You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI APOTEK SALMAN FARMA SINDANGKERTA TAHUN 2013

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Akhir Nasional

OLEH : DINY NURHISA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN FARMASI BATUJAJAR TAHUN 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI APOTEK SALMAN FARMA SINDANGKERTA TAHUN 2013

OLEH : DINY NURHISA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN FARMASI BATUJAJAR TAHUN 2013

LEMBAR PENGESAHAN APOTEK SALMAN FARMA

Oleh : DINY NURHISA 1112.10.01.037

Pembimbing I

Pembimbing II

Wedi Akbari, S.Si., Apt

Rukmiati, S.Pd

Mengetahui, Ketua Kompetensi Farmasi

Rukmiati, S.Pd

Ditandasahkan Oleh,

Kepala Apoteker

Kepala Sekolah SMK Kesfam Batujajar

Wedi Akbari, S.Si., Apt

Nunung Cukawati, S.Pd

Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillahirrobbilalamin... Laporan akhir tugas ini telah selsesai, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah memberi kesehatan sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan semuanya. Terima kasih kepada orangtuaku yang telah memberikan motivasi serta doa yang tiada tara. Kepada semua yang telah mendukung, membimbing, memotivasi memberikan arahan baik dari pihak sekolah maupun Apotek sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Diny Nurhisa

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya Alhamdulillah akhirnya saya dapat

menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Laporan ini disusun untuk memperluas serta menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang kefarmasian khususnya kepada siswa-siswi dari Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi . Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari penggunaan segi bahasanya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun supaya dapat menjadi perhatian saya di masa mendatang. Selama penyusunan laporan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : a. Allah SWT yang telah memberikan ridho dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil PKL dengan baik. b. Kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan baik berupa moril maupun materil serta doanya. c. Ibu Nunung Cukawati,S.Pd selaku kepala sekolah SMK Kesfam Batujajar yang telah memberikan izin kepada saya untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. d. Ibu Rukmiati,S.Pd selaku Kepala Program Farmasi di SMK Kesfam yang telah membantu terlaksananya Praktek Kerja Lapangan. e. Bapak Wedi Akbari, S.Si.,Apt selaku pembimbing saya di Apotek dan selaku Apoteker Pengelola Apotek Salman Farma. f. Semua karyawan Apotek Salman Farma yang telah membantu dan memberikan bimbingan selama PKL. g. Ibu Rukmiati,S.Pd selaku pembimbing saya dari sekolah SMK Kesfam Batujajar dan menjadi pembimbing di Apotek Salman Farma. h. Teman-teman kelas XI Farmasi serta semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata saya berharap semoga hasil PKL ini dapat diterima serta menambah dan memperluas wawasan, ilmu pengetahuan kami tentang kefarmasian juga semoga dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamualaikum, Wr.Wb

Bandung, 06 April 2013 Penyusun

Diny Nurhisa

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang SMK Kesfam Batujajar program keahlian farmasi merupakan sekolah

yang melahirkan tenaga-tenaga Asisten Apoteker yang harus siap kerja di lapangan. Oleh karena itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesfam Batujajar mengadakan program prakerin yang salah satu kegiatannya melakukan peninjauan langsung ke Apotek. PRAKERIN merupakan salah satu kesempatan untuk memperoleh pengalaman kerja. Sehingga setiap siswa dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama disekolah serta memperluas dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan kemampuan diluar sekolah, serta merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjeng pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, yang dimana berfungsi sebagai pembekalan dan pengetahuan yang akan di dapatkan baik secara langsung maupun tidak langsung, sesuai dengan kondisi yang terjadi di apotek. Program PRAKERIN ini merupakan salah satu kegiatan untuk memulai terjun ke masyarakat dan merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa-siswi agar mempunyai sikap disiplin, bekerjasama, kemandirian dan tanggung jawab siswa-siswi dalam melaksanakan tugas yang di berikan selama disekolah maupun ditempat kerja nanti. Kegiatan ini pun merupakan salah satu penunjang teori yang telah diberikan disekolah, sehingga terwujud keseimbangan antara teori dengan praktek pada kenyataannya.

B.

Maksud dan Tujuan Maksud dilakukannya Praktek Kerja Industri ini agar siswa dapat

memiliki wawasan lebih dalam bekerja di apotek, serta memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan teori yang di lakukan disekolah ke dunia kerja. Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai salah satu syarat Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dan Ujian Akhir Nasional (UAN).

2.

Membiasakan siswa hidup mandiri dan berfikir logis juga melatih kedisiplinan siswa dalam dunia kerja.

3. 4.

Melatih kreatifitas dalam menuangkan ide yang disusun dalam laporan. Sebagai tolak ukur bagi siswa dalam penerapan teori disekolah dan dilapangan.

5.

Salah satu bentuk untuk mendapatkan pengalaman kerja dilapangan yang tidak didapatkan secara langsung di bangku sekolah.

6.

Untuk menambah tenaga kesehatan (Asisten Apoteker) yang siap terjun kedalam dunia kerja.

C.

Waktu dan Tempat Adapun waktu pelaksanaan PRAKERIN dimulai pada tanggal 31 Januari

2013 sampai dengan tanggal 06 April 2013 yang terbagi menjadi dua shift yaitu pagi 07.00-14.00, siang 12.00-19.00 (Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu), pagi 05.30-12.30, siang 12.00-19.00 (Senin dan Jumat). Sedangkan tempat yang penyusun pilih sebagai tempat PKL adalah Apotek Salman Farma yang beralamatkan di kp Cisandawut RT 03 RW 05, desa Cintakarya, Kec. Sindangkerta, Kab. Bandung Barat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Apotek Farmasi sebagai profesi di Indonesia sebenarnya relatif masih muda dan baru dapat berkembang secara berarti setelah masa kemerdekaan. Sampai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, para tenaga farmasi Indonesia pada umunya masih terdiri asisten apoteker dengan jumlah yang sangat sedikit. Namun seiring berjalannya waktu industri farmasi di Indonesia dengan dukungan teknologi yang cukup luas dan dukungan teknologi yang cukup modern telah mampu memproduksi obat dalam jumlah yang besar dengan jaringan distribusi yang luas. Sebagian besar, sekitar 90 % kebutuhan obat nasional telah dapat dipenuhi oleh industri farmasi dalam negeri. Demikian pula peranan profesi farmasi pelayanan kesehatan juga semakin berkembang dan sejajar dengan profesi-profesi kesehatan lainnya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa jumlah apotek di Indonesia berkisar antara 10.738 apotek termasuk apotek ternama di Indonesia dan populasi terbanyak terdapat di Jawa Barat. Bagi yang cukup jeli, daerah-daerah tertentu sebenarnya merupakan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan karena masih minimnya jumlah apotek.

B.

Definisi Apotek, Apoteker, dan Asisten Apoteker Berdasarkan PERMENKES RI No. 922/ MENKES/ PER/ X/ 1993.

Tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotek, memberikan batasan tentang Apotek yaitu suatu tempat tertentu tempat dilakukan, pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Berdasarkan Permankes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tanggal 29 Oktober bahwa yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat di lakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek dapat berdiri apabila ada seseorang yang dibantu oleh asisten apoteker untuk melakukan pekerjaannya di apotek. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan apotek, mereka

yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.

C.

Tugas dan Fungsi Apotek Tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut : 1. Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. 2. Sebagai sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat. 3. Sebagai sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

D.

Perizinan Apotek Suatu apotek dapat berdiri apabila memiliki izin apotek dan perizinan

apotek, diantaranya : 1. Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) kepada Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu. 2. Izin Apotek di berikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) yang dilimpahkan kewenangannya Kepala kepada Kepala Dinas Kesehatan dapat

Kabupaten/Kota.

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota

mencabut SIA sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah di beri Surat Izin Apotek (SIA).

E.

Persyaratan Pengajuan Izin Apotek

Persyaratan pengajuan izin apotek adalah sebagai berikut : 1. Fotocopy ijazah apoteker yang telah di legalisir. 2. Fotocopy Surat Izin Kerja Apotek.

3. Fotocopy KTP pemohon/pemilik. 4. Surat Rekomendasi dari IAI (Ikatan apoteker Indonesia) 5. Surat izin dari atasan untuk pemohon yang *PNS/TNI/POLRI/BUMN/ (bagi yang masih aktif). 6. Daftar nama petugas apotek. 7. Akta perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan pemilik apotek. 8. Surat pernyataan Apoteker Pengelola Apotek (APA) bahwa tidak bekerja tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek lain (bermaterai). 9. Surat yang menyatakan Status Tanah Bangunan dalam bentuk Akta hak milik/sewa/kontrak. 10. Fotocopy peta lokasi. 11. Fotocopy denah bangunan. 12. Daftar rincian Alat Perlengkapan Apotek. 13. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dengan memperlihatkan aslinya. 14. Surat pernyataan pemohon/pemilik tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang obat (bermaterai). 15. Fotocopy NPWP pemohon/pemilik, dengan bukti pembayaran pajak 3 blan terakhir. 16. Surat Keterangan Sehat seluruh tenaga Apotek. F. Pelayanan, dan Pengelolaan Obat di Apotek 1. Pengelolaan Apotek meliputi : a) Pembuatan,pengelolaan, peracikan, perubahan bentuk, pencampuran, penerimaan, dan penyerahan obat/bahan obat. b) Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, penyerahan perbekalan farmasi lainnya. c) Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.

2. Pelayanan lain di apotek yaitu : Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan. Pelayanan resep di maksud sepenuhnya atas tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA). G. Pelayanan Resep di Apotek Resep dapat di artikan sebagai pernyataan tertulis dariseorang dokter. Resep harus tertera jelas dan lengkap supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien. Ketidakjelasan/ kesimpang siuran pada resep harus segera di konfirmasi kepada dokter yang menulis resep tersebut. Resep-resep dari dokter tersebut akan di arsipkan, kemudian arsip resep tersebut disimpan selama 3 tahun di apotek. Setelah 3 tahun resep itu akan di musnahkan dengan cara dibakar serta akan di buat acara beritanya. Namun ada pula pelayanan obat tanpa resep dokter, dimana konsumen langsung membeli obat bebas atau bebas terbatas ke Apotek Salman Farma. 1. Pelayanan Resep Dalam melayani resep apoteker wajib : a) Melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat. b) Apoteker tidak di izinkan mengganti obat generik yang di tulis dalam resep dengan obat paten. c) Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat. 2. Apoteker wajib memberikan informasi : a) Yang berkaitan dengan penggunaan obat yang di serahkan kepada pasien. b) Penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas permintaan masyarakat. 3. Bila terjadi kekeliruan resep : a) Apabila Apoteker menganggap resep yang bahwa tidak dalam tepat, resep Apoteker terdapat harus

kekeliruan/penulisan

memberitahukan kepada dokter penulis resep.

b) Apabila dalam hal di maksud karena pertimbangan tertentu dokter penulis resep tetap pada pendiriannya dokter wajib mengatakan secara

tertulis/membubuhkan tanda tangannya yang lazim atas resep. 4. Salinan Resep a) Salinan resep harus ditanda tangani oleh Apoteker. b) Resep harus dirahasiakan dan di simpan di apotek dalam jangka waktu 3 tahun. c) Resep/salinan resep hanya boleh di perlihatkan kepada dokter penulis resep/yang merawat penderita, penderita bersangkutan, petugas

kesehatan/petugas lain yang berwenang menurut undang-undang yang berlaku. H. Susunan Pegawai Serta Tugas dan Fungsi Komponennya 1. PSA (Pemilik Sarana Apotek), mempunyai tugas : a) Memimpin dan mengatur kerja di apotek. b) Memberi arahan kepada Apoteker dan Asisten Apoteker. c) Memberikan modal untuk membeli persediaan obat. d) Mengontrol sistem keuangan di apotek secara rutin. 2. APA (Apoteker Pengelola Apotek), mempunyai tugas yaitu : a) Menyusun dan meneliti rencana kebutuhan yang di perlukan untuk menyediakan obat-obatan dan alkes. b) Merencanakan, mengatur, mengkoordinasi dan mengendalikan

kegiatan yang ada di lingkungan apotek. 3. Asisten Apoteker mempnyai tugas : a) Membantu apoteker dalam kegiatan penyaluran perbekalan farmasi. b) Untuk melayani pasien. c) Membantu apoteker untuk menyetok obat tiap bulan.

I.

Pedagang Besar Farmasi (PBF) Menurut peraturan MENKES RI No.918./MENKES/Per/X/1993 tentang

pedagang besar farmasi, memberikan batasan tentang yang di maksud dengan pedagang besar farmasi adalah badan hukum perseroan terbatas atau koperasi yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan

farmasi dalam jumlah besar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Permenkes RI No.1148/MENKES/Per/VI/2011 PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki zin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat/bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III PROFIL APOTEK SALMAN FARMA A. Sejarah Apotek Apotek Salman Farma berdiri pada tanggal 1 Maret 2012 merupaka sarana pelayanan kesehatan yang merupakan gabungan antara pelayanan Pharmaceutical Care. Produk farmasi yang tersedia adalah obat bebas, obat dengan resep, suplemen, alat kesehatan, kosmetik dan produk perlengkapan bayi. Apotek Salman Farma beralamat di kp Cisandawut RT/RW 03/05, desa Cintakarya, Kec. Sindangkerta, Kab. Bandung Barat . Sebelum berdiri Apotek Salman Farma memiliki analisis SWOT sebagai berikut : Strength 1. Satu-satunya apotek yang baru berdiri di Kec. Sindangkerta. 2. Pelayanan dilakukan dengan ramah dengan suasana yang nyaman dan bersih. 3. Berada di depan terminal. 4. Lokasi tidak jauh dari pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas). 5. Dilewati oleh 2 jalur angkutan daerah. 6. Dimiliki oleh apoteker, sehingga apoteker sering berada ditempat. Weakness 1. Lokasi cukup jauh dari kota sehingga proses distribusi obat membutuhkan waktu yang lebih lama. 2. Budaya masyarakat setempat yang masih tergantung pada pengobatan alternatif yang di berikan bukan dari tenaga medis. 3. Lahan parkir sempit. 4. Jalan di depan apotek sering macet pada waktu-waktu tertentu, karena dekat dengan pasar dan terminal. 5. Apoteker belum berpengalaman dalam mengelola apotek. 6. Apotek belum di kenal masyarakat. Opportunity 1. Dekat fasilitas kesehatan (strategis) dan pusat perbelanjaan. 2. Penduduk padat.

3. Dilalui jalur angkutan umum (Cililin-Gunung Halu). 4. Dekat dengan pemukiman. Treath 1. Masyarakat belum merasakan pelayanan profesi apoteker. 2. Adanya toko obat di daerah tersebut dan telah di kenal masyarakat. 3. Pendidikan dan pendapatan penduduk yang variatif.

B.

Tata Ruang Apotek Ruangan Apotek Salman Farma terdiri dari ruang tunggu pasien, ruang

etalase, ruang peracikan obat, WC, dan gudang. Pada tata ruang Apotek masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya adalah: 1. Kurangnya fasilitas pendingin ruangan, sehingga selama bekerja merasa gerah dan kurang nyaman. 2. Tidak ada lemari pendingin.

C.

Struktur Organisasi Untuk mencegah tumpang tindih kewajiban serta wewenang maka dengan

adanya suatu struktur organisasi sebuah Apotek akan memperjelas posisi yang ada di Apotek Salman Farma. Struktur Organisasi Apotek Salman Farma

APA Wedi Akbari, S.Si., Apt

Asisten Apoteker Aning

Administrasi Aan

D.

Kepegawaian Jumlah karyawan yang bekerja di Apotek Salman Farma yaitu 1 orang

tenaga kesehatan pengelola apotek (APA), 1 orang asisten tenaga kesehatan dan 1 orang pekarya . Deskripsi kerja : 1. APA a) Sebagai pemimpin utama. b) Penentu kebijakan. c) Mengendalikan hubungan intern dan ekstern. d) Bertanggung jawab dalam mengkoordinir pelatih karyawan. e) Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan. 2. AA a) Menerima, melayani, meracik, dan membantu tenaga kesehatan dalam penyiapan obat. b) Memeriksa persediaan barang di gudang, mengatur pemasukan dan pengeluaran obat. c) Membuat laporan harian atau jurnal. d) Membuat laporan harian keuangan. e) Sebagai kasir. 3. Pekarya a) Menjaga kebersihan apotek. b) Menata resep yang sudah terkumpul untuk dokumentasi. c) Membereskan semua dokumentasi yang sudah tidak di gunakan.

E.

Visi dan Misi Apotek Salman Farma Visi : Apotek yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup sehat masyarakat. Misi : 1. 2. 3. Memberikan konseling kepada konsumen. Memberikan pelayanan informasi obat kepada konsumen. Turut serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara hidup sehat.

4.

Menyediakan produk dengan kualitas terjamin.

F. Pengelolaan Apotek 1. Perencanaan barang Untuk memenuhi kebutuhan pembeli, dilakukan suatu kegiatan perencanaan barang, tentunya dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis. Barang disini meliputi obat, bahan obat dan alat-alat kesehatan yang diperdagangkan oleh Apotek Ratu Elok. Perencanaan barang yang akan dilaksanakan perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti perbekalan farmasi yang laris terjual, obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter dan juga mempertimbangkan diskon serta bonus yang ditawarkan oleh PBF tertentu. 2. Pengadaan Barang Pengadaan Barang dilakukan setiap hari dengan order ke PBF melaluisalesman yang datang setiap hari, untuk melaksanakan pengadaan barang di Apotek Salman Farma harus diketahui oleh Apoteker kemudian dilaksanakan oleh asisten Apoteker atau karyawan. Sebelum melakukan kegiatan pengadaan barang perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Buku Order / Buku Defecta / Buku Habis. Rencana Anggaran pembelian Daftar harga terakhir. Pemilihan PBF yang sesuai dengan pertimbangan diskon jangka

waktu pembayaran, pelayanan yang baik dan tepat waktu serta kualitas barang. Pada dasarnya buku defecta / buku Habis memuat tentang barang yang sudah habis dan barang yang sudah menipis persediannya. Berdasarkan buku defecta tersebut kemudian dilakukan pemesanan barang ke PBF dengan menggunakan Surat Pesanan (SP) yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Surat Pesanan obat bebas tersebuat dibuat 2 rangkap, satu untuk PBF dan satu untuk arsip pembelian apotek.

3.

Penerimaan barang Pada saat penerimaan barang, salesman membawa SP disertai faktur

pembelian sebanyak 4 lembar, dua lembar untuk PBF, satu lembar untuk penagihan dan satu lembar untuk apotek. Faktur ini dibuat sebagai bukti yang sah dari pihak kreditur mengenai transaksi penjualan barang, surat pesanan digunakan untuk mencocokan barang yang dipesan dengan barang yang dikirim. Maka dilakukan penggecekan barang terlebih dahulu. Apabila barang yang datang telah sesuai dengan pemesanan, Apoteker Pengelola Apotek atau Asisten Apoteker yang menerima menandatangani faktur dan memberi cap apotek sebagai bukti penerimaan barang. Untuk barang yang memiliki masa kadaluarsanya sudah dekat dilakukan perjanjian terlebih dahulu, apakah barang tersebut boleh dikembalikan atau tidak, dengan waktu pengembalian yang telah ditentukan.

4. Penyimpanan Barang Penyimpanan barang di Apotek Salman Farma secara umum digolongkan menjadi tiga yaitu : Obat Bebas, Generik / Obat Paten, Obat non Narkotik dan Obat lain yang

tidak memerlukan kondisi penyimpanan tertentu, disusun menurut fungsi atau kegunaan juga dibedakan berdasarkan bentuk sediaannya. Obat-obat yang memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu yang dalam lemari Es, dingin

disimpan

Misalnya : Suppositoria, Injeksi tertentu, dan

beberapa alat kontrasepsi. Obat Narkotika dan Psikotropika, disimpan dalam lemari khusus dan

sesuai dengan ketentuannya. Penyimpanan pesediaan barang / obat di Apotek Salman Farma diperuntukan bagi obat yang pergerakannya cepat ( fast moving ) yaitu obat dan bahan obat yang paling banyak dan cepat terjual dan sering digunakan dan diresepkan oleh Dokter. Dengan adanya penyimpanan barang, maka persediaan barang dapat terkontrol sehingga dapat mencegah terjadinya kekosongan. Untuk sediaan Narkotika dan Psikotropika, disimpan secara terpisah, yaitu didalam lemari khusus yang memiliki dua pintu yang dilengkapi kunci dan selalu

dalam keadaan terkunci. Lemari penyimpanan tersebut hanya dibuka jika terdapat permintaan resep terhadap obat-obatan tersebut.

5. Penjualan Surat keputusan mentri kesehatan No. 280/1980 pasal 24 menyatakan bahwa harga obat dengan jasa Apotek ditekan serendah mungkin berdasarkan sturuktur harga yang ditetapkan oleh Menteri Kasehatan atas asal usul panitia terdiri atas wakil-wakil Dirjen POM, Industri Obat lain-lain. Struktur harga yang ditetapkan oleh Gabungan Pengusaha Farmasi (GPF) dan disetujui oleh pemerintah yaitu harga eceran tertinggi kepada konsumen yang tidak boleh dicamuri pedagang eceran.

6.

Pencatatan Obat yang telah keluar akan dicatat di kartu stok obat yang telah diletakkan

didalam kotak obat. Obat-obat yang menggunakan kartu stok antara lain Narkotika, Psikotropika, Obat keras dan Cairan Injesi / suntikan. Pencatatan obat bertujuaan untuk memudahkan keluar masuknya obat dan mengetahui sisa stok obat.

7.

Pelayanan Resep Dokter Resep yang masuk diterima oleh Asisten Apoteker kemudian diteliti apakah

obat yang diresepkan tersedia di Apotek atau tidak, jika tersedia maka Resep diberikan harga sesuai dengan harga yang berlaku di Apotek. Jika pembeli setuju dengan harga yang ditawarkan, maka resep dikerjakan kemudian diberi etiket dan diperiksa kembali kemudian diserahkan kepada pasien disertai dengan informasi mengenai aturan penggunaan obat. Bila diminta atau diperlukan dibuatkan copy resep.

8.

Pelayanan Penjualan Bebas Selain pelayanan dengan resep penjualan obat diapotek Ratu Elok ada

penjualan obat tanpa resep dokter / bebas. Konsumen yang datang dapat langsung meminta obat bebas yang diperlukan kemudian petugas menyerahkan barang dan

menerima pembayaran dari konsumen serta memberikan informasi yang di perlukan.

9. Pelayanan swamedikasi Pelayanan swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat obatan oleh individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri. Swamedikasi sendiri bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan secara tepat, aman, dan rasional. Dalam hal ini peranan Apoteker atau asiaten Apoteker cukup penting dalam pengembangan upaya swamedikasi dimasyarakat agar tidak terjadi penyalahgunaan dalam pemakaian obat. Dalam swaka medikasi di Apotek Salman Farma ditangani oleh Asisten Apoteker atau karyawan lainya. Pasien yang datang akan menyampaikan keluhan yang berhubungan dengan kesehatan kepada Asisten Apoteker atau karyawan , Asisten Apoteker kemudian akan memyampaikan pengobatan yang sesuai dengan keluhan pasien dan jika setuju pasien akan diberikan obat yang dimintadisertai informasi yang diperlukan.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan Dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Salman Farma dari

tanggal 31 Januari 2013 sampai dengan 06 April 2013 dapat di simpulkan bahwa : 1) Apotek Salman Farma telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku, mulai dari administrasi , keuangan, sistem pengadaan dan penyimpanan obat, pelaporan, serta pelayanan obat kepada masyarakat. 2) Perkembangan Apotek Salman Farma selama ini cukup baik karena didukung oleh lokasi yang strategis dan fasilitas yang baik, serta dedikasi karyawan serta manajemen pemasarannya.

B.

Saran Dari hasil praktek kerja lapangan (PKL) di apotek Salman Farma pada

tanggal 31 Januari 2013 sampai dengan 06 April 2013 kami menyarankan agar : 1) Perlu diadakan peningkatan pelayanan obat kepada masyarakat dan pihak yang membutuhkan terutama pelayanan mengenai informasi obat baik untuk obat dengan resep maupun obat tanpa resep. 2) Kerjasama antar Apotek Salman Farma dengan SMK Kesfam

Batujajar, agar terus dikembangkan serta dipertahankan untuk tahun tahun selanjutnya.

You might also like