Professional Documents
Culture Documents
Kerangka paparan
Dasar hukum PP 26/2008 Perpres 54/2008
Tujuan Sasaran Peran Fungsi
Dasar hukum
PP 26/2008
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
Perpres 54/2008
Penataan Ruang Jabodetabekjur (RTR KSN).
3
PP 26/2008
KSN: wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia;
KSN Jabodetabekpunjur berperan sebagai pusat perekonomian wilayah dan nasional sekaligus sebagai kawasan konservasi air dan tanah serta keanekaragaman hayati:
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan hidup.
Dasar penyusunan
Pedoman penataan ruang terpadu
Perpres 54/2008
untuk menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, menanggulangi banjir
berdasarkan karakteristik wilayah terciptanya kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan pembangunan yang berkelanjutan
Peran (Pasal 3)
konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, penanggulangan banjir, pengembangan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.
Fungsi (Pasal 4)
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang.
10
Pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan penataan ruang, melalui kegiatan :
KSN Jabodetabekpunjur
Kota Depok
Sebagian Kab Cianjur
Kab Tangerang
Prov Banten Kota Tangerang
11
Lingkup (Pasal 6)
kebijakan dan strategi penataan ruang,
rencana tata ruang Kawasan Jabodetabekpunjur, arahan pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pemanfaatan ruang,
12
RTR Jabodetabekpunjur
Kawasan lindung Pola ruang Zona budidaya Kawasan budidaya Zona inti
RTR
Zona penyangga
Sistem pusat permukiman Struktur ruang Sistem sarana dan prasarana wilayah
Pengelolaan air limbah dan limbah B3 dan persampahan Drainase dan pengelolaan banjir Jaringan tenaga listrik dan komunikasi
13
N1 B7/HP B6 N1 N1 N1 B4/HP
B5 B2 B1
B7 B5 B2
B1
B3 B3 B1 B2 B2 B4/HP B4 B2 B4/HP B3 B3 B2 B2 N2 N1 N2 N2 N2 N1 B4/HP B4/HP B4 B4 B1
Tangerang
Jakarta
Bekasi
Tambun/ Cikarang
Setu
Bogor
15
Indeks konservasi alami dan indeks konservasi aktual digunakan untuk menentukan alokasi pemanfaatan ruang yang meliputi
permukiman, ruang terbuka hijau, perkantoran, dan kegiatan pertanian; amplop ruang yang meliputi koefisien dasar ruang hijau, KDB, KLB, dan garis sempadan bangunan; rekayasa teknologi yang diperlukan.
16
Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan pula dalam rangka penyelesaian administrasi pertanahan
pemohon memenuhi syarat-syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah merupakan satu kesatuan proses dalam penyelenggaraan administrasi pertanahan.
17
penyelenggaraan pengawasan
Pemerintah dan pemerintah daerah melibatkan partisipasi masyarakat.
18
20
Definisi
21
Prinsip revisi
Rencana struktur ruang dan pola ruang harus dipertahankan karena menyangkut kepastian hukum dan untuk menjaga konsistensi RTR; Isu strategis yang belum diakomodir dalam Perpres 54/2008 akan diakomodir dalam revisi Perpres RTR.
22
Penilaian
Kesesuaian antara rencana struktur dengan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota; Kesesuaian antara rencana pola pemanfaatan ruang dengan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota; Pengembangan kelembagaan; Substansi yang perlu dicakup.
23
24
25
26
27
28
Kerawanan: kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu kawasan untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu;
Kerentanan: suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana; Risiko: potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu kawasan dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat;
29
Tetap
Naik
Jawa Barat
Banten
gelombang ekstrim & abrasi, epidemi & wabah penyakit, kebakaran hutan & lahan, kegagalan teknologi, dan konflik sosial tsunami, epidemi & wabah penyakit, dan konflik sosial
gelombang ekstrim & banjir abrasi, cuaca ekstrim, epidemi & wabah penyakit, gempa bumi, dan tsunami kekeringan, cuaca banjir ekstrim, gempa bumi, letusan gunung api, tanah longsor, dan tsunami
Risiko bencana
Kaw. Bopunjur (Bogor, Puncak, Cianjur)
Wilayah Hulu :
DKI Jakarta
31
32
1 2
32
33
34
1
3
Wilayah risiko banjir rendah-sedang. Rencana ruang untuk lindung, lahan basah, permukiman rendah, dan bandara. Isu reviu: pengelolaan lingkungan untuk melindungi bandara dari banjir.
Wilayah risiko banjir tinggi. Rencana ruang untuk permukiman padat. Isu reviu: manajemen risiko bencana (kesiapsiagaan, penguatan infrastruktur, dsb).
Wilayah risiko banjir sedang-tinggi. Rencana ruang di domisasi lindung, lahan basah dan permukiman padat-sedang. Isu reviu: Optimalkah rencana alokasi ruang ini? Perlu dipertimbangkan alternatif peruntukan ruang yang lebih optimal dengan risiko yang ada? 34
35
35
36
37
Wilayah risiko longsor tinggi. Rencana ruang untuk lindung. Isu reviu: rencana sudah tepat (no issues).
Wilayah risiko longsor cenderung tinggi. Rencana ruang untuk permukiman rendah. Isu reviu: konversi lahan menuju permukiman sedang perlu diperhatikan.
37
Sumber
PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekjur; Kementerian PU 2013, Hasil peninjauan kembali Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekjur; Kementerian PPN/Bappenas 2013, Peninjauan kembali Perpres 54/2008: tinjauan bencana.
38
Terima kasih
trp@bappenas.go.id T: 021 3927412 F: 021 3926601
39
40
2004
pembahasan di Sekretariat Kabinet pengiriman naskah Raperpres oleh Menko Perekonomian Kepada Presiden Pengembalian naskah Raperpres Kepada Menko Perekonomian untuk dilakukan penajaman materi
2005
2006
Proses kesepakatan terhadap materi Raperpres melalui penandatanganan oleh pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota di wilayah JabodetabekPunjur untuk dilakukan percepatan pengesahan Raperpres Jabodetabek-Punjur menjadi Peraturan Presiden.
2007
Rancangan Perpres dikirim oleh Menko Perekonomian kepada Presiden. pembahasan di Sekkab yang meminta agar dilakukan sinkronisasi dengan rencana reklamasi DKI Jakarta dan Kab. Tangerang Penyerasian RTRW Prov. Jawa Barat
2008
Rakortas BKTRN tingkat Menteri dengan kesepakatan raperpres sudah dapat difinalisasi dengan melakukan sedikit perbaikan nomenklatur April 2008: Menko Perekonomian mengirimkan naskah Raperpres yang telah diparaf oleh 5 menteri yaitu: Menko Perekonomian, Menteri PU, Menteri Dalam Negeri, Kepala Bappenas dan Menteri Kehutanan
Per 28 Desember 2012, status Perda RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota yang berada dalam Kawasan Jabodetabekpunj ur adalah sebagai berikut:
PROVINSI
DKI Jakarta Jawa Barat
KAB/KOTA
Kab. Bogor Kab. Bekasi Kab. Cianjur Kota Bogor Kota Bekasi
Perda No. 19 Tahun 2008 Perda No. 12 Tahun 2011 Perda No. 17 Tahun 2012 Perda No. 8 Tahun 2011 Perda No. 13 Tahun 2011
Kota Depok
RTRW belum ditetapkan melalui Perda. Sudah mendapat Persetujuan Substansi Menteri PU tgl 23 Mei 2012.
Perda No. 2 Tahun 2011
Banten
Kab. Tangerang
Kota Tangerang