You are on page 1of 3

1.

Cairan pendingin pada proses pemesinan memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi utama dan fungsi kedua. Fungsi utama adalah fungsi yang dikehendaki oleh perencana proses pemesinan dan operator mesin perkakas. Fungsi kedua adalah fungsi tak langsung yang menguntungkan dengan adanya penerapan cairan pendingin tersebut. Fungsi cairan pendingin tersebut sebagai berikut. 1. Fungsi utama dari cairan pendingin pada proses pemesinan a. Melumasi proses pemotongan khususnya pada kecepatan potong rendah. b. Mendinginkan benda kerja khususnya pada kecepatan potong tinggi. c. Membuang beram dari daerah pemotongan. 2. Fungsi kedua cairan pendingin a. Melindungi permukaan yang disayat dari korosi. b. Memudahkan pengambilan benda kerja, karena bagian yang panas telah didinginkan. Penggunaan cairan memberikan efek pendingin pada proses pemesinan ternyata

terhadap pahat dan benda kerja yang sedang dikerjakan. Pengaruh proses pemesinan menggunakan cairan pendingin sebagai berikut. Memperpanjang umur pahat. Mengurangi deformasi benda kerja karena panas. Permukaan benda kerja menjadi lebih baik (halus) pada beberapa kasus. Membantu membuang/membersihkan beram 2. 5 jenis ikatan batu gerinda: http://www.scribd.com/doc/29447886/Laporan-Grinding-Prosman 3. Mesin bor mempunyai prinsip dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindel utama (n) dan gerakan/laju pemakanan (F). Putaran mata bor (n): Gerakan putaran mata bor ini merupakan gerakan berputarnya spindel mesin bor. Laju pemakanan (F): Laju pemakanan adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap satuan waktu.

4. Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh selama langkah pemotongan dalam satuan m/menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi cutting speed: 1. Material benda kerja 2. Material alat potong 3. Kedalaman pemotongan 4. Pendingin (coolant) 5. Kondisi mesin 6. Sistem pencekaman benda kerja. 5. Menajamkan gergaji tangan a. Pengikiran Rata i. Jepitlah daun gergaji pada ragum khusus penjepit daun gergaji. ii. Ratakan mata gergaji menggunakan kikir, dengan bantuan blok dari kayu. iii. Jika semua pucuk gigi sudah berada dalam satu garis lurus maka setiap gigi akan menunjukkan permukaan rata pada puncaknya b. Pengikiran Rapi i. Gunakan kikir gergaji tirus untuk merapikan gigi gergaji. ii. Lakukan pengikiran rapi, tangan kiri memegang ujung kikir dan tangan kanan memegang tangkai kikir. Kikir pada posisi daun gergaji tegak lurus. c. Penguakan i. Gunakan alat penguak gergaji (tang). ii. Jepitlah daun gergaji pada klam gergaji iii. Lakukan penguakan secara selang-seling (artinya satu dikuak ke kiri satu dikuak ke kanan) deret gerigi telah dikuak, gergaji dibalik, kemudian deret lainnya dibengkokkan. iv. Penguakan harus dilakukan sedemikian hingga lebar total kira-kira satu setengah kali lebar daunnya. d. Pengasahan/Penajaman Gigi Gergaji. i. Jepitlah daun gergaji pada klam khusus. ii. Kikirlah gigi gergaji secara berselang-seling hingga mempunyai sudut yang tepat, diukur dari sisi daun gergaji. Untuk gergaji pemotong sudut asah 45 dan untuk gergaji pembelah 90 iii. Lakukan pengasahan dari tangkai pegangan menuju ujung daun gergaji. iv. Apabila setiap gigi yang berselangan sudah ditajamkan, baliklah daun gergaji dalam ragum, dan tajamkan gigi

gergaji yang belum ditajamkan dengan cara yang sama seperti pada awal pengasahan. 6.

You might also like