You are on page 1of 5

BAB I PESAN UNIVERSAL AGAMA-AGAMA

1.1. MENGAPA MANUSIA BERAGAMA 1.1.1. Ada 6 faktor yang mendorong manusia untuk beragama: Mendapatkan keamanan Mencari perlindungan dalm hidup Menemukan penjelasan atas dunia yang hidup serta segala yang termasuk didalamnya Memperoleh pembenaran atas praktek-praktek hidup yang ada Meneguhkan tata nilai yang sudah mengakar dalam masyarakat Memuaskan kerinduan hidup

1.1.2.

MENDAPATKAN KEAMANAN Beberapa mala petaka alam, seperti yang disebabkan oleh perubahan musim dan angin sudah dapat dikendalikan, penyakit dan wabah, yang sudah diketahui penyebabnya dan mengatasinya bila sudah diserang, tetapi penderitaan dan mala petaka alami dan manisiawi belum mampu dikuasai dan dijinakan saat itulah manusia merasa tak Berdaya. Dalam situasi semacam itulah manusia berpaling pada agama manusia pergi manghadap pada Tuhan.

1.1.3.

PENCARI PERLINDUNGAN Dalam hidup ini manusia mengalami ketidak pastian dan ketidaktentuan, manusia tidak menemukan sesuatu yang sungguh-sungguh dapat diandalkan mereka yang hidup pada orang-orang kuat dan kuasa, dalam jangka waktu tertentu mereka akan dimanfaatkan oleh orang kuat dean kuasa untuk menjaga dan memperkuat kekusaan mereka, sehingga kemerdekaan terkurangi bahkan direlakan. Dalam keadaan serti itu manisia lari pada agama karena manusia meyakini Tuhan sang selengara dan dapat diandalkan.

1.1.4.

MANUSIA MENGACU PADA AGAMA UNTUK MENCARI KEJELASAN ATAS MAKNA HIDUP DAN ALAM RAYA YANG DIHUNINYA

1.1.5.

MEMPEROLEH PEMBENARAN PRAKTEK KEHIDUPAN Segala praktek hidup baik dan berguna itu pada diri sendiri sudah memiliki daya tarik, agar orang melaksanakannya. Tapi agar orang lebih terdorong lagi, untuk melaksanakan pada praktek-praktek hidup itu ditambahkan motivasi agama. Semua motivasi keagamaan, dapat amat bermanfaat dalam melaksanakan, melestarikan, dan mengembangkan praktek kehidupan yang baik. Dengan demikian, keberadaan dan pelaksanaan praktek hidup dalam masyarakat harus diterima.

1.1.6.

MENEGUKAN TATA NILAI Dalam masyarakat terdapat nilai kehidupan etikal dan moral. Nilai-nilai itu berhubung dengan kehidupan pribadi, hubungan dengan sesama, dan kehidupan bersama dsalam masyarakat. Nilai-nilai itu dilestarikan dan dikembangkan dengan dilaksanakan, diwujudkan, dan dihayati. Berkat agama nilai baik dan jahat, dapat dihindari dan dipeluk.

1.1.7.

MEMUASKAN KERINDUAN Manisia tidak pernah puas. Manusia selalu mau dipenuhi. Manusia selalu ingin lebih. Dambaan untuk dipenuhi dan menjadi yang lebih baik, tidak tebatas pada pancaindra, seks dan daya mentalnya, tetapi juga pada jiwanyayang paling dalam. Sebagai makhluk rohani, manusia ingin mencapai nilai rohani yang paling sulimbe, paling luhur dan muliah. Manusia tidak puas dan merasa tak cukup dengan nilai manusiawi, seperti kebaikan, kejujuran, keadilan, cinta kasih. Manusia tidak merasa puas dan tenang, sebelum menemukan harta rohani, dan adikodrati yaitu Tuhan sendri. Tuhan, diusahakan untuk disembah, dimuliakan dan diagungkan dalam agama. Dengan beragama manusia hendak menggapai Tuhan sendiri. Agama bersibuk dengan Tuhan. Maka orang masuk agama dan menjadi penganut agama, karena hendak memperoleh pemuasan hasratnya yang paling dalam : menemukan Tuhan sendiri. Oleh karena itu meski segala kebuTuhan jesmani, inderawi, duniawi dan mental terpenuhi, kebuTuhan manusia akan agama, akan Tuhan, takan lenyap. Agama dan Tuhan tak pernah terkikis dari hati dan jiwa manusia.

1.2. AGAMA DAN TUHAN 1.2.1. PAHAM TENTANG TUHAN Mengenal Tuhan, realitas tertinggi, itu ada agama yang menganut paham monotearitis (monoteirisme) dan politeiritis (politeisme). Monotearitis Monoteirisme berasal dari bahasa yunani, monos yang berarti tunggal, sendirian, satu-satunya, tak akan ada yang lain, dan theos yang berarti allah, Tuhan. Menurut paham monoteistis, allah, Tuhan itu hanya satu. Tak ada allah selain allah. Tak ada Tuhan selain Tuhan. Tuhan itu mengatasi, transenden atas segala yang ada, namun bersama itu pula ada, imanen dalam segala. Mengatasi segala yang ada, karena corak keberadaan-nya, dan ada dalam segala ada, karena member keberadaan kepada segala yang ada. Politeisme Politeisme berasal dari kata yunani, polys dan theos. Polys berarti beberapa atau banyak. Theos, seperti sudah kita lihat berarti, allah, Tuhan. Politeisme adalah paham yang mengimani dan memuja banyak Tuhan, banyak dewa. Dulu orang berpendapat bahwa politeisme merupakan awal keyakinan agama, yang kemudian berkembang dan pada akhirnya berakhir serta memuncak pada monoteisme. 1.2.2. HUBUNGAN TUHAN DENGAN CIPTAAN Tentang hubungan antara Tuhan, khalik dan segala yang ada, makhluk ciptaan, ada agama yang menganut faham monistis, monisme, dan ada yang mengikuti paham dualistis, dualisme. Monisme Monisme berasal dari kata yunani, monos yang berarti tunggal, sendirian, satu-satunya, tak ada yang lain. Menurut monisme, hanya ada satu kenyataan. Kenyataan itu bersifat roh, sehingga segala-galanya dipandang sebagai roh.

Atau bersifat benda sehingga segala sesuatu adalah benda. Monism roh melahirkan paham panteistis. Pengalaman Manusia juga dapat mengenal Tuhan lewat pengalaman hidup. Dalam hidup ini manusia dapat mengalami pengalaman yang disebut pengalaman religious atau keagamaan yaitu pengalaman yang membawa manusia kepada kepercayaan akan adanya Tuhan. Pengalaman religius dapat berkaitan dengan pengalaman akan alam dan pengalaman hidup. Pengalaman religius juga dapat terjadi pada waktu manusia mengalami pengalaman hidup yang misterius : sepi, bahagia, cinta. Pengalaman ini dapat membawa manusia ke pengalaman yang mengatasi batas hidup. Ini dapat menjadi titik tolak manusia berpikir tentang allah. Pengalaman religius dapat juga muncul pada waktu manusia mengalami yang

kudus. Dalam pengalaman seperti itu manusia mengalami sesuatu yang sama
sekali lain, misterius, tak dimengerti, yang sekaligus menakutkan (tremendum) dn menarik (fasinosum). Berhadapan dengan sesuatu itu, manusia merasa kecil, lemah, tetapi bersamaan itu pula manusia merasa tertarik dan mau bersatu. Dari berbagai pengalaman itu akhirnya manusia sampai kepada kesimpulan tentang adanya realita lain yang lebih tinggi yang disebut Tuhan. Karena pengalaman yang dibawahnya ke pengetahuan tentang Tuhan, dengan berbagai cara manusia berusaha membuktikan eksistensi atau adanya Tuhan. 1.2.3. GAMBARAN TENTANG TUHAN Manusia beragama sampai pada pengetahuan tentang Tuhan lewat ajaran agama, pemikiran dan pengalaman hidup. Karena itu bayangan dan gambaran yang tertangkap orang tentang sosok Tuhan berbeda-beda. Gambaran tentang Tuhan yang diperoleh lewat ajaran resmi agama. Dijabarkan dari kitab suci dan penafsiran para pengikut-nya. Gambaran tentang Tuhan yang diperoleh dari ajaran tidak sama. Karena ajaran agama tentang Tuhan berbeda-beda Gambaran tentang Tuhan berdasarkan pemikiran ditawarkan oleh para filsafat. Gambaran tentang Tuhan oleh para filsof juga berbeda, sebab titik tolak dalam berfilsafat tentang Tuhan, metode kerja dan kepribadian para filsof juga berbeda.

1.2.4.

TANGGAPAN MANUSIA TERHADAP TUHAN Tuhan diakui sebagai Tuhan yang menyelenggarakan hidup manusia dan dunia, namun dalam praktek peranan Tuhan dalam hidup manusia kerap dinomar duakan atau tak diacukan sama sekali oleh pandangan yang deistis (ateisme). Deisme Deisme mempunyai akar kata dues, yang berarti allah, Tuhan. Pada mulanya deisme mempunyai arti sama dengan teisme : faham yang mengakui adanya satu Tuhan, pencipta dan penyelenggara hidup makhluk di dunia. Dengan demikian deisme berlawanan dengan politeisme yang mengakui banyak allah dan ateisme yang menolak adanya allah. Ateisme Ateisme berasal dari kata yunani a kata depan yang berarti tanpa, berlawanan

dengan, bukan, dan theos yang berarti allah. Ateisme adalah faham yang
mengingkari adanya Tuhan. Di lingkungan para penganut agama monoteitis, yang mengakui adanya satu-satunya Tuhan, atisme adalah faham yang tak mengakui adanya satu allah yang transender mengatasi segala, dan imanen dalam segala yang ada. Dikalangan agama polisteistis yang mengakui adanya banyak Tuhan atau dewa. Pada umumnya bila orang berbicara tentang ateisme yang dimaksudkan adalah faham yang menyangkal adanya Tuhan, satu-satunya pencipta, penyangka dan penyelenggara dunia dan hidup manusia

You might also like