You are on page 1of 9

Salah satu pencemaran lingkungan disebabkan oleh pencemaran air.

Penyebab utama dari pencemaran air yaitu limbah-limbah yang berasal dari rumah tangga ataupun dari industri. Limbah itu sendiri tidak hanya berupa limbah padat, tapi juga berupa limbah cair dan gas. Adapun efek dari limbah tersebut : 1. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat merupakan pembawa penyakit (sebagai vehicle). 2. Merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda atau bangunan maupun tanaman dan peternakan. 3. Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di dalam air seperti ikan dan binatang piaraan lainnya. 4. Dapat merusak keindahan (estetika), karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang terutama di hilir sungai yang merupakan daerah rekreasi. Biooksidasi terdiri dari kata bio yang berarti makhluk hidup dan oksidasi yang berarti pengolahan zat kimia dengan pemanfaatan oksigen, jadi bioksidasi merupakan pengolahan zatzat kimia dalam suatu limbah atau air dengan memanfaatkan makhluk hidup (dalam lumpur aktif) untuk menguraikan zat-zat kimia dalam limbah atau air tersebut dengan penambahan oksigen untuk mengaktifkan makhluk hidup tersebut. Biooksidator adalah unit operasi pengolahan biologi suatu air limbah secara bio-oksidasi dengan memanfaatkan bantuan dari sifat-sifat mikroorganisme. Pengendalian pencemaran air terdiri atas berbagai upaya untuk memanfaatkan daya alami (terutama gravitasi, proses alami dan proses biologi) dalam mengolah dan membuang air limbah guna menjaga dan memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat, mengawetkan sumber-sumber alami, dan untuk melestarikan kualitas lingkungan. Berdasarkan sumbernya air limbah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Air limbah rumah tangga Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal pemukiman dan daerah perdagangan. Adapun sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah daerah perkantoran atau lembaga serta daerah rekreasi. Untuk daerah tertentu banyaknya air limbah dapat diukur secara langsung. 2. Air limbah industri Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industrti, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. 3. Air limbah rembesan dan tambahan Yaitu air rembesan yang masuk ke dalam tanah dan bertemu dengan saluran air limbah maka terjadi penyusupan air limbah. Sesuai dengan sumber asalnya, air limbah memiliki komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi, secara garis besar zat-zat yang terdapat di dalam air dapat dikelompokkan pada skema berikut :

Air limbah

Air (99,9%)

Bahan Padat (0,1%) Organik Protein (65%) Karbohidrat Lemak (10%) Anorganik

Pengolahan air limbah berdasarkan bentuknya dibedakan : - Limbah padat Yaitu limbah yang dihasilkan dari suatu proses yang berbentuk padat, seperti sampah, botol bekas, plastik, dan lain-lain. - Limbah cair Yaitu limbah yang dihasilkan dari suatu proses yang berbentuk cair, seperti limbah industri, air cucian bekas. - Limbah gas Yaitu limbah yang dihasilkan dari suatu proses yang berbentuk gas, seperti gas-gas hasil industri atau pabrik, asap hasil pembakaran pada lokomotif, dan lain-lain. Dari analisis air limbah mempunyai sifat yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar, yaitu : 1. Sifat fisik yaitu sifat yang nampak pada air seperti warna, bau dan rasa. a. Warna Merupakan ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengetahui kondisi umum air limbah. Jika warna abu-abu muda sampai setengah tua merupakan tanda air limbah sedang mengalami pembusukan. Bila warna abu- abu atau hitam berarti air limbah sudah membusuk atau telah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerob b. Bau Penentuan bau menjadi sangat penting bila masyarakat sangat mempunyai kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air limbah. Bau air limbah yang baru biasanya tidak begitu merangsang tetapi berbagai senyawa yang berbau di lepas pada saat air limbah terurai secara biologis anaerob. Senyawa utama yang berbau adalah hidrogen sulfida (tercium seperti telur busuk) c. Suhu Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih, karena adanya tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. Pengukuran suhu sangat penting karena kebanyakan instalasi pengolahan air limbah meliputi proses biologis yang tergantung pada suhu. Suhu air limbah bervariasi dari musim ke musim dan juga tergantung pula pada letak geografisnya. Selain pengukuran BOD, COD, pengujian kimia yang utama adalah yang bersangkutan dengan amonia bebas, nitrtogen organik, nitrit, fosfor organik dan fosfor anorganik. Nitrogen

dan fosfor sangat penting karena nutrien ini sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma cair. Pengujian lain seperti klorida, sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan untuk menguji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai kembali. 2. Sifat kimia Yaitu ada tidaknya bahan kimia dan senyawa organik dalam air. Selain pengukuran BOD dan COD pengujian-pengujian kimia yang utama adalah yang bersangkutan dengan ammonia bebas, nitrogen organik, fosfor organik dan fosfor anorganik. Pengujian-pengujian lain seperti klorida sulfat dan pH serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan. 3. Sifat biologis Pemerikasaan biologis didalam air dan air limbah untuk memisahkan apakah ada bakteribakteri patogen berada di dalam air. Keterangan biologis ini diperlukan untuk mengukur kualitas air terutama bagi air yang dipergunakan sebagai air minum serta untuk keperluan kolam renang. Pengolahan Limbah Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel tercampur serta membunuh bakteri patogen. Selain itu diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun serta bahan tidak dapat didegradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Untuk itu diperlukan pengolahan secara bertahap agar bahan tersebut diatas dapat dikurangi Secara garis besar pengolahan air limbah dikelompokkan, menjadi enam bagian yaitu: 1. Pengolahan pendahuluan (Pre Treatment) Disini meliputi kegiatan pengambilan benda-benda yang mengendap seperti pasir. 2. Pengolahan pertama (Primary Treatment) Pengolahan ini bertujuan untuk memisahkan padatan yang terapung dan memisahkan lemak. 3. Pengolahan kedua (Secondary Treatment) Umumnya mencampur proses biologis untuk mengurangi bahan-bahan organik melalui mikroorganisme yang ada didalamnya. 4. Pengolahan ketiga (Tertyary Treatment) Pengolahan ini merupakan pengolahan secara khusus sesuai kandungan zat yang terdapat dalam air limbah. 5. Pembunuhan bakteri (Desinfektan) Pembunuhan bakteri bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen dengan menambahkan bahan kimia. Untuk menjernihkan air limbah digunakan bahan klorin oksida, asam kuat, basa kuat dan permanganate. Pengolahan Kedua (Secondary Treatment) Pada pengolahan kedua ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain jumlah air limbah, tingkat kekotoran yang ada dan sebagainya. Pada proses penggunaan lumpur aktif (activated sludge), air limbah ditambahkan pada tangki aerasi dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah bakteri secara cepat agar proses biologis dalam menguraikan bahan organik berjalan lebih cepat. Dua hal yang penting dalam proses biologis ini antara lain :

1. Penambahan oksigen (aerasi) Penambahan oksigen adalah salah satu usaha dari pengambilan zat pencampur tersebut sehingga konsentrasi zat pencemar akan berkurang atau bahkan dapat menghilangkan sama sekali. Adapun cara untuk menambah oksigen ke dalam air limbah, yaitu : - Memasukkan udara ke dalam air limbah - Memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen Pada cara penambahan oksigen dengan memasukkan udara ke dalam air limbah, udara atau oksigen murni masuk melalui benda porous atau nozzle.
Gelembung udara

Tekanan udara

Gambar 1.1. Aerasi dengan memasukkan udara ke dalam air limbah Pada peroses penambahan oksigen dengan memaksakan air ke atas untuk kontak dengan oksigen, dilakukan melalui pemutaran baling-baling yang diletakkan pada permukaan air limbah. Akibat dari pemutaran ini air limbah akan mengadakan kontak langsung dengan udara sekitarnya.

Gambar 1.2. Aerasi dengan menggunakan baling baling 2. Proses pertumbuhan dalam bak aerator Bakteri diperlukan untuk menguraikan bahan organik di dalam air limbah. Karena itu diperlukan sejumlah bakteri yang cukup untuk menguraikan bahan-bahan tersebut. Bakteri itu sendiri berkembang biak apabila jumlah makanan yang terkandung di dalamnya cukup tersedia sehingga pertumbuhan bakteri dapat dipertahankan secara konstan. Sebagai bahan makanan pada proses aerasi ini diambil dari suspensi biologis dinyatakan sebagai Mixed Liquor Suspension Solid (MLSS). TSS (Total Suspended Solid) TSS adalah jumlah berat dalam mg/L kering lumpur yang ada dalam air limbah setelah proses penyaringan dengan membran yang berukuran 0,45 mikron.

Zat padat total adalah semua zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang dapat bersifat organis dan anorganis. Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan anorganis. Berikut ini adalah istilah yang sering dipergunakan pada pengolahan air limbah, yaitu: 1. DO (Dissolved Oxygen) Adalah banyaknya oksigen yang terkandung didalam air dan diukur dalam satuan miligram per liter. Oksigen yang terlarut ini digunakan sebagai derajat pengotoran limbah yang ada. Semakin besar oksigen yang terlarut, maka menunjukkan derajat pengotoran yang relatif kecil. 2. BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau mg/l yang dipergunakan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri, sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali. 3. COD (Chemical Oxygen Demand) Adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau mg/L yang dibutuhkan pada kondisi khusus untuk menguraikan benda organik secara kimiawi. 4. Kekeruhan (Turbidity) Adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar mengukur keadaan air sungai, kekeruhan ini disebabkan karena adanya benda tercampur atau benda koloid didalam air. 5. TSS (Total Suspended Solid) Adalah jumlah berat dalam mg/L lumpur kering yang ada didalam air limbah setelah penyaringan dalam membran berukuran 0,45 mikron. Efek samping atau bahaya dari limbah tersebut dapat berupa: 1. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat membawa suatu penyakit 2. Merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda/bangunan maupun tanaman-tanaman dan peternakan 3. Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada didalam air seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya. 4. Dapat merusak keindahan (estetika), karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang terutama didaerah hilir sungai yang merupakan daerah rekreasi Sehubungan dengan proses yang dilakukan pada teori diatas, maka terdapat dua jenis proses yang sangat penting dalam dunia industri. Proses-proses tersebut adalah proses kontinyu dan proses partaian (batch). Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut : 1. Proses Kontinyu Adalah suatu metode proses produksi dimana proses berlangsung secara terus-menerus tanpa terhenti. Proses produksi kontinyu biasanya dilakukan pada industri dengan skala prosuksi yang besar. Bila dibandingkan dengan proses batch, proses kontinyu bersifat lebih efisien karena waktu jeda yang terdapat pada proses batch dapat dihindari. Kelemahan yang dimiliki proses produksi secara kontinyu adalah sifat alatnya yang tidak dapat dimodifikasi. Pada

umumnya, satu jalur produksi hanya dapat digunakan untuk memproduksi satu jenis produk (http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi_kontinu). 2. Proses Partaian (batch) Adalah proses produksi yang tidak berlangsung secaera kontinyu. Proses batch biasanya dilakukan pada industri dengan skala produksi yang kecil atau menengah. Bila dibandingkan dengan proses kontinyu, proses batch lebih tidak efisien. Pada setiap akhir proses produksi secara batch, peralatan proses harus dihentikan, dikonfigurasi ulang dan dilakukan pengecekan terhadap kualitas produk sebelum dilakukan proses selanjutnya. Hal ini menyebabkan adanya waktu jeda antar proses roduksi. Namun demikian, proses batch mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan proses kontinyu. Proses produksi secara partaian cocok untuk industri yang memproduksi produk-produk musiman atau produk yang tuntutan pasarnya sulit diprediksi. Karena bersifat partaian (batch), maka satu jalur produksi dapat digunakan untuk memproduksi berbagai jenis produk. Jika produk yang dihasilkan ternyata tidak sesuai dengan keinginan pasar, maka produksi dapat dihentikan tanpa kerugian yang besar (http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi_partaian). Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal dapat pula dilakukan. Instrument semacam ini dapat dikelompokkan secara manual atau merekam atau pengelompokan lain: berkas tunggal dan berkas rangkap. Spektrofotometer berkas tunggal adalah suatu instrumen dengan satu jalan optis. Sampel dan pelarut murni (atau blanko reagensia) diperiksa secara terpisah untuk menegakkan P dan Po untuk pengukuran absorbans. Biasanya dioperasikan secara manual. Sedangkan spektrofotometer berkas rangkap adalah suatu instrumen dimana berkas dibelah untuk memungkinkan pembandingan sampel dan pelarut (atau blanko reagensia) pada waktu yang bersamaan. Operasi itu biasanya sangat automatik. Pada dasarnya Spektrofotometer FTIR (Fourier Trasform Infra Red) adalah sama dengan Spektrofotometer IR dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Untuk penentuan kandungan zat aktif dalam suatu bahan, di dalam bidang Kimia, telah dikembangkan penggunaan alat yang disebut FTIR (Fourier Transform Infrared) dan NIR (Near Infrared) melalui pemilihan model kalibrasi yang tepat. Hasil pengukuran dengan FTIR atau NIR yang berupa panjang gelombang atau spektrum diperkirakan terkait dengan konsentrasi zat aktif. Dalam perspektif statistika permasalahan ini merupakan pemodelan hubungan antara konsentrasi zat aktif (Y) yang diperoleh dari analisis kimia kuantitatif dengan spektra (X) yang diukur menggunakan spektrofotometer FTIR atau NIR. Spektrofotometri adalah metode analisis berdasarkan pengukuran absorpsi cahaya ultraviolet oleh senyawa yang mengalami transisi elektronik saat terkena sinar dengan panjang gelombang 190-380 an.

Spektofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual, yang dengan studi yang mendalam dari absorbsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta kuantitafnya dengan ketelitian yang lebih besar. Istilah spektrofotometri mengingatkan pengukuran berapa jauh energi radiasi diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi, maupun pengukurn absorbsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu. Hukum Lambert-Beer : Pada hukun Lambert-Beer mudah digabungkan menjadi suatu rumus yang nyaman. Dalam mempelajari efek konsentrasi yang berubah-ubah terhadap absorbsi, panjang jalan melewati larutan larutan dijaga agar konstan, namun hasil-hasil yang diukur akan bergantung pada besarnya nilai konstan itu. Pada hukum Lambert, dinyatakan dengan rumus k2 = f(c). Dalam hukum Beer dinyatakan dengan k4 = f(b). Subtitusi hubungan-hubungan menghasilkan rumus : P Log = f(c) b = Kbc P

P = f(b) c = Kbc P Macam-macam spektrofotometer antara lain : 1. Spektrofotometer berkas tunggal Suatu instrument dengan satu jalan optis. Dijalankan secara manual dan kemudian memeriksa dengan singkat beberapa variasi yang mungkin terhadap prosedur yang lazim. Skala harus ditegakkan ulang(menunjukkan absorbans nol) bilamana panjang gelombang itu diubah agar mengimbangi variasi keluaran sumber dengan berubahnya panjang gelombang dan ketergantungan respons detector pada panjang gelombang, maupun absorbsi apa saja oleh larutan pembanding atau sel. 2. Spektrofotometer berkas rangkap Suatu instrument dimana berkas dibelah untuk memungkinkan pembandingan sampel dan pelarut pada waktu yang bersamaan. Operasi ini biasanya sangat automatik. Merupakan spektrofotometer pencatat, yang secara otomatik menggambarkan absorbans larutan sebagai fungsi panjang gelombang merupakan hampir selalu alat-alat sinar rangkap. Instrument ini luar biasa rumitnya namun telah direkayasakan begitu bagus sehingga siapapun dapat mengoperasikannya semata-mata dengan memasukkan sampel dan menekan tombol saja. Tetapi untuk memperoleh penampilan puncak yang mampu dilakukan oleh instrument itu, diperlukan pengetahuan yang lebih. 3. Spektrofotometer diferensial Suatu teknik dalam mana sampel itu dibandingkan dengan larutan penyerap lain, bukannya dengan pelarut murni atau banko reagensia. Dapat lebih tepat dibandingkan spektrofotometri biasa.
Log

Hampiran diferensial memugkinkan memperpanjang spektrofotometri ke analisis larutan yang akan menyerap terlalu tinggi untuk pengukuran biasa. 4. Spektrofotometer serapan atom Sering disingkat sebagai AAS atau SSA. Suatu bentuk spektrofotometri dalam mana spesies penyerapannya adalah atom-atom. Segi utama serapan atom adalah kepekaan. Banyak pangarang kurang teliti dalam melaporkan kepekaan ini. Gangguan utama dalam serapan atom adalah efek matriks yang mempengaruhi proses pengatoman. Baik jatuhnya disosiasi menjadi atom-atom pada suatu temperatur tertentu maupun laju proses bergantung sekali pada komposisi keseluruhan dari sampel. Prinsip kerja spektrofotometer adalah berdasarkan pada : Hukum Bouger (Lambert), dengan rumusan : P Log = k2P, dimana; Po = daya radiasi masuk P P = daya yang keluar B = besar suatu lapisan medium Hukum Beer, dengan rumusan : P Log = k4c, dimana; c = konsentrasi P Rumus hukum Lambert-Beer : A = .b.c, dimana; A = absorbans = absorptivitas molar b = panjang jalan lewat medium penyerap c = konsentrasi solut yang menyerap Rumus ini mengacu pada ke bobot molekul zat penyerap dalam larutan. Transmitan T = P/P 0, yang semata-mata adalah fraksi daya masukdapat diteruskan oleh contoh. Dijumpai pula transmitans persen, %T = P/P0 100. Jika A = log (P0/P) dan T = P/P0 maka A = log (1/T). Karena dari hukum Beer, absorbans berbanding lurus dengan konsentrasi, maka jelas bahwa transmitans tidak, log T haruslah dialurkan terhadap c untuk memperoleh grafik linear Cuvet adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Syarat-syarat cuvet : - Sel harus dapat meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral yang diminati. - Ada tanda pada satu sisi tabung dan tanda itu selalu tetap arahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. - Permukan optisnya datar.

Adapun komponen-komponen yang penting dalam spektrofotometer antara lain : 1. Lampu wolfram Suatu bohlam listrik dengan filament yang dipanasi secara listrik, terbuat dari logam wolfarm (tungsten). 2. Monokromator Untuk memencilkan suatu pita dengn panjang gelombang yang sempit dari dalam semua energi cahaya yang memasukinya. 3. Lampu katode berongga Suatu sumber cahaya dalam Spektrofotometer serapan atom, yang dipilih karena garis pancaran unsur katode lebih sempit dari pada garis serapan atom padanannya dalam nyala tanur. 4. Tabung discas hidrogen Suatu sumber untuk Spektrofotometri ultraviolet dalam mana garis emisi dari gas pengisi cukup dilebarkn oleh tekanan gas, sehingga memberikan panjang gelombang yang berkesinambungan sepanjang daerah ultraviolet. 5. Tabung foton Suatu detektor fotolistrik biasa dalam daerah UV tampak dan inframerah dekat, terutama dalam instrument yang kurang mahal. 6. Tabung pengganda foton Suatu detektor fotolistrik biasa dalam daerah UV tampak dan inframerah terdekat lebih peka dibandingkan tabung foton biasa, terdapat dalam instrument yang lebih baik. 7. Detektor Dalam spektrofotometer, suatu piranti (transduser) yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, yang memberikan suatu isyarat listrik yang berhubungan dengan daya radiasi yang diserap oleh permukaan yang peka.

You might also like