You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh kontrasi otot. Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap Semua indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala sesuatu sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu. Dalam keadaan seperti itu diri kita pasti refleks melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung akan cepat dan secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita. Sistem gerak refleks memiliki kaitan dengan ilmu Fisika. Sistem gerak refleks memiliki konsep yang sama dengan gerak mekanika pada Hukum III Newton, yaitu Gaya Aksi- Reaksi. Apabila kita memberi gaya pada suatu benda , maka benda tersbut akan memberi reaksi berupa gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah. Dari uraian di atas,penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang Gerak Refleks dalam kaitannya pada ilmu Fisika.

1.2 Rumusan Masalah 1.1.1 Apa yang dimaksud dengan Gerak Refleks? 1.1.2 Bagaimana mekanisme terjadinya Gerak Refleks? 1.1.3 Bagaimana hubungan Gerak Refleks pada manusia dalam kaitannya dengan Hukum Newton III (Hukum Aksi Reaksi)?

1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Dapat mengetahui tentang Gerak Refleks. 1.3.2 Dapat menjelaskan tentang mekanisme terjadinya Gerak Refleks. 1.3.3 Dapat memberikan contoh penerapan tentang Hukum Newton III dalam hubungannya dengan Gerak Refleks pada manusia.

1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1 Dengan tugas ini, penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang pembuatan makalah yang benar sesuai urutan penulisan Undiksha. 1.4.2 Dengan tugas ini, penulis mendapat pengetahuan yang lebih tentang penerapan Biomekanika. 1.4.3 Penulis dapat mengetahui tentang penerapan Hukum Newton III dalam hubungannya dengan Gerak Refleks.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gerak Refleks 2.1.1 Pengertian Gerak Refleks Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk

menjelaskan penghantar impuls oleh saraf.Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula garak yang terjadi tanpa di sadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris di bawah ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan oleh otak berupa tanggapan, di bawah oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia. Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas tiga jenis : 1. Sel saraf sensorik Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat indra. 2. Sel saraf Motorik SEl saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to atau kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf

penggerak,karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.

3. Sel saraf penguhubung Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.

Ada dua macam gerak refleks yaitu:

1. Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya. 2. Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.

2.1.2 Lengkung Refleks Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks : a. Reseptor rangsangan sensoris yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit b. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju kesusunan saraf (medula spinalis-batang otak) c. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masukya sensoris dan dianalisis kembali ke neuron aferen. d. Neuron aferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer e. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar. Reseptor adalah suatu struktur khusus yang peka terhadap suatu bentuk energi tertentu dan dapat mengubah bentuk energi menjadi aksi-aksi potensial listrik atau impuls-impuls saraf. Efektor, pencabangan akhir seratserat eferon (motorik) di dalam otot serat lintang, otot polos, dan kelenjar (alat efektor). Lengkung reflek adalah unit dasar untuk kegiatan saraf pribadi. Terdiri atas : alat indra, saraf aferen, satu sinaps atau lebih yang terdapat dipusat integrasi atau ganglion simpatis, saraf eferen, dan efektor. Pada mamalia, hubungan (sinaps) antara neuron somatil aferen dan eferen biasanya terdapat di otak atau medulla spinalis. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan selnya akan terdapat di ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis bersifat motorik dikenal sebagai hukum Bell-Magendie.

2.1.3 Waktu refleks Penghantaran kegiatan sejak pemberian rangsangan pada reseptor sampai timbul jawaban di efektor, atau masa pemberian rangsangan hingga timbul jawaban. Waktu refleks ini ditentukan oleh perlambatan pusat yang dialami terutama bila melalui sinaps, gangguan pada masing-masing bagian lengkung refleks dapat mempengaruhi waktu refleks. Sering terjadi refleks terus berlangsung meskipun rangsangan sudah lama dihentikan. Hal ini di sebut lama refleks atau aksi ikutan refleks. Hal ini terjadi karena adanya susunan hubungan neuron berupa rantai tertutup atau rantai terbuka impuls yang berputar-putar antarneuron tersebut,

meskipun rangsangan sudah dihentikan serat aferen terus mendapat rangsangan dari interneuron sehingga menyebabkan jawaban refleks akan tetap terjadi. 2.1.4 Kekuatan Refleks Ditentukan oleh kekuatan rangsangan serta lama pemberian

rangsangan. Bila diberikan dengan kekuatan yang lebih besar maka lebih banyak reseptor. Serabut saraf motorik membentuk akar anterior yang berpadu dengan serabut saraf sensorik pada akar posterior bersama membentuk saraf spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf itu melintasi foramen intervertebralis, segera setelah itu membagi diri lagi menjadi serabut primer anterior dan serabut primer posterior melayani kulit dan otot punggung. Sedangkan serabut primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi pleksus saraf anggota gerak dan membentuk saraf interkostalis pada daerah toraks.

2.2 Mekanisme Gerak Refleks Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstersor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari fleksi pada anggota badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu. Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan inpuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan impulsimpuls menuju subtansi pada kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu medula spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik. Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya. Refleks adalah respons yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap

perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian seberapa besar peran sistem saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme. . Berikut skema gerak refleks:

Serangkaian perjalanan impuls di mulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron sensori ke pusat saraf, tanpa di oleh pusat saraf (otak). Impuls kemudian dibawa oleh neuron sensori ke neuron motor menuju ke efektor (melakukan gerak refleks).

Hal ini berbeda sekali dengan mekanisme gerak biasa. Berikut skema gerak biasa :

Gerak biasa rangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motorik sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atau dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak yang disadari.

2.3 Hubungan Gerak Refleks pada manusia dalam kaitannya dengan Hukum Newton III (Hukum Aksi - Reaksi)

Gerak Refleks pada manusia ada kaitannya dalam Biomekanika yaitu pada Hukum Newton III yaitu Hukum Aksi-reaksi. Dimana Hukum III ini berbunyi : Jika benda pertama mengerjakan gaya terhadap benda kedua,maka benda kedua akan mengerjakan gaya terhadap benda pertama yang besarnya sama,tetapi arahnya berlawanan. Contoh 1. Bila kaki menginjak paku, paku yang kita injak memberikan gaya aksi kepada tubuh kita. Maka secara otomatis tubuh kita khususnya kaki akan memberikan gaya reaksi terhadap aksi yang diberikan oleh paku dalam bentuk tarikan dan teriakan. Gaya reaksi yang diberikan oleh tubuh kita khususnya kaki sama besar dengan gaya aksi yang diberikan paku pada kaki kita, tetapi arahnya berlawanan. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Faksi = -Freaksi

Dua hal yang perlu dipahami tentang Hukum III Newton: 1. Pasangan gaya aksi dan reaksi bekerja pada dua benda yang berlainan. Dalam hal ini yang memberikan gaya aksi adalah paku, sedangkan yang memberikan gaya reaksi adalah tubuh kita khususnya kaki. Kedua benda ini bekerja pada gaya kerja yang sama. 2. Besarnya gaya aksi sama besarnya dengan gaya reaksi hanya berlawanan arah.

Contoh 2.

Gbr.mekanisme jalannya impuls pada jari tangan yang menyentuh api

Sebuah refleks adalah tindakan yang spontan dan otomatis. Benda bergerak sebagai respon terhadap rangsangan (misalnya, menarik tangansaat menyentuh api dari lilin ), dan ini dilakukan bahkan sebelum otak telah menjadi menyadarinya. Ketika otak tidak memiliki informasi yang bertindak, refleks lebih cepat daripada gerakan sukarela.

Ketika jari kita menyentuh api, api telah memberikan gaya aksi kepada tubuh kita khususnya jari tangan kita begitupun sebaliknya tubuh kita khusnya jari tangan kita juga secara otomatis memberikan gaya reaksi

10

kepada api dalam bentuk tarikan bahkan teriakan yang sangat cepat karena jalannya impuls tidak sampai ke otak jadi tarikan tangan saat menyentuh api terjadi di luar kesadaran kita.Besarnya reaksi yang diberikan jari tangan kita sebanding atau sama besarnya dengan gaya aksi yang diberikan oleh api tetapi arahnya berlawanan.Sehingga sesuai dengan hukum Newton III yaitu untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang besarnya sama tapi arahnya berlawanan.

Mekanisme

gerakan

reflek

Tahap pertama dari sebuah refleks adalah persepsi stimulus, yang di sini adalah jari tangan yang menyentuh api . Rangsangan dirasakan oleh reseptor sentuhan pada kulit dan menghasilkan pesan yang ditransmisikan ke sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik, ke pusat saraf ,impuls kemudian dibawa oleh neuron sensorik ke neuron motorik menuju efektor (melakukan gerak refleks). Contoh 3.

Gbr.Mekanisme jalanya impuls pada lutut yang di pukul pada gerak refleks Bila lutut kita dipukul dengan palu, palu telah memberikan gaya aksi kepada tubuh kita, maka secara otomatis tubuh kita khususnya lutut akan memberikan gaya reaksi terhadap aksi yang diberikan oleh palu dalam bentuk teriakan atau tarikan sehingga betis kita secara otomatis akan

11

terdorong ke depan. Gaya reaksi yang diberikan oleh tubuh kita khususnya lutut sama besar dengan gaya aksi yang diberikan palu pada lutut kita, tetapi arahnya berlawanan dimana palu memberikan gaya aksi ke arah lutut sedangkan lutut memberikan gaya reaksi kearah palu yaitu betis kita akan terdorong ke depan.Sehingga dapat disimpulkan tanggapan atau rangsangan terjadi tanpa melalui otak dimana tanggapan tersebut tanpa disadari yang terjadi sangat cepat. Sehingga sesuai dengan hukum Newton III yaitu untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang besarnya sama tapi arahnya berlawanan. Adapun mekanisme jalannya impuls pada lutut yang di pukul dengan palu adalah Tahap pertama adalah persepsi stimulus, yang di sini adalah Rangsangan dirasakan oleh reseptor pada lutut yang di pukul sehingga otot berkontraksi dan menghasilkan pesan yang ditransmisikan ke sumsum tulang belakang tanpa melalui otak oleh neuron sensorik, ke pusat saraf ,impuls kemudian dibawa oleh neuron sensorik ke neuron motorik menuju efektor (melakukan gerak refleks) dalam bentuk teriakan atau tarikan.

12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gerak reflek disebabkan karena pengaruh rangsangan yang datang dari luar tubuh dimana jalannya tidak sampai ke otak. Pada umunya gerak refleks berlangsung terhadap stimulus dari luar dan berlangsung dengan cepat atau tibatiba. Gerakan terjadi juga diluar kesadaran kita (tidak didasarkan kemauan). Jalan dari gerak reflek ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kemudian impuls tersebut dibawa oleh saraf sensorik menuju sumsum tulang belakang, kemudian impuls dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh efektor maka terjadilah respon/tanggapan. Gerak Refleks memiliki kaitan dengan ilmu Fisika khususnya dalam gerak mekanika adalah pada Hukum Newton III yaitu Hukum aksi-Reaksi.

3.2 Saran-saran

1. Jagalah fungsi dari anggota tubuh agar dapat menerima rangsangan dari luar dengan baik 2. Ketahuilah lebih detail tentang kaitan-kaitan biomekanika dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam penerapannya di bidang biologi. 3. Dengan adanya makalah ini, diharapkan juga agar mahasiswa lebih bisa mengaplikasikan pengetahuan Biomekanika dalam kaitannya dengan Hukum Newton.

13

You might also like