You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

LAPORAN I JARINGAN TRANPORT AIR

NAMA NIM KELOMPOK HARI/ TGL ASISTEN

: MUHAMMAD HANAFI : H411 12 299 : IV (EMPAT) : SELASA/ 8 NOVEMBER 2013 : NENI SARDIANI

LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Proses fisiologi yang berlangsung pada tumbuhan banyak berkaitan dengan air atau bahan-bahan lain yang terlarut didalamnya. Bahan-bahan tersebut dapat berupa senyawa ataupun ion (Lakitan, 2011). Status air dalam tumbuhan bergantung pada kecepatan relatif penyerapan air oleh akar dan kehilangan air oleh transpirasi. Penyerapan air yang tidak cukup oleh akar menimbulkan defisit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu defisit yang mengakibatkan penurunan evaporasi air dari daun sehingga laju transpirasi menjadi rendah. Di samping itu transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan defisit air. Resultant defisit tekanan difusi pada semua sel tumbuhan termasuk sel-sel akar, memperbesar gradien dari larutan tanah ke akar dan dengan demikian meningkatkan penyerapan air. Sistem transport bekerja sebagai sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan selalu dalam keadaan turgid (Johannes, dkk., 2013) Dalam hubungannya dengan pergerakan air dari dalam tanah ke atmosfer, dapat dibagi dalam 3 fase (Johannes dkk., 2013) yaitu: 1. Larutan tanah, dipisahkan dari xylem oleh sebuah membran (pertama) 2. Pembuluh xylem (berisi cairan xylem) yang berupa tabung atau 1 set tabung yang menghubungkan akar dan daun 3. Udara, dipisahkan dari ujung xylem bagian atas oleh sebuah membran (kedua). Aliran air melalui sistem ini akan ditentukan oleh arah dari gradien potensial air dari masing-masing fase.

Berdasarkan teori tersebut, maka dilakukannya percobaan mengenai jaringan transport air. I.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah melihat proses tranport air melalui xilem. Pada tanaman peperomia sp dan Impatiens balsamia I.3 Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan mengenai jaringan transport air ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 8 November 2013, pukul 14.00 sampai 15.30 WITA, bertempat di Laboratorium Herbarium, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Proses fisiologi yang berlangsung pada tumbuhan banyak berkaitan dengan air atau bahan-bahan lain yang terlarut didalamnya. Bahan-bahan tersebut dapat berupa senyawa ataupun ion (Lakitan, 2011). Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan asimilat hasil proses ini ke bagianbagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomassa tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui transpirasi

(Dwidjoseputro,1984). II.1 Struktur Molekul Air dan Ikatan Hidrogen Lakitan, (2011) dalam bukunya mengatakan air merupakan suatu molekul yang sederhana, terdiri dari 1 atom oksigen (o) dan 2 atom hidrogen (H), sehingga berat molekulnya hanya 18 g/mol. Terlepas dari kesederhanaan komposisi atom penyusunnya dan ukuran molekulnya yang kecil, molekul air mempunyai beberapa karakteristik yang unik. Karakteristik tersebut disebabkan karena rangkaian kedua atom H pada atom O (yang berada di tengah) tidak membentuk garis lurus. Rangkaian ini membentuk sudut 105. Besar sudut ini selalu sama jika air dalam bentuk padat (es), tetapi agak bervariasi jika air dalam bentuk cair, walaupun rata-rata besar sudutnya 105.

II.2 Karakteristik Molekul Air Molekul air memiliki beberapa karakter utama (Lakitan, 2011) yaitu: 1. Berbentuk cair pada suhu ruang, semakin besar ukuran molekul suatu senyawa, maka pada suhu ruang senyawa tersebut akan cenderung berbentuk cair atau padat, sebaliknya jika ukuran molekulnya kecil, maka akan cenderung berbentuk gas atau cair. 2. Panas spesifik yang tinggi, panas spesifik molekul air merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 g air murni setinggi 1C. Besarnya energi tersebut adalah 1 cal (1000 cal= 1 kcal= 1 Cal). Satuan SI untuk energi panas adalah Joule (J), dimana 1 cal= 4,184 J. 3. Panas laten evaporasi dan fusi yang tinggi, panas laten evaporasi molekul air merupakan energi yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 g air pada suhu 20C, sedangkan panas laten fusi merupakan energi yang dibutuhkan untuk mencairkan 1 g es pada suhu 0C. Besarnya energi panas laten evaporasi air adalah 586 cal dan untuk panas laten fusi adalah 80 cal. 4. Viskositas rendah, karena ikatan-ikatan hidrogen harus diputus agar air dapat mengalir, maka ada anggapan bahwa viskositas (hambatan untuk pengaliran) air akan tinggi. Tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian, karena pada air dalam keadaan cair, setiap ikatan hidrogen dimiliki bersama-sama oleh 2 molekul air lainnya, sehingga ikatan hidrogen tersebut menjadi lemah dan mudah putus. Air dapat mengalir dengan mudah dalam jaringan tumbuhan. Pada kondisi padat, setiap atom O memiliki lebih sedikit ikatan hidrogen,

sehingga masing-masing ikatan akan lebih kuat. Viskositas air akan menurun jika suhunya meningkat. 5. Adanya gaya kohesi dan adhesi, karena bersifat polar, maka akan mudah terjadi tarik-menarik antara molekul air dengan berbagai molekul lainnya, misalnya dengan protein dan polisakarida penyusun dinding sel. Daya tarikmenarik antara molekul yang tak sejenis disebut adhesi. Untuk molekul air, tarik-menarik ini melibatkan ikatan hidrogen. Daya tarik-menarik antara molekul yang sejenis (misalnya antara sesama molekul air) disebut kohesi. Adanya gaya kohesi ini memungkinkan air diangkut dalam pembuluh xylem dari akar ke daun. II.3 Serapan Dan Pengangkutan Air Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut kebagian atas tanaman, terutama daun, melalui pembuluh xylem. Pembuluh xylem yang terdapat pada akar, batang dan daun merupakan suatu sistem yang kontinu atau berhubungan satu sama lain (Lakitan, 2011). Masih menurut Lakitan 2011, ada 4 teori yang menjelaskan tentang pengangkutan air di dalam pembuluh xilem yaitu: 1. Teori tekanan akar. Pada awalnya diperkirakan air naik ke bagian atas tanaman karena adanya tekanan dari akar. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air di dalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar. Tetapi dari hasil pengukuran yang intensif pada

berbagai jenis tanaman, maka besarnya tekanan tersebut umumnya tidak lebih dari 0,1 Mpa (mega pascal). Selain itu tekanan akar hanya teramati pada kondisi tanah yang berkecukupan air dan kelembaban udara relatif tinggi, atau dengan kata lain pada saat laju transpirasi sengat rendah. 2. Teori kapilaritas. Kapilaritas merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan benda padat dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk permukaan cairan yang semula data. Didalam pipa yang kecil, hal ini menyebabkan naiknya permukaan cairan. Hal ini disebabkan karena cairan ditarik oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya adhesi. Secara visual hal ini terlihat dari bentuk permukaan cairan (meniscus) di dalam pipa. Tinggi permukaan ciran yang di dalam pipa kapiler sangat tergantung pada diameter pipa kapiler tersebut. 3. Teori sel pemompa. Pada abad ke-19 diyakkini bahwa pergerakan vertikal air dari akar ke daun adalah karena adanya peranan sel-sel khusus yang berfungsi memompakan air ke atas. Sel-sel ini diperkirakan berada pada setiap interval jarak tertentu dan pada posisi yang berurutan secara suksesif. Setiap sel pemompa bertugas memompakan air sampai pada posisi sel pemompa yang berada diatasnya. Hal ini berlangsung secara kontinyu dari akar sampai ke daun. Tetapi hasil kajian natomis yang teliti gagal menemukan keberadaan selsel pemompa ini. 4. Teori kohesi. Ada 3 elemen dasar dari teori kohesi untuk menjelaskan pergerakan vertikal air dalam tubuh tumbuhan, yaitu tenaga pendorong (driving force), hidrasi pada lintasan yang dilalui, dan gaya kohesi antara molekul air.

II.4 Transpirasi pada Tumbuhan Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman (Ratnawati, 2012). Semakin cepat laju transpirasi pada tumbuhan berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya, sedangkan alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer (Ratnawati, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi ditentukan oleh beberapa hal (Lakitan, 2011) yaitu: 1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi mekanisme buka-tutup stomata 2. Kelembaban udara sekitar tanaman 3. Suhu udara 4. Suhu daun tanaman Walaupun beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem, menjaga

turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu daun (Lakitan, 2011). Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan (sebagaimana halnya juga evaporasi). Pada siang hari, radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari. Sesungguhnya jika transpirasi tidak berlangsung, suhu daun tetap akan didinginkan melalui proses fisika lainnya, yaitu secara konduksi. Akan tetapi, kehilangan panas secara konduksi ini hanya akan berlangsung jika suhu daun lebih tinggi dari suhu udara disekitarnya (Lakitan, 2011).

BAB III METODE PERCOBAAN

III.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah mikroskop, objek glass, deg gelas, pipet tetes, botol kaca, kertas saring, pisau silet dan kamera. III.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sirih-sirihan Peperomia sp., pacar air Impatiens balsamina, air destilata, dan pewarna (safranin dan metilen blue). III.3 Prosedur Kerja 1. Siapkan mikroskop dan alat-alat serta bahan lainnya. 2. Campurkan air destilata dengan pewarna safranin dan metilen blue dalam gelas kimia yang berbeda, saring larutan dengan kertas saring. 3. Masukkan tanaman sirih-sirihan Peperomia sp. dan pacar air Impatiens balsamina sampai seluruh bagian akarnya terendam. 4. Amati jika air yang telah dicampur dengan pewarna mulai naik di dalam batang tanaman. 5. Buatlah preparat sayatan melintang batang tanaman percobaan dan amati dengan mikroskop.

BAB IV HASIL PERCOBAAN

IV. 1 Hasil

Gambar 1. Peperomia pellusida dengan Safranin

Gambar 2. Impatiens balsamina dengan Metilen Blue

Gambar 3. Penampang Melintang Batang Peperomia pellusida dengan Safranin

Gambar 4. Penampang Melintang batang Impatiens balsamina dengan Metilen Blue

IV.2 Pembahasan Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan asimilat hasil proses ini ke bagianbagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomasa tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui transpirasi. Pada percobaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa air pada tumbuhan diangkut melalui akar tanaman keseluruh bagian tubuh tumbuhan melalui pembuluh xylem. Pertama-tama tanaman pacar air Impatiens balsamina dan sirih-sirihan Peperomia sp. Dimasukkan ke dalam dua macam larutan yaitu metilen blue dan safranin dan dibiarkan selama beberapa saat. Setelah larutan telah terlihat naik kebatang maka dibuatlah sayatan melintang pada bagian batang tumbuhan kemudian diamati menggunakan mikroskop yang telah disediakan. Dari hasil pengamatan terlihat titik-titik merah dan biru yang merupakan larutan safranin dan metilen blue hal ini membuktikan bahwa dalam tubuh tumbuhan terdapat jaringan yang dapat mentransport air yaitu pembuluh xylem.

BAB V PENUTUP

V. 1 Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan ini yaitu mekanisme jaringan transport air terjadi pada xylem hal ini dibuktikan pada sampel yang diamati melalui mikroskop terdapat cairan merah dan biru pada batang sampel setelah dimasukkan ke dalam pewarna (safranin dan metilen blue) selama beberapa menit. V. 2 Saran Saran saya agar sekiranya penjelasan mengenai percobaan pada saat pratikum berlangsung lebih diperjelas.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Johannes, e., sri,s.,dkk. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Lakitan, Benjamin. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ratnawati, E. 2012. Transpirasi Pada Tumbuhan. http://ekaratnawati2492.wordpress.com/2012/11/14/transpirasi-padatumbuhan-2/. Diakses pada hari jumat, tanggal 8 November 2013; pukul 21.33 WITA, Makassar

You might also like