You are on page 1of 27

BIOKIMIA PERIKANAN

Fotosintesis

DISUSUN OLEH : HERU SANDRA TIASA FERNANDA FIRDHA OCTAVIA NENI SETIARINI GMELINA ASRI M. RIZKI MAULUDAN 230110120031 230110120025 230110120040 230110120037 230110120055 230110120070

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul FOTOSINTESIS ini sebagai tugas mata kuliah Biokimia perikanan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan arahan, dan juga memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Jatinangor, September 2013

Kelompok 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1 1.2. TUJUAN ......................................................................................................... 2 1.3. INDIKATOR FOTOSINTESIS ....................................................................... 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP BERDASARKAN CARA MENDAPATKAN MAKANAN .................................................................... 4 2.2. FOTOSINTESIS ............................................................................................... 5 BAB III. PEMBAHASAN 3.1. DEFINISI FOTOSINTESIS .......................................................................... 10 3.2. PROSES FOTOSINTESIS ............................................................................ 10 3.3. TAHAPAN FOTOSINTESIS......................................................................... 11 3.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ......................................... 14 3.5. MANFAAT FOTOSINTESIS ........................................................................ 16 3.5. STUDI KASUS .............................................................................................. 18 BAB IV. KESIMPULAN 4.1. KESIMPULAN .............................................................................................. 23 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbon dioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis. (Devlin, 1975). Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae dan Cynobacteria. nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno : choloros = green (hijau), and phyllon= leaf (daun). Fungsi krolofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari. (Subandi, 2008). Klorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang paling penting dalam proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat dibedakan dalam 9 tipe : klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil chlorobium 650 dan 660. Klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara klorofil b untuk sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri klorofil a dan b dan klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintesin. (Devlin, 1975).

Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada umumnyaproplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas. Sebagian besar kloroplas mudah dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi struktur rincinya hanya bias dilihat dengan mikroskop elektron. (Salisbury dan Ross, 1995). Struktur klorofil berbeda dari struktur karotenoid, masing-masing terdapat penataan selang-seling ikatan kovalen tunggal dan ganda. Pada klorofil, sistem ikatan yang berseling mengitari cincin porfirin, sedangkan pada karotoid terdapat sepasang rantai hidrokarbon yang menghubungkan struktur cincin terminal. Sifat inilah yang memungkinkanmolekul-molekul menyerap cahaya tampak demikian kuatnya, yakni bertindak sebagai pigmen. Sifat ini pulalah yang memungkinkan molekulmolekul menyerap energi cahaya yang dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis. (Santoso, 2004). Klorofil akan memperlihatkan fluoresensi, berwarna merah yang berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah tua pada cahaya yang dipantulkan. (Noggle dan Fritz, 1979). Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang energi secara relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka akan ditangkap oleh klorofil yang terlarut tersebut. Pada fotometer filter sinar dari panjang gelombang yang diinginkan akan diperoleh dengan berbagai filter yang punya spesifikasi melewati banyaknya panjang gelombang tertentu. (Noggle dan Fritz, 1979). Sel penutup memiliki klorofil di dalam selnya sehingga dengan bantuan cahaya matahari akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil. Larutan klorofil yang
3

dihadapkan pada sinar kuat akan tampak berkurang hijaunya. Daun-daun yang terkena langsung umumnya akan tampak kekuning-kuningan, salah satu cara untuk dapat menentukan kadar klorofil adalah dengan metoda spektofotometri

(Dwijiseputro, 1981). Cahaya hijau, kuning, jingga dan merah dipantulkan oleh kedua pigmen ini. Kombinasi panjang gelombang yang dipantulkan oleh kedua pigmen karotenoid ini tampak berwarna kuning. Ada bukti yang menunjukkan bahwa beta-karoten lebih efektif dalam mentransfer energi ke kedua pusat reaksi dibanding lutein atau pigmen xanthofil yang disebut fucoxanthofil adalah sangat efektif dalam mentrensfer energi. Di samping berperan sebagai penyerap cahaya, karotenoid pada tilakoid juga berperan untuk melindungi klorofil dari kerusakan oksidatif oleh O2, jika intensitas cahaya sangat tinggi. (Lakitan, 2007). Sejak tipe-tipe atom atau molekul yang sedikit berbeda pada tingkat energinya, yang substansi menyerap cahaya dengan suatu karakteristik panjang gelombang yang berbeda. Ini biasanya ditunjukkan selama penyerapan sinar pada tiap gelombangnya. Sebagai contoh, klorofil a sangat kuat pada panjang gelombang 660 nm pada sinar merah dan paling rendah pada panjang gelombang 430 nm pada sinar biru. Ketika gelombang itu berpindah maka sinar yang ada di sebelah kiri adalah sinar hijau yang bisa kita lihat. (Guiltmond and Hopkins, 1983).

1.2 TUJUAN

Dalam penulisan makalah ini penulis bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang proses fotosintesis. Karena proses fotosintesis erat hubungannya dengan kelangsungan hidup ikan di alam terbuka. Fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan akan berdampak pada jumlah oksigen yang diperlukan ikan, karena saat ikan tidak mendapat oksigen yang cukup di dalam air, maka ikan akan mengambil oksigen di udara.

1.3 RUMUSAN INDIKATOR Adapun Indikator makalah ini, yaitu : a. Menjelaskan definisi fotosintesis. b. Menjelaskan proses fotosintesis pada tumbuhan hijau. c. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis. d. Menjelaskan tahapan reaksi gelap dan reaksi terang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KLASIFIKASI MAKANANNYA

CARA

MAKHLUK

HIDUP

MENDAPATKAN

Secara garis besar makhluk hidup dapat dibagi 2 golongan berdasarkan cara mereka mendapatkan makanan a. Organisme Autotrof Organisme autotrof adalah organisme yang mampu membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik yang tersedia di alam. Bahan-bahan anorganik tersebut diolah dan diubah menjadi bahan organik yang dibutuhkan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Contoh organisme autotrof adalah tumbuhan hijau. Tumbuhan hijau adalah organisme yang mampu membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan senyawa organik dari senyawa anorganik dengan bantuan cahaya. Reaksi fotosintesis terjadi di dalam klorofil. Secara sederhana, proses fotosintesis dapat dirumuskan: 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2 + Energi

Hasil fotosintesis berupa glukosa (karbohidrat) yang digunakan sendiri oleh tumbuhan. Glukosa yang dihasilkan akan diubah menjadi zat tepung atau pati dan disimpan sebagai cadangan makanan. Cadangan makanan inilah yang dapat dikonsumsi manusia dan hewan. Tidak semua tumbuhan hijau yang dapat melakukan fotosintesis merupakan organisme autotrof. Ada tumbuhan tertentu yang

mendapatkan makanan dengan cara menguraikan organisme lain, walau tumbuhan

tersebut mempunyai klorofil, contohnya kantong semar, Utricularia sp, dan Drosera sp dan termasuk dalam golongan organisme heterotrof. b. Organisme Heterotrof Organisme Heterotrof adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan makanannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Organisme heterotrof meliputi konsumen dan dekomposer. Berdasarkan makanannya, konsumen yang merupakan organisme heterotrof dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu: 1. Herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan. Contoh herbivora adalah kambing, sapi, dan rusa. 2. Karnivora, yaitu hewan pemakan daging. Contoh karnivora adalah kucing, harimau, serigala, dan beruang. 3. Omnivora, yaitu hewan pemakan segala, baik tumbuhan maupun daging. Contoh omnivora adalah tikus dan musang.

Dari klasifikasi tersebut kita dapat mengetahui bahwa hanya tumbuhan berpigmen yang dapat membuat makanannya sendiri, dalam bahasan ini kita akan membahas proses fotosintesis lebih mendalam. 2.2. FOTOSINTESIS DAN ORGANEL YANG TERLIBAT Proses fotosintesis tidak dapat dilakukan pada setiap organ tumbuhan melainkan hanya organ dan organel tertentulah yang mampu melakukan tugas tersebut. Pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun untuk pembentukan bahan organik. Fotosintesa hanya terjadi pada tanaman yang memiliki sel-sel hijau termasuk pada beberapa jenis bakteri. (Darmawan dan Baharsyah, 1983). Berikut ini akan dijelaskan secara mendetail mengenai organ dan organel yang berperan dalam proses fotosintesis. Adapun organ-organ yang tersebut yaitu :
7

a. Daun

Merupakan salah satu organ tumbuhan yang menjadi pusat terjadinya proses fotosin-tesis. Memiliki warna yang pada umumnya adalah hijau, yang mana warna hijau tersebut timbul akibat adanya zat klorofil dalam daun. Daun memiliki bentuk yang beraneka ragam seperti pada jagung yang mempunyai bentuk daun menyirip, namun ada pula daun dengan bentuk menyerupai duri seperti yang terjadi pada tanaman kaktus. Apabila suatu jenis daun tertentu diiris secara melintang kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop maka akan tampak berbagai macam jaringan penyusun daun tersebut. Jaringan yang terletak paling luar disebut sebagai jaringan epidermis. Jaringan epidermis dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis atas dan jaringan epidermis bawah. Pada sebagian besar spesies tumbuhan jaringan epidermis bawahnya memiliki stomata yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas, namun pada beberapa spesies tumbuhan tertentu stomata terletak pada jaringan epidermis atas seperti pada tanaman tratai, atau bahkan terdapat pada kedua jaringan epidermis seperti yang terdapat pada rumput-rumputan. Di bawah jaringan epidermis terdapat jaringan mesofil yang terdiri dari jaringan tiang atau jaringan palisade dan jaringan karang. Jaringan palisade berbentuk

seperti tabung dan setiap sel penuh dengan kloroplas sehingga jaringan palisade menjadi pusat berlangsungnya proses fotosintesis. Selain itu bentuk jaringan palisade yang seperti tabung yang memanjang serta tersusun sedemikian rupa memudahkan kloroplas yang terdapat di dalamnya untuk menyerap atau menerima cahaya matahari. Jaringan yang terletak di bawah jaringan palisade adalah jaringan spons atau jaringan bunga karang. Berbeda dengan jaringan palisade yang tersusun dengan teratur serta memiliki bentuk seperti tabung, jaringan spons memiliki bentuk yang tidak teratur serta tersusun tidak rapat. Jaringan spons juga memiliki kloroplas namun tidak sebanyak jumlah kloroplas yang terdapat pada jaringan palisade sehingga jaringan spons berfungsi sebagai penyimpan sementara hasil fotosintesis dari jaringan palisade. Jaringan ini juga berfungsi membantu pertukaran gas diantara daun dan sekitarnya. Pada saat siang hari sel-sel jaringan ini mengeluarkan uap air dan oksigen ke ruang udara yang mengitarinya serta mengambil gas karbon dioksida dari ruang udsara tersebut. Ruang-ruang udara tersebut saling berhubungan hingga keluar dari daun melalui stomata (tunggal, stoma). Jaringan xilem dan phloem berfungsi sebagai pengangkut bahan yang diperlukan untuk fotosintesis seperti H2O yang diperoleh dari tanah serta mengangkut fotosintat (hasil proses fotosintesis) ke seluruh organ tumbuhan lainnya yaitu batang dan akar.

b. Kloroplas

Kloroplas merupakan plastid yang memiliki klorofil dan hanya terdapat pada tumbu-han dan ganggang tertentu. Dilapisi membran rangkap seperti yang dimiliki oleh mitokondria hanya saja stuktur membran dalamnya tidak membentuk krista seperti yang terjadi pada mitokondria. Batas terluar melingkupi matriks fluida yang dinamakan stroma dan suatu sistem membran dalam yang luas, stroma ini berfungsi sebagai penyimpan hasil fotosintesis yang berupa pati. Sedangkan membran bagian dalam yang terlipat berpasangan disebut sebagai lamela. Lamela tersebut akan membesar secara berkala membentuk gelembung pipih yang terbungkus membran
10

yang disebut sebagai tilakoid. Tilakoid berisikan pigmen-pigmen yang berfungsi menangkap cahaya dalam proses fotosintesis. Tilakoid tersebut tersusun membentuk suatu susunan yang bentuknya mirip dengan tumpukan koin, tumpukan tilakoid tersebut disebut sebagai grana. Di dalam kloroplas ditemukan DNA, RNA, ribosom, dan berbagai enzim. Semua molekul ini sebagian besar terdapat di stroma, tempat berlangsungnya transkripsi dan translasi. DNA kloroplas (genom) terdapat dalam 50 atau lebih lingkaran jalur ganda melilit dalam tiap plastid. Berbagai gen plastid menyandi semua molekul RNA-pemindahan (sekitar 30), dan molekul RNA-ribosom (empat) yang digunakan oleh plastid untuk translasi. Kira-kira 85 gen seperti ini menyandi protein yang terlibat dalam transkripsi, translasi, dan fotosintesis. Tapi, sebagian besar protein disandi oleh gen nukleus. (Salisbury dan Ross, 1995). Zat warna hijau untuk fotosintesis berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata. (Campbell, dkk, 2002).

11

BAB III PEMBAHASAN

3.1. DEFINISI FOTOSINTESIS Proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau disebut sebagai proses fotosintesis. Pengertian fotosintesis dalam kamus Biologi adalah peristiwa penggabungan karbon dioksida dan air secara kimiawi dalam klorofil untuk membentuk karbohidrat dengan bantuan cahaya matahari sebagai sumber energi. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fotosintesis adalah pemanfaatan energy cahaya matahari (cahaya matahari buatan) oleh tumbuhan berhijau daun atau bakteri untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat. 3.2. PROSES FOTOSINTESIS Di bagian manakah Fotosintesis berlangsung? Pada umumnya, pabrik tempat fotosintesis adalah daun. Fotosintesis berlangsung pada jaringan palisade dan jaringan bunga karang, terutama pada jaringan palisade. Fotosintesis merupakan

penyusunan/pembuatan makanan yang terjadi di daun, dilakukan oleh klorofil dengan bantuan energy cahaya. Secara alami fotosintesis berlangsung dengan bantuan energi cahaya matahari dan terjadi di siang hari. Fotosintesis bisa juga terjadi pada malam hari dengan bantuan cahaya lampu atau cahaya lainnya. Fotosintesis menggunakan energi cahaya matahari untuk menyusun glukosa. Bahan baku fotosintesis adalah air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Air berasal dari dalam tanah, sedangkan karbon dioksida berasal dari udara bebas yang merupakan hasil dari proses pernapasan makhluk hidup. Hasil fotosintesis berupa glukosa dan

12

oksigen. Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan beberapa jenis bakteri. Tumbuhan menggunakan pigmen hijau yang disebut klorofil untuk mengubah energi sinar matahari (energy fisik) menjadi energy kimia. Pada proses fotosintesis, energi diperoleh dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil. Energi tersebut digunakan untuk memecah molekul air menjadi oksigen dan hidrogen. Oksigen dikeluarkan oleh daun, meskipun sebagian digunakan untuk bernapas. Hidrogen bergabung dengan karbon dioksida membentuk glukosa. 3.3. TAHAPAN FOTOSINTESIS Pada dasarnya, fotosintesis terjadi dalam dua tahapan, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. a. Reaksi Terang Reaksi cahaya adalah proses penangkapan energy surya atau proses yang langsung bergantung pada keberadaan cahaya. Reaksi cahaya berlangsung pada bagian grana kloroplas. Sebagian energy matahari yang di serap akan di ubah menjadi energy kimia, yaitu berupa zat kimia berenergi

tinggi.Selanjutnya, zat itu akan di gunakan untuk proses penyusun zat gula. Sebagian energy matahari juga di gunakan untuk fotolisis air (H2O) sehingga di hasilkan ion hydrogen (H+) dan O2. Ion hydrogen tersebut akan digabungkan dengan CO2 membentuk zat gula (CH2O)n, sedangkan O2-nya akan dikeluarkan.

13

Gambar 1. Reaksi terang (Sumber: http:// images.google.co.id/) b. Reaksi Gelap Reaksi gelap adalah proses yang tidak langsung bergantung pada cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian stroma kloroplas. Pada bagian tersebut terdapat seluruh perangkat untuk reaksi penyusun zat gula. Reaksi tersebut memanfaatkan zat berenergi tinggi yang di hasilkan pada reaksi terang. Reaksi penyusunan tersebut tidak lagi langsung bergantung pada keberadaan cahaya, walaupun prosesnya berlangsung bersamaan dengan proses reaksi cahaya. Reaksi gelap dapat terjadi karena adanya enzim fotosintesis. Sesuai dengan nama penemunya, yaitu Benson dan Calvin, daur reaksi penyusunan zat gula itu disebut daur Benson-Calvin. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma kloroplas, serta mengkonversi CO2 untuk gula. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya secara langsung, tetapi itu sangat membutuhkan produk produk dari reaksi terang (ATP dan bahan kimia lain yang disebut NADPH).

14

Gambar 2. Reaksi gelap

Reaksi gelap melibatkan suatu siklus yang disebut siklus Calvin dimana CO2 dan energi dari ATP digunakan untuk membentuk gula. Sebenarnya, produk pertama fotosintesis adalah tigakarbon senyawa yang disebut gliseraldehida 3-fosfat. Setelah itu, dua di antaranya bergabung untuk membentuk sebuah molekul glukosa. Hasil awal fotosintesis adalah berupa zat gula sederhana yang disebut glukosa (C6H12O6). Selanjutnya, sebagian akan diubah menjadi zat tepung (pati/amilum) yang di timbun di daun atau penimbunan yang lain.

15

3.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FOTOSINTESIS Proses fotosintesis yang berlangsung dipengaruhi beberapa factor yang dapat mempercepat ataupun memperlambat proses fotosintesis itu sendiri. Beberapa factor tersebut adalah a. Cahaya Cahaya di butuhkan pada proses fotosintesis sebagai sumber energy. Energi ini kemudian digunakan untuk menguraikan (memecah) molekul air (H2O) menjadi oksigen dan hydrogen. Banyaknya energi cahaya yang di serap oleh tumbuhan tergantung pada : banyak sedikitnya intensitas sumber cahaya, panjang gelombang cahaya, lamanya penyinaran.

Cahaya utama yang digunakan pada proses fotosintesis adalah cahaya matahari.selain cahaya matahari,bisa digunakan cahaya lampu dan cahaya lainnya.

16

b. Klorofil Zat hijau daun (klorofil) dibutuhkan untuk menyerap cahaya. hari klorofil menyerap cahaya terutama mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa (bahan makanan). Pembentukan klorofil membutuhkan ion magnesium (Mg2+) yang diserap dari tanah.Klorofil menyerap panjang gelombang tertentu, sehingga pada beberapa tumbuhan tertentu,selain klorofil didalam kloropasnya di temukan juga pigmen lain,seperti pada wortel ditemukan pigmen kuning yang berfungsi untuk menyerap panjang gelombang yang tidak dapat diserap oleh klorofil. c. Suhu Suhu berpengaruh pada proses fotosintesis karena suhu mempengaruhi enzim yang bekerja pada proses fotosintesis tersebut. Enzim dapat bekerja dengan baik pada suhu tertentu. Jika suhu terlalu rendah ataupun terlalu tinggi akan merusak kerja enzim. d. Karbon dioksida Karbon dioksida berpengaruh sangat besar terhadap proses fotosintesis karena merupakan bahan baku untuk pembuatan glukosa. Disamping itu, keberadaan karbon dioksida diudarapun jumlahnya juga terbatas. Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi antara 0,03% (300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi. e. Air Air merupakan bahan baku pada proses fotosintesis, keberadaan air juga sangat berpengaruh terhadap keberadaan karbondioksida, karena jika tumbuhan kekurangan air maka stomata akan menutup, dan dengan menutupnya stomata maka Karbon dioksida tidak bisa masuk ke dalam tumbuhan tersebut.

17

3.5. MANFAAT FOTOSINTESIS Fotosintesis merupakan proses penyusunan senyawa karbondioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi senyawa glukosa (C6H12O6) dan pelepasan senyawa oksigen (O2) ke udara, reaksi 6 CO2(g) + 6 H2O(l) C6H12O6 + 6 O2(g)

Selain memiliki manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lain sebagai penghasil oksigen utama. Fotosintesis juga memiliki manfaat tersendiri buat pelakunya seperti : a. Sebagian gula digunakan sel-sel tumbuhan sebagai zat makanan. b. Molekul-molekul gula diuraikan kembali guna mendapatkan energy. c. Sebagian molekul gula di ubah menjadi senyawa lain. d. Sebagian molekul gula disimpan sebagai cadangan makanan.

3.6. STUDI KASUS PERTUMBUHAN Chlorella sp. YANG DIKULTUR PADA PERIODITAS CAHAYA YANG BERBEDA Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perioditas cahaya yang berbeda yang paling efektif untuk pertumbuhan populasi chorella sp. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari empat perlakuan dan empat kali ulangan. Perlakuan tersebut yaitu ; A (24 jam terang, 0 jam gelap), B (20 jam terang, 4 jam gelap), C (16 jam terang, 8 jam gelap), dan D (12 jam terang, 12 jam gelap) dengan menggunakan lampu TL. Media kultur diperkaya dengan pupuk cair komersil merk fertisim. Parameter pertumbuhan yang diamati adalah populasi sel dihitung dengan Haemocytometer, yang dianalisis dengan uji Duncan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata dalam mempengaruhi kepadatan populasi. Kepadatan populasi tertinggi dicapai pada perlakuan C yaitu 11.970.000 sel/ml, kemudian diikuti perlakuan B yaitu 10.490.000

18

sel/ml, A dengan kepadatan 8.860.000 sel/ml, dan D dengan kepadatan 5.140.000 sel/ml. Kata kunci : chorella sp., lampu TL, perioditas, pertumbuhan. Bahan dan Metode Penelitian Bahan-bahan yang digunakan meliputi : pupuk cair komersil merk Fertisim, Inokulum Chorella sp. dengan padat tebar 100.000 sel/mL air dari Balai Budidaya ikan Hias, Depok dan aquadest, untuk air media kultur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen pada skala laboratorium. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran secara langsung terhadap objek yang diteliti. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena sesuai digunakan pada kondisi lingkungan, alat, bahan dan media yang homogeny dan kondisi ini bisa dicapai diruang yang terkontrol sperti di laboratorium dan rumah kaca (Hanafiah,1995). Rancangan penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dengan perbedaan pemberian cahaya yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak empat kali pada masing-masing percobaan. Empat perlakuan tersebut, yaitu : Perlakuan A yaitu dengan periode 24 jam terang, 0 jam gelap. Mencapai puncak pada hari ke-14. Perlakuan B yaitu dengan periode 20 jam terang, 4 jam gelap. Mencapai puncak pada hari ke-15. Perlakuan C yaitu dengan periode 16 jam terang, 8 jam gelap. Mencapai puncak pada hari ke-11. Perlakuan D yaitu dengan periode 12 jam terang, 12 jam gelap. Mencapai puncak pada hari ke-10.

19

Hasil dan Pembahasan Pertumbuhan Chorella sp. Pada Setiap Perlakuan Diawal pengkulturan diketahui stock Chorella sp. sebesar 1.300.000 ml/sel, kemudian Chorella sp. dikultur pada media pupuk cair komersil merk Fertisim dengan perioditas yang berbeda menghasilkan populasi Chorella sp. yang

meninggkat setiap harinya. Parameter Pertumbuhan Chorella sp. Konstanta Pertumbuhan Spesifik (k) Chorella sp. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai konstanta pertumbuhan spesifik Chorella sp. tertinggi adalah pada perioditas cahaya 16 jam terang, 8 jam gelap (perlakuan C) yaitu 0,4499. Kemudian diikuti oleh perlakuan B, perlakuan A dan perlakuan D (table 1). Tabel 1 Konstanta Pertumbuhan Spesifik Chorella sp. pada Perioditas Cahaya yang Berbeda Konstanta Pertumbuhan Spesifik Chorella sp. 0,3194b 0,3009b 0,4499c 0,3965a

Perlakuan A (periode24 jam terang) B (periode 20 jam terang, 4 jam gelap) C (periode 16 jam terang, 8 jam gelap) D (periode 12 jam terang, 12 jam gelap)

20

Kepadatan Chorella sp. pada Puncak Populasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian cahaya dengan perioditas cahaya 16 jam terang, 8 jam gelap. Menghasilkan kepadatan populasi Chorella sp. tertinggi pada puncak populasi, yaitu 11,97 x 106 sel/ml. Kemudian diikuti oleh perlakuan B, perlakuan A dan perlakuan D (table 2). Tabel 2 Kepadatan Chorella sp. pada Puncak Populasi pada Perioditas yang Berbeda Kepadatan Chorella sp. saat Puncak (106 sel/ml) A (periode24 jam terang) B (periode 20 jam terang, 4 jam gelap) C (periode 16 jam terang, 8 jam gelap) D (periode 12 jam terang, 12 jam gelap) 8,68b 10,49b 11,97b 5,10a

Perlakuan

Kepadatan Akhir Chorella sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perioditas cahaya 16 jam terang, 8 jam gelap (perlakuan C) memberikan kepadatan akhir Chorella sp. tertinggi yaitu sebesar 3,13 x 106 sel/ml, kemudian diikuti perlakuan B, perlakuan A, dan perlakuan D (table 3). Tabel 2 Kepadatan Akhir Chorella sp. pada Perioditas Cahaya yang Berbeda Kepadatan akhir Chorella sp. (x 106 sel/ml) A (periode24 jam terang) B (periode 20 jam terang, 4 jam gelap) 2,27 2,47

Perlakuan

21

C (periode 16 jam terang, 8 jam gelap) D (periode 12 jam terang, 12 jam gelap)

3,13 1,54

Parameter Kualitas Air Media Budidaya Chorella sp. Saat puncak populasi Chorella sp. suhu dan pH pada perlakuan A (24 jam terang, 0 jam gelap) hari ke-14 (suhu 250 C, pH 8,04), perlakuan B (20 jam terang, 4 jam gelap) hari ke-15 (suhu 24,270 C, pH 8,70), perlakuan C (16 jam terang, 8 jam gelap) hari ke-11 (suhu 24,030 C, pH 8,63), perlakuan D (12 jam terang, 12 jam gelap) hari ke-10 (suhu 25,530 C, pH 8,66). Tabel 4 Parameter Kualitas Air Media Budidaya Chorella sp. selama Hari ke 2-20 Pengukuran Parameter Suhu (0C) pH Hasil Pengukuran 24-25,87 7,54-8,80 Kisaran Optimum 20-251) 6-8,52)

Hari ke 2-20

22

BAB IV KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Klasifikasi Cara Makhluk Hidup Mendapatkan Makanannya : a. Organisme Autotrof Organisme autotrof adalah organisme yang mampu membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik yang tersedia di alam. b. Organisme Heterotrof Organisme Heterotrof adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Fotosintesis dan Organel yang Terlibat : - Daun - Kloroplas Tahapan Fotosintesis : - Reaksi Terang - Reaksi Gelap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis : - Cahaya - Klorofil - Suhu - Karbon dioksida - Air Fotosintesis juga memiliki manfaat tersendiri buat pelakunya seperti :

23

i.

Sebagian gula digunakan sel-sel tumbuhan sebagai zat makanan.

ii.

Molekul-molekul gula diuraikan kembali guna mendapatkan energy.

iii. iv.

Sebagian molekul gula di ubah menjadi senyawa lain. Sebagian molekul gula disimpan sebagai cadangan makanan.

24

DAFTAR PUSTAKA

Campbell dan Reece. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Darmawan dan Baharsjah. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : PT Gramedia. Utami, nofi puji. Yuniar MSdan Kiki haetami. 2012. PERTUMBUHAN chlorella sp YANG DIKULTUR PADA PERIODITAS CAHAYA YANG BERBEDA. Jurnal (perikanan dan kelautan vol 3(3)) : 237-244 Rianawaty. Ida. 2009. Fotosintesis. pdf Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Grafindo Persada. Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB. Subandi, Aan. 2008. Metabolisme. http://metabolisme.blogspot.com/2007/09. (diakses 29 september 2013). http://www.zakapedia.com/2013/03/organisme-autotrof-dan-heterotrof.html (diakses, 28 oktober 2013)

25

You might also like