You are on page 1of 4

TIMBULNYA INTERAKSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh: Widowatty Handisoeparjo *) ABSTRACT Educational interaction can take place in the

learning process depends on the communication that occurs between widyaiswara and participant training A variety of factors that can affect the onset of interaction in order to achieve a predetermined learning objectives. Keywords : Interaction, widyaiswara, participants training and the learning process I. Pengantaran. Suatu keterlibatan peserta diklat secara aktif dalam proses pembelajaran tentunya akan meningkatkan keterlibatan peserta diklat secara optimal, sehingga dapat membangkitkan motivasi yang optimal. Pengalaman belajar yang memberikan kesempatan pada peserta diklat untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran akan lebih jauh menantang energi dan perhatian peserta diklat daripada bila mereka hanya mencerna saja informasi yang diberikan secara searah. Interaksi edukatif merupakan hubungan tmbal balik yang terjadi antara peserta diklat dengan widyaiswara atau antara peserta diklat dengan peserta diklat lainnya yang bukan saja terjadi pada saat penyampaian mata diklat tetapi juga saat berlangsungnya penanaman sikap dan nilai-nilai perilaku yang diharapkan dapat dimunculkan oleh peserta diklat sepanjang proses pembelajaran. Kemampuan berinteraksi sangat ditentukan oleh kemampuan dan penjelasan widyaiswara dalam berkomunikasi dengan peserta diklat ataupun kemampuan widyaiswara sebagai mediator bagi peserta diklat dalam berkomunikasi. II. Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Interaksi Dalam Proses Pembelajaran. Interaksi dalam proses pembelajaran (belajar mengajar) adalah hubungan aktif dua arah antara widyaiswara yang mengajar dengan peserta diklat yang belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya interaksi dalam proses pembelajaran dapat disimak dari komponen-komponen sistem pembelajaran, yaitu: A. Widyaiswara. Dalam interaksi dalam proses pembelajaran (belajar mengajar) di kelas, widyaiswara berfungsi sebagai administrator yaitu seseorang yang bertugas untuk mendesain atau merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan belajar. Selain itu widyaiswara juga berfungsi sebagai organisator yang diharapkan dapat mengelola dan mendinamisasikan semua faktor-faktor yang ada seperti tujuan, materi, metoda, media, peserta diklat dan termasuk mengelola dengan efektif cara mengajarnya sendiri. Pada dasarnya kemampuan dan kreativitas widyaiswara sangatlah menentukan proses interaksi yang terjadi di kelas. Artinya efektif tidaknya interasi dalam proses pembelajaran (belajar mengajar) di kelas tergantung pada kepiawaian dari perencanaan yang dibuat oleh widyaiswara. Sehubungan dengan hal itu seharusnya sejak awal seorang widyaiswara merumuskan tujuan
Page 1

*) WIDYAISWARA UTAMA BDK BOGOR

pembelajaran dan telah dapat memperkirakan seberapa besar keaktifan yang dapat dikembangkan oleh peserta diklat selama proses pembelajaran berlangsung. Dari rumusan tujuan termaksud kemudian diimplementasikan dalam pemilihan metoda, media dan situasi dan kondisi yang memungkinkan peserta diklat dapat mencapai tujuan yang diharapkan dari pembelajaran tersebut. B. Peserta Diklat. Peserta diklat sebagai subyek dalam pembelajaran seharusnya memiliki kesempatan yang cukup untuk dapat berinteraksi tidak saja dengan widyaiswara sebagai nara sumber utama, tetapi juga dengan peserta diklat lainnya dan semua sumber belajar lain di lingkungannya. Dalam interaksi dalam proses pembelajaran (belajar mengajar) yang efektif, peserta diklat harus berperan aktif secara langsung, kreatif dan penuh inisiatif dalam setia kegiatan belajar. Tujuan Diklat. Tujuan pemebelajaran secara khusus memberikan nuansa terhadap bentuk kegiatan interaksi dalam proses pembelajaran (belajar mengajar) yang terjadi di kelas. Pada tujuanlah akan tercermin bentuk perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta diklat di akhir kegiatan pembelajaran. Dalam hal itu bahwa merumuskan tujuan bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi perlu adanya suatu analisis apakah tujuan yang dirumuskan tersebut telah memungkinkan peserta diklat untuk berinteraksi dengan widyaiswara dan teman lainnya bahkan dengan sumber belajar non insani dalam lingkungan belajar. Materi Diklat. Dalam interaski di dalam proses pembelajaran (belajar mengajar), materi diklat atau pokok bahasan materi diklat merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Isi materi diklat yang bersifat variatif dan menantang keingintahuan peserta diklat sangat berpengaruh terhadap interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung Seorang widyaiswara yang terlalu detail menjelaskan materi diklat dapat menyebabkan peserta diklat menjadi pasif dan sebaliknya mata diklat yang diberikan tidak sistematis atau melompat-lompat dapat membuat peserta diklat sulit mengambil suatu kesimpulan dari mata diklat tersebut. Dalam hal ini sebaiknya peserta diklat diikut sertakan dalam mencari dan menemukan sumber rujukan yang akan digunakan di dalam mengkaji materi. Selain itu penjelasan tentang isi materi diklat akan lebih mudah dipahami oleh peserta diklat, apabila widyaiswara mengajar dengan bantuan media dan menggunakan contoh-contoh yang kongkrit atau ilustrasi kasus dari suatu permasalahan. Metode Diklat. Metoda adalah suatu cara, teknik atau alat yang digunakan untuk menyampaikan isi materi diklat. Seberapa besar tingkat keterlibatan peserta
Page 2

C.

D.

E.

*) WIDYAISWARA UTAMA BDK BOGOR

diklat dalam interaksi dalam proses pembelajaran (belajar mengajar) dipengaruhi oleh metoda yang dipilih dan digunakan widyaiswara menyampaikan isi materi diklat. Sekalipun demikian, pemilihan materi harus tetap relevan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mater diklat. Artinya jangan sampai terjadi interaksi di kelas cukup tinggi, akan tetapi tujuan pembelajaran tidak optimal. Penerapan metoda pengajaran yang telah dipilih hendaknya tidak bersifat kaku, artinya boleh saja widyaiswara mengubah metoda yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi dalam proses pembelajaran berlangsung, yang penting tujuan pembelajaran yang ditargetkan dapat dicapai di akhir kegiatan pembelajaran. F. Media. Proses pembelajaran dengan bantuan media sangat mungkin sekali terjadinya interaski yang lebih baik dan dinamis antara widyaiswara dengan peserta diklat dan peserta diklat dengan peserta diklat lainnya. Pada umumnya media dapat berfungsi sebagai pembawa pesan dari suatu mata diklat yang akan disampaikan dan bukan hanya sebagai alat peraga semata bagi widyaiswara. Penggunaan media yang tepat dan relevan dengan tujuan pembelajaran diharapkan akan dapat lebih mengaktualisasikan situasi dalam proses pembelajaran (belajar mengajar). Secara psikologis penggunaan media selain dapat meningkatkan kepercayaan diri pada saat widyaiswara mengajar juga berdampai terhadap tugastugas widyaiswara lainnya untuk dapat lebih memusatkan perhatiannya pada saat bimbingan dan pengelolaan kegiatan pembelajaran (belajar mengajar) tersebut.

G.

Situasi Dan Kondisi. Hasil belajar dapat dicapai oleh peserta diklat secara optimal apabila didukung oleh situasi dan kondisi yang amat sangat memungkinkan bagi peserta diklat untuk dapat berinteraksi. Kemudian untuk dapat berinteraksi lebih baik dan dinamis serta progresif, maka seorang widyaiswara perlu membuat situasi dan kondisi kelas yang nyaman dan kondusif. Pengkondisian situasi belajar tidak selalu ditentukan oleh lingkungan fisik semata, contohnya kenyamanan ruang belajar, pengaturan ruang belajar yang sehat dalam arti sirkulasi udara berfungsi secara baik, pengaturan ruang kelas yang relatif cukup terang dan jelas. Selain itu penampilan widyaiswara yang wajar, sikap keterbukaan, kepedulian, kesabaran dan keantusiasan widyaiswara dalam berinteraksi dengan peserta diklat, juga sangat menentukan kerugian peserta diklat untuk ikut terlibat dalam setiap kegiatan belajar, sehingga peserta diklat selalu termotivasi untuk secara terus menerus memberikan respon terhadap kondisi yang disiapkan oleh widyaiswara. Evaluasi.
Page 3

H.

*) WIDYAISWARA UTAMA BDK BOGOR

Kegiatan evaluasi adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan peserta diklat dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, berhubungan dengan interaksi pembelajaran (belajar mengajar), hasil dari evaluasi dapat dijadikan umpan balik bagi pengembangan program pembelajaran. Selanjutnya hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi tersebut dijadikan masukan bagi pemilihan materi, metoda dan media untuk proses pembelajaran yang akan datang sehingga pencapaian tujuan pembelajaran tersebut lebih efektif dan efisien. III. Pengakhiran. Dari uraian yang telah disampaikan diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan adalah sebagai berikut; 1. Interaksi dalam proses pembelajaran merupakan kata kunci untuk menuju keberhasilan suatu proses pembelajaran. 2. Efektif tidaknya interaksi yang terjadi di dalam kelas antara widyaiswara dan peserta diklat tergantung pada komunikasi yang terjadi diantara keduanya. 3. Faktor yang mempengaruhi proses interaksi pembelajaran (belajar mengajar) meliputi widyaiswara, peserta diklat, tujuan diklat, materi diklat, metoda diklat, media diklat, situasi dan kondisi serta evaluasi. Rujukan. Kamil. M, 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan. (Suatu Konsep Dan Aplikasi). Penerbitn Alfabeta. Bandung. Soegito. E, dkk. 2002. Kemampuan Dasar Mengajar. Terbuka. Jakarta. Pusat Penerbiatan Universitas

*) WIDYAISWARA UTAMA BDK BOGOR

Page 4

You might also like