Professional Documents
Culture Documents
MODUL 1
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
(NURLAILA) (KELOMPOK X)
1
ABSTRAK
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Destilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau
bercampur dengan campuran lain yang titik didihnya berbeda. Sifat fisik kimia
organik pada umumnya adalah titik lebur, titik didih dan kelarutannya. Titik didih
Kelarutan senyawa organik dalam air ditentukan oleh banyaknya atom C dan
1.2.Tujuan Percobaan
3
BAB II
DASAR TEORI
Titik lebur adalah suhu pada saat kristalnya berubah ke fasa cair. Titik
lebur kristal padat sama dengan titik beku dari zat cair. Perbadaannya dengan titik
didih adalah titik didih kebanyakan zat padatnya, tidak berubah adanya tekanan
Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu
sama dengan tekanan luar (tekanan yang digunakan pada permukaan cairan).
Apabila tekanan sama dengan tekanan luar, maka gelombang uap dapat terbentuk
dalam cairan dapat mendorong air kepermukaan menuju fase gas. Oleh karena itu,
titik didih suatu cairan tergantung pada tekanan luarnya. Dan sebagaimana telah
kita ketahui bahwa air murni pada tekanan 1 atm mempunyai titik didih 100°C,
akan tetapi apabia kita melarutkan suatu zat ke dalam air, maka titik didih larutan
(Pudjaatmaka, 1989).
4
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain sebagai berikut:
termometer, tabung reaksi, gelas kimia, batang pengaduk standar dan klem, tutup
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain sebagai berikut:
minyak paraffin atau minyak kelapa, bubuk zat organik (untuk percobaan titik
sampai sekitar 15°C di bawah titik lebur zat tersebut.Dicatat kenaikkan suhu
didih. Di bulb termometer diatur 4-6 cm di atas dasar tabung. Dipanaskan tabung
dengan api kecil, bila telah mendidih api dipindahkan. Diperhatikan uap yang
sudah mulai mengembun dan membasahi dinding tabung paling sedikit 2,5 cm di
5
atas bulb thermometer. Dipindahkan api bila perlu dan dicatat kenaikkan suhu
3. Destilasi
wadah II apabila suhu sudah mencapai 83°C. Dihentikan percobaan pada suhu
95°C.
6
BAB IV
4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini, Urea –senyawa yang akan dilihat titik leburnya-
minyak kelapa, agar mencegah pemanasan secara langsung terhadap tabung reaksi
yang terdapat urea. Diamati urea melebur pertama sekali pada suhu 63˚C, sampai
pada suhu 93˚C urea melebur semua. Hal ini membuktikan bahwa titik lebur urea
7
2. Penetapan Titik Didih
panas ke seluruh medium dan juga untuk mengurangi letupan. Pertama kali
mendidih. Puncak mendidihnya etanol pada saat suhu 78˚C. Hal ini membuktikan
bahwa etanol tersebut murni, karena titik didihnya mendekati titik didik etanol
3. Destilasi
Campuran larutan dididihkan sampai menguap, lalu uap itu dilewatkan melalui
alat pengembun (kondensor) yang tujuannya agar uap itu dapat menjadi bintik-
8
BAB V
KESIMPULAN
yaitu:
fungsinya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Krosch, dkk., 1990, Chemistry General Organic, Mc Grow Hill, Inc, USA.
10
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 2
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
(NURLAILA) (KELOMPOK X)
11
ABSTRAK
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
mengandung C, H, O, N.
organik sangat erat hubungan dengan manusia. Begitu pula halnya dengan
lingkungan sekitarnya. Selain itu, senyawa organik juga diperlukan oleh manusia
1.2.Tujuan Percobaan
organik.
13
BAB II
DASAR TEORI
beberapa cara, antara lain dengan sublimasi, destilasi, ekstraksi, dll. Ekstraksi
adalah pemisahan suatu zat dengan mengunakan zat pelarut yang khas. Sublimasi
adalah salah satu metode yang digunakan untuk memurnikan senyawa organik
Ekstraksi adalah suatu zat yang larut dalam dua pelarut yang tidak
wujud padat menjadi gas atau sebaliknya. Sublimasi dilakukan untuk memurnikan
zat yang dapat menyublim seperti: naftalen, soda, kafein, dan belerang
(Pudjaatmaka, 1989).
tekanan titik triple dua tekanan kritis, namun untuk beberapa zat tekanan triple
terletak di atas P=1 atm dan pada atmosfer terdapat transisi langsung yang disebut
sublimasi, dari padat ke gas tanpa melalui keadaan pertengahan cair (Suminar,
2001).
14
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain sebagai berikut:
buret, corong pisah, ring besi, standar dan klem, gelas kimia, erlenmeyer, kaca
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan FeCl3, eter,
asam asetat glasial, larutan NaOH, phenopthalin, kapur barus, crocoal, aquadest.
1. Ekstraksi
dan diamati.
15
dan kemudian dimasukkan 10 ml ke dalam erlenmeyer.Diteteskan 3 tetes
2. Sublimasi
dengan kaca arloji yang berkapas basah. Disublimasi dan dikumulkan zat
murninya.
16
BAB IV
4.2. Pembahasan
merupakan suatu larutan polar yang mempunyai nama lain yaitu Benzenadiol.
Penggunaan FeCl3 dilakukan untuk memurnikan zat dengan cara ekstraksi, setelah
menjadi warna ungu. Lalu, dimasukan eter yang berfungsi sebagai pelarut untuk
menarik pengotor yang ada di dalam larutan resorsinol murni pada lapisan bawah,
dan lapisan atas berupa campuran dari eter dan FeCl3. Hal ini disebabkan karena
massa jenis FeCl3 dan eter lebih kecil dibandingkan dengan larutan resorsinol, dan
17
eter itu sendiri bersifat non-polar. Hal ini bisa juga dikarenakan perbedaan
densitas dan kepolaran suatu larutan. Dari larutan yang telah membentuk dua
warnanya keruh.
2. Sublimasi
penyerap. Lalu, campuran tersebut ditutup dengan kaca arloji yang diletakan
kapas basah di atasnya, fungsinya sebagai kondensor serta untuk menahan supaya
dihasilkan terbentuklah kristal. Dari pembentukan kristal ini, maka kita dapat
18
BAB V
KESIMPULAN
yaitu:
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 3
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
21
ABSTRAK
22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
suatu gugus –OH yang terikat pada cincin aromatik. Rumus kimianya adalah
C6H5OH. Fenol bersifat stabil dan ramah terhadap lingkungan, bersifat asam,
bereaksi dengan asam (RCOOH), tetapi bereaksi dengan alkil halida (RCOX)
karena dapat membunuh bakteri. Fenol juga digunakan sebagai pembuatan aspirin
oksigen pada fenol terputus, akan didapatkan ion fenoksida C6H5O-. Pada ion
fenoksida, atom oksigen tunggal masih merupakan yang paling elektronegatif dan
sistem yang terdelokalisasi terpusat pada daerah oksigen tersebut. Delokalisasi ini
membuat ion fenoksida lebih stabil dari sebelumnya sehingga fenol menjadi asam.
1.2.Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah Untuk menentukan sifat-sifat dari
Fenol.
23
BAB II
DASAR TEORI
Fenol atau asam karbonat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenil
merupakan komponen utama pada anti septic dagang, Triklorofenol atau dikenal
dengan TCP. Fenol juga merupakan bagian dari komposisi beberapa anestika otal,
2006).
Fenol adalah suatu senyawa yang dianggap berasal dari benzena dengan
mengganti satu atau lebih dalam H dengan gugus OH. Fenol bersifat asam lemah
dalam air karena mengalami ionisasi. Fenol dapat digunakan sebagai anti septik,
ramah terhadap beberapa jenis material, sedangkan kerugiannya antara lain susah
24
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Adapun bahan yang digunakan adalah lakmus merah, kertas merah congo,
larutan FeCl3, resorsinol, asam salisilat, air brom, larutan KMnO4, NaOH 10%,
merah congo. Diamati yang terjadi. Diulangi dengan larutan asam asetat
2. Uji FeCl3
salisilat.
3. Uji Oksidasi
hasilnya.
25
4. Brominasi Fenol
Ditambahkan tetes demi tetes air brom sampai terbentuk endapan. Diamati
hasilnya.
5. Nitrasi
26
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2. Uji FeCl3
1 ml fenol + 10 ml air + 1 ml Larutan berwarna ungu
FeCl3
Larutan berwarna ungu pekat
1 ml resorsinol + 10 ml air + 1 ml
FeCl3
3. Uji Oksidasi
5 ml KMnO4 + 2 ml fenol dipanaskan Larutan berwarna kuning teh
dan terbentuk endapan
4. Uji brominasi
5 tetes fenol + air brom Terbentuk larutan kuning
keemasan
4.2. Pembahasan
larutan fenol, kertas lakmus tersebut tetap berwarna merah. Yang membuktikan
2. Uji FeCl3
fenol, larutan yang semula bening berubah menjadi berwarna ungu. Hal ini
disebabkan karena larutan FeCl3 bereaksi dengan fenol yang bersifat asam, ketika
dicampurkan dengan air yang bersifat polar, sehingga terjadilah perubahan warna.
Hal yang sama juga terjadi ketika 1 ml FeCl3 ditambahkan dengan 1 ml air dan 1
27
ml resorsinol. Hanya saja warna ungunya lebih pekat. Penyebabnya adalah adanya
perubahan ketika reaksi berlangsung. Selain itu, fenol hanya memiliki satu gugus
3. Uji Oksidasi
terbentuklah endapan hitam dengan larutannya berwarna kuning teh. Hal ini
disebabkan karena pada saat larutan tersebut dipanaskan ada energi yang bekerja
merupakan dilepaskannya elektron oleh suatu atom, sehingga pada saat suhu
Pada percobaan ini, ketika larutan fenol diteteskan air brom, terbentuknya
28
BAB V
KESIMPULAN
1. Fenol memiliki sifat asam yang jauh lebih kuat dari alkohol karena anion
aromatis.
2. Resorsinol menghasilkan warna ungu yang lebih pekat dari fenol karena
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 4
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
DARUSSALAM, 2 MEI
2008
ASISTEN PRAKTIKAN
(MAHMUDI) (KELOMPOK X)
31
ABSTRAK
32
BAB I
PENDAHULUAN
terdapat dalam makanan dengan jumlah yang kecil, dan yang dalam jumlah sangat
tersebut tidak menghasilkan energi, namun penting untuk transformasi energi dan
persendian, luka bernanah pada organ lambung, dll. Oleh karena itu, vitamin C
University telah menemukan seorang murid SLTP yang memiliki IQ sangat tinggi
karena di dalam darahnya terdapat kadar vitamin C yang tinggi. Hal ini
33
BAB II
DASAR TEORI
sifat asam dan sifat pereduksi yang sangat kuat. Sifat-sifat tersebut terutama
dalam cincin laktan. Bentuk vitamin C yang ada di alam adalah Asam Askorbat
(Besari, 1992).
menyebabkan kerusakan seperti: suhu, konsentrasi gula, dan garam pH, oksigen
dan enzim katalisator logam, konsentrasi awal baik dalam larutan maupun system
model ratio antara asam askorbat dan dehidro asam askorbat (Achmadi, 1993).
berantai sehingga tidak terjadinya kerusakan yang lebih besar (Robert, 1995).
34
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
1000ml dan 250 ml, labu ukur 1000 ml dan 100 ml, buret, mikro pipet, spatula.
jeruk dan tomat, aquades, larutan standar iodium 0,01 N, larutan amilum 1%.
sampai diperoleh slurry. Ditimbang 10-30 g slurry dimasukkan kedalam labu takar
100 ml dan ditambahkan aquades sampai tanda batas. saring dengan krus Gooch
atau dengan sentrifuge untuk dipisahkan filtratnya. Diambil 5-25 ml filtrat dengan
dengan 0,01 N standar yodium (ditimbang 2-2,5 gram KI dan 1,269 g I kemudian
asam askorbat.
aquades dalam labu ukur. Diambil 10 ml larutan kemudian diencerkan dengan 100
ml aquades dalam labu ukur yang lain. Diambil 10 ml larutan (II) lalu dititrasi
35
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
amilum
dititrasi
Iodium Larutan berubah menjadi warna coklat
amilum
dititrasi
Iodium Larutan berubah menjadi warna ungu
4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini, penentuan kadar vitamin C dalam mangga dan pepaya
digunakan metode titrasi yaitu cara penetapan kadar suatu larutan menggunakan
menekankan terhadap perubahan warna yang terjadi pada suatu sampel, dengan
titik ekivalennya yaitu suatu titik dimana terjadi perubahan warna untuk pertama
kali. Titik akhir titrasi yaitu suatu titik dimana zat terlarut sama dengan zat
pelarut. Titrasi pada penentuan kadar vitamin C dalam sampel yang digunakan,
36
mangga, titik akhir titrasinya adalah 0,8ml iodium, sedangkan dalam pepaya
O CH2OH
C H OH
C OH
O
C OH
H C O
C H H OH
CH2OH OH OH
37
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sbb:
titrasi yaitu cara penetapan kadar suatu larutan dengan meggunakan larutan
38
DAFTAR PUSTAKA
39
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 5
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
DARUSSALAM, 9 MEI
2008
ASISTEN PRAKTIKAN
(NURHEMALINDA) (KELOMPOK X)
40
ABSTRAK
Telah dilakukan sebuah percobaan dengan judul “Isolasi Kafein dari Teh” yang
bertujuan untuk mendapatkan kafein dalam teh. Prinsip dari percobaan ini adalah
kafein merupakan turunan dari purin disebut juga 1,3,7 tri-metilxantin. Rumus
molekul C8H18N4O2.. Jumlah kandungan kafein dalam teh berbeda-beda tergantung
jenis teh, kondisi iklim dan topografi tumbuhan.
41
BAB 1
PENDAHULUAN
yang ada pada daun teh. Hasil penelitian membuktikan minyak esensial yang
memberi teh aroma khas dan keharuman. Dalam teh selain terdapat kandungan
Kafeine, juga terdapat zat yang namanya Tannin. Keduanya memiliki efek yang
menenangkan. Pada dua menit pertama teh diseduh, akan keluar Cafeine,
memberi efek positif berupa pencegahan penyakit jantung dan stroke. Senyawa
darah, dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Dengan polyphenol, teh
membantu pula dalam penambahan jumlah sel darah putih yang bertanggung
Adapun tujuan percobaan ini adalah Untuk mendapatkan kafein dalam teh.
42
BAB 1I
DASAR TEORI
Sekitar 450 senyawa organik dan lebih dari satu senyawa anorganik bisa
ditemukan dalam daun teh. Dalam secangkir teh terkandung energi sekitar 4 kkal,
atas sifat-sifat dan keharuma dari the.Teh juga mengandung senyawa utama yang
disebut polyphenol.Di dalam teh juga terkandung kafein. Pada teh hijau juga
molekulnya 194,19 dengan C= 49,48 OC, N= 28,8 OC, H=5,19 OC. denganrumus
peragian, didalam tersebut biasanya mengandung zat kaffein 1,5%, selain cafein
yang hasil stenin berwarna gelap yang berkesar hingga 20 OC (Sukardjo, 1997).
43
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala
Disediakan gelas piala 1000 ml yang telah diisi dengan 500 ml aquadest
natrium sulfat anhidrat. Didiamkan setengah sampai satu jam, kloroform diuapkan
44
BAB IV
Disaring panas-panas
4.2 Pembahasan
kafein dari the. Pad percobaan ini menggunakan 60 gram “teh cap bendera”
selama 15 menit dalam gelas kimia100 ml. Kemudian disaring untuk mendapat
filtrate, disini terdapat dua hasil yaitu filtrate yang berupa air teh dan ampas-
ampas teh. filtrat yang didapat ditambah dengan 100 ml Pb.asetat 10%, Pb.asetat
disi berfungsi untuk mengikat kotoran dalam filtrat teh. Setelah ditambah
45
Pb.asetat Menghasilkan larutan yang berwrna coklat susu. setelah disaring warna
kloroform, menghasilkan filtrat yang terdiri dri dua lapisan, dipisahkan larutan
anhidrat didiamkan setengah sampai satu jam dan terakhir ditimbang berat hasil
yang diperoleh.
46
BAB V
KESIMPULAN
sebagai berikut:
darah.
47
DAFTAR PUSTAKA
Olson, Robert E., 1987, Energi dan Zat-Zat Gizi, Gramedia, Jakarta.
48
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 6
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
(FAHMI) (KELOMPOK X)
ABSTRAK
49
Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Gugus Karbonil Aldehid dan Keton”
yang bertujuan untuk menentukan sifat-sifat gugus karbonil aldehid dan keton.
Prinsip percobaan ini adalah dengan mereaksikan kedua gugus karbonil tersebut
dengan pereaksi tollens dan pereaksi fehling, serta membedakan reaksi kedua
gugus karbonil tersebut terhadap kedua pereaksi tersebut.
BAB I
50
PENDAHULUAN
yang terikat pada sebuah atau atau dua buah unsure hydrogen. Aldehid berasal
merupakan senyawa polar yang titik didihnya lebih besar dari senyawa non-polar,
aldehid dapat dibuat dengan cara oksidasi dari alcohol primer, oksidasi dari
karbonil (C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus atau sebuah alkil dan
sebuah aril. Keton dapat dibuat dengan cara oksidasi dari alcohol sekunder, reaksi
BAB II
51
DASAR TEORI
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil. Jika kedua gugus yang
menempel pada gugus karbonil adalah gugus karbon, maka senyawa itu
dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hydrogen,
lain untuk membentuk senyawa dengan massa molar tinggi. Reaksi ini
melepaskan banyak kalor dan sering kali meledak, sehingga formal dehid
biasanya dibuat dan disimpan dalam larutan air (untuk mengurangi konsentrasi)
(Raymond, 2002).
Aldehid dan keton lazim terdapat pada system makhluk hidup. Gula ribosa
dan hormon behina progesterone merupakan dua contoh aldehid dan keton berbau
harum, misalnya trans sinaldehid adalah komponen utama minyak kayu manis
BAB III
52
METODELOGI PERCOBAAN
penyaring, corong, tutup gabus dan perangkap percobaan titik lebur. Sedangkan
encer, NaHSO3, Aseton, semi karbazida, Na Asetat, Fenil Hidrazim HCl, Asam
1. Reduksi Tollens,
Diulangi cara kerja tersebut dengan diganti formaldehid dengan asetal dehid..
2. Reduksi Fehling
pereaksi fehling.
53
Cara kerja no 1 diulang dengan cara digantikan pereaksi tollens dengan
pereaksi schiff.
4. Reaksi NaHSO3
erlemeyer tersebut kedalam campuran NaCl dan es. Dikumpulkan kristal yang
terjadi dengan saringan penghisap, dicuci dengan air dan eter, kemudian dibiarkan
dan dipanaskan, dicatat baunya. Diulangi cara kerja dengan 5 ml HCl encer, diuji
baunya.
5. Semi Karbazon.
Dalam tabung reaksi dilarutkan 1 gram semi karbazida dan 1,5 Na asetat
dikocok dengan baik. Dibiarkan campuran dengan sesekali dikocok. Kalau perlu
dicuci dengan air dingin sedikit, lalu dikeringkan dengan udara. Ditentukan titik
BAB IV
54
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2.2. Pembahasan
perak. Berbeda dengan keton, bila direaksikan dengan tollens, keton tidak akan
yang berwara biru, larutannya tetap biru, yang membuktikan bahwa tidak adanya
reaksi antara aldehid dan fehling. Dan bila keton direaksikan dengan fehling, akan
terbentuk larutan merah bata. Penjelasan di atas menunjukan bahwa aldehid akan
bereaksi dengan tollens dan tidak dengan fehling. Sebaliknya keton akan bereaksi
55
BAB V
KESIMPULAN
1. Aldehid akan bereaksi dengan tollens dan tidak bereaksi dengan fehling.
2. Keton akan bereaksi dengan fehling dan tidak bereaksi dengan tollens.
3. Aldehid atau alkanal merupakan turunan dari alkanal yang satu atom H
• Pereaksi Tollens
• Pereaksi Fehling
56
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
57
MODUL 7
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
(NURHEMALINDA) (KELOMPOK X)
ABSTRAK
58
Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Etil Asetat (Esterifikasi)”, yang
bertujuan untuk mengetahui reaksi esterifikasi dan menentukan sifat-sifatnya.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah ester terbentuk dari reaksi asam
karboksilat dengan alkohol. Adapun hasil dari percobaan ini adalah ester memiliki
aroma yang khas.
BAB I
PENDAHULUAN
59
1.1. Latar Belakang
Etil asetat (Esterifikasi) adalah suatu proses pembentukan ester dari asam
karboksilat dan alkohol untuk menjadi hidrogen dan air (H2O). Senyawa ester
dibuat melalui reaksi antara asam alkanoat dan alkohol dengan zat dehydrator
H2SO4 pekat. Pada saat asam alkanoat dicampur dengan alkohol, maka terjadi
adalah sebagai bahan baku industri perekat seperti membatik. Selain itu,
esterifikasi juga dapat digunakan sebagai pelarut cat dan aromanya yang khas
BAB II
DASAR TEORI
60
Senyawaan yang dapat dianggap diturunkan dari asam karboksilat dengan
disebut ester. Ester yang lazim adalah etil asetat, CH3CO2CH2CH3, suatu pelrut
yang lazim digunakan dalam banyak pelarut cat, dan cat kuku maupun perekat.
Etil asetat dan ester yang lain dengan sekali atau kurang merupakan cairan yang
1999).
Ester yang terdapat dalam atom yang terbuat dari asam karboksilat
berantai panjang dan alkohol yang berantai panjang disebut lilin. Kebanyakan
bahan yang disebut lilin yang biasanya adalah campuran dua ester atau lebih dari
zat-zat lain. Campuran semacam itu berupa zat padat yang mudah meleleh dengan
Ester karboksilat sederhana adalah senyawa netral molekul polar, tetapi tidak
membentuk ikatan hydrogen senyawanya. Senyawa ini kuranga dapat larut dalam
air dan titik didihnya lebih rendah dibandingkan dengan asam karboksilat
awalnya. Ester dapat terikat dengan hydrogen dengan air (Wilbraham, 1982).
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
61
3.1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Labu
destilasi, penangas es, kasa asbes, pembakar spiritus/pembakar gas, corong pisah,
Sedangkan bahan yang digunakan adalah etanol, asam asetat, batu didih,
asetat glasial dan ditambahkan 8 ml asam sulfat pekat. Direfluk larutan tersebut
dengan satu ml air. Bila tidaka ada lagi ester yang terdesilasi, ditambahkan pada
dan dipisahkan lagi bagian bawahnya. Diulangi lagi sisanya dengan CaCl2,
cairan dengan menggunakan labu destilasi kecil. Dicatat suhu pada saat tetesan
62
destilasi pertama dan pada akhir destilasi (sisa 3 ml pada labu destilasi).
63
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
asam asetat sebagai pereaksi dan asam sulfat sebagai katalis. Reaksi yang terjadi
O O
Pada saat etanol dicampurkan dengan asam asetat dan H2SO4 terbentuk
refluk agar menjadi larutan yang homogen. Ketika direfluk, pada campuran
larutan tersebut ditambahkan batu didih yang berfungsi untuk meratakan dan
menyerap kalor serta menghindari terjadinya letupan karena batu didih terdapat
64
Pada larutan tersebut terdapat H2SO4 yang berfungsi sebagai katalis untuk
memberikan suasana asam pada larutan karena reaksi esterifikasi dari asam
karboksilat dan alkohol yang berlangsung secara reversible dan berkatalis asam.
Pada proses destilasi terbentuk dua lapisan, lapisan atas adalah ester dan
lapisan bawah adalah air. Karena massa jenis air lebih berat daripada ester,
BAB V
KESIMPULAN
65
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah
sebagai berikut:
didihnya.
DAFTAR PUSTAKA
66
Petrucci, 1987, General Chemistry Principles and Modern Aplication, Mc
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 8
67
O
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
DARUSSALAM, 30 MEI
2008
ASISTEN PRAKTIKAN
ABSTRAK
68
Telah dilakukan sebuah percobaan dengan judul “ Minyak dan Sabun” yang
bertujuan untuk menentukan sifat-sifat dari lemak, minyak dan sabun. Adapun
prinsip dari percobaan ini adalah dengan melihat perbedaan-perbedaan reaksi
yang trjadi antara minyak, lemak dan sabun.
BAB I
69
PENDAHULUAN
berbagai macam kosmetik karena bersifat higroskopik. Sabun itu sendiri sangat
pembilasan. Hal ini disebabkan oleh sifat sabun yang termasuk kedalam senyawa
yang disebut sulfaktan yitu senyawa yang menurunkan tegangan permukaan air.
Sabun dibuat dari lemak atau minyak dengan larutan NaOH. Dalam lemak
sabundengan air diberikan suhu 170 oC sehingga dapat berani menjadi gliserol dan
asam lemak. Lemak dan minyak adalah triester dan gliserol yang dinamakan
triglesireda. Jika minyak atau lemak kita rebus dengan alkali, sebagaimana terjadi
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan sifat-sifat dari
BAB II
70
DASAR TEORI
Suatu molekul sabun mengandung rantai hidro karbon panjang plus satu
ujung ion. Bagian hidrokarbon dan molekul itu bersifat morfolitik,namun sabun
(Ketaren, 1986).
asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat (C11H33OH), asam linoleat
hidrolisis suatu ester menjadi asam karboksilat. Pembentukan sabun dengan air
terlihat dari komposisinya, minyak mengadung persentase asam tak jenuh yang
lebih tinggi dibandingkan lemak. Misalnya pada kebanyakan minyak sayur yang
menghasilkan 80% asam tak jenuh setelah hidrolisis. Lemak, seperti lemak sapi
BAB III
71
METODELOGI PERCOBAAN
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi,
gelas kimia, penangas air, pembakar gas, penangas es, penyaring buchner dan
erlemenyer
dalam etanol, H2SO4 pekat, kertas lakmus,fenolptalin, NaC teknis, HCl, CaCl2 dan
lautan MgSO4.
2) Safonifikasi
72
5 ml larutan sabun diuji dengan kertas lakmus. Dicatat hasilnya.
5) Pemisahan asam
dikocok dalam tabung II, 2 tetes minyak dengan 3 ml larutan sabun. Diamati
yang terjadi.
BAB IV
73
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
2. Safonifikasi
4.2 Pembahasan
terjadi reaksi adisi yaitu proses penambahan suatu gugus yang menyebabkan
terjasdinya pemutusan dari inkatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Reaksi ini
74
ditandai dengan adanya perubahan warna minyak yang semula bening menjadi
berwarna merah bata setelah ditetesi dengan Br2 secara terus menerus, Br2
tunggal, sedangkan minyak merupakan asah lemak tak jenuh yang memilki ikatan
2) Safonifikasi
etanol, terbentuklah 2 lapisan pada larutan tersebut. Lapisan atas adalah sabun dan
lapisan bawah adalah gliserol, hal ini disebabkan oleh adanya reaksi sfonifikasi
yang terjadi pada saat minyak dan NaOH dalam etanol dicampurkan, safonikasi
Pada percobaan ini, larutan sabun yang di uji kertas lakmus merah
akan berubah menjadi warna biru, sedangkan larutan sabun yng semula bening
akan berubah menjadi warna merah setelah ditetesi larutan fenolptalin. Kedua hal
ini membuktikan bahwa larutan sabun itu bersifat basa karna jika di uji dengan
75
Pada percobaan ini, larutan sabun yang semula bening membentukkan
kumpulan putih setelah dicampurkan dengan larutan dan dikocok hal ini terjadi
karena sabun menggunakan kutupnya yang hidrofob bersifat non polar sehingga
terbentuklah endapan putih. Semakin banyak NaCl yang diteteskan pada larutan
tidak saling bercampur, dibagian atas terdapat minyak dan bwah terdapat air, hal
ini disebabkan karena air bersifat polar sedangkan minyak bersifat non polar dan
juga masa jenis air lebih besar dari minyak. Bebeda halnya ketika minyak
76
BAB V
KESIMPULAN
berikut :
tunggal).
6. Sabun memilki dua sifat yaitu yang bersifat hidrofob yang bersifat non
polar(tidak suka air) dan kutub hidrofilik yang bersifat polar(suka air).
77
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, 1986, Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangau, UI, jakarta.
78
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 9
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
79
ABSTRAK
80
BAB 1
PENDAHULUAN
dan turunanannya.
reaksi penggabungan karbon dioksida dan air dengan bantuan energi matahari ke
Energimatahari
n O2 (g) + m H2O Cn (H2O)m + n O2.
81
BAB 1I
DASAR TEORI
polisakarida larut dalam air. Tetapi tidak larut dalam pelarut organic, semua
Gugus ini dapat diesterifikasi baik oleh asam anorganik dan dapat digunakan
untuk membuat ester. Karbohidrat dapat juga bertindak sebagi diol dan
fungsi aldehid atau gugus bomia setat yang dapat mengurai menjadi aldehida
Rumus umum karbohidrat adalah C12 (H2O), rumus umum tersebut tidak 100%
benar, karena ada karbohidrat yang tidak sesuai dengan rumus tersebut.
(Fessenden,1999 )
82
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
fuktosa dan pati, larutan fehling,tollens, HCl pekat dan I-KI, putih telur/albumin,
kertas laut.
1. Uji Fehling,
1ml larutan yang akan diuji ditambahkan dengan 2ml larutan fehling.
Didihkan larutan dan diamati. Bahan yang diuji adalah glukosa, sukrosa, dan
fruktosa.
hasilnya.
83
4. Hidrolisa Pati
6ml larutan pati ditambahkan dengan 1ml larutan HCl pekat, dididihkan
84
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Uji Fehling
kecoklatan
abuan
4. Hidorolisa Pati
85
4.2 Pembahasan
1.Uji Fehling
dan fruktosa, serta ada tidaknya karbohidrat dalam larutan sample glukosa ketika
coklatan itu menandakan adanya glukosa dalam larutan tersebut. demikian juga
membentuk dua lapisan yaitu warna larutan berwarna biru dan endapannya
berwarna kecoklatan. hal ini disebabkan karena glukosa dan fruktosa termasuk
sukrosa menghasilkan warna kehitaman dan begitu juga bila direaksikan dengan
ion-ion logam yang membuat dapat terdapanya cermin perak pada dinding
kare na hcl disini berfungsi menghidrolisis fruktosa menjadi keton pentosa dan
pada saat dipanaskan fuktosa lebih lambat mendidih dibandingkan glukosa akibat
86
ketonnya. perbedaan warna yang terjadi disebabkan karena keduanya tidak
mempunyai gugus yang sama dimana glukosa mengandung gugus aldehid dan
4.Hidrolisa Pati
fraksi utama berdasarkan kelarutan dalam air panas.larutan pati yang ditambahkan
dengan hcl pekat menghasilkan larutan yang berwarna bening dan endapan putih
dan setelah dipanaskan warnanya tetap bening kemudian dinetralkan dengan naoh
ki warnanya tetap bening seperti warna semula dan tabung ii ditambahkan dengan
dua stuan disakarida.warna biru timbul akibat molekul aminosa membentuk spiral
87
BAB V
KESIMPULAN
sebagai berikut:
sebagai bahan makanan sekaligus sumbr energi bagi manusia dan hewan.
reaksi tersebut memiliki gugus fungsi aldehid dan keton yang berfungsi
mereduksi Cu.
seimbang(netral).
88
DAFTAR PUSTAKA
89
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL 10
INDRA (0708105010025)
MARLIAH (0708105010008)
90
ABSTRAK
91
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Latar Belakang
hewan, sesuai dengan perannya ini, kata protein berasal dari kata yunani yaitu
O O
R R R R
Variasi dalam struktur monomer ini terjadi dalam rantai samping. Asam amino
adalah turunan asam alkanoat (asam karboksilat) yang satu atom hidrogennya
diganti dengan gugus amino. Umumnya gugus amino pada asam amino terikat
pada atom C α yaitu C di sebelah gugus fungsi alkanoat. Protein sangat berguna
92
BAB II
DASAR TEORI
Protein makanan merupakan sumber dari kedua puluh asam amino yang
lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin) merupakan asam amino
esensial, yaitu asam amino yang harus terdapat dalam makanan manusia karena
(Olson, 1987).
Putih telur ayam telah sejak lama merupakan objek penelitian dengan
protein dengan sifat biokimia yang berbeda dalam jumlah yang tinggi, dan juga
hasil observasi bahwa salah satu protein tersebut, yaitu avidin, mampu untuk
percobaan. Protein lainnya dari putih telur yang mempunyai aktivitas antimikroba.
Putih telur jarang sekali dikonsumsi sendirian tanpa konsumsi kuning telur atau
Kata protein berasal dari bahasa Yunani, Proteis yang artinya Pertama.
93
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
spiritus.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Putih telur
(albumin), NH4OH, NaOH 0,5 M, CuSO4, AgNO3, Pb Asetat, HNO3 pekat, HgCl2,
a. Uji kantoprotein
b. Uji Biore
94
c. Uji Mollish
sehingga terbentuk 2 lapisan. diAmati lalu kocok lagi dan dicatat perubahan yang
dikocok dan dicatat hasilnya. diulangi percobaan dengan menggunakan HCl dan
H2SO4 pekat.
95
a. Koogulasi protein melalui pemanasan
hasilnya.
bereaksi asam. diuji dengan kertas lakmus dan dididihkan dan dicatat
hasilnya.
BAB IV
96
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
** Uji biuret
Pada percobaan ini, ketika albumin ditambahkan dengan naoh dan air serta
cuso4, terbentuk endapan berwarna biru dan larutan yang berwarna ungu. Hal ini
terjadi karena protein mengalami denaturasi. Adanya gumpalan biru itu karena
ikatan peptida yang ada pada protein. Semakin banyak ikaatan peptida yang
97
2) Reaksi pengendapan protein
endapan putih. Hal ini juga merupakan denaturasi protein yang disebabkan oleh
BAB V
KESIMPULAN
98
1. Struktur protein setelah ditambahkan asam basa
COOH COO+
R R
2. Pada uji biuret, larutan berwarna ungu dan endapan berwarna biru ketika
mengandung protein.
sangat tinggi.
5. Albumin dapat bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat asam dan basa.
DAFTAR PUSTAKA
99
Muchtadi, Deddy., 1989, Aspek Biokimia dan Gizi dalam Keamanan Pangan,
Olson, Robert E., 1987, Energi dan Zat-Zat Gizi, Gramedia, Jakarta.
100