You are on page 1of 3

GARA-GARA WTO

World Trade Organization (WTO) merupakan organisasi yang mengatur perdagangan dunia dan termasuk produk dari neoliberalisme (bentuk baru dari penjajahan). Dengan cara menghapus segala bentuk perlindungan ekonomi disuatu negara berkembang dan memprivatisasi sektor publik (pertanian, pendidikan, industri) dengan mengutamakan pembukaan investasi swasta/asing pada sektor tersebut. Hampir 60 tahun usia perdagangan dunia diatur GATT dan WTO, namun faktanya masih banyak ketidakadilan yang terjadi ditengah kita. Indonesia misalnya, dihadapkan dengan pemain kelas kakap dalam perdagangan bebas di sektor pertanian sehingga kemajuan pertanian dan kedaulatan pangan rakyat terkekang. Tidak ada level of playing field yang adil didalam sistem perdagangan bebas yang dipromosikan oleh rezim saat ini. Pada hari ini, tanggal 3-6 Desember 2013 WTO akan mengadakan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) di Bali. Dengan mengagendakan apa yang disebut paket Bali dengan isi yaitu (1) Penghapusan subsidi domestik ; diantaranya subsidi pertanian dan subsidi energi (2) Pembukaan impor lewat penghapusan tarif (tarif barrier) dan penghapusan segala bentuk perlindungan non tarif (3) Liberalisasi sektor jasa ; jasa keuangan, pendidikan dan kesehatan (4) Pelaksanaan intelektual property rights (HAKI), penegakan hak paten. Kebijakan yang ditawarkan WTO untuk Negeri ini merupakan produk yang skematis dan terkemas dalam bentuk yang komplet, empat point yang diagendakan akan berdampak pada menurunnnya kestabilan Nasional dilihat dari kacamata Ekonomi pun Indonesia terlihat dipaksa untuk berbudaya konsumtif dengan adanya kebijakan ini, hal ini dilihat dari agenda point No.2 yang membahas tentang pembukaan impor lewat penghapusan tarif dengan kebijakan yang seperti ini Indonesia akan diramaikan oleh produk-produk kapitalis yang ingin memonopili pasar di Negeri ini. Nilai ekspor pun akan terus menurun seiring dengan kebijakan yang diagendakan pada point pertama yaitu Penghapusan subsidi domestik bagaimana dengan kegiatan produksi In donesia yang dengan subsidi 10% saja dirasakan kurang? Pertanyaan besar yang ada sekarang adalah Mengapa kita harus ambil kebijakan yang diagendakan WTO? Adapun gambaran umum untuk geliat WTO : 1. WTO merupakan otak neoliberalisme yang hendak melakukan liberalisasi perdagangan dengan cara menghapus segala bentuk perlindungan ekonomi domestik suatu negara, deregulasi keuangan dengan menempatkan sektor keuangan sebagai jasa dan uang sebagai komoditi perdagangan semata, dan privatisasi sektor publik dengan mendorong pembukaan investasi swasta pada sektor publik. 2. WTO Bali desember 2013 akan membawa agenda yang disebut paket Bali yang terdiri dari pembatasan subsidi pertanian, trade fasilitation/fasilitas perdagangan seperti penghapusan tarif/bea masuk, yang akan semakin membangkrutkan petani dan industri nasional. 3. WTO membawa agenda development yang isinya tidak lain adalah proyek utang dari lembaga keuangan global seperti International Monetary fund (IMF), Bank Dunia (WB), Asian Development Bank (ADB) dan berbagai bank investasi internasional, gerombolan tengkulak internasional tersebut menjerat negaranegara miskin dengan utang. Indonesia merupakan contoh nyatabagaimana sebuah negara dijerat dengan utang dan tunduk pada agenda asing. 4. WTO merupakan induk dari berbagai perjanjian Free Trade Agreement (FTA) yang merupakan bentuk perjanjian internasional mengikat (legally binding). WTO dan FTA adalah sumber dari kehancuran

perekonomian indonesia. WTO dan FTA adalah perjanjian yang bersifat mengikat dan apabila dilanggar akan membawa Indonesia ke arbitrase internasional. 5. WTO akan semakin menjerumuskan Indonesia dalam ketergantungan impor. Pembukaan impor/penghapusan tarif dan penghilangan segala bentuk perlindungan ekonomi domestik menyebabkan Indonesia tergantu pada impor pangan, impor bahan baku industri yang akhirnya menimbulkan defisit perdagangan yang besar. 6. WTO akan semakin meningkatkan defisit neraca pembayaran. Agenda pembangunan dan pembukaan impor yang diusung WTO memicu peningkatan luar negeri. Selanjutnya utang luar negeri digunakan untuk membiayai impor pangan dan produk industri. Akibatnya akumulasi utang luar negeri jatuh tempo dan menyebabkan defisit neraca pembayaran yang besar akibat akiran modal keluar untuk membiayai impor, cicilan utang dan utang jatuh tempo. 7. WTO menyebabkan semakin menyusutnya APBN. Lebijakan perdagangan bebas WTO melalui penghilangan bea keluar, penghapusan bea masuk, akan semakin menekan pendapatan negara. Akibatnya defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kian membengkak yang menyebabkan negara kembali menyandarkan pembiayaan dari utang luar negeri. 8. Defisit perdagangan, defisit transaksi berjalan dan defisit dalam neraca pembayaran telah menyebabkan semakin terperosoknya nilai tukar rupiah terhadap USD dan mata uang lainnya yang ajan semakin meningkatkan/melipatgandakan utang luar negeri, harga-harga pangan impor yang mengahancurkan negara dan rakyat. 9. WTO akan semakin memicu hancurnya pertanian dan industri nasional. APEC mendorong penghapusan subsidi pertanian dan subsidi domestik lainnya seperti subsidi dan menuntut ditegakannya hak paten dalam pertanian dan industri, semuanya pada akhitnya akan mempermudah bisnis perusahaan multinasional dan merugikan keperntingan rakyat Indonesia. 10. WTO pada dasarnya menjalankan politik belah bambum negara berkembang diinjak, sementara kepentingan negara maju dijunjung. Dalam kasus gugatan tentang larangan impor tembakau dan produk tembakau ke Amerika Serikat (AS), meskipun badan penyelesaian sengketa (DSB) WTO memenangkan Indonesia, namun negara AS tidak pernah mau menjalankan dan WTO tidak menjatuhkan sanksi pada AS. 11. WTO akan menjadi alat bagi rezim presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam mencari keuntungan pribadi dengan mengobral pasar, kekayaan alam dan kekayaan ekonomi negara kepada asing. Obral murah kekayaan alam, pasar Indonesia kepada asing jelas akan menguntungkan diri pribadi rezim SBY dan keluarganya atau pejabat disekitarnya yang mendapatkan komisi dari asing hasil menjual bangsa dan negara. 12. pelaksanaan WTO di Bali dan pertemuan APEC di Bali dilakukan tanpa persetujuan DPR, terutama dalam anggaran negara dan pengerahan aparat keamanan negara. Dengan demikian ini merupakan bentuk korupsi yg dilakukan oleh permerintahan SBY. Padahal agenda WTO telah secara jelas merugikan rakyat. 13. WTO melanggar Pamcasila sebagai ideologi negara Indonesia, UUD 1945 sebagai dasar hukum negara, dan demokrasi. WTO dilakukan secaara exlusive, tidak melibatkan rakyat. tidak melibatkan lembaga perwakilan rakyat, namun dilakukan oleh segelintir elite eksekutif. Padahal semua keputusan yang diambil menyangkut kedaulatan negara dan keselamatan rakyat serta keselamatan kemanusiaan. Dan kami menuntut kepada pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono untuk : 1. Menolak segala kebijakan yang dibuat oleh WTO 2. STOP! impor pangan

3.

You might also like