You are on page 1of 21

CEDERA KEPALA

PENGERTIAN Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. Cedera kepala yaitu adanya deformitas berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi descelarasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan factor dan penurunan percepatan, serta rotasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan. Cedera kepala pada dasarnya dikenal dua macam mekanisme trauma yang mengenai kepala yakni benturan dan goncangan (Gernardli and Meany, 1 !). "erdasarkan GC# maka cidera kepala dapat dibagi menjadi $ gradasi yaitu cidera kepala derajat ringan, bila GC# % 1$ 1&, Cidera kepala derajat sedang, bila GC# % 1', Cidera kepala berat, bila GC# kuang atau sama dengan (. )ada penderita yang tidak dapat dilakukan pemeriksaan misal oleh karena aphasia, maka reaksi *erbal diberi tanda +,-, atau oleh karena kedua mata edema berat sehingga tidak dapat di nilai reaksi membuka matanya maka reaksi membuka mata diberi nilai +,-, sedangkan jika penderita dilakukan traheostomy ataupun dilakukan intubasi maka reaksi *erbal diberi nilai +.-. Cedera Kepala Sedang : / GC# 1' / #aturasi oksigen 0 1 2 / .ekanan darah systale 0 111 mm 3g / 4ama kejadian 5 ( jam

PATOFISIOLOGI Cidera 6epala 9espon "iologi .76 / 8edem / 3ematom 3ypo:emia 6elainan Metabolisme Cidera 8tak )rimer 6ontusio 4aserasi 6erusakan #el 8tak Cidera 8tak #ekunder

Gangguan ;utoregulasi ;liran <arah 6eotak

9angsangan #impatis .ahanan =askuler #istemik > .<

#tress 6atekolamin #ekresi ;sam 4ambung

8' Ggan Metabolisme

.ek. )emb.<arah )ulmonal

Mual, Muntah

;sam 4aktat 8edem 8tak Ggan )erfusi @aringan Cerebral

.ek. 3idrostatik 6ebocoran Cairan 6apiler

;supan ?utrisi 6urang

8edema )aru Cardiac 8ut )ut <ifusi 8' .erhambat Gangguan 3iperkapnea )ola ?apas Ggan )erfusi @aringan 3ipoksemia,

'

Hubungan Cedera Kepala Terhadap Munculn a Ma!alah Kepera"a#an Cedera 6epala )rimer /6omotio, 6ontutio, 4aserasi Cerebral Cedera 6epala #ekunder /3ipotensi, 7nfeksi General, #yok, 3ipertermi, 3ipotermi, 3ipoglikemi

Gangguan *askuler serebral dan produksi prostaglanding dan peningkatan .76

?yeri 7ntracerebral

<ampak 4angsung

<ampak .idak 4angsung

6erusakan A )enekanan #el 8tak 4ocal A <ifus

6omotio Cerebri 6ontutio Cerebri 4ateratio Cerebri

)enurunan ;<8', =8', C8', )eningkatan 6atekolamin, )eningkatan ;sam 4aktat

Gangguan kesadaran )enurunan GC#

Bdema Cerebri

Gangguan #eluruh 6ebutuhan <asar (8ksigenasi, Makan, Minum, 6ebersihan <iri, 9asa ;man, Gerak, ;kti*itas <ll

Gangguan #el Glia A Gangguan )olarisasi

6ejang

9esiko .rauma

Me$an%!&e Cedera Kepala "erdasarkan besarnya gaya dan lamanya gaya yang bekerja pada kepala manusia maka mekanisme terjadinya cidera kepala tumpul dapat dibagi menjadi dua% '() S#a#%c l*ad%ng Gaya langsung bekerja pada kepala, lamanya gaya yang bekerja lambat, lebih dari '11 milidetik. Mekanisme static loading ini jarang terjadi tetapi kerusakan yang terjadi sangat berat mulai dari cidera pada kulit kepala sampai pada kerusakan tulang kepala, jaringan dan pembuluh darah otak. ("ajamal ;.3 , 1 '+) D na&%c l*ad%ng Gaya yang bekerja pada kepala secara cepat (kurang dari &1 milidetik). Gaya yang bekerja pada kepala dapat secara langsung (impact injury) ataupun gaya tersebut bekerja tidak langsung (accelerated/decelerated injury). Mekanisme cidera kepala dynamic loading ini paling sering terjadi ("ajamal ;.3 , 1 a, I&pac# In-ur Gaya langsung bekerja pada kepala. Gaya yang terjadi akan diteruskan kesegala arah, jika mengenai jaringan lunak akan diserap sebagian dan sebagian yang lain akan diteruskan, sedangkan jika mengenai jaringan yang keras akan dipantulkan kembali. .etapi gaya impact ini dapat juga menyebabkan lesi akselerasi/deselerasi. ;kibat dari impact injury akan menimbulkan lesi % )ada cidera kulit kepala (#C;4)) meliputi =ulnus apertum, B:coriasi, 3ematom subcutan, #ubgalea, #ubperiosteum. )ada tulang atap kepala meliputi Craktur linier, Craktur distase, Craktur steallete, Craktur depresi. Craktur basis cranii meliputi 3ematom intracranial, 3ematom epidural, 3ematom subdural, 3ematom intraserebral, 3ematom intrakranial. 6ontusio serebri terdiri dari Contra coup kontusio, Coup kontusio. 4esi difuse intrakranial, 4aserasi serebri yang meliputi 6omosio serebri, <iffuse a:onal injury (Dmar 6asan , 1 b, Le!% a$!elera!% . de!elera!% Gaya tidak langsung bekerja pada kepala tetapi mengenai bagian tubuh yang lain tetapi kepala tetap ikut bergerak akibat adanya perbedaan densitas antara tulang kepala dengan densitas yang tinggi dan jaringan otak dengan densitas yang lebih rendah, maka jika terjadi gaya tidak langsung maka tulang kepala akan bergerak lebih dahulu sedangkan jaringan otak dan isinya tetap berhenti, sehingga pada saat tulang kepala berhenti bergerak maka jaringan otak mulai bergerak dan oleh karena (). ). ).

pada dasar tengkorak terdapat tonjolan/tonjolan maka akan terjadi gesekan antara jaringan otak dan tonjolan tulang kepala tersebut akibatnya terjadi lesi intrakranial berupa 3ematom subdural, 3ematom intraserebral, 3ematom intra*entrikel, Contra coup kontusio. #elain itu gaya akselerasi dan deselerasi akan menyebabkan gaya terikan ataupun robekan yang menyebabkan lesi diffuse berupa 6omosio serebri, <iffuse a:onal injury (Dmar 6asan , 1 C%dera O#a$ Pr%&er Cidera otak primer adalah cidera otak yang terjadi segera cidera kepala baik akibat impact injury maupun akibat gaya akselerasi/deselerasi (cidera otak primer ini dapat berlanjut menjadi cidera otak sekunder) jika cidera primer tidak mendapat penanganan yang baik, maka cidera primer dapat menjadi cidera sekunder ("ajamal ;.3, <armadipura % 1 $). ().

(, C%dera pada SCALP Cungsi utama dari lapisan kulit kepala dengan rambutnya adalah melindungi jaringan otak dengan cara menyerap sebagian gaya yang akan diteruskan meleFati jaringan otak. Cidera pada scalp dapat berupa B:coriasi, =ulnus, 3ematom subcutan, 3ematom subgaleal, 3ematom subperiosteal. )ada e:coriasi dapat dilakukan Found toilet. #edangkan pada *ulnus apertum harus dilihat jika *ulnus tersebut sampai mengenai galea aponeurotika maka galea harus dijahit (untuk menghindari dead space sedangkan pada subcutan mengandung banyak pembuluh darah demikian juga rambut banyak mengandung kuman sehingga adanya hematom dan kuman menyebabkan terjadinya infeksi). )enjahitan pada galea memakai benang yang dapat diabsorbsi dalam jangka Faktu lama (tetapi kalau tidak ada dapat dijahit dengan benang noabsorbsable tetapi dengan simpul terbalik untuk menghindari terjadinya +druck necrosis-), pada kasus terjadinya e:coriasi yang luas dan kotor hendaknya diberikan anti tetanus untuk mencegah terjadinya tetanus yang akan berakibat sangat fatal. )ada kasus dengan hematom subcutaan sampai hematom subperiosteum dapat dilakukan bebat tekan kemudian berikan anlgesia, jika selama ' minggu hematom tidak diabsorbsi dapat dilakukan punksi steril. 3ati/hati cidera scalp pada anak/ anakAbayi karena pendarahan begitu banyak dapat terjadi shock hipopolemik (Gennerellita ,1 !).

&

+, Fra$#ur l%n%er $al/ar%a Craktur linier pada kal*aria dapat terjadi jika gaya langsung yang bekerja pada tulang kepala cukup besar tetapi tidak menyebabkan tulang kepala +bendingdan terjadi fragmen fraktur yang masuk kedalam rongga intrakranial, tetapi tidak ada terapi khusus pada fraktur linier ini tetapi gaya yang menyebabkan terjadinya fraktur tersebut cukup besar maka kemungkinan terjadinya hematom intrakranial cukup besar, dari penelitian di 9# <r. #oetomo #urabaya didaptkan ((2 epidural hematom disertai dengan fraktur linier kal*aria. @ika gambar fraktur tersebut kesegala arah disebut +#teallete fracture-, jika fraktur mengenai sutura disebut diastase fraktur ("ajamal ;3, 1 ).

0, Fra$#ur Depre!% #ecara definisi yang disebut fraktur depresi apabila fragmen dari fraktur masuk rongga intrakranial minimal setebal tulang fragmen tersebut, berdasarkan pernah tidaknya fragmen berhubungan dengan udara luar maka fraktur depresi dibagi ' yaitu fraktur depresi tertutup dan fraktur depresi terbuka ("ajamal ;3, 1 '() Fra$#ur Depre!% Ter#u#up )ada fraktur depresi tertutup biasanya tidak dilakukan tindakan operatip kecuali bila fraktur tersebut menyebabkan gangguan neurologis, misal kejang/kejang hemipareseAplegi, penurunan kesadaran. .indakan yang dilakukan adalah mengangkat fragmen tulang yang menyebabkan penekanan pada jaringan otak, setelah mengembalikan dengan fiksasi pada tulang disebelahnya, sedangkan fraktur depresi didaerah temporal tanpa disertai adanya gangguan neurologis tidak perlu dilakukan operasi ("ajamal ;.3 ,1 '+) Fra$#ur Depre!% Terbu$a #emua fraktur depresi terbuka harus dilakukan tindakan operatif debridemant untuk mencegah terjadinya proses infeksi (meningoencephalitis) yaitu mengangkat fragmen yang masuk, membuang jaringan de*italiGed seperti jaringan nekrosis benda/benda asing, e*akuasi hematom, kemudian menjahit durameter secara +Fater tight-Akedap air kemudian fragmen tulang dapat dikembalikan ataupun dibuang, fragmen tulang dikembalikan jika .idak melebihi +golden periode- ('E jam), durameter tidak tegang @ika fragmen tulang berupa potongan/potongan kecil maka pengembalian tulang dapat secara +moGaik- ("ajamal 1 ). ). ).

1, Fra$#ur 2a!%! Cran%% Craktur basis cranii secara anatomis ada perbedaan struktur didaerah basis cranii dan kal*aria yang meliputi pada basis caranii tulangnya lebih tipis dibandingkan daerah kal*aria, <urameter daerah basis lebih tipis dibandingkan daerah kal*aria, <urameter daerah basis lebih melekat erat pada tulang dibandingkan daerah kal*aria. #ehingga bila terjadi fraktur daerah basis mengakibatkan robekan durameter klinis ditandai dengan Bloody otorrhea, Bloody rhinorrhea, Liquorrhea, Brill Hematom, Batles sign, Lesi nervus cranialis yang paling sering ? 7, ?=77 dan ?=777. <iagnose fraktur basis cranii secara klinis lebih bermakna dibandingkan dengan diagnose secara radiologis oleh karena foto basis cranii posisinya +hanging foto-, dimana posisi ini sangat berbahaya terutama pada cidera kepala disertai dengan cidera *ertebra cer*ikal ataupun pada cidera kepala dengan gangguan kesadaran yang dapat menyebabkan apnea. ;danya gambaran fraktur pada foto basis cranii tidak akan merubah penatalaksanaan dari fraktur basis cranii, )emborosan biaya peraFatan karena penambahan biaya foto basis cranii (Dmar 6asan , '111). 3, Penanganan dar% 4ra$#ur ba!%! cran%% &el%pu#% : (1). Cegah peningkatan tekanan intrakranial yang mendadak, misal cegah batuk, mengejan, makanan yang tidak menyebabkan sembelit. ('). @aga kebersihan sekitar lubang hidung dan lubang telinga, jika perlu dilakukan tampon steril (Consul ahli .3.) pada bloody otorrheaAotoliHuorrhea. ($). )ada penderita dengan tanda/tanda bloody otorrheaAotoliHuorrhea penderita tidur dengan posisi terlentang dan kepala miring keposisi yang sehat (Dmar 6asan % '111).

K*&*!%* Serebr% #ecara definisi komosio serebri adalah gangguan fungsi otak tanpa adanya kerusakan anatomi jaringan otak akibat adanya cidera kepala. #edangkan secara klinis didapatkan penderita pernah atau sedang tidak sadar selama kurang dari 1& menit, disertai sakit kepala, pusing, mual/muntah adanya amnesi retrogrde ataupun antegrade. )ada pemeriksaan radiologis C. scan tidak didapatkan adanya kelainan ("ajamal ;3 % 1 K*n#u!%* Serebr% #ecara definisi kontusio serebri didefinisikan sebagai gangguan fungsi otak akibat adanya kerusakan jaringan otak, secara klinis didapatkan penderita pernah atau sedang tidak sadar selama lebih dari 1& menit atau didapatkan adanya kelainan neurologis akibat kerusakan jaringan otak seperti hemipareseAplegi, aphasia disertai gejala mual/muntah, pusing sakit kepala, amnesia retrogradeAantegrade, pada pemerikasaan C. #can didaptkan daerah hiperdens di jaringan otak, sedangkan istilah laserasi serebri menunjukkan bahFa terjadi robekan membran pia/arachnoid pada daerah yang mengalami contusio serebri yang gambaran pada C. #can disebut +)ulp brain- ("ajamal ;.3 > 6asan 3.D , 1 $ ). $).

Ep%dural He&a#*& 'EDH 5 Ep%dural He&a#*&) Bpidural 3ematom adalah hematom yang terletak antara durameter dan tulang, biasanya sumber pendarahannya adalah robeknya ;rteri meningica media (paling sering), =ena diploica (oleh karena adanya fraktur kal*aria), =ena emmisaria, #inus *enosus duralis. #ecara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang disertai lateralisasi (ada ketidaksamaan antara tanda/tanda neurologis sisi kiri dan kanan tubuh) yang dapat berupa 3emipareseAplegi, )upil anisokor,9eflek patologis satu sisi. ;danya lateralisasi dan jejas pada kepala menunjukkan lokasi dari B<3. )upil anisokorAdilatasi dan jejas pada kepala letaknya satu sisi dengan lokasi B<3 sedangkan hemipareseAplegi lataknya kontralateral dengan lokasi B<3, sedangkan gejala adanya lucid inter*al bukan merupakan tanda pasti adanya B<3 karena dapat terjadi pada pendarahan intrakranial yang lain, tetapi lucid inter*al dapat dipakai sebagai patokan dari prognosenya makin panjang lucid inter*al makin baik prognose penderita B<3 (karena otak mempunyai kesempatan untuk melakukan kompensasi). )ada pemeriksaan radiologis C. #can didapatkan gambaran area hiperdens dengan bentuk bikon*ek diantara ' sutura. .erjadinya penurunan kesadaran, ;danya lateralisasi, ?yeri kepala yang hebat dan menetap tidak hilang

dengan pemberian anlgesia. )ada C. #can jika perdarahan *olumenya lebih dari '1 CC atau tebal lebih dari 1 CM atau dengan pergeseran garis tengah (midline shift) lebih dari & mm. 8perasi yang dilakukan adalah e*akuasi hematom, menghentikan sumber perdarahan sedangkan tulang kepala dapat dikembalikan. @ika saat operasi tidak didapatkan adanya edema serebri sebaliknya tulang tidak dikembalikan jika saat operasi didapatkan duramater yang tegang dan dapat disimpan subgalea. )ada penderita yang dicurigai adanya B<3 yang tidak memungkinkan dilakukan diagnose radiologis C. #can maka dapat dilakukan diagnostik eksplorasi yaitu +"urr hole e:plorations- yaitu membuat lubang burr untuk mencari B<3 biasanya dilakukan pada titik/ titik tertentu yaitu )ada tempat jejasAhematom, pada garis fratur, pada daerah temporal, pada daerah frontal (' CM didepan sutura coronaria), pada daerah parietal, pada daerah occipital. )rognose dari B<3 biasanya baik, kecuali dengan GC# datang kurang dari (, datang lebih dari ! jam umur lebih dari !1 tahun ("ajamal ;.3 , 1 ).

Subdural he&a#*& 'SDH) #ecara definisi hematom subdural adalah hematom yang terletak dibaFah lapisan duramater dengan sumber perdarahan dapat berasal dari "ridging *ein (paling sering), ;A= cortical, #inus *enosus duralis. "erdasarkan Faktu terjadinya perdarahan maka subdural hematom dibagi $ meliputi#ubdural hematom akut terjadi kurang dari $ hari dari kejadian, #ubdural hematom subakut terjadi antara $ hari $ minggu, #ubdural hematom kronis jika perdarahan terjadi lebih dari $ minggu. #ecara klinis subdural hematom akut ditandai dengan penurunan kesadaran, disertai adanya lateralisasi yang paling sering berupa hemipareseAplegi. #edangkan pada pemeriksaan radiologis (C. #can) didapatkan gambaran hiperdens yang berupa bulan sabit (cresent). 7ndikasi operasi menurut B"7C (Buropebraininjuy commition) pada perdarahan subdural adalah @ika perdarahan tebalnya lebih dari 1 CM, @ika terdapat pergeseran garis tengah lebih dari & mm. 8perasi yang dilakukan adalah e*akuasi hematom, menghentikan sumber perdarahan. "ila ada edema serebri biasanya tulang tidak dikembalikan (dekompresi) dan disimpan subgalea. )rognose dari penderita #<3 ditentukan dari GC# aFal saat operasi, lamanya penderita datang sampai dilakukan operasi, lesi penyerta di jaringan otak serta usia penderita, pada penderita dengan GC# kurang dari ( prognosenya &1 2, makin rendah GC#, makin jelek prognosenya makin tua pasien makin jelek prognosenya adanya lesi lain akan memperjelek prognosenya.

#ubdural hematom adalah terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan kronik. .erjadi akibat pecahnya pembuluh darah *ena A jembatan *ena yang biasanya terdapat diantara duramater, perdarahan lambat dan sedikit. )eriode akut dapat terjadi dalam E( jam ' hari, ' minggu atau beberapa bulan. Gejala gejalanya % 1). ?yeri kepala '). "ingung $). Mengantuk E). Menarik diri &). "erfikir lambat !). 6ejang I). Ddem pupil. In#racerebral he&a#*& 'ICH) )erdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. #ecara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang kadang/kadang disertai lateralisasi, pada pemeriksaan C. #can didapatkan adanya daerah hiperdens yang indikasi dilakukan operasi jika #ingle, <iameter lebih dari $ cm, )erifer, ;danya pergeseran garis tengah, #ecara klinis hematom tersebut dapat menyebabkan gangguan neurologisAlateralisasi. 8perasi yang dilakukan biasanya adalah e*akuasi hematom disertai dekompresi dari tulang kepala. Caktor/faktor yang menentukan prognosenya hampir sama dengan faktor/faktor yang menentukan prognose perdarahan subdural ("ajamal ;.3 , 1 ).

CIDERA OTAK SEK6NDER Cidera otak sekunder yang terjadi akibat dari cidera otak primer yang tidak mendapat penanganan dengan baik (sehingga terjadi hipoksia) serta adanya proses metabolisme dan neurotransmiter serta respon inflamasi pada jaringan otak maka cidera otak primer berubah menjadi otak sekunder yang meliputi Bdema serebri, 7nfrark serebri, )eningkatan tekanan intra kranial ("ajamal ;.3 , 1 ).

11

Ede&a !erebr% ;dalah penambahan air pada jaringan otak A sel sel otak, pada kasus cidera kepala terdapat ' macam edema serebri Bdema serebri *asogenik, Bdema serebri sitoststik (#umarmo Markam et.al ,1 (, Ede&a !erebr% /a!*gen%$ Bdema serebri *asoganik terjadi jika terdapat robekan dari + blood brain barrier- (saFar darah otak ) sehingga solut intra*askuler (plasma darah) ikut masuk dalam jaringan otak (ekstraseluler) dimana tekanan osmotik dari plasma darah ini lebih besar dari pada tekanan osmotik cairan intra seluler. ;kibatnya terjadi reaksi osmotik dimana cairan intraseluler, yang tekanan osmotiknya lebih rendah akan ditarik oleh cairan ekstra seluler keluar dari sel meleFati membran sel sehingga terjadi edema ekstra seluler sedangkan sel/sel otak mengalami pengosongan (+shringkage-) (#umarmo Markam et.al ,1 +, Ede&a !erebr% !%#*!#a#%$ Bdema serebri sitostatik terjadi jika suplai oksigen kedalam jaringan otak berkurang (hipoksia) akibatnya terjadi reaksi anaerob dari jaringan otak (pada keadaan aerob maka metabolisme 1 mol glukose akan di ubah menjadi $( ;.) dan 3'8). #edangkan dalam keadaan anaerob maka 1 molekul glukose akan diubah menjadi ' ;.) dan 3'8 karena kekurangan ;.) maka tidak ada tenaga yang dapat digunakan untuk menjalankan proses pompa ?atrium 6alium untuk pertukaran kation dan anion antara intra selluler dan ekstraseluler dimana pada proses tersebut memerlukan ;.) akibatnya ?atrium (?a) yang seharusnya dipompa keluar dari sel menjadi masuk kedalam sel bersama masuknya natrium. Maka air (3'8) ikut masuk kedalam sel sehingga terjadi edema intra seluler (#umarmo Markam et.al %1 menghilang, #ulcus menyempit sedangkan girus melebar. Te$anan In#ra Kran%al Compartment rongga kepala orang deFasa rigid tidak dapat berkembang yang terisi $ komponen yaitu @aringan otak seberat 1'11 gram, Cairan liHuor serebrospinalis seberat 1&1 gram, <arah dan pembuluh darah seberat 1&1 gram. Menurut doktrin Monroe kellie, jumlah massa yang ada dalam rongga kepala adalah konstan jika terdapat penambahan massa (misal hematom, edema, tumor, abses) maka sebagian dari komponen tersebut mengalami kompensasiAbergeser, yang ). Gambaran C. #can dari edema serebri =entrikel menyempit, Cysterna basalis ). ).

11

mula mula ataupun canalis centralis yang ada di medullaspinalis yang tampak pada klinis penderita mengalami kaku kuduk serta pinggang terasa sakit dan berat. @ika kompensasi dari cairan serebrospinalis sudah terlampaui sedangkan penambahan massa masih terus berlangsung maka terjadi kompensasi kedua yaitu kompensasi dari pembuluh darah dan isinya yang bertujuan untuk mengurangi isi rongga intrakranial dengan cara ialah=aso konstriksi yang berakibat tekanan darah meningkat, <enyut nadi menurun (bradikardia), yang merupakan tanda aFal dari peningkatan tekanan intrakranial, kedua tanda ini jika disertai dengan ganguan pola napas disebut trias cushing. @ika kompensasi kedua komponen isi rongga intrakranial sudah terlampaui sedangkan penambahan massa masih terus berlangsung maka jaringan otak akan melakukan kompensasi yaitu berpindah ketempat yang kosong (+locus minoris-) perpindahan jaringan otak tersebut disebut herniasi cerebri. .anda / tanda klinis herniasi cerebri tergantung dari macamnya, pada umumnya klinis dari peningkatan tekanan intrakranial adalah ?yeri kepala, Mual, Muntah, )upil bendung (#umarmo Markam et.al ,1 ).

Penanganan per#a&a $a!u! c%dera $epala )ertolongan pertama dari penderita dengan cidera kepala mengikuti standart yang telah ditetapkan dalam ;.4# (;d*anced .rauma 4ife #upport) yang meliputi, anamnesa sampai pemeriksaan fisik secara seksama dan stimultan pemeriksaan fisik meliputi ;irFay, "reathing, Circulasi, <isability (;.4# ,1 I). )ada pemeriksaan airFay usahakan jalan nafas stabil, dengan cara kepala miring, buka mulut, bersihkan muntahkan darah, adanya benda asing. )erhatikan tulang leher, 7mmobilisasi, Cegah gerakan hiperekstensi, 3iperfleksi ataupun rotasi, #emua penderita cidera kepala yang tidak sadar harus dianggap disertai cidera *ertebrae cer*ikal sampai terbukti tidak disertai cedera cer*ical, maka perlu dipasang collar barce. @ika sudah stabil tentukan saturasi oksigen, minimal saturasinya diatas 1 2, jika tidak usahakan untuk dilakukan intubasi dan support pernafasan. #etelah jalan nafas bebas sedapat mungkin pernafasannya diperhatikan frekFensinya normal antara 1! 1( ,Amenit, dengarkan suara nafas bersih, jika tidak ada nafas lakukan nafas buatan, kalau bisa dilakukan monitor terhadap gas darah dan pertahankan )C8 ' antara '( $& mm3g karena jika lebih dari $& mm 3g akan terjadi *asodilatasi yang berakibat terjadinya edema serebri. #edangkan jika kurang dari '1 mm 3g akan menyebabkan *aso konstruksi yang berakibat terjadinya iskemia, )eriksa tekanan oksigen (8') 111 mm 3g jika kurang beri oksigen masker ( liter Amenit. )ada pemeriksaan sistem sirkulasi

1'

)eriksa denyut nadiAjantung, jika (tidak ada) lakukan resusitasi jantung, "ila shock (tensi 5 1 mm 3g nadi 0111: per menit dengan infus cairan 94, cari sumber perdarahan ditempat lain, karena cidera kepala single pada orang deFasa hampir tidak pernah menimbulkan shock. .erjadinya shock pada cidera kepala meningkatkan angka kematian ':. )ada pemeriksaan disabilityAkelainan kesadaran pemeriksaan kesadaran memakai glasgoF coma scale, )eriksa kedua pupil bentuk dan besarnya serta catat reaksi terhadap cahaya langsung maupun tidak langsung, )eriksa adanya hemipareseAplegi, )eriksa adanya reflek patologis kanan kiri, @ika penderita sadar baik tentukan adanya gangguan sensoris maupun fungsi misal adanya aphasia. #etelah fungsi *ital stabil (;"C stabil baru dilakukan sur*ey yang lain dengan cara melakukan sekunder sur*eyA pemeriksaan tambahan seperti skull foto, foto thora:, foto pel*is, C. #can dan pemeriksaan ini sebenarnya dikerjakan secara stimultan dan seksama) (;.4# , 1 Gla!g*" C*&a Scale 'GCS) Dntuk mendapatkan keseragaman dari penilaian tingkat kesadaran secara kFantitatif (yang sebelumnya tingkat kesadaran diukur secara kFalitas seperti apatis, somnolen dimana pengukuran seperti ini didapatkan hasil yang tidak seragam antara satu pemeriksaan dengan pemeriksa yang lain) maka dilakukan pemeriksaan dengan skala kesadaran secara glasgoF, ada $ macam indikator yang diperiksa yaitu reaksi membuka mata, 9eaksi *erbal, 9eaksi motorik. 1). 9eaksi membuka mata 9eaksi membuka mata Membuka mata spontan "uka mata dengan rangsangan suara "uka mata dengan rangsangan nyeri .idak membuka mata dengan rangsangan nyeri '). 9eaksi =erbal 9eaksi =erbal 6omunikasi *erbal baik, jaFaban tepat "ingung, disorientasi Faktu, tempat dan ruang <engan rangsangan nyeri keluar kata/kata ?ilai & E $ ?ilai E $ ' 1 I).

1$

6eluar suara tetapi tak berbentuk kata/kata .idak keluar suara dengan rangsangan apapun

' 1

$). 9eaksi Motorik 9eaksi Motorik Mengikuti perintah Melokalisir rangsangan nyeri Menarik tubuhnya bila ada rangsangan nyeri 9eaksi fleksi abnormal dengan rangsangan nyeri 9eaksi ekstensi abnormal dengan rangsangan nyeri .idak ada gerakan dengan rangsangan nyeri ?ilai ! & E $ ' 1

"erdasarkan GC# maka cidera kepala dapat dibagi menjadi $ gradasi yaitu cidera kepala derajat ringan, bila GC# % 1$ 1&, Cidera kepala derajat sedang, bila GC# % 1', Cidera kepala berat, bila GC# kuang atau sama dengan (. )ada penderita yang tidak dapat dilakukan pemeriksaan misal oleh karena aphasia, maka reaksi *erbal diberi tanda +,-, atau oleh karena kedua mata edema berat sehingga tidak dapat di nilai reaksi membuka matanya maka reaksi membuka mata diberi nilai +,-, sedangkan jika penderita dilakukan traheostomy ataupun dilakukan intubasi maka reaksi *erbal diberi nilai +.-. Ind%$a!% 4*#* p*l*! $epala .idak semua penderita dengan cidera kepala diindikasikan untuk pemeriksaan kepala karena masalah biaya dan kegunaan yang sekarang makin dittinggalkan. @adi indikasi meliputi jejas lebih dari & cm, 4uka tembus (tembakAtajam), ;danya corpus alineum, <eformitas kepala (dari inspeksi dan palpasi), ?yeri kepala yang menetap, Gejala fokal neurologis, Gangguan kesadaran ("ajamal ;.3 ,1 ). #ebagai indikasi foto polos kepala meliputi jangan mendiagnose foto kepala normal jika foto tersebut tidak memenuhi syarat, )ada kecurigaan adanya fraktur depresi maka dillakukan foto polos posisi ;)Alateral dan obliHue. Ind%$a!% CT Scan 7ndikasi C. #can adalah % (1) ?yeri kepala menetap atau muntah muntah yang tidak menghilang setelah pemberian obat obatan analgesiaAanti muntah.

1E

(') ;danya kejang kejang, jenis kejang fokal lebih bermakna terdapat lesi intrakranial dibandingkan dengan kejang general. ($) )enurunan GC# lebih 1 point dimana faktor faktor ekstracranial telah disingkirkan (karena penurunan GC# dapat terjadi karena misal terjadi shock, febris, dll). (E) ;danya lateralisasi. (&) ;danya fraktur impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai, misal fraktur depresi temporal kanan tapi terdapat hemipareseAplegi kanan. (!) 4uka tembus akibat benda tajam dan peluru. (I) )eraFatan selama $ hari tidak ada perubahan yang membaik dari GC#. (() "radikardia (<enyut nadi kurang !1 , A menit). C%dera $epala ang perlu &a!u$ ru&ah !a$%# 'MRS) Cidera kepala yang perlu masuk rumah sakit (M9#) meliputi % (1) ;danya gangguan kesadaran (GC# 5 1&). (') )ernah tidak sadar lebih dari 1& menit (contusio serebri). ($) ;danya gangguan fokal neorologis (3emipareseAplegi, kejang / kejang, pupil anisokor). (E) ?yeri kepala, muntah / mual yang menetap yang telah dilakukan obser*asi di DG< dan telah diberikan obat analgesia dan anti muntah selama ' jam tidak ada perbaikan. (&) ;danya tanda fraktur tulang ka*aria pada pemerisaan foto kepala. (!) 6linis adanya tanda tanda patah tulang dasar tengkorak. (I) 4uka tusuk atau luka tembak (() ;danya benda asing (corpus alienum). ( ) )enderita disertai mabuk. (11) Cidera kepala disertai penyakit lain misal hipertensi, diabetes melitus, gangguan faal pembekuan. 7ndikasi sosial yang dipertimbangkan pada pasien yang diraFat dirumah sakit tidak ada yang mengaFasi di rumah jika di pulangkan,.empat tinggal jauh dengan rumah sakit oleh karena jika terjadi masalah akan menyulitkan penderita. )ada saat penderita di pulangkan harus di beri ad*ice (lembaran penjelasan) apabila terdapat gejala seperti ini harus segera ke rumah sakit misalnya % mual muntah, sakit kepala yang menetap, terjadi penurunan kesadaran, )enderita mengalami kejang kejang,

1&

Gelisah. )engaFasan dirumah harus dilakukan terus menerus selama kerang lebih ' : 'E jam dengan cara membangunkan tiap ' jam ("ajamal ;3 ,1 ( Pera"a#an d%ru&ah !a$%# )eraFatan di rumah sakit bila GC# 1$ 1& meliputi % 1). 7nfus dengan cairan normoosmotik (kecuali <e:trose oleh karena de:trose cepat dimetabolisme menjadi 3'8 J C8' sehingga dapat menimbulkan edema serebri) <i 9# <r #oetomo surabaya digunakan <&2 K salin kira kira 1&11 '111 ccA'E jam untuk orang deFasa. '). <iberikan analgesiaAantimuntah secara intra*ena, jika tidak muntah dicoba minum sedikit sedikit (pada penderita yang tetap sadar). $). Mobilisasi dilakukan sedini mungkin, dimulai dengan memberikan bantal selama ! jam kemudian setengah duduk pada 1' jam kemudian duduk penuh dan dilatih berdiri (dapat dilakukan pada penderita dengan GC# 1&). E). @ika memungkinkan dapat diberikan obat neorotropik, seperti % Citicholine, dengan dosis $ , '&1 mgAhari sampai minimal & hari. &). Minimal penderita M9# selama ' , 'E jam karena komplikasi dini dari cidera kepala paling sering terjadi ! jam setelah cidera dan berangsur angsur berkurang sampai E( jam pertama. + Pera"a#an d% ru&ah !a$%# b%la GCS 7 (0 )eraFatan di rumah sakit bila GC# 5 1$ 1). )osisi terlentang kepala miring kekiri dengan diberi bantal tipis (head up 1&L $1L) hal ini untuk memperbaiki *enous return sehingga tekanan intra kranial turun. '). "eri masker oksigen ! ( literAmenit. $). ;tasi hipotensi, usahakan tekanan sistolok diatas 111 mm3g, jika tidak ada perbaikan dapat diberikan *asopressor. E). )asang infus <&2 K saline 1&11 '111 ccA'E jam atau '& $1 CCA6g""A'Ejam. &). )ada penderita dengan GC# 5 atau diperkirakan akan memerlukan peraFatan yang lebih lama maka hendaknya dipasang maagslang ukuran kecil (1' Cr) untuk memberikan makanan yang dimulai pada hari 7 dihubungkan dengan &11 cc <e:trose &2. Gunanya pemberian sedini mungkin adalah untuk menghindari atrophi *illi usus, menetralisasikan asam lambung yang biasanya p3 nya sangat ).

1!

tinggi (stress ulcer), menambah energi yang tetap dibutuhkan sehingga tidak terjadi metabolisme yang negatip, pemberian makanan melalui pipa lambung ini akan ditingkatkan secara perlahan lahan sampai didapatkan *olume '111 ccA'E jam dengan kalori '111 6kal. 6euntungan lain dari pemberian makanan peroral lebih cepat pada penderita tidak sadar antara lain mengurangi translokasi kuman di dinding usus halus dan usus besar, Mencegah normal flora usus masuk kedalam system portal. !). #edini mungkin penderita dilakukan mobilisasi untuk menghindari terjadinya statik pneumonia atau dekubitus dengan cara melakukan miring kekiri dan kanan setiap ' jam. I). )ada penderita yang gelisah harus dicari dulu penyebabnya tidak boleh langsung diberikan obat penenang seperti diaGepam karena dapat menyebabkan masking efek terhadap kesadarannya dan terjadinya depresi pernapasan. )ada penderita gelisah dapat terjadi karena nyeri oleh karena fraktur, 6andung seni yang penuh, .empat tidur yang kotor, )enderita mulai sadar, )enurunan kesadaran, #hock, Cebris. Tran!p*r O$!%gen #ebagaimana yang diuraikan oleh beberapa peneliti (Mac4ean, 1 I1, )eitGman, 1 (I, ;brams, 1 $edala& darah, #etelah difusi menembus membran al*eolokapiler, oksigen berkaitan dengan hemoglobin dan sebagian kecil larut dalam plasma. Gangguan oksigenansi menyebabkan berkurangnya oksigen didalam darah (hipoksemia) yang selanjutnya akan menyebabkan berkurangnya oksigen jaringan (hipoksia). ;tas penyebabnya, dibedakan E jenis hipoksia sesuai dengan proses penyebabnya % 1). 3ipoksia hipoksik '). 3ipoksia stagnan $). 3ipoksia anemik E). 3ipoksia histotoksik 3C?, sepsis). )ada pendarahan dan syok terjadi gabungan hipoksia stagnan dan anemik. 6andungan oksigen dalam darah arterial (Ca 8') menurut rumus ?unn/Creeman (Mac4ean, 1 I1, 4entner, 1 (E, "uran, 1 (I) adalah % % % % % gangguan *entilasi/difusi gangguan perfusiAsirkulasi anemia gangguan pengguanaan oksigen dalam sel (racun $ mekanisme ini terdiri dari tiga unsur besar yakni% (, S%!#%& perna4a!an ang &e&ba"a O+ udara al/e*l%8 $e&ud%an d%4u!% &a!u$

1I

Ca 8' M (3b : #aturasi 8' : 1,$E) J (p 8' : 1,11$) 3b M kadar hemoglobin darah (gAdl) saturasi 8 ' M saturasi oksigen dalam hemoglobin (2) 1,$E M koefisien tetap (angka 3uffner) beberapa penulis menyebut 1,$! atau 1,$ p8' M tekanan parsiel oksigen dalam plasma, mm3g 1,11$ M koefisien kelarutan oksigen dalam plasma. +, S%!#%& !%r$ula!% ang &e&ba"a darah ber%!% O+ $e -ar%ngan )erubahan/perubahan hemodinamik sebagai kompensasi yaitu% nadi meningkat (takikardia), kekuatan kontraksi miokard meningkat, *asokonstriksi di daerah arterial reaksi takikardia terjadi segera. .ujuh puluh lima persen *olume sirkulasi berada di daerah *ena. =asokonstriksi memeras darah dari cadangan *ena kembali ke sirkulasi efektif. =asokonstriksi arterial membagi secara selektif aliran untuk organ prioritas (otak dan jantung) dengan mengurangi aliran ke kulit, ginjal, hati, usus. =asokonstriksi yang berupaya mempertahankan tekanan perfusi (perfusion pressure) untuk otak dan jantung, menyebabkan jantung bekerja lebih berat mengatasi #=9, pada saat yang sama oksigenasi koroner sedang menurun. =asokonstriksi yang berlebihan di daerah usus dapat menyebabkan cedera iskemik (iscemic injury), translokasi kuman menembus usus dan masuknya endotoksin ke sirkulasi sistemik (6reimeier 1 1 dan 1 'N 3artmann, 1 1). .akikardia dan *asokonstriksi sudah berjalan dengan cepat melalui respons baroreseptor dan katekolamin. .akikardia yang berlebihan justru merugikan, karena menyebabkan B<= menurun sehingga C8 juga turun. Cardiac output atau curah jantung adalah *olume aliran darah yang membaFa oksigen ke jaringan. 3ubungan antara curah jantung (C8), frekFensi denyut jantung (f) dan #troke =olume (#=) adalah sebagai berikut% C8 M f : #= #= B<= C #=9 =9 % % % % % dipengaruhi oleh B<=/// C /// #=9 *olume *entrikel pada akhir diastole contractility (kekuatan kontraksi otot jantung) #ystemic =ascular 9esistance =enous 9eturn (jumlah darah yang masuk atrium), dalam keadaan ;*ailable 8' M C8 : Ca 8' ;*ailable 8' % oksigen tersedia (untuk jaringan)

normal =9 M C8

1(

Ca 8'

% kandungan oksigen darah arterial.

0, S%!#%& O+9Hb dala& er%#r*!%# dan #ran!p*r $e !el -ar%ngan Britrosit mendapat oksigen dari difusi yang terjadi di kapiler paru. <inamika oksigen dalam eritrosit ditunjukkan oleh kur*a disosiasi oksigen/hemoglobin (4entner, 1 (EN 8dorico, 1 $). Dntuk memenuhi kebutuhan oksigen pada organ sampai 11 gr 2. "ila *ital (otak, jantung) diisyaratkan bhFa kadar 3b harus 0 kadar 3b kurang dari 1 $N 9otondo, 1 $).

gr 2 masih dapat memenuhi kebutuhan oksigen dengan

peningkatan curah jantung dan pelepasan lebih banyak oksigen ke jaringan (8dorico,

DAFTAR P6STAKA
;bdul 3afid, M. #ajid <armadiputra, Dmar 6asan, (1 ( ), Strategy Dasar Penanganan Cidera Otak, Oarta 76;"7 Cab. #urabaya. ;merican College of #urgeons, (1 "ajamal ;3, (1 &), Advanced Trauma Life Su ort !ourse for "hysicians, ;C# Chicago ), "enatala#sanaan !idera $ta# %arena Trauma "endidi#an %edo#teran Ber#elan&utan 'lmu Bedah Saraf Sura(aya. "ecker <), Gardner #, (1 (&), 'ntensive )anagement of Head 'n&ury. 7n % Oilkins 93, 9engachary ##, eds. ?eurosurgery ?eF Pork % Mc. GroF 3ill Company, 1 &$. "ouma G@, MuiGelaar @), Choi #c et.al, (1 ischemia. @. ?eurosurg. "ambang Oahyu )rajitno, (1 #urabaya. "arGo M6, rau ;M, <onaldson < et.al, (1 !ere(ral 'schemia. Combs <@, <empsey 9@, Maley M et.al (1 in ge(rils stro#e. Gennerelli .; and Meany <C ( 1 ! ), )echanism of "rimary Head 'n&ury, Oilkins 93 and 9enfgachery ## ( eds ) ?eurosurgery, ?eF Pork 7shige ?, )itts 43 et.al (1 (I), +ffect of Hy o0ia on Traumatic (rain 'n&ury in rats 1eurosurgery @enkins ?, )itts 43 et.al (1 (I), 'ncreased vulnera(ility of the traumati,ed (rain to early ischemia in Baethment A, 2o !% and 3nter(erg A 4 eds 5 )ecahnism of Secondary (rain demage.)C Oorksho, 7taly 6latGo 7. Chui B, CujiFare 6 (1 (1), /esulation of 6asogenic (rain edema, Adv. 1eurol. 6lauber MC, Marshall 4C et.al (1 ( ), 7eterminants of Head 'n&ury )ortality, 'm ortance of the /o- /is# "atients. 6raus @C (1 $), + idemiology of Head 'n&ury in !oo er " 4 ed 5 Head 'n&ury . "altimore, Oilliam and Oilkins. 1), /elationshi (et-een lasma glocose, (rain lactate and intra cellular "H during cere(raal ischemia I), "rotective +ffect of 'fen rodil on 'shemic 'n&ury Si,e, Blood Brea#do-n, and +dema .ormation in .ocal 1), Tera i $#sigen, 4ab ;nestesiologi C.6 Dnair 1), !ere(ral !irculation and )eta(olism After Severe Traumatic Barin 'n&ury * the elusive role of

'1

?arayan 96 (1 ( ), +mergency /oom )anagement of the Head 'n&ury "atient . 7n % "ecker <.), Gudeman #.6, eds .e:t "ook of 3ead 7njury )hiladelphia % O" #aunders 9. Qander, C. MertGlufft (1 Germany. #umarmo Makam et.,al (1 Dmar kasan (1 5, !idera %e ala, "alai )enerbit C6 D7 @akarta. (), "eran 'lmu Bedah Saraf 7alam "enanganan !idera %e ala 1), The $0ygen Status of Arterial Blood , #aarstrabe

"idato "engu#uhan 2uru Besar Airlangga 3niv. "ress. Dmar 6asan ('111), "enanganan !idera %e ala Sim osium '%AB' Tretes =incent @. Collins, (1 !), "harmacology of $0ygen and +ffect of Hy o0ia 2ermany Qainuddin M, (1 ((), )etodologi "enelitian. )rogram )asca #arjana Dni*ersitas ;irlangga #urabaya.

'1

You might also like