You are on page 1of 9

I. Alat dan Bahan a. Alat 1. Alat LOD test 2. Alat Uji Friabilitas 3. Alat Uji Kekerasan 4.

Alat Uji Kompresibilitas 5. Alat Uji Laju Alir 6. Alat Uji Waktu Hancur 7. Ayakan 8. Beaker Glass 9. Gelas Ukur 10. Jangka Sorong 11. Kertas Perkamen 12. Mesin tablet single-punch 13. Oven 14. Penangas Air 15. Plastik 16. Sarung Tangan Plastik 17. Spatel 18. Stopwatch 19. Termometer 20. Timbangan Analitis 21. Wadah Plastik b. Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Asam Stearat Aquadest Na-Starch Glucolat Supertab Talcum Teofilin

c. Gambar Alat

Alat Uji Friabilitas

Alat Kompresibilitas

Alat LOD Test

Alat Uji Kekerasan

Alat Uji Laju Alir

Alat Uji Waktu Hancur

Stopwatch

Jangka Sorong

Spatel

Mesin cetak tablet single-punch

Wadah Plastik

Sarung tangan plastik

Timbangan Analitis

Beaker Glass

Ayakan

Kertas Perkamen

Oven

II. Pembahasan Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan tablet dengan metode kempa langsung. Formula tablet yang dibuat adalah sebagai berikut : R/ Teofilin 50 gram

Supertab Na-starch glucolat Talcum Asam stearat

42 gram 4 gram 2 gram 2 gram

Metode kempa langsung merupakan suatu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Syarat agar campuran tersebut dapat dicetak, antara lain mempunyai sifat alir yang baik, kompressibilitas tinggi dan mempunyai efek lubricant yang baik. Tujuan dari metode kempa langsung ini untuk menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi basah dan granulasi kering. Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi memerlukan eksipien yang memungkinkan pengempaan langsung tanpa tahap granulsi terlebih dahulu. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus yang mempunyai sifat aliran dan kempa yang diinginkan. Sedikit perubahan pada sifat fisik dapat mengubah sifat alir dan sifat kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung. Keuntungan metode kempa langsung antara lain :

Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit Lebih singkat prosesnya karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.

Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab

Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu. Proses awal sebelum mendesain atau membuat formulasi suatu tablet

adalah studi praformulasi. Dengan praformulasi dikumpulkan sebannyak banyaknya data mengenai sifat fisika dan kimia yang diperlukan dalam formulasi sediaan yang stabil, efektif, dan aman. Adanya kemungkinan interaksi dengan bahan lain juga perlu diperhatikan. Preformulasi yang baik juga akan

menghasilkan formulasi rasional yang memiliki kualitas dan penampilan produk yang optimal. Zat aktif yang digunakan dalam formulasi tablet pada praktikum kali ini adalah teofilin. Karakteristik teofilin adalah sebagai berikut: - Rumus Molekul : C7H8N4O2.H2O - Berat Molekul : 198,18 - Pemerian : serbuk berserat atau granul, bearna putih, suspensi dalam air bereaksi netral terhadap lakmus P, mengembang dalam air dan membentuk suspensi yang jernih hingga opalesen kental,koloidal - Kelarutan : sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium hidroksida agak sukar larut dalam etanol. - Stabilitas : dapat disimpan pada suhu kamar, dibawah cahaya florosensi terus menerus selama sekurang kurangnya 180 hari tanpa perubahan konsentrasi yang signifikan dalam bentuk larutan sebaiknya dilindungi cahaya,stabil di udara. Dari studi karakteristik zat aktif, dapat diketahui bahwa teofilin memiliki sifat aliran yang baik dan bersifat termolabil sehingga digunakan metode kempa langsung dalam pembuatan tabletnya. Pemilihan bahan pembantu yang sesuai akan lebih kritis, karena sebenarnya penambahan eksipien inert akan mempengaruhi sifat sifat sediaan tablet akhirnya. Untuk itu pengetahuan tentang sifat setiap eksipien dan bagaimana pengaruhnya pada formulasi total sangat diperlukan, trutama jika dosis obat cukup kecil. Tablet kempa langsung mengandung zat aktif dan bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran dan lubrikan. Pengisi yang ditambahkan kedalam formula tablet untuk menambah besarnya tablet untuk kemudahan dan keserasian ukuran yang dapat dikerjakan. Ini benar-benar perlu ketika dosis dari obat dalam setiap tablet sagat kecil. Diluent, seperti zat tambahan lain harus cocok dengan obat, stabil secara fisik, inert secara psikologis dan tidak bereaksi dengan bahan-bahan lain. Pengisi yang digunakan pada praktikum kali ini adalah supertab. Supertab merupakan bahan pengisi yang terbuat dari laktosa dimana supertab dapat memperlancar laju

pelepasan obat, dan waktu hancurnya tidak terlalu peka terhadap perubahan pada kekerasan tablet. Selain itu bila dilihat dari sisi ekonomi, pengisi supertab lebih murah dibandingkan dengan pengisi tablet lainnya seperti supertab. Yang berperan sebagai pengikat pada formulasi ini adalah Na-starch glukolat. Na starch glukolat merupakan garam natrium dari pati eter karboksimetil. Proses karboksimetilasi dalam pembuatan Na starch glukolat meningkatkan kemampuan starch menyerap air, sehingga sifatnya menjadi pengikat. Selain sebagai pengikat, Na-starch glukolat juga berperan sebagai desintegrator atau penghancur. Na starch glukolat biasa digunakan sebagai desintegrator yang cepat dimana dapat meningkatkan pelepasan obat dalam tubuh. Mekanisme mengapa Na-starch dapat menjadi desintegrator adalah dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah atau mengembang saat air masuk mell pori (kapiler). Na-starch glukolat yang dipakai sebaiknya 1-20% dengan konsentrasi optimum 4%. Jika jumlahnya lebih dari 20% maka bobot tablet akan semakin besar dan membuat aliran menjadi jelek. Kombinasi Nastarch glukolat dan supertab baik untuk pembuatan tablet secara cetak langsung sebagai penghancur, jangan digunakan sebagai pengisi. Tablet dengan natrium starch glikolat stabil hingga 4 tahun, tetapi harus disimpan dalam wadah tertutup baik untuk melindunginya dari variasi suhu dan kelembaban yang dapat menyebabkan penggumpalan. Pelicin yang digunakan pada praktikum kali ini adalah talcum dan asam stearat. Pelicin ditambahkan untuk menambahkan sifat aliran dari sediaan, menghilangkan adhesi pada permukaan dan dies, mengurangi gesekan dinding die dan memfasilitasi pengeluaran tablet setelah selesai serta mengurangi pemakaian dies dan punch yang berlebihan. Pada praktikum ini, talkum digunakan sebagai lubrikan dan glidant dalam pembuatan tablet dengan konsentrasi 2 g. Talkum berfungsi mencegah melekatnya tablet pada pencetak tablet. Bahan lain yang biasa digunakan adalah asam stearat, lemak, parafin cair atau bahan lain yang cocok. Namun dibandingkan dengan bahan-bahan tersebut, talkum mempunyai daya aliran serbuk yang lebih baik dengan jalan mengurangi gerakan partikel. Sementara itu, digunakan pula asam stearat 2 g. Asam stearat dapat menambah

waktu hancur dari tablet karena bentuk lapisan permukaannya yang tidak mudah dipenetrasi dengan cairan lambung. Asam stearat digunakan secara luas dalam kosmetik, makanan dan formulasi farmasi. Utamanya digunakan sebagai pelicin pada kapsul dan tablet dengan konsentrasi antara 0,25-50%. Ada beberapa langkah atau tahapan formulasi tablet dengan menggunakan metode kempa langsung. Langkah pertama dalam formulasi adalah penimbangan dan pencampuran zat zat aktif dan zat tambahan sesuai dengan jumlah pada formula. Sebelum penimbangan, semua bahan terlebih dahulu diayak agar ukuran partikelnya seragam/homogen sehingga granul yang terbentuk memiliki daya alir baik. Kemudian teofilin, supertab, dan Na starch glukolat dicampurkan hingga homogen dan diukur kadar airnya dengan alat LOD. Ternyata setelah diukur, kadar airnya masih tinggi yankni masih diatas 2 %. Maka dari itu perlu dioven agar kadar airnya turun. Bila kadar air pada campuran tinggi akan mengakibatkan Na-starch glukolat akan menjadi gel sehingga zat aktif terhambat, daya mengembang kurang sehingga waktu hancur menjadi jelek, dan saat pencetakan berlangsung akan terjadi perlengketan antara mesin dengan campuran serbuk. Kemudian setelah dioven, campuran tersebut ditambahkan dengan talcum dan asam sterat. Setelah itu, campuran tersebut dicetak dengan alat kempa langsung. Sebelum dicetak, campuran sediaan yang masih dalam bentuk serbuk diuji atau dievaluasi. Uji yang dilakukan terhadap serbuk ini meliputi uji Loss On Drying (LOD), pengujian mampat, dan pengujian laju alir. Uji pertama yang dilakukan adalah uji LOD, uji ini dimaksudkan untuk melihat seberapa banyak berat granul berkurang akibat pengeringan atau saat dikeringkan, hasil yang diharapkan dari uji ini adalah bobot granul tidak susut lebih dari 2%, karena bila melebihi angka tersebut maka akan sangat mempengaruhi jumlah nyata yang diharapkan. Untuk melakukan uji ini, pertama ditimbang 10gr serbuk lalu dimasukkan ke dalam alat pengujian LOD, setelah itu alat tinggal diatur dan dinyalakan, pengaturan yang digunakan adalah suhu 700c selama 10 menit. Dari hasil pengukuran diperoleh LOD granul adalah 2,4997% yang artinya serbuk tersebut masih tinggi kadar airnya sehingga perlu dioven untuk menurunkan kadar airnya. Bila dibandingkan dengan formulasi kempa langsung kelompok lain yang menggunakan pengisi encompress, LOD serbuk yang menggunakan supertab

lebih tinggi. LOD serbuk yang menggunakan encompress sebesar 0,8%. Itu berarti pengisi encompress lebih baik digunakan ketimbang supertab karena lebih efektif menyerap air. Pengujian selanjutnya adalah uji kemampatan, uji ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh serbuk-serbuk tersebut dapat memadat, karena serbuk tersebut harus bisa memadat dengan baik agar tidak mamiliki rongga udara yang terlalu banyak saat dikempa. Untuk melakukan uji diambil 15gr serbuk lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah terpasang di alat tapping, lalu diamati volume awal serbuk, selanjutnya alat tapping tinggal dinyalakan selama 5 menit dan diamati kembali volumnya dan dicatat sebagai volume akhir. Dari hasil perhitungan didapat bahwa kemampatan serbuk adalah sekitar 31,88%, angka ini terbilang cukup besar karena syarat uji mampat tidak lebih dari 20%. Hasil uji mampat kelompok yang menggunakan encompress adalah 2,741% . Bila dibandingkan terjadi perbedaan yang jauh antara tablet yang pengisinya supertab dan encompress. Hal ini dapat disebabkan pencampuran dilakukan tidak begitu homogen sehingga masih banyak rongga udara antar serbuk yang menyebabkan serbuk tersebut menjadi tidak mampat. Hasil tersebut nanti akan mempengaruhi kekerasan tablet. Bila uji mampatnya besar, tablet yang dihasilkan saat dikempa akan lebih mudah rapuh. Pengujian terakhir untuk granul adalah pengujian laju alir, uji ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan alir granul dan sudut istirahat granul. Untuk melakukan uji ini diambil sebanyak 15gr granul lalu dimasukkan ke dalam kopper, yaitu suatu alat berbentuk corong untuk mengetahui laju alir dan sudut istirahat serbuk atau granul. Bila sudah siap, tutup kopper dibukan bersamaan dengan dinyalakannya stopwatch untuk menghitung berapa lama granul mengalir hingga habis dari kopper, selanjutnya granul yang terjatuh akan membentuk limas dan diukur tinggi serta diameternya. Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan hasil waktu alir granul adalah 45 detik ; diameter hasil 8,8 cm ; tinggi hasil 2,6 cm ; daya alir 0,057 cm/s ; dan sudut istirahat 30,54 0. Sedangkan pada tablet yang pengisinya encompress didapatkan waktu alir 10,21 detik, diameter 8,5 cm, tinggi hasil 2,5 cm, dan sudut istirahat 27,040 . Syarat dari pengujian laju alir adalah waktu alir tidak boleh lebih dari 10 detik dan sudut istirahat tidak boleh lebih dari

300. Tablet dengan pengisi supertab memiliki waktu hancur yang jelek dikarenakan kandungan air atau kadar LOD yang cukup tinggi sehingga daya mengembang kurang yang menyebabkan waktu hancur jelek. Pada tablet dengan pengisi encompress waktu hancurnya bagus dikarenakan kadar LODnya kurang dari 20%. Selama proses pengempaan pun tidak seluruhnya serbuk granul terkempa menjadi kaplet, ada beberapa kaplet yang gagal kempa dan ada pula yang hancur saat didorong dari punch & die. Hal ini mengakibatkan jumlah kaplet akan lebih sedikit bahkan dari jumlah nyata yang telah dihitung sebelumnya. Kejadian seperti ini dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti, kurangnya bahan pengikat dalam campuran, tidak sempurnanya kempaan yang dihasilkan oleh alat, kesatnya alur kaplet sehingga saat didorong malah tertahan dan patah, dan berbagai faktor lainnya.

You might also like