You are on page 1of 12

SEKILAS KONJUNGTIVITIS Conjunctivitis ( konjungtivitis, pink eye ) merupakan peradangan pada konjungtiva ( lapisan luar mata dan lapisan

dalam kelopak mata ) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia. Boleh dikata masyarakat kita sudah sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat menyerang semua umur. Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikro-organisme (terutama virus dan kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara. PENYEBAB * Virus (pada umumnya adenovirus) * Bakteri or kuman ( staphylococcus dan streptococcus ) * Jamur (sangat jarang) * Chlamydia (Chlamydia trachomatis ) * Alergi (cuaca, debu, dll) * Bahan kimia ( polusi udara, sabun, kosmetik, chlorine, dll) * Benda asing. * Disebutkan pula bahwa parasit dapat menjadi penyebab konjungtivitis. Kali ini, kita akan membahas sedikit tentang conjungtivitis yang disebabkan oleh virus dan kuman. *supaya ga terlalu panjang, aslinya malas, hehehe* KELUHAN Keluhan yang biasa dialami penderita konjungtivitis, antara lain: mata merah, ngeres (berasa kayak ada pasir atau sesuatu yang mengganjal), gatal, rasa panas, nyeri (kemeng: bhs jawa) di sekitar mata, air mata nerocos (air mata keluar berlebihan). conjunctiva Keluhan-keluhan tersebut terjadi karena pembengkakan (edema) konjungtiva (bagian dalam kelopak mata: silahkan lihat gambar), serta pembesaran (hipertrofi) kelenjar di sekitar konjungtiva sehingga berasa seperti ada benda di dalam mata.

Kondisi ini membuat tangan tak kuasa untuk tidak mengucek-ucek, akibatnya makin bengkak, makin nyeri, makin lengkaplah penderitaan. TANDA TANDA Manakala penderita pergi berobat, maka dokter akan memeriksa mata untuk memastikan tanda-tanda conjungtivitis, yakni: * Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membenkak. * Produksi air mata berlebihan (epifora) * Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas. * Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan. * Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya. * Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein) * Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah) Dalam praktek sehari-hari, dokter dapat mengenali jenis konjungtivitis melalui pemeriksaan langsung berdasarkan ciri-ciri spesifik dari berbagai jenis konjungtivitis dan pola penyebarannya. Karenanya tidak diperlukan pemeriksaan Laboratorium untuk menegakkan diagnosa, kecuali pada kasus-kasus tertentu. PENGOBATAN Pada umumnya konjungtivitis sembuh sendiri (self limited) tanpa pengobatan dalam 10-14 hari. Jika diobati biasanya akan sembuh sekitar 3 hari. Pengobatan yang bersifat spesifik bergantung pada penyebabnya. Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri, dapat menggunakan antibiotika topikal (obat tetes atau salep), misalnya Gentamycin 0,3%, Chloramphenicol 0,5%, dll. Adapun pengobatan pada konjungtivitis yang disebabkan virus, lebih ditujukan untuk mencegah infeksi sekunder. Di ndeso kami, kebanyakan penderita konjungtivitis mengobati sendiri dengan obat tetes mata yang dijual bebas sebagai langkah awal. Sebagian sembuh dan sebagian akan berobat ketika dirasa makin berat dan mengganggu. Pada konjungtivitis karena alergi, ditandai dengan mata merah, gatal, tanpa kotoran mata dan berulang di saat-saat tertentu (misalnya oleh paparan debu dan sejenisnya), dapat menggunakan obat tetes mata antihistamin (antazoline 0,5%, naphazoline 0,05%, dan sejenisnya), kortikosteroid (deksamethason 0,1%, dan sejenisnya) atau kombinasi keduanya. UPAYA PENCEGAHAN (up date )

Untuk mencegah makin meluasnya penularan konjungtivitis, kita perlu memperhatikan langkah-langkah berikut: * Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan tertentu), dan hindari mengucek-ngucek mata. * Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari. * Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain. * Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak (jabat tangan, berpegangan, dll) dengan penderita konjungtivitis. * Untuk sementara tidak usah berenang di kolam renang umum. * Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata.

Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan dalam kelopak mata (bagian putih mata)) Penyebab: 1. Infeksi oleh virus atau bakteri. 2. Rekasi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang 3. Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya: sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju. 4. Pemakaian lensa kontak terutama pada jangka waktu yang panjang juga dapat menyebabkan konjungtivitis. Gejala: Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya adalah: mata berair, terasa nyeri, gatal, pandangan kabur, peka terhadap cahaya, terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari. Pengobatan: Tergantung pada penyebabnya. Kelopak mata dibersihkan dengan air hangat. Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik. Untuk konjungtivitis karena alergi, antihistamin per oral (melalui mulut) bisa mengurangi gatalgatal dan iritasi. Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroid.

Pencegahan: - Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah dibersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih. - Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit. - Jangan menggunakan handuk dan lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya. - Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

8 Ragam Penyakit Mata

Seorang ibu bercerita tentang anaknya yang ketularan sakit mata di sekolah. Awalnya di kelas anaknya hanya ada satu murid yang menderita sakit mata. Hari berikutnya sakit mata sudah menular dan menjangkiti belasan murid lainnya. Tak mencapai seminggu, akhirnya hampir seluruh siswa mengalami mata merah, berair, dan bengkak. Penyakit mata, seperti yang dituturkan Dr. Tjahjono Darminto Gondhowiardjo, Ph.D ., memang mudah menular. Cara penularan biasanya melalui media yang secara sengaja atau tidak, sudah tersentuh penderita. Misalnya, penderita habis mengucek mata lalu bersalaman dengan orang lain. Akibatnya orang tersebut bisa terjangkit penyakit serupa. Namun walaupun mudah menular, kata Tjahjono, cara mencegah penyakit mata ini sebetulnya sederhana saja, yakni dengan memisahkan peralatan/perlengkapan sehari-hari yang digunakan penderita.Contohnya handuk, selimut, atau pakaian. PENANGANAN PERTAMA Secara alamiah, mata sebenarnya punya mekanisme mengatasi masalahnya sendiri. Contohnya, debu yang masuk dan membuat mata kelilipan akan keluar dengan hanya mengedipkan mata

berulang kali. Baru kalau cara itu tidak mempan dan mata tetap merah, maka yang pertama bisa dilakukan adalah menganjurkan anak untuk beristirahat dan tidak keluar rumah sementara waktu demi menghindari parahnya peradangan di mata. Obat tetes mata yang dijual bebas boleh digunakan, tapi jika setelah tiga kali pemakaian mata tak menunjukkan gejala membaik maka lekaslah memeriksakan diri ke dokter mata. Tjahjono menegaskan, obat tetes mata tak boleh digunakan dalam jangka panjang karena justru dapat menimbulkan peradangan/iritasi yang berkelanjutan. "Obat tetes mata menggunakan bahan kimia yang bersifat asam sehingga cenderung menimbulkan rasa pedih di mata. Fungsinya juga sebenarnya untuk mengurangi iritasi akibat debu atau angin. Namun, sakit mata karena infeksi akibat virus atau bakteri tidak bisa hanya diatasi dengan obat tetes tapi perlu penanganan yang lebih komprehensif oleh dokter mata," ujar spesialis mata dari Jakarta Eye Centre ini. BERBAGAI PENYAKIT MATA Yang perlu diketahui, penyakit mata sangat beragam jenisnya dan tidak semuanya merupakan penyakit menular. Penyakit mata yang bisa menular hanyalah yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, sedangkan yang disebabkan alergi tidak akan menular. Upaya penyembuhan sakit mata akibat alergi bisa dilakukan dengan pengobatan rutin dan menjaga mata agar bebas dari sumber-sumber peemicu seperti debu, bulu, asap, dan lainnya. Inilah ragam penyakit mata dan cara penanganannya seperti yang diutarakan Tjahjono: 1. KONJUNGTIVITIS (MENULAR) Adalah iritasi/peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi mata. Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran (belekan), dan penglihatan (kabur). Penyakit yang mudah menular dan bisa berlangsung hingga berbulan-bulan ini disebabkan beberapa faktor, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap), penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan pemakaian lensa kontak jangka panjang. Bayi juga dapat menderita penyakit serupa. Hanya saja penyebabnya lebih karena infeksi yang timbul ketika melewati jalan lahir. Lantaran itulah, pada bayi penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal. Seperti diketahui, jalan lahir tidaklah steril dari kuman tertentu yang mungkin bisa menimbulkan infeksi. Nah, saat bayi lahir melewati jalan lahir (vagina), ia tentu akan terpapar kuman yang ada di lokasi itu. Jika mengenai mata bisa mengakibatkan infeksi pada mata dengan gejala mata merah dan belekan. Oleh karena itu, pada umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk mematikan bakteri yang dapat menyebabkan konjungtivitis gonokokal. Penanganan: * Kompres mata dengan air hangat.

* Gunakan obat tetes mata atau salep antibiotika sesuai resep dokter. Biasanya penderita juga diberi tablet atau suntikan untuk mengurangi iritasi dan gatal pada mata. * Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar tak menimbulkan iritasi lebih parah. * Usahakan agar penyakit ini tidak menyebar pada orang lain, misalnya memisahkan alat-alat yang digunakan dan tidak digunakan oleh orang lain. 2. KERATOKONJUNGTIVITAS VERNALIS (KV) Adalah iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. Gejalanya: mata merah, berair, gatal, kelopak mata bengkak, dan terjadi kotoran mata (belekan). Perlu diketahui KV merupakan peradangan yang berulang alias musiman dan penderitanya cenderung kambuh terutama pada musim panas. Terkadang penderita KV mengalami kerusakan pada sebagian kecil kornea yang menyebabkan nyeri yang akut. Penanganan: * Jangan menyentuh atau menggosok bagian mata karena bisa menyebabkan iritasi * Mata dikompres dengan air hangat. * Dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata. 3. ENDOFTALMITIS Merupakan infeksi yang terjadi di lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, bahkan sampai mengalami gangguan penglihatan. Biasanya terjadi karena mata anak tertusuk sesuatu seperti lidi atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan. Penanganan: * Dokter mata biasanya memberikan obat antibiotika. * Untuk mengeluarkan nanah yang berada di bola mata, penderita harus menjalani pembedahan. 4. SELULITIS ORBITALIS (SO) Yaitu peradangan pada jaringan di sekitar bola mata. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol dan bengkak, serta penderita mengalami demam. SO pada anak-anak sering terjadi akibat cedera mata, infeksi sinus atau infeksi yang berasal dari gigi. Diagnosa pasti dapat ditegakkan melalui rontgen gigi dan mulut atau CT Scan sinus. SO yang tak segera ditangani bisa berakibat fatal, seperti kebutaan, infeksi otak atau pembekuan darah di otak.

Penanganan: * Untuk kasus yang tergolong ringan dapat diberikan antibiotika secara oral. * Pada kasus berat diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau bahkan pembedahan untuk mengeluarkan nanah ataupun mengeringkan sinus yang terinfeksi. 5. TRAKOMA (MENULAR) Adalah infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi buruk. Lantaran itulah, trakoma sering menyerang anak-anak, terutama di berbagai negara berkembang. Pemaparan bakteri berlangsung saat anak menggunakan alat atau benda yang sudah tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk. Gejala trakoma adalah mata merah, mengeluarkan kotoran (belekan), pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah bening, serta kornea kelihatan keruh. Penyakit ini sangat menular. Penanganan: * Jauhkan alat/benda yang sudah dipakai penderita dari anggota keluarga yang lain. * Penderita biasanya akan diberi salep antibiotika yang mengandung tetracycline dan erythromycin selama sekitar satu bulan bahkan bisa lebih. * Jika tak segera ditangani dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut di kornea sehingga menyebabkan bulu mata melipat ke dalam dan terjadilah gangguan penglihatan. * Jika terjadi kelainan bentuk pada kelopak mata atau kornea kemungkinan perlu dilakukan tindakan pembedahan. 6. BLEFARITIS Di bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi bola mata dari iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga kelenjar, yaitu kelenjar minyak, air dan lendir. Nah, blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata karena terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang berasal dari kelenjar minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi minyak bisa menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat kelopak mata yang juga sering didatangi bakteri. Gejala blefaritis berupa mata merah, nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di bagian kelopak mata dan membengkak. Pada beberapa kasus sampai terjadi kerontokan bulu mata. Ada dua jenis blefaritis yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior. Yang pertama merupakan peradangan di kelopak mata bagian luar depan yaitu di tempat melekatnya bulu mata. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Yang kedua adalah peradangan di kelopak mata bagian dalam, yaitu bagian

kelopak mata yang bersentuhan dengan mata. Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak. Penanganan: * Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara sering membersihkan sekitar kelopak mata untuk mengangkat minyak. Ada sejenis pembersih khusus yang bisa digunakan. * Untuk membunuh bakteri digunakan salep antibiotika seperti erythromycin atau sulfacetamide. Bisa juga dengan obat antibiotika oral seperti tetracycline . 7. DAKRIOSISTITIS Penyebab dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus nasolakrimalis yaitu saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Faktor alergilah yang menyebabkan terjadinya sumbatan pada saluran tersebut. Akibatnya adalah infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bahkan bisa sampai mengeluarkan nanah dan penderita mengalami demam. Infeksi yang ringan biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada pembengkakan. Sementara yang tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan dan penebalan di atas kantung air mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk kantung nanah. Penanganan: * Dengan cara pemberian antibiotika oral atau melalui pembuluh darah. * Bisa dilakukan pengompresan dengan air hangat di sekitar kantung air mata * Jika terjadi kantung nanah maka harus dilakukan pembedahan. 8. ULKUS KORNEA (UK) Adalah infeksi pada kornea bagian luar. Biasanya terjadi karena jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing. UK terkadang terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam dan belakang kornea. UK yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata. Gejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap cahaya (photo phobia) , pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, dan gangguan penglihatan. Penanganan:

* Penderita UK perlu melakukan berbagai pemeriksaan seperti tes refraksi, tes air mata, pengukuran kornea (keratometri), dan tes respons refleks pupil. * UK tingkat ringan dapat ditangani dengan obat tetes mata yang mengandung antibiotika, antivirus atau antijamur. * Penderita yang tergolong berat kemungkinan perlu menjalani pembedahan yaitu pencangkokan kornea.

Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

Faktor Resiko
Glaukoma bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan penanganan dini adalah jalan satu-satunya untuk menghindari kerusakan penglihatan serius akibat glaukoma. Bagi Anda yang berisiko tinggi disarankan untuk memeriksakan mata Anda secara teratur sejak usia 35 tahun. Faktor risiko:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Riwayat glaukoma di dalam keluarga. Tekanan bola mata tinggi Miopia (rabun jauh) Diabetes (kencing manis) Hipertensi (tekanan darah tinggi) Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk) Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama Lebih dari 45 tahun

Jenis-jenis GLAUKOMA
Primary Open-Angle Glaucoma GLAUKOMA Sudut-Terbuka Primer\\ Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga risiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada

usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Acute Angle-Closure Glaucoma GLAUKOMA Sudut-Tertutup Akut Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah. Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Bila Anda merasakan gejala-gejala tersebut segera hubungi dokter spesialis mata Anda.

Secondary GLAUCOMA GLAUKOMA Sekunder Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut

Congenital GLAUCOMA GLAUKOMA Kongenital Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya.

Gejala
Gejala yang dirasakan pertama kali antara lain : bila memandang lampu neon/sumber cahaya maka akan timbul warna pelangi di sekitar neon tersebut, mata terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan membengkak, penglihatan yang tadinya kabur lama kelamaan akan kembali normal. Hal inilah yang membuat para penderita glaukoma tidak menyadari bahwa ia sudah menderita penyakit mata yang kronis. Penyakit mata glaukoma ini dapat diderita kedua mata dari si penderita dan jalan satu-satunya untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan operasi.

Penyakit Mata Akibat Kurang Vitamin


Vitamin adalah zat yang diperlukan metabolisme tubuh, hasil riset ditemukan, bahwa cukup banyak penyakit mata selalu berhubungan erat dengan kurangnya vitamin. Karena vitamin tidak bisa bersintetik di tubuh atau kurangnya jumlah sintetik, jadi harus segera menyerap vitamin yang diperlukan melalui keragaman makanan adalah sangat penting bagi pencegahan dan pengobatan serta mengurangi gejala penyakit mata tertentu. Lalu, penyakit-penyakit mata apa saja yang akan ditimbulkannya jika kekurangan vitamin? 1. Kekurangan vitamin A. Bisa menyebabkan pernyakit buta malam, xerophthalmia dan cornea softing. Manifestasinya adalah pandangan kabur di bawah cahaya yang agak redup, mata kering, mudah lelah dan lain-lain. Karena efek fisiologis kekurangan vitamin A itu berhubungan dengan kesan visual gelap, ia bisa memadukan suatu zat yang namanya redopsin di dalam mata, redopsin memiliki efek yang penting terhadap pemeliharaan penyesuaian daya pandang yang baik dan normal, berhubungan dengan pemeliharaan keutuhan susunan kulit atas dan mempercepat perkembangan pertumbuhan. Apabila segera memenuhinya dengan kuning telur, susu, daging, pocai (semacam sayur mirip bayam), tomat, wortel, sawi putih, jenis ikan, minyak ikan, hati hewani dan sebaginya., bisa memperbaiki gejala-gejala tersebut di atas. 2. Kekurangan vitamin B1. Mudah timbul xerophthalmia, optic neuritis atau orbital optic neuritis dan sebagainya. Memanifestasikan mata kering, daya pandang menurun, manik mata membesar, lamban memberikan reaksi terhadap cahaya, tertarik sakit ketika mata bergerak, bagian lekuk mata terasa sesak dan sakit dan sebagainya. Karena efek fisiologis utama vitamin B1 adalah mempercepat proses metabolisme sel, terutama berhubungan dengan fungsi konduksi saraf. Seyogianya segera memenuhinya dengan makanan yang kaya akan kandungan vitamin B1, misalnya beras bulu, tepung gandum, jenis makanan dari kacang, hati hewani, kacang, labu merah, kecambah, kentang, biji aprikot, walnut dan sebagainya. Sangat bermanfaat untuk mengurangi gejala penyakit seperti tersebut di atas. 3. Kekurangan vitamin B2. Acap kali bisa menyebabkan radang saraf visual, bintil mata, radang selaput mata dan sebagainya. Manifestasinya adalah daya pandang menurun, mata takut pada cahaya, air mata mengalir, kongesti selaput mata dan sebagainya. Jika sering mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan vitamin B2, seperti misalnya ragi, makanan hasil susu, daging sapi, hati hewani, kedelai, pocai, sayur bayam, jamur kuping, biji bunga matahari, dan buah-buahan dan sebagainya. akan bisa membantu mencegah dan mengobati timbulnya gejala penyakit tersebut. 4. Kekurangan vitamin C. Dapat menimbulkan perdarahan pada bagian kelopak mata, anterior chamber, vitreous body, selaput jala mata, bahkan bisa menyebabkan katarak dan sebagainya. Karena manfaat utama vitamin C adalah memelihara pembentukan zat antarsel, mengikuti oksidasi susunan sel mengembalikan reaksi semula dan reaksi metabolisme lainnya di dalam tubuh, dan memiliki efek melunakkan pembuluh darah. Karena itu, saat kekurangan vitamin, bisa menyebabkan perdarahan bagian atas mata sebagaimana yang disebutkan di atas.

Jika bisa lebih banyak mengonsumsi sayur-sayuran hijau yang segar dan buah-buahan, akan bermanfaat mencegah perdarahan pada bagian seluruh tubuh dan bagian mata. Karena vitamin C bisa melemahkan cahaya dan oksigen terhadap kerusakan pada lensa mata (berhubungan dengan timbulnya penyakit katarak), jadi perbanyak mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan vitamin C, bisa memperlambat timbulnya penyakit katarak.

You might also like