begitu penting bagi kesempurnaan hasil produksi, namun karena "harganya" yang relatif murah, maka dianggap sebagai bahan penolong. Umpamanya "garam" dalam proses memasak "rendang". Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan pembantu adalah bahan yang dipakai dalam proses produksi, namun bukan bahan yang akan diolah menjadi barang jadi. Selain dari kriteria tersebut, sesuatu dianggap bahan penolong karena jumlah yang dipakai sangat kecil, misalnya "ragi" untuk membuat tempe. 3. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Termasuk dalam kelompok biaya ini adalah semua kompensasi (gaji,upah,lembur, dan tunjangan) bagi tenaga kerja yang terlibat dalam pengolahan bahan baku menjadi barang jadi, namun bukan mereka yang mengolah/menangani langsung proses produksi. Tenaga-tenaga supervisor, superintendent, mandor, pengawas, line-chief, dan manager produksi termasuk mereka yang terlibat dalam produksi secara tidak langsung. 4. Biaya Teknologi Konsekuensi dari pemilihan teknologi yang dipakai untuk proses produksi adalah biaya yang lebih tinggi untuk pemilihan mesin-mesin yang lebih "canggih". Dinegara maju, dimana upah tenaga kerja langsung sangat tinggi, pemakaian teknologi yang lebih maju, merupakan pilihan utama.

Hal:1

I.

BOP - Tarif Tunggal (Plant-wide Rate)) Pembebanan BOP ke produk yang dihasilkan dengan spesifikasi yang lebih dari satu macam atau produksi yang berdasarkan pesanan, begitu pula produksi musiman, jika dilaksanakan berdasarkan BOP yang sesungguhnya (actual) akan mengalami kesulitan, atau berakibat harga pokok produk yang akan sangat berfluktuasi. Juga pembebanan BOP sesungguhnya ke produk yang dihasilkan tidaklah praktis. Karena itu dibuatlah tarif BOP. Tarif BOP dapat didasarkan pada Kapasitas dasar tarif: Jam Kerja Langsung; Jam Mesin; Upah Buruh Langsung; Bahan Baku yang dipakai; atau Unit Produksi. (JKL; JM; UBL; BB; atau Unit produksi) Langkah penyusunan tarif: 1. Taksir Kapasitas produksi yang akan datang 2. Konversikan Kapasitas tersebut ke Kapasitas Dasar Tarif (KDT) yang diinginkan 3. Taksiran jumlah BOP atas dasar KDT tersebut BOP Tetap: .............. BOP Variabel: .............. Total: .............. 4. Hitung Tarif BOP, Tarif BOP Tetap dan Tarif BOP Variabel ( taksiran (3) / Taksiran (2) ) BOP yang dibebankan (FOH-Applied) Setelah tarif ditetapkan, maka proses selanjutnya adalah pembebanan BOP ke produk Kapasitas atas dicapai dasar tarif tersebut. BOP yang dibebankan (FOH-Applied) = Tarif x Kapasitas yang dicapai Yang dibebankan(applied)

26,000 156,000,000

Under (over) applied FOH: BOP yang sesungguhnya 160,000,000 Pembebanan BOP dapat lebih rendah atau lebih tinggi dari BOP yang sesungguhnya dibebankan kurang /underappl 4,000,000 (FOH-Control). Membandingkan BOP yang sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan akan diperoleh under(over) applied FOH. Dinamakan under-applied jika BOP-Kontrol (sesungguhnya) lebih besar dari BOP yang dibebankan (Applied). Sebaliknya, jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan, maka akan terjadi over-applied. FOH-Spending Variance dan FOH-Idle Capacity Variance. FOH-under/over -applied tersebut diatas, dianalisa lebih lanjut penyebab terjadinya. Yang disebabkan oleh pengeluaran (budget) dinamakan "spending variance", sedangkan yang disebabkan oleh "Kapasitas" dinamakan "Idle Capacity Variance". Contoh: P.T. AXE merencanakan untuk memproduksi 600.000 unit barang jadi tahun 1994. Proses produksi untuk menghasilkan satu(1) unit barang jadi memerlukan 10 menit JKL Atas dasar Kapasitas tersebut diestimasikan BOP sbb.: BOP Tetap: 15,000,000 BOP Variabel: 60,000,000 Total 75,000,000 Atas dasar informasi diatas, maka tarif BOP adalah: Rp 750/JKL (75.000.000 : 100.000JKL) Tarif BOP tetap = Rp 150/JKL; Tarif BOP Variabel= Rp 600/JKL.(600.000 unit = 100.000 JKL) Misalkan dalam tahun 1994 telah dicapai 102.500 JKL dengan total BOP sebesar Rp 76.750.000,- maka applied FOH adalah Rp 750 x 102.500 76,875,000 = Actual FOH: 76,750,000 Applied 76,875,000 1. Over-applied (125,000) 2. Actual FOH 76,750,000 Budget FOH BOP-tetap: 15,000,000 BOP-variabel: tarif variabel x kapasitas 61,500,000 76,500,000 FOH- Spending Variance ................... (unfavorable) 250,000 3. Budget FOH (seperti diatas) 76,500,000 Applied FOH (seperti diatas) 76,875,000 FOH-Idle Capacity Variance (favorable) (375,000) Untuk Idle Capacity Variance ini, dapat juga dihitung dengan membandingkan Kapasitas yang dicapai dengan Kapasitas Dasar Tarif dikalikan dengan tarif BOP Tetap: (102.500 -100.000) x Rp 150,-= 375.000 (Fav.) karena bekerja lebih sibuk dari rencana.

Hal:2

II. Departementalisasi BOP Tarif tunggal (Plant-wide rate) menyebabkan pembebanan BOP yang terasa kurang adil. Hal ini disebabkan tiap departemen mungkin memiliki pemacu (driver) biaya yang berbeda. Ada yang dominan "jam mesinnya", ada pula yang tenaga kerja langsungnya. Agar pembebanan BOP ke produk lebih akurat, maka departementalisasi tarif BOP dapat diterapkan menggantikan tarif tunggal. Sebelum perhitungan tarif perdepartemen dilaksanakan, maka terlebih dahulu perlu dilaksanakan pengalokasian biaya dari departemen pembantu (service departement) ke departemen produksi. Alokasi ini dapat dilaksanakan dengan metode: langsung, bertahap atau dengan metode "aljabar". Misalkan Servis yang di nikmati oleh departemen lain atas jasa departemen pembantu: X,Y,dan Z adalah sbb.: Servis yg Diberikan oleh Departemen Penerima Servis: Departemen Pembantu: X Y Z Departemen Produksi I 35.00% 40.00% 30.00% Departemen Produksi II 40.00% 20.00% 25.00% Departemen Produksi III 15.00% 30.00% 40.00% Departemen Pembantu X 10.00% 3.00% Departemen Pembantu Y 5.00% 2.00% Departemen Pembantu Z 5.00% Total 100.00% 100.00% 100.00% I Taksiran Biaya per Dept.: Biaya Tetap Biaya Variabel Total Alokasi biaya dept.pembantu: Metode :Langsung Alokasi Biaya Dept. X Alokasi Biaya Dept. Y Alokasi Biaya Dept. Z Total alokasi biaya dept.pembantu Ttl. alokasi dept.pembantu Kapasitas dasar tarif: Tarif BOP tetap: Tarif BOP Variabel: Tarif BOP Depatemen Produksi: II
25,000,000 46,750,000 71,750,000

III

Departemen Pembantu: X Y
7,500,000 16,385,050 23,885,050 12,750,000 26,850,000 39,600,000

Z
8,600,000 13,750,000 22,350,000

12,500,000 27,500,000 40,000,000

45,000,000 57,500,000 102,500,000

7,961,683 13,200,000 7,057,895 28,219,578 68,219,578 25.000 JKL 500.00 2,228.78 2,728.78 per JKL

6,634,735 11,000,000 5,881,579 23,516,314 95,266,314 5.000 JM 5,000.00 14,053.26 19,053.26 per JM

10,615,578 17,600,000 9,410,526 37,626,104 140,126,104 Rp18.000.000 UBL 250.00% 528.48% 778.48% per Rp UBL

(23,885,050) (23,885,050) 0

(39,600,000) (39,600,000) -

(22,350,000) (22,350,000) -

Hal:3

Taksiran Biaya per Dept.:


I

Depatemen Produksi: II 25,000,000 46,750,000 71,750,000 III 45,000,000 57,500,000 102,500,000 X 12,500,000 27,500,000 40,000,000

Departemen Pembantu: Y 12,750,000 26,850,000 39,600,000 Z 8,600,000 13,750,000 22,350,000 7,500,000 16,385,050 23,885,050

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Alokasi biaya dept.pembantu: Metode : Bertahap Alokasi Biaya Dept. X Alokasi Biaya Dept. Y Alokasi Biaya Dept. Z Total alokasi biaya dept.pembantu Total Biaya setelah alokasi dept.pembantu Kapasitas dasar tarif: Tarif BOP tetap: Tarif BOP Variabel: Tarif BOP

8,359,768 18,130,779 7,435,027 33,925,573 73,925,573 25.000 JKL 500.00 2,457.02 2,957.02 per JKL

9,554,020 9,065,389 6,195,856 24,815,265 96,565,265 5.000 JM 5,000.00 14,313.05 19,313.05 per JM

3,582,758 13,598,084 9,913,369 27,094,211 129,594,211 Rp18.000.000 UBL 250.00% 469.97% 719.97% per Rp UBL

(23,885,050) (23,885,050) 0

1,194,253 (40,794,253) (39,600,000) 0

1,194,253 (23,544,253) (22,350,000) 0

Alokasi dengan metode aljabar: Pertama selesaikan dulu alokasi antar departemen pembantu:
X = 23.885.050 + 0,10 Y + 0,03 Z Y = 39.600.000 + 0,05 X + 0,02 Z Z = 22.350.000 + 0,05 X

X=23.885.050+0,10((39.600.000+0,05X+0,02(22.350.000+0,05X))+0,03(22.350.000+0,05X) X=23.885.050+0,10(39.600.000+0,05X+447.000+0,0010X)+(670.500+0,0015X) X=23.885.050+0,10(40.047.000+0,0510X)+(670.500+0,0015X) X=23.885.050+4.004.700+0,00510X+670.500+0,0015X X=23.885.050+4.004.700+0,00510X+670.500+0,0015X X=28.925.200 + 0,00660 X


Depatemen Produksi: 0,9934 X = 28.560.250 X= Z= Y= Departemen Pembantu: III 45,000,000 57,500,000 102,500,000 4,312,500 12,453,975 9,515,000 26,281,475 128,781,475 Rp18.000.000 UBL 250.00% 465.45% 715.45% per Rp UBL X 7,500,000 16,385,050 23,885,050 (28,750,000) 4,151,325 713,625 (23,885,050) 0 Y 12,750,000 26,850,000 39,600,000 1,437,500 (41,513,250) 475,750 (39,600,000) 0 Z 8,600,000 13,750,000 22,350,000 1,437,500 (23,787,500) (22,350,000) 0 28,750,000 23,787,500 41,513,250

Taksiran Biaya per Dept.: Biaya Tetap Biaya Variabel Total Metode : ALJABAR Alokasi Biaya Dept. X Alokasi Biaya Dept. Y Alokasi Biaya Dept. Z Ttl alokasi dept. pembantu Ttl setelah alokasi Kapasitas dasar tarif: Tarif BOP tetap: Tarif BOP Variabel: Tarif BOP

I 12,500,000 27,500,000 40,000,000 10,062,500 16,605,300 7,136,250 33,804,050 73,804,050 25.000 JKL 500.00 2,452.16 2,952.16 per JKL

II 25,000,000 46,750,000 71,750,000 11,500,000 8,302,650 5,946,875 25,749,525 97,499,525 5.000 JM 5,000.00 14,499.91 19,499.91 per JM

Hal:4

Latihan: I. Pada kegiatan : 50.000 JKL per tahun biaya overhead yang dibudgetkan Rp. 36,500,000 Pada kegiatan : 72.000 JKL per tahun biaya overhead yang dibudgetkan Rp. 42,000,000 Dalam bulan Januari 1998 perusahaan bekerja selama 5.700 JKL dengan total BOP sesungguhnya Rp 3.426.250 Dipecahkan dengan materi Hitunglah: "penggolongan biaya" 1 Total BOP-tetap per bulan 1 2,000,000 2 Biaya overhead pabrik variabel per JKL 2 250 3 Tarif BOP Jika Kapasitas dasar tarif adalah 60.000 JKL per tahun 3 650 4 BOP yang dibebankan bulan Januari 1998 4 3,705,000 5 BOP yang dibudgetkan untuk kegiatan bulan Januari 1998 5 3,425,000 6 Under atau over applied bulan Januari 1998 6 (over) (278,750) 7 Spending variance bulan Januari 1998 7(unfav.) 1,250 8 Idle Capacity Variance bulan Januarii 1998 8( fav.) (280,000) II. Selesaikan (isi . . . . . .)! Tarif BOP Rp 25 /JKL Tarif BOP Tetap ..(9).. /JKL Tarif BOP Variabel ..(10).. /JKL Januari 3.000 (U) 1.000 (F) 9,000 227,000 (3) (6) Pebruari 0 1.000 (U) 10,000 251,000 (4) (7) Maret (1) (2) 11,000 273,500 (5) (8)

Idle Capacity Variance Spending Variance Kapasitas tercapai BOP Sesungguhnya Budget BOP BOP yang dibebankan

(3,000) fav. 1,500 unfav. 228,000 250,000 272,000 225,000 250,000 275,000 3 22

Dipecahkan dengan urutan sbb.: 9, 10, 6, 7, 8, 3, 4, 5, 1, 2 Idle capacity variance berarti selisih kapasitas dikalikan dengan tarif BOP-tetap. Perhatikan pada bulan pebruari dan Januari. Pada bulan Pebruari, ICV adalah 0. Ini berarti 10.000 JKL adalah KDT-nya. Pada bulan Januari ICV Rp 3.000 (Unfav.), padahal kapasitas berkurang 1.000 JKL, ini berarti tarif BOP Tetap adalah 3.000 : 1.000 = 3; berdasarkan itu, maka tarif BOP-variabel adalah sebesar Rp 22/JKL (25 - 3), dst.

Hal:5

You might also like