Professional Documents
Culture Documents
Renstra Kemenkes 2010-2014 menjelaskan bahw a visi pembangunan kesehatan Indonesia antara lain menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas, meningkatkan surveyor, monitor ing dan informasi kesehatan serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Kesehatan jiw a merupakan salah satu arah dari visi kesehatan tersebut. Masalah kesehatan jiw a terutama gangguan jiw a secara tidak langsung dapat menurunkan produktifitas, apalagi jika onset gangguan jiw a dimulai pada usia produktif. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka holistic, Kegiatan perlu dan dapat dengan dan pelayanan kesehatan jiw a yang komprehensif, paripurna. dilakukan menggerakkan
memberdayakan seluruh potensi yang ada di masyarakat, baik warga masyarakat sendiri, tokoh masyarakat, kesehatan. Puskesmas tombak kepada sebagai ujung harus pelayanan kesehatan dan profesi
masyarakat
memiliki tenaga yang handal agar promosi, prevensi, kurasi, dan rehabilitasi terhadap masyarakat yang mender ita sakit, beresiko sakit, maupun masyarakat yang sehat dapat dilakukan secara menyeluruh, ter masuk didalamnya adalah pelayanan kesehatan jiw a. Peraw at sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ada di puskesmas diharapkan mampu memberikan pelayanan keperaw atan secara komprehensif, holistic, kontinyu dan
paripurna kepada masyarakat yang mengalami masalah psikososial dan gangguan jiw a di w ilayah kerjanya. Masalah kesehatan jiw a mempunyai serta (integral) tidak dari lingkup yang sangat luas dan kompleks terpisahkan kesehatan
terutama dalam menunjang terw ujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Gangguan merupakan masalah salah kesehatan Jiw a satu dan
masih banyak ditemukan di masyarakat demikian juga di kabupaten Pacitan. Masalah gangguan jiw a secara tidak langsung akan menurunkan produktivitas dari keluarga penderita. Menurut penelitian WHO beban akibat penyakit gangguan jiw a yang diukur dengan hari-hari produktif yang hilang ( DALY / Dissability Adjusted Life years ) disebabkan oleh masalah kesehatan jiw a tahun tahun 2000 sebesar 12,3 % . Berdasar Survey Kesehatan Mental Rumah Tangga (SKMRT) tahun 1995 yang dilakukan oleh Balitbang Depkes menunjukkan bahw a prevalensi gangguan jiw a adalah sebesar 264 per 1000 anggota rumah tangga. Dengan demikian dapat diperkirakan bahw a kabupaten Pacitan dengan Jumlah penduduk sebanyak 540.510 jiw a terdapat kira-kira 142.694 orang mengalami gangguan jiw a baik gangguan jiw a berat maupun ringan. Berdasrkan Riskesdes tahun 2007 pada table Tabel 3.62 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada Penduduk 15 Tahun (Berdasarkan Self Reporting Questionaire - 20)* Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jaw a Timur dengan hasil sebagai berikut : No 1 3 4 5 7 8 9 10 Kabupaten Kab. Pacitan Kab. Trenggalek Kab. Tulungagung Kab. Blitar Kab. Malang Kab. Lumajang Kab. Jember Kab. Banyuw angi Gangguan mental emosional (%) 18.6 11.9 14.2 10.9 23.7 22.7 8.2 19.2 apalagi jika menderita gangguan jiw a dimulai pada usia produktif selain itu juga menambah beban
Nampak bahw a kabupaten Pacitan menduduki rangking pertama dalam Prevalensi gangguan mental. Ini berarti gangguan mental di kabupaten merupakan serius yang harus mendapat perhatian. Pada survey awal pada aw al bulan Desember 2011 di kabupaten Pacitan ditemukan penderita jiw a yang dipasung sebanyak 64 orang yang tersebar di 12 kecamatan. Melalui surveilans dan pelaksanaan program kesehatan jiw a yang berbasis masyarakat maka gangguan jiw a pasung dapat diobati dan ditangani yang selanjutnya apabila sudah sembuh dapat dilepas kembali kepada masyarakat, disamping itu deteksi dini terus ditingkatkan sehingga pasien yang mengalami gangguan jiw a ringan tidak jatuh pada tingkat yang lebih berat. Dengan sistem pelayanan kesehatan jiw a yang berbasis masyarakat dan ditunjang dengan profesionalisme ker ja tenaga kesehatan upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh berbagai pihak maka sampai dengan bulan Mei 2012 sudah dapat dilepas sebanyak 23 penderita pasung sehingga sampai bulan Mei Jumlah penderita jiw a yang dipasung masih 41 penderita. Meskipun sudah dapat dilepas dari pasung bukan berarti penderita gangguan iiw a tersebut sduah bebas sama sekali karena mereka akan dapat kambuh lagi apabila ada lingkungan sekitranya tidak mendukung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu pelayanan kesehatan jiw a yang komprehensif,continuity care, holistic, dan paripurna. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggerakkan dan memberdayakan seluruh potensi yang ada di masyarakat, baik w arga masyarakat sendiri, tokoh masyarakat, dan profesi kesehatan serta didukung pemangku jabatan Mengingat penderita jiw a wajib mendapatkan pengobatan dan peraw atan di fasilitas kesehatan yang dilakukan pemerintah, Tanggung jaw ab penanganan penderita gangguan jiw a tidak hanya dari sector kesehatan tetapi membutuhkan kerjasama lintas sector yang melibatkan berbagai instansi dan peran serta masyarakat serta kemitraan sw asta. Sehubungan dengan Pacitan mempunyai angka nilai gangguan mental yang tertinggi di Jaw a Timur, maka pemerintah kabupaten Pacitan sangat pembentukan kabuapten Pacitan memperhatikan TP-KJM yang sehingga dilaksankan fasilitasi masalah
dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2012 yanga dibuka dan disampaikan arahan Bupati salah satu point yang sangat penting dan ditekankan adalah diharapkan tahun 2012 Pacitan Bebas Pasung,
Selaian itu Bupati Pacitan telah mendatangani Keputusan Bupati Pacitan nomor 188.45/12/KPTS/408.21/2012 tentang TIM PELAKSANA KESEHA TAN JIWA MASYARAKAT ( TP- KJM) KABUPATEN PACITAN, dengan maksud semua SKPD ikut serta dalam gerakan pembebasan Pasung. semoga
maka diharapkan jumlah gangguan jiw a berat dapat ditekan, deteksi dini dapat dilakukan sehingga yang mengalami gangguan jiw a ringan tidak jatuh dalam kondisi gangguan jiw a berat dan yang beresiko dapat diantisipasi, serta yang sehat dapat terus meningkatkan kesehatannya
Maka untuk itu penting kiranya dilakukan alih pengetahuan dan pelatihan tentang keperaw atan kesehatan jiw a yang berbasis masyarakat bagi peraw at puskesmas agar peraw at puskesmas dapat member ikan asuhan keperaw atan kesehatan jiw a masyarakat dengan lebih baik sesuai dengan kompetensinya. a. Tujuan 1) Umum a) Peserta pelatihan mampu memahami penanganan psikososial pasca bencana di masyarakat b) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan jiw a kepada masyarakat. 2) Khusus Peserta pelatihan mampu : a) Memahami penanganan masalah kesehatan jiw a pasca bencana. b) Memahami pendekatan psikososial pasca bencana. c) Memahami konsep pendampingan psikososial. d) Memahami assesment kesehatan jiw a pasca bencana. e) Memahami model kolaborasi jiw a. f) Memahami deteksi dini faktor risiko bunuh diri. g) Menjelaskan konsep pelayanan kesehatan jiw a masyarakat. h) Menerapkan komunikasi terapeutik dalam member ikan asuhan keperaw atan kesehatan jiw a. i) j) Memahami disaster dan krisis intervensi. Memahami masalah- masalah kesehatan jiw a. dengan konsep tim kesehatan dalam memberikan dalam pelayanan memberikan keperaw atan sesuai dengan peran & fungsinya. l) Menerapkan pengorganisasian masyarakat pelayanan keperaw atan kesehatan jiw a. m) Melakukan asuhan keperaw atan perilaku kekerasan, gangguan sensori persepsi, gangguan proses pikir, defisit peraw atan diri, depresi, harga diri rendah, isolasi sosial, risiko bunuh diri, lansia dengan depresi, lansia dengan demensia. n) Mendokumentasikan asuhan keperaw atan kesehatan jiw a. o) Memahami konsep Self Help Group p) Melakukan bimbingan kepada kader kesehatan jiw a di masyarakat.
k) Bekerjasama
q) Memantau
dan
mengevaluasi
pelaksanaan
pemberdayaan
masyarakat
b. Nara Sumber 1) Fakultas Ilmu Keperaw atan Universitas Indonesia 2) RS Marzuki Mahdi Bogor 3) PSIK FK Universitas Gadjah Mada 4) PSIK FK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 5) RS Grhasia Provinsi DIY 6) RSUD Wonosari Gunungkidul c. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelatihan dilaksanakan selama 6 hari. Rencana pelaksanaan Hari Kamis 14 Juli 2011 sampai dengan Selasa 19 Juli 2011. Tempat pelatihan : Bapelkes Prov DIY d. Peserta Pelatihan Peserta pelatihan adalah peraw at & dokter RS Grhasia Prov DIY, puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, RSUD, Panti Wredha, RSUP Dr.Sardjito. e. Kurikulum Pelatihan
METODE PEMBELAJARAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Penanganan bencana Pendekatan psikososial pasca bencana Konsep Pendampingan Psikososial Assesment Kesehatan Jiwa Deteksi dini f aktor risiko bunuh diri Commitment Building Model Kolaborasi Jiwa Konsep kesehatan jiwa komunitas Komunikasi dalam keperawatan Pengorganisasian masyarakat Disaster dan Krisis Intervensi Masalah Kesehatan Jiwa Asuhan Keperawatan Gangguan Proses Pikir 14 15 16 17 18 Asuhan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan Asuhan Keperawatan Depresi Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial 1 1 1 1 1,5 1,5 1,5 1,5 1 1 1 1 1 1,5 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1,5 1 1 1 1 1 1 MATERI masalah keswa pasca
CERAMAH ROLEPLAY PRAKTEK KELAS LAPANGAN
19 20 21
Asuhan Keperawatan Risiko Bunuh Diri Asuhan Keperawatan Def isit Perawatan Diri Asuhan depresi Keperawatan Lansia dengan
1 1 1
1 1 1
22 23 24 25
Asuhan demensia
Keperawatan
Lansia
dengan
1 1 2
1,5 1
2 34 19 67 3 11
f. Metode Pelatihan 1) 2) 3) 4) 1) 2) 3) 1) 2) 3) i. j. Ceramah Diskusi Role Play Praktek Lapangan Pelajaran di kelas Praktek lapangan Presentasi Evaluasi difokuskan kepada kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Metode : pre dan post-test. Ujian Penampilan Klinis
g. Kegiatan Pelatihan
h. Evaluasi
WAKTU 08.00-09.30 09.30-09.45 09.45-12.00 12.00-13.00 13.00-14.30 14.30-15.45 15.45-16.15 16.15-17.45 17.45-19.00 19.00-20.30
MATERI Konsep Keperawatan Jiwa Masy arakat Coff e Break Komunikasi dalam keperawatan Ishoma Pengorganisasian masyarakat Disaster dan Interv ensi Krisis Coff e Break + sholat Masalah-masalah kesehatan jiwa Ishoma Self Help Group
Shanti W, M.Kep.Sp.J
Dianingty as,S.Kep
Shanti W,Mkep.Sp.J
Askep Lansia dengan Demensia Askep Def isit Perawatan Diri Ishoma Askep Def isit Perawatan Diri Dokumentasi Keperawatan Coff e Break + sholat Penjelasan Ev aluasi Penampilan Klinis Ishoma
Akrim W. S.Kep.Ns
Ishoma Peny usunan Laporan Presentasi dan diskusi Coff e Break + sholat Penutupan Ishoma Dianingty as,S.Kep Shanti W, M.Kep.Sp.J
a. Tujuan 1) Umum Adanya peningkatan kemampuan kader kesehatan dalam penanganan masalah psikososial di masyarakat. 2) Khusus Setelah pelaksanaan pelatihan, kader kesehatan jiwa mampu : a) Melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa meliputi : keluarga sehat, keluarga berisiko masalah psikososial dan keluarga dengan anggota keluarga gangguan jiwa. b) Menggerakkan individu, keluarga dan kelompok sehat jiwa. c) Menggerakkan individu, keluarga dan kelompok yang berisiko masalah psikosial. d) Menggerakkan individu, keluarga dan kelompok gangguan jiwa. e) Melakukan rujukan kasus masalah psikososial atau gangguan jiwa pada perawat CMHN (Community Mental Health Nursing) di puskesmas. f) Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan kader kesehatan jiwa.
b. Peserta Pelatihan Peserta pelatihan adalah kader kesehatan jiwa berjumlah 30 (tiga puluh ) orang Kader Kesehatan.
c. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelatihan kader akan dilaksanakan pada bulan Juli minggu IV.
d. Kurikulum Pelatihan
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12
Penanganan masalah keswa pasca bencana Pendekatan psikososial pasca bencana Konsep Pendampingan Psikososial Assesment Kesehatan Jiwa
2 1 1 1 1
Konsep Desa Siaga Sehat Jiw a Pengenalan gangguan jiw a & Deteksi Dini Faktor Risiko Bunuh Dir i Deteksi keluarga Penggerakan individu/keluarga/masyarakat Rujukan Kasus Pendokumentasian Kasus Presentasi Jumlah
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 11 5 30 7 7 1 2
Total
e. Jadw al Pelatihan
Penanggung jawab : Dianingtyas Agustin, S.Kep 07.30-08.00 08.00-08.15 Registrasi Pre test
Break Konsep Desa Siaga Sehat Jiwa Shanti W, M.Kep.Sp.Jiwa Ida Rochmawati,
Pengenalan Gangguan Jiwa & Deteksi Dr. dini Faktor risiko bunuh diri Sp.KJ
Ishoma Rujukan Kasus Roleplay Pencatatan dan Pelaporan Roleplay Penjelasan Praktek Break
Panitia Puji Sutarjo, S.Kep.Ns Puji Sutarjo,S.Kep.Ns Akrim W, S.Kep.Ns Aspi Kristiati, SKM Panitia Panitia
Jadwal Pelatihan Hari Ke-2, Sabtu/30 April 2011 WAKTU KEGIATAN PEMBICARA
Penanggung jawab : Akrim Wasniyati, S.Kep.Ns 07.30-08.00 Persiapan praktek lapangan Akrim S.Kep.Ns 08.00-08.15 08.15-11.45 11.45-12.45 12.45-13.45 13.45-14.45 Break Praktek Lapangan Ishoma Pendokumentasian Hasil Praktek Penyusunan RTL Panitia Tim Fasilitator CMHN Panitia Kelompok Kelompok Wasniyati,
14.45-15.15 15.15-16.00