You are on page 1of 16

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

PELUANG DAN ANCAMAN INDUSTRI PENGOLAHAN BUAH PISANG

I. INDUSTRI BUAH PISANG SEGAR Pisang adalah komoditas yang sangat strategis dalam menghadapi perdagangan bebas di tingkat Asean atau di tingkat dunia nanti. Di masa itu, kita pasti akan makin dibanjiri oleh durian, lengkeng dan leci dari Thailand. Mangga akan mengalir dari Malaysia dan Australia. Apa yang bisa kita andalkan? Buah-buahan tanaman keras seperti jeruk, mangga dan rambutan perlu aktu lama pengembangannya. !atu-satunya yang bisa dipacu cepat hanyalah pisang. !ebab salak tidak begitu digemari di luar negeri karena alasan teknis mengupas dan mengkonsumsinya" selain karena julukannya yang sudah terlanjur negati# $snake #ruit%. &ebetulan, Thailand selama ini tidak begitu tertarik untuk mengebunkan pisang secara serius. !ementara 'ilipina hanya terbatas ke menangani ca(endish. !atu-satunya negara Asean yang jeli menangkap peluang pasar hanyalah Malaysia. )egeri jiran ini telah mengembangkan pisang mas yang memang terkenal tahan banting itu dengan pola kebun ca(endish dan mengekspornya ke *epang. Pola seperti inilah yang harus kita tiru untuk dijadikan model pengembangan pisang rakyat. !elama ini di s alayan-s alayan modern di kota-kota besar, kita pasti hanya menemui pisang yang mulus seperti lilin ber arna kuning cerah. +tulah ca(endish yang dikebunkan secara besar-besaran di hampir semua negeri tropis di dunia dan dipasarkan ke negeri-negeri sub tropis. Pasar pisang dunia sampai sekarang memang didominasi oleh jenis ca(endish yang dikebunkan oleh konglomerat dunia. Tercatat ada empat pelaku bisnis pisang kelas multi nasional. ,akni Del Monte, -nited 'ruit, Dole dan Arthal yang memproduksi dan memasarkan pisang ca(endish atau yang di .ropa
1

disebut sebagai chi/uita. 0a(endish sendiri

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

sebenarnya adalah nama seorang pakar kimia dan #isika +nggris, 2enry 0a(endish yang hidup antara 1341 5 1617. Tetua pisang ca(endish yang pendek dan buntek itu berasal dari daratan 0ina, yang di +ndonesia dikenal sebagai pisang $morosebo%. Pisang cebol ini pada abad 89+++ diba a oleh 2enry 0a(endish ke +nggris untuk diteliti dan dimuliakan. !etelah melalui serangkaian pemuliaan, akhirnya jadilah pisang ca(endish yang sekarang ini. -ntuk menghormati 2enry 0a(endish dengan The 0a(endish :aoratorynya di 0ambridge sana, dinamailah pisang unggul ini dengan sebutan ca(endish. !osok ca(endish sama dengan pisang ambon kita, terutama ambon kuning. 2anya saja kulit dan pangkal tangkai buahnya lebih liat dan kuat. ;asanya lebih asam, tetapi justru rasa asam inilah yang disukai masyarakat kulit putih. 9arietas ca(endish yang kemudian dibudidayakan antara lain 9alery, <rand )aine, =illiams dan >malag. 0a(endish mulamula dikembangkan secara besar-besaran di &osta ;ika, .kuador, Panama dan &olombia serta Brasil. Belakangan juga dikebunkan di A#rika, Australia dan 'ilipina. Di +ndonesia, kebun ca(endish baru muncul tahun 67an. Tercatat yang cukup luas adalah PT )usantara Tropical 'ruit ?)T'@ dan Multi Agro 0orp. ?MA0@ di :ampung, PT <lobal Agronusa +ndonesia ?<A+@ di 2almahera, PT 2as#arm Product ?2P@ di Papua, PT 0hi/uita Banana 0orp ?0B0@ di !ulteng" PT &atulisti a Agro Bima ?&AB@ di ;iau dan PT 2orti )usantara ?2)@ di *atim. !elain itu tak terhitung kebun-kebun skala kecil yang dikelola oleh badan hukum maupun perorangan, yang juga tertarik untuk mengembangkan ca(endish karena tergiur imingiming ekspor. Proses budidaya dan penanganan pasca panen ca(endish sangat rumit dan mustahil dikerjakan oleh para petani tradisional kita. !kala sampai ribuan hektar memerlukan penanggulangan hamaApenyakitnya melalui penyemprotan dengan pesa at terbang. Di Australia, pengembangan ca(endish skala rumah tangga dua sampai B hektar dimungkinkan sebab perusahaan penyemprotan hama sudah ada di mana-mana. :agi pula humiditas ?kelembapan udara@ di Australia sangat
C

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

rendah hingga ancaman penyakit berkurang. Pemetikan ca(endish juga harus dilakukan dengan tanpa menyentuh tanah. Pengangkutan dari kebun ke lokasi pakaging tidak boleh menimbulkan lecet-lecet dan paling lama hanya boleh makan aktu 6 jam sampai selesai proses pasca panen. -ntuk itu diperlukan kabel-kabel penggantung dan penarik tandan. Proses pasca panen dimulai dari penyisiran, pencucian, pengangin-anginan, sortasi sampai ke paking dengan plastik dan kardus. Pengangkutan dilakukan dengan cold storage bersuhu 1D derajat celsius hingga kesegaran pisang bisa dipertahankan sampai C bulan. Di negeri konsumen kemasan dibuka lalu suhu dinaikkan sampai C7 derajat celsius dan diberi gas etilen untuk pemasakan. &alau ca(endish dipetik dan dibiarkan seperti pisang rakyat, hasilnya seperti halnya ambon lumut. Matang tetapi arna kulitnya hanya hijau saja. 0a(endish rakyat yang dijual di kaki lima dan pasar lokal di +ndonesia, memang jauh sekali penampilannya dengan ca(endish hasil kebun-kebun besar yang pasca panennya dilakukan dengan benar. De asa ini banyak petani ca(endish yang kece a berat. *angankan petani, perusahaan besar seperti )T' di :ampung dan <A+ di Maluku pun hancur. <A+ yang milik !inar Mas itu bukan hanya hancur karena penyakit tetapi juga oleh kerusuhan yang menimpa pulau 2almahera. Padahal kebun <A+ mempekerjakan sampai 4.777 tenaga kerja. &ebun 2orti )usantara di *atim yang hanya menanam ca(endish untuk bahan $pure% pun sekarang dianggap membebani petani plasmanya dengan $pinjaman% benih hingga urusan jadi panjang. Benih inilah sebenarnya yang merupakan incaran para aparat pemerintah kita untuk diiming-imingkan ke petani maupun pengusaha agar bersedia menanam ca(endish. &alau harga benih pisang rakyat berupa anakan atau pecahan bonggol hanya ;p 1.777,- sampai di kebun, maka benih hasil kultur jaringan mencapai ;p C.B77,- kalau per hektar memerlukan 1.777 benih, maka untuk proyek 177 hektar saja akan diserap benih ;p CB7.777.777,- &alau antara 17 sampai C7 persennya bisa dimainkan maka setiap proyek seluas 177 hektar ada omset &&) antara ;p CB.777.777,- sampai ;p B7.777.777,-.

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

.ntah mengapa sampai sekarang Thailand yang dikenal sebagai E;ajanyaE buah tropis itu tidak mau mengembangkan pisang. Mungkin mereka sadar bah a pasar pisang dunia dikuasai oleh ca(endish sementara jenis-jenis $pisang rakyat% mereka tidak sebanyak +ndonesia. +nilah peluang yang harus ditangkap +ndonesia untuk membalas serbuan durian monthong dan lengkeng bangkok dengan ambon, raja bulu, raja sereh dan lain-lain. Bulan Agustus silam, di Bandungan, Ambara a, *ateng" para pedagang buah sibuk melayani pembeli yang menudingnuding buah lengkeng. Ambara a, Temanggung dan Magelang di *a a Tengah memang terkenal sebagai sentra lengkeng. Tetapi lengkeng yang dipasarkan antara ;p 17.777,- ?butiran@ sampai ;p C7.777,- ?tangkai@ per kg. tersebut, seluruhnya lengkeng bangkok. !ebab bulan *uli adalah masa panen raya lengkeng Thailand di 0iangmai dan 0iangrai sana. !ementara panen lengkeng Ambara a antara 'ebruari 5 Maret. -ntuk mengelabuhi pembeli, para pedagang lengkeng di Bandungan biasa mengikatkan ranting-ranting berikut daun lengkeng bangkok segar di ikatan lengkeng tersebut. !ebab tanaman lengkeng bangkok yang daunnya panjangpanjang itu sekarang ini sudah pula ditanam di Bandungan. Di *akarta, para pedagang lengkeng bangkok biasa menghiasi dagangan mereka dengan daun-daun mahoni. !epintas, daun mahoni memang mirip dengan daun lengkeng Thailand. Di bulan-bulan Mei sampai *uli, yang mengalir dari Thailand ke +ndonesia adalah durian monthong. +ni bahasa Thai yang artinya si bantal emas atau golden pilo . Maklum, durian monthong memang berdaging buah sangat tebal dan bijinya selalu kempes. Beratnya rata-rata di atas 4 kg per buah. Bahkan di kebun =arso 'arm di Bogor pernah ada yang mencapai berat 1C kg. 2arga durian bangkok itu sekitar ;p C7.777,- per kg berikut kulit. &alau tidak pas musim bisa melonjak sampai ;p 47.777,per kg. Meskipun =arso 'arm tetap mampu menjual durian monthongnya dengan harga stabil ;p 4B.777,- per kg di kebun. !elain itu kita juga sudah didatangi durian D CD dan mangga $!ulaiman% dari Malaysia. Demikian pula &ensington Pride, mangga unggulan Australia itu pun satu dua kali sempat pula masuk *akarta. +tu semua sebenarnya hanyalah kecil
D

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

kalau dibanding dengan apel, jeruk, pir, anggur dan kurma yang setiap tahunnya membanjiri pasar-pasar s alayan dan terminal serta kaki lima kota-kota di +ndonesia. +ni bisa dimaklumi sebab laju konsumsi buah kita memang selalu lebih tinggi dibanding tingkat produksinya. Pertanyaan yang muncul, andaikan pada saat pasar bebas nanti kita dibanjiri buah-buahan impor dari Thailand, Malaysia, 'ilipina, ;;0, Australia dan lain-lain, apa yang mesti kita lakukan? &alau yang masuk ke +ndonesia itu apel, jeruk, pir, anggur dan kurma, kita memang tidak bisa apa-apa. Tetapi kalau yang masuk durian, lengkeng, mangga, rambutan, duku, manggis dan lain-lain buah tropis, maka itu akan benar-benar memalukan bangsa. :ebih-lebih kalau kita tidak bisa membalas dengan mengirim buah-buahan kita. Tetapi apakah yang bisa kita andalkan? .kspor buah kita selama ini didominasi oleh nanas olahan dari <reat <iant Peanaple ?<<P@ di :ampung dan dari kebun-kebun pisang ca(endish kita. Buah tropis kita yang sudah menembus pasar ekspor baru terbatas mangga dan manggis dengan (olume yang sangat terbatas. &alau kita bermaksud mengembangkan mangga dan manggis atau buah-buah tanaman keras lainnya, maka akan diperlukan digarap hanyalah pisang rakyat. !entra pisang rakyat terbesar kita saat ini adalah :ampung. Di sana ada pula kebun ca(endish yang cukup besar dan modern. Tetapi kebun ca(endish ini tidak pernah diman#aatkan oleh Deptan atau Pemda untuk membantu membenahi pisang rakyat. Padahal kalau )T' diikutsertakan membantu masyarakat memperbaiki mutu pisang mereka dan berhasil" maka pada saat pasar bebas nanti kita bisa ganti membanjiri Thailand dengan pisang rakyat dari :ampung, &alimantan dll. !ebab pisang lokal Thailand &luai )am a, &luai 2om dan &luai &hai yang sangat mereka bangga-banggakan sebagai pisang yang $terenak% di dunia dan sempat diberi penghargaan oleh ;aja, kualitasnya sangat pas-pasan kalau dibanding dengan raja bulu, ambon kuning, raja sereh, pisang mas dan lain-lain. +ni merupakan peluang yang mau tidak mau mesti digarap.
B

aktu yang sangat lama

untuk mengejar ketertinggalan ini. !atu-satunya buah yang siap untuk

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

Belum peluang untuk masuk !ingapura, 2ongkong, Tai an, ;;0 dan Timur Tengah. *epang, sedang .ropa dan Amerika sebaiknya jangan kita usik. !ebab pasar pisang di sana sudah didominasi oleh ca(endish.

II. INDUSTRI TEPUNG PISANG Di beberapa daerah di +ndonesia, pisang terbuang-buang karena (olumenya sangat besar, konsumennya kurang sementara sarana transportasi tidak memadai. )ilai satu tandan pisang memang ber(ariasi tergantung jenis dan daerah dimana terdapat lokasi perkebunannya. &a asan yang memiliki pisang dengan kondisi demikian antara lain seperti di &alimantan, !ula esi Tengah dan Tenggara. Pisang dari !umatera, seperti rata-rata sudah bisa juga tersalurkan sudah ke *akarta ke melalui !urabaya penyeberangan Merak Bakauhuni. !ebagian pisang dari &alimantan &altim sebenarnya tersalurkan menggunakan truk tronton yang dinaikkan kapal. )amun (olume pisang &altim yang masuh !urabaya relati# masih kecil dibanding dengan (olume produksinya. Padahal ada kelakar yang mengatakan bah a Taman )asional &utai ?T)&@ yang terletak antara kota Bontang dengan !angata sudah berubah nama menjadi T)P alias Taman )asional Pisang. !ebab kalau kita mele ati jalan darat Bontang 5 !angata, maka di kiri kanan jalan akan tampak hamparan tanaman pisang yang meskipun tidak pernah dira at sama sekali, tetapi kondisinya sangat baik. Taman )asional yang sebagian terbakar habis itu, sekarang memang telah berubah menjadi kebun pisang. *enis pisang yang ditanam kebanyakan kepok putih dan kepok kuning yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai pisang sanggar. Menyikapi yang #akta ini, ini banyak menjadi pemerintah tepung. daerah, terutama pemerintah

pemerintah kabupaten yang berkeinginan untuk mengolah pisang rakyat terbuang-buang Termasuk kabupaten &utai Timur. )iat semacam ini, sebenarnya sudah mulai muncul sejak tahun 1F67an. &etika itu pihak yang berkeinginan untuk
G

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

mengolah pisang segar menjadi tepung adalah pengusaha s asta. Dengan asumsi, keuntungan yang diperoleh akan cukup besar. !ebab produksi melimpah, harga murah, sementara teknologi penepungan pisang juga relati# mudah. Tetapi ketika para pengusaha itu mengetahui bah a pasar tepung pisang relati# kecil, maka mereka pun mundur teratur. )amun pengusaha lain datang lagi dengan niat yang sama, lalu setelah tahu pasarnya kecil mundur lagi dan seterusnya. Beberapa bulan yang lalu ada satu pemerintah kabupaten yang dengan sangat antusias mengemukakan bah a mereka sudah berhasil menepungkan pisang dengan hasil yang sangat bagus. :angkah berikut yang akan mereka tempuh adalah segera membangun pabrik untuk menangani pisang rakyat yang memang berkelimpahan itu. Tujuan utamanya adalah untuk menolong petani pisang agar bisa memasarkan produk mereka dengan harga layak. Teknologi menepungkan pisang memang sangat sederhana. Ada dua cara penepungan, yakni cara basah dan cara kering. Pada cara basah, buah pisang yang telah tua dikupas dan dihancurkan. 2asilnya dicampur air, disaring dan diendapkan. !etelah seluruh pati mengendap, maka air dibuang dan tepung pisang yang mengendap di ba ah diambil untuk dikeringkan. Pada cara kering, pisang yang sama setelah dikupas diiris melintang ?karena lebih mudan dan cepat@ lalu dikeringkan. 2asil pengeringan ini selanjutnya digiling dan diayak sampai menjadi tepung. Pada cara pertama, yang kita peroleh adalah pati pisang, karena selulosa tidak ikut terambil ?menjadi ampas@. Pada cara kedua, selulosanya terikut pada tepung. 0ara penepungan demikian umum dilakukan untuk semua produk. Terutama pada umbi-umbian serta batang saguAaren. Meskipun, pada masing-masing produk tetap ada perlakuan spesi#ik yang tidak dilakukan pada produk lain. !ebenarnya, pisang lebih laHim diproduksi menjadi konsentrat ?pure@. ,akni, daging buah pisang mentah itu langsung digiling sampai menjadi bubur. Bubur pisang inilah yang kemudian dikemas dalam drumdrum khusus, didinginkan dan dikirim ke produsen makanan bayi dan
3

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

bahan-bahan lain. )amun kebutuhan dunia akan pure pisang juga relati# kecil jika dibanding dengan kebutuhan akan pisang segarnya. &etika PT <lobal Agronusa +ndonesia di 2almahera, Maluku -tara masih berproduksi, pernah pula mencoba untuk menglah pisang ca(endish a#kir mereka menjadi pure. !etelah beberapa kali mencoba, kegiatan ini dihentikan karena pasar dan marjinnya sangat kecil. !aat ini yang masih meproduksi pure pisang antara lain sebuah perusahaan di Mojokerto. +tu pun diselang-seling dengan menggiling mengkudu ?pace@, mangga, markisa dan lain-lain produk sesuai dengan ketersediaan ra material maupun pesanan. +ni semua dilakukan bukan karena stok pisang ca(endish mereka yang kurang, melainkan karena potensi pasarnya memang terbatas. Pisang yang laHim diproses menjadi tepung maupun pure adalah jenis yang kandungan karbohidratnya tinggi. Misalnya ambon kuning dan ca(endish. Dua pisang ini dipilih selain karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, juga karena #aktor produkti(itas serta ketersediaannya. )amun ambon kuning, tidak akan pernah bisa masuk ke industri tepung. !ebab selama ini pasar segarnya pun masih selalu kekurangan. +ndustri keripik yang juga mengandalkan pasokan kepok kuning, selalu berebut dengan pasar segarnya. !ebenarnya pisang tanduk dan pisang nangka, kandungan karbohidratnya lebih tinggi dari ambon serta ca(endish. Tetapi dalam satu tandan pisang tanduk, hanya akan ada satu atau dua sisir. !ementara masa berbuahnya pada umur 1,B tahun sejak tanam dan anakannya juga sangat kurang. 2ingga populasi pisang tanduk selalu lebih rendah dibanding ambon. Pisang nangka sebenarnya cukup produkti( dan kandungan karbohidratnya juga tinggi. tetapi pisang ini jarang dibudidayakan orang karena nilai ekonomisanya yang rendah. !ebenarnya di Pro(. Banten, khususnya di &ab. :ebak, telah dikembangkan pula pisang introduksi dari Australia yang produkti(itasnya baik, pisangnya besar-besar dan kadar patinya tinggi dan tidak laHim dikonsumsi sebagai pisang meja maupun olahan ?gorengAbakar@. Pisang seperti inilah sebenarnya yang paling ideal untuk diproduksi menjadi tepung maupun pure.
6

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

;ata-rata, pisang yang berkelimpahan di ka asan &alimantan dan !ula esi adalah jenis kepok. Biasanya kepok putih, yakni jenis kepok yang daging buahnya ber arna putih. )ilai ekonomis kepok putih relati# rendah, tetapi tanaman ini sangat tahan terhadap serangan cenda an #usarium maupun bakteri pseudomonas. ,ang sangat digemari oleh pasar sebagai pisang olahan sebenarnya kepok kuning. Baik untuk pengisi kue dan roti, digoreng. direbus maupun dipanggang. Tetapi kepok kuning sangat rentan terhadap serangan dua penyakit tadi. 2ingga apabila ada niat untuk mengembangkan agroindustri tepung pisang, sasarannya pasti ditujukan ke kepok putih. Produkti(itas kepok putih sebenarnya relati# baik kalau yang kita lihat hanya tandan pisangnya. )amun rasio (olume daging buah pisang dibanding dengan kulitnya relati# kecil. 2ingga sebenarnya kepok putih pun kurang ideal untuk dijadikan bahan baku industri tepung pisang. Minimal jika dibandingkan dengan ca(endish dan ambon kuning. Karenanya merancang sebuah agroindustri tepung pisang hanya dengan melihat pisang yang berkelimpahan, jelas tidak rasional. Sebab masih banyak hal-hal yang akan menjadi pertimbangan untuk mengembangkan agroindustri tepung pisang. Dari cukup banyak pertimbangan tersebut, yang paling utama adalah pertimbangan pasarnya. &alau pertimbangan utamanya adalah pasar, maka mengupayakan pasar segar akan lebih sederhana dibanding dengan membangun agroindustri tepung pisang. Di &alimantan Timur misalnya, akan lebih mudah mengupayakan jalur distribusi dibanding membangun pabrik tepung pisang. Pisang &utai Timur sudah mulai masuk !urabaya dengan truk tronton kapasitas 17 ton. Pisang di pulau !ebatik +ndonesia setelah diangkut ke )unukan ?+ndonesia@ dan Ta ao ?Malaysia@ bisa meningkat 17 lipat nilainya. Peningkatan nilai dari ;p B77,- per tandan menjadi ;p B.777,- ?C,B ringgit@ itu sudah bisa menutup ongkos angkut dan keuntungan pedagang serta petani. &alau ini semua diupayakan, maka keluhan pisang yang menumpuk dan terbuang sia-sia itu pasti akan teratasi. ,ang menjadi permasalahan kadang-kadang justru pengangkutan dari kebun yang paling jauh ke lokasi jalan raya. Pada
F

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

kebun ca(endish pun hal ini pengangkutan dengan kabel.

menjadi

kendala hingga

terciptalah

Apabila agroindustri pisang rakyat akan dikembangkan, yang lebih ideal justru pengembangan industri keripik, sale bahkan juga ledre. Pengembangan ledre yang sukses di Malang serta Bojonegoro ?*atim@, telah sempat didatangi oleh rombongan dari &altim. Tiga macam produk olahan pisang ini lebih rasional untuk dimulai karena beberapa alasan. Pertama modal yang dikeluarkan akan lebih banyak dinikmati oleh rakyat. !ebab tiga produk ini merupakan usaha padat karya, bukan padat modal. &edua, pasar dari tiga produk ini juga lebih jelas dibanding dengan pasar tepung pisang. Tetapi agroindustri tiga produk pisang ini, sebaiknya tetap mengandalkan ElimpahanE dari produk segarnya. !ebab nilai tertinggi dari komoditas buah-buahan, termasuk pisang adalah produk segarnya. !ecara nasional, +ndonesia masih kekurangan pisang. Paling tidak selama 4 bulan dalam setahun, pisang akan berkurang di pasaran. Apabila pasar nasional telah jenuh pun, peluang ekspor ke ;;0 sangat tebuka. &etika ada Pekan Dagang ;;0 di Pekan ;aya *akarta &emayoran baru-baru ini, mereka menyambut gembira ta aran pisang dari +ndonesia.

III. PELUANG DAN STRATEGI Menghadapi semua ancaman dan kendala diatas, khususnya dalam hal pengembangan tepung pisang perlu adanya komitmen dari tingkat daerah sampai ketingkat pusat dalam mensosialisasikan dan mengembangkan penggunaan tepung yang berbasis komoditas lokal. Disisi lain tepung terigu saat ini merupakan komoditas pangan paling strategis selain beras di tanah air. Tepung terigu merupakan bahan baku aneka olahan pangan seperti roti, mi, kue-kue, dan lain sebagainya. <andum yang merupakan bahan baku tepung terigu sesungguhnya sulit dikembangkan secara luas di +ndonesia. 2al tersebut lantaran tanaman gandum menuntut agroklimat dengan kelembapan tinggi yang notebene berada di negara-negara yang memiliki iklim subtropis. &ondisi tersebut
17

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

yang memaksa +ndonesia mengimpor tepung terigu dari beberapa negara seperti Amerika !erikat dan Australia. !ebagai in#ormasi, secara nasional konsumsi tepung terigu saat ini terus meningkat. Data Asosiasi Produsen Tepung Terigu +ndonesia ?APT+)D>@ memperlihatkan konsumsi terigu sepanjang C71C mencapai B,7D-juta ton. Dari jumlah itu D,1C-juta ton di antaranya perlu diimpor. Data APT+)D> juga memperlihatkan saat ini di +ndonesia terdapat C1 pabrik tepung terigu dengan kapasitas produksi saat ini mencapai 6,73juta ton per tahun dan seluruhnya masih mengandalkan tepung terigu impor. Peluang melakukan subsitusi untuk menggantikan tepung terigu terbuka lebar. Apalagi harga tepung terigu terus meningkat. Pada C773 harga tepung terigu mencapai ;p 4.B77 per kg. Menginjak C7765C711 harga berkisar ;p6.B775;p.17.777 per kg. &ondisi ini jelas berdampak terhadap industri pangan berbasis tepung terigu. >leh karena itu subsitusi dengan memakai komoditas lokal seperti pisang, singkong dan sebagainya perlu terus digenjot. !ebagai gambaran, andai memakai tepung pisang modi#ikasi sebagai subsitusi sebesar 17I, maka diperlukan sekitar B77.777 ton tepung pisang setiap tahun. Melihat peluang di atas, maka salah satu strategi yang dapat dilakukan saat ini adalah dengan membentuk lembaga atau gerakan MASYARAKAT TEPUNG PANGAN INDONESIA ( MTPI ) . &onsep ini diperkenalkan 2. !uharyo 2usen, dimana saat ini beliau menjabat sebagai =akil &etua &omtap +ndustri Deri(ati# Pertanian, &adin +ndonesia. &onsep dari MTP+ ini adalah sebagai berikut J MASYARAKAT TEPUNG PANGAN INDONESIA ( MTPI ) Visi J Misi J Tepung bahan baku +ndustri Pangan ,ang 2andal.

11

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

1. Mempromosikan pembuatan tepung dari berbagai macam bahan baku industri pangan" C. Meningkatkan kualitas dan k antitas tepung berbasis komoditas

lokal sebagai bahan baku industri pangan" 4. Meningkatkan industri agro tingkat pedesaan untuk mengolah komoditas berkualitas" D. Meningkatkan partisipasi petani dalam rangka ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi berbagai bahan baku lokal untuk menunjang industri tepung " B. Mendorong industri tepung berbahan baku lokal menggunakan komoditas lokal unggulan daerah" G. Mengusahakan kepada pemerintah pembebasan PP) 17 I terhadap chips dan tepung komoditas lokal" 3. Memperkuat ketahanan pangan nasional melalui gerakan industri tepung nasional berbahan baku spesi#ik atau lokal. Tujuan : Mensinergikan semua stack holder tepung untuk meningkatkan lokal menjadi bahan baku industri tepung yang

ketahanan pangan nasional. P !" a# : 1. Pengembangan sistem klaster industri agro komoditas lokal spesi#ik ?umbi-umbian, tepung C. Meningkatkan pendapatan petani dan pemangku kepentingan lainnya yang berhubungan dengan produksi tepung berbahan baku lokal kacang-kacangan@ untuk memproduksi bahan setengah jadi ?chips, sa ut, gaplek dsb@ sebagai bahan industri

1C

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

4. <erakan nasional industri tepung +ndonesia. Sasa an : 1. !emua komoditas lokal non beras ?pisang, umbi-umbian, kacangkacangan dan biji-bijian@ C. !emua masing 4. !emua petani penghasil komoditas lokal sebagai bahan baku tepung untuk pangan D. !emua industri pertepungan di +ndonesia Ta "$% 1. Meningkatkat produksi tepung berbahan baku komoditas lokal baik k antitas maupun kualitas C. Melaksanakan di(ersi#ikasi pangan melalui peman#aatan tepung berbahan baku komoditas lokal 4. Memperkuat ketahanan pangan nasional melalui di(ersi#ikasi ilayah +ndonesia dengan spesi#ik komoditas lokal masing-

pangan berbahan baku tepung komoditas lokal D. Meningkatkan jutaAbulanApetani B. Mensejahterakan petani dan stack holder lainnya berbasis tepung komoditas lokal Manaj$#$n 1. Masyarkat Tepung Pangan +ndonesia dipimpin oleh !eorang &etua -mum dengan beberapa &etua" C. -ntuk tugas sehari-hari diangakat seorang Direktur .ksekuti# 4. -ntuk mendukung jalannya organisasi perlu ditetapkan kepala sekretariat dan sta##nya yang #ull time
14

pendapatan

petani

dengan

target

;p

1B

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

D. Dapat dibentuk cabang-cabang masyrakat tepung pangan indonesia tingkat propinsi dan tingkat kabupatenAkota di seluruh indonesia B. Dalam kegiatan sehari-hari masyarakat tepung pangan maupun didaerah G. Anggaran Dasar dan Anggaran ;umah Tangga Masyarakat Tepung +ndonesia akan disusun segera setelah deklarasi pembentukan Masyarakat Tepung Pangan +ndonesia ?MTP+@ atau +ndonesian 'ood 'lour !ociety ? +''! @. R$n&ana K$ ja : R$n&ana K$ ja 'an"(a P$n)$( : 1. Pengumpulan dan pengolahan data dasar pertepungan bahan pangan di +ndonesia" C. Penyusunan Pengurus Pusat Masyarakat Tepung +ndonesia" 4. Menyusun &esekretariatan MT+" D. Menetapkan lokasi &antor Pusat MT+" B. Melengkapi keperluan &antor MT+" G. Melengkapi administrasi MT+ ? Akte )otaris, MP=P, Domisili, TDP , Penda#taran ke &ementerian Dalam )egeri 3. Mengumpulkan &TP dan 09 Pengurus MT+ Pusat R$n&ana K$ ja 'an"(a M$n$n"a*: 1. ;apat-;apat Pengurus MTP+ Pusat" C. Penyelesaian ADAA;T MTP+" 4. Menyiapkan &elengkapan Administrasi MT+ seperti stempel, &op !urat, =eb !ite dsb." indonesia

dilengkapi dengan kantor dan peralatan yang memadai baik dipusat

1D

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

D. Membuat Da#tar Mitra &erja MTP+ B. Membuat da#tar anggota MTP+ G. Menyiapkan 'ormulir-'ormulir keanggotaan dan pembukaan cabang di tingkat Propinsi dan &abupatenA&ota 3. Menjalin kerjasama tehnik pembinaan industri tepung pangan di +ndonesia , denga &ementerian Pertanian c/ Ditjen PC2P dan &ementerian Perindustrian c/ Ditjen +ndustri Agro dan &imia. R$n&ana K$ ja 'an"(a Panjan" : 1. Pembinaan anggota MTP+ C. Pelatihan dan Promosi 4. :itbang Pertepungan +ndonesia D. &erjasama dengan pihak ketiga dalam arti luas baik dalam negeri maupun luar negeri B. Mengadakan <erakan )asional +ndustri Tepung Pangan +ndonesia G. !ecara terus menerus memantau perkembangan pertepungan pangan dunia 3. Membangun Pusat Tepung Pangan )asional. Da+%a K!#!)i%as Ba*an Ba(u T$,un" Pan"an: 1. C. 4. D. B. G. Padi <andum *agung &edele !ingkong -bi *alar

1B

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan

3. 6. F.

Pisang Talas *epangA!atoimo Talas

17. +les-+les 11. !ukun 1C. )angka 14. !ago 1D. !orghum 1B. Mangru# 1G. &acang hijau 13. &acang tanah 16. &oro

1G

You might also like